Analisis Sekuens ITS rDNA Jamur Pelawan
Foto SEM spora jamur pelawan menunjukkan lubang-lubang yang besar dan lebar dengan banyak sisi atau memanjang Gambar 5. Jika dibandingkan dengan
artikel Watling Hollands 1990 dan koleksi gambar dari Mycobank Gambar 2 http:www.nybg.orgbscireshallboletesHeimioporus spores.html foto
SEM spora jamur pelawan mirip dengan spora H. retisporus, H. mandarinus dan H. rubropunctus Gambar 1D-F, tetapi tidak benar-benar sama. Perbedaannya
terletak pada jala-jala yang lebih tebal pada H. retisporus dan lubang-lubang yang lebih dalam dan membulat pada H. mandarinus dan H. rubropunctus. Dengan
demikian jika berdasarkan foto SEM, spesies jamur pelawan berbeda dengan jenis yang telah ada, padahal data tersebut merupakan data yang sangat akurat dan
informatif. Selain itu, karena bentuk mikroskopik jamur pelawan juga berbeda dengan spesies H. retisporus yang lain, maka kemungkinan jamur pelawan
merupakan spesies yang berbeda. Dari kedua variasi tubuh buah jamur pelawan yang dikarakterisasi tampak
keduanya merupakan spesies yang sama. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan mikroskopik yang hampir sama, terutama bentuk dan ukuran spora Lampiran 1
dan 2. Warna pori yang merah kemungkinan merupakan warna pori jamur tersebut pada saat muda. Setelah pori terpapar udara dan kelembaban di sekitar
serta seiring dengan perkembangan tubuh buah, kemungkinan pori berubah warna menjadi kuning. Keadaan lingkungan yang berbeda menyebabkan perbedaan
kisaran warna merah-kuning tersebut. Hal tersebut juga terbukti dari tidak terdapatnya tubuh buah besar dengan warna pori yang semerah tubuh buah pada
saat masih sangat kecil. Selain itu, tudung buah dengan pori yang semula berwarna merah, setelah perlakuan lembab satu malam warnanya berubah menjadi
kuning kecokelatan. Dapat disimpulkan bahwa keragaman morfologi yang terjadi semata-mata disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berbeda pada saat tubuh
buah tersebut tumbuh dan berkembang. Tubuh buah jamur pelawan umumnya tidak bereaksi dengan udara sehingga
tidak berubah warna segera menjadi biru saat dibuka atau terpapar udara atau bersifat non cyanescent. Demikian juga saat tubuh buah dibelah dengan pisau
atau dipegang dengan tangan, bagian yang tersentuh tidak berubah atau mengalami bruising. Hal ini merupakan salah satu ciri bahwa jamur tersebut
aman dikonsumsi dan tidak beracun. Sifat ini sama dengan spesies Heimioporus lainnya yang besifat edibel Thongklam 2008. Meski demikian, satu spesies
heimioporus yang bersifat halusinogen yaitu H. anguiformis, juga bersifat non cyanescent Corner 1972.