Karakterisasi Struktur Ektomikoriza simbion

aman dikonsumsi dan tidak beracun. Sifat ini sama dengan spesies Heimioporus lainnya yang besifat edibel Thongklam 2008. Meski demikian, satu spesies heimioporus yang bersifat halusinogen yaitu H. anguiformis, juga bersifat non cyanescent Corner 1972.

2. Analisis Sekuens ITS rDNA Tubuh Buah jamur Ektomikoriza Pelawan A.

Ekstraksi DNA, PCR dan Sekuensing DNA genom diisolasi dari tubuh buah jamur pelawan yang mempunyai pori berwarna kuning dan merah. DNA diisolasi dengan metode CTAB maupun metode Raeder Broda 1985. Hasil spektrofotometri DNA mempunyai kemurnian sekitar 1.73 sampai 2.0 yang menunjukkan hasil yang cukup murni, tidak terkontaminasi oleh protein. DNA selanjutnya diamplifikasi PCR menggunakan primer ITS1 dan ITS4. Gambar 6 Produk PCR daerah ITS rDNA jamur pelawan. DNA ITS rDNA tubuh buah berpori kuning A dan berpori merah B. Produk PCR daerah ITS DNA tubuh buah jamur pelawan yang diamplifikasi menggunakan primer ITS1 dan ITS4 mempunyai ukuran sekitar 700 nukleotida Gambar 6. Menurut Nilsson et al. 2008 nilai rataan ukuran ITS 1, 5.8S, dan ITS 2 berturut-turut ialah 183, 158, dan 173 pasang basa. Berdasarkan ukuran basa yang diperoleh menunjukkan bahwa daerah yang teramplifikasi meliputi sebagian daerah 18S, daerah yang utuh dari ITS1, 5.8S dan ITS2, serta sebagian daerah 28S DNA ribosom. Hal ini sesuai dengan peran primer ITS 1 yang mengamplifikasi daerah DNA ribosom dari ujung 18S ke arah kanan menuju daerah 28S, sedangkan primer ITS4 mengamplifikasi DNA dari daerah ujung 28S ke arah kiri menuju daerah 18S White et al. 1990. Hasil PCR dengan menggunakan primer ITS1 dan ITS4 dari kedua tubuh tubuh buah dengan pori kuning JPPK tersekuens sebanyak 706 pb, sedangkan sekuens DNA JPPM berjumlah 595 pb. Perbedaan jumlah basa DNA ini 650pb 850pb A B disebabkan hasil sekuens JPPM hanya satu arah yang dapat terbaca dengan baik. Dari kedua sekuens tersebut hanya ditemukan 3 basa yang berbeda, yaitu pada ujung kanan Gambar 7. Perbedaan 3 basa nitrogen dari sekitar 600 pasang basa dalam daerah ITS rDNA masih dapat ditoleransi karena keragaman daerah tersebut sangat tinggi, termasuk di dalam satu spesies sehingga dapat digunakan juga sebagai penanda variabilitas intra spesies. Pada Basidiomisetes, rataan keragaman daerah ITS rDNA intraspesies adalah 3.33 Nilsson et al. 2008. Dengan demikian kedua tubuh buah jamur pelawan merupakan spesies yang sama. Gambar 7 Hasil penyejajaran sekuens ITS rDNA jamur pelawan dengan program Clustal W bioedit JPPK atas dan JPPM bawah.

B. Analisis BLAST

Analisis BLAST sekuens ITS rDNA jamur pelawan dilakukan untuk seluruh DNA yang teramplifikasi dengan primer ITS1 dan ITS4 di NCBI dan Mycobank. Rendahnya perbedaan antara sekuens DNA kedua tubuh buah Gambar 7 menyebabkan hasil BLAST antara kedua sekuens tersebut sama. Hasilnya menunjukkan bahwa jamur pelawan memiliki kesamaan tertinggi dengan Strobilomyces retisporus sebesar 89 dengan nilai penutupan 90 NCBI, Lampiran 9 dan kesamaan 86.7 dengan penutupan 72.6 Mycobank, lampiran 10 dan 11. Menurut Corner 1972, Horak 2005, 2011, dan data Mycobank, S. retisporus merupakan sinonim dari H. retisporus. Dengan demikian secara molekuler jamur pelawan mempunyai kemiripan yang cukup tinggi dengan H. retisporus. Rataan keragaman intraspesies dalam filum Basidiomycota ialah di bawah 4 Nilsson et al. 2008. Karena nilai homologinya masih di bawah 96, maka jamur pelawan berkerabat dekat dengan H. retisporus tetapi berbeda spesies. Nilai homologi yang rendah dengan spesies-spesies yang terdapat di Bank Gen menunjukkan bahwa spesies jamur pelawan belum terdaftar. Data ITS untuk