c Keputusan-keputusan hakim Yurisprudensi d Traktat Treaty
2. Teori Bekerjanya Hukum
Pemikiran tentang hukum dalam beberapa dasawarsa terakhir ini telah banyak berubah sebagai akibat dari perubahan besar dalam masyarakat, teknologi
dan tekanan-tekanan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk. Apabila kita ambil pengertian hukum dalam arti yang luas yang mencakup
di dalamnya hukum internasional, bidang hukum inilah yang mengalami goncangan-goncangan perubahan yang paling dahsyat yang menyebabkan
beberapa orang ahli berbicara tentang adanya krisis hukum internasional. Hal ini tidak mengherankan karena hukum internasional sebagai suatu sistem belum
terstrukturkan seperti sistem hukum nasional. Perangkat kaidah-kaidah hukum dan masyarakat, lazimnya mengatur
berbagai bidang kehidupan, sehingga menimbulkan beberapa bidang tata hukum tertentu. Masyarakat dan warga-warganya hidup dalam suatu wadah yang disebut
negara yang berproses dengan adanya pemerintahan. Hubungan antara warga masyarakat dengan negara dan pemerintahan diatur oleh hukum negara yang
terdiri dari hukum tata negara dan hukum administrasi negara. Kalau hukum tata negara mengatur hubungan antara lembaga-lembaga negara dan pejabat-pejabat
negara, maka hukum administrasi negara berisikan aturan-aturan mengenai wewenang pejabatpetugas dan penanggulangan kesewenang-wenangan.
Adanya berbagi bidang tata hukum dalam masyarakat menimbulkan sistem hukum tertentu yang sekaligus merupakan struktur dan proses hukum
tersebut. Sistem hukum tersebut mencakup berbagai sub sistem hukum yang kemudian sangat berpengaruh pada proses berlangsungnya pelbagai bidang tata
hukum yang telah diuraikan tadi. Sub sistem hukum yang dikenal, adalah sebagai berikut H.R Otje Salman 87-90,2009:
a. Hukum perundang-undangan Hukum perundang-undangan merupakan sub sistem hukum yang
mencakup semua hasil keputusan resmi yang tertulis dari penguasa, yang mengikat hukum. Perundang-undangan tersebut
terikat oleh hierarkhi atau tingkatan tertentu dalam mana perundang-undangan yang lebih rendah harus mengacu pada
perundang-undangan yang lebih tinggi dan tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan yang lebih tinggi
derajatnya. Perundang-undangan tersebut terdiri dari perundang- undangan pusat misalnya Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Presiden, dan seterusnya b. Hukum kebiasaan atau Hukum Adat
Hukum kebiasaan atau hukum adat merupakan hukum tidak tertulis yang didasarkan pada kebiasaan adat, yakni perilaku teratur yang
dipertahankan secara tradisional. c. Hukum yurisprudensi
Sub sistem hukum ini merupakan hasil dari keputusan-keputusan badan peradilan lazimnya badan peradilan tertinggi, yakni
Mahkamah Agung. Apabila dibandingkan dengan hukum perundang-undangan yang bersifat umum, maka yurisprudensi
bersifat khusus. d. Hukum traktat
Hukum traktat merupakan sub sistem hukum yang dihasilkan dari perjanjian-perjanjian
internasional, baik
bilateral maupun
multirateral. e. Hukum ilmuwan Doktrin
Hukum ilmuwanDoktrin merupakan sub sistem hukum yang dihasilkan oleh karya atau pemikiran para Ilmuwan di bidang
hukum. 17
Berperanya hukum dalam masyarakat dipengaruhi karena adanya tiga faktor Lawrence Friedmann :1990 :
a. Struktur hukum legal structur adalah bagian-bagian yang bergerak di dalam suatu mekanisme sistem atau fasilitas yang ada dan
disiapkan dalam sistem. Contoh adanya Pengadilan dan Kejaksaan b. Substansi hukum legal substance adalah hasil aktual yang
diterbitkan oleh sistem hukum. Contoh adanya Putusan Hakim dan Undang-undang.
c. Budaya hukum legal culture adalah sikap public atau nilai-nilai, komitmen moral dan kesadaran yang mendorong bekerjanya system
hukum, atau keseluruhan factor yang menentukan bagaimana sistem hukum memperoleh tempat yang logis dalam kerangka budaya milik
masyarakat. Berperanya hukum dalam masyarakat sebenarnya sangat tergantung pada
para penegak hukum, sebagai unsur yang bertanggung jawab membentuk dan menerapkan hukum tersebut. Para penegak hukum tersebut ada yang secara
langsung menangani hukum dan ada yang tidak. Secara umum para penegak hukum tadi mencakup :
a. Penegak hukum yang langsung berhubungan dengan proses hukum:
1 Golongan pembentuk hukum 2 Golongan hakim
3 Golongan jaksa 4 Golongan polisi
5 Golongan petugas pemasyarakatan 6 Golongan penasehat hukum
7 Golongan pemerintahan 18
b. Penegak hukum yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses hukum:
1 Golongan pendidik 2 Golongan mahasiswa
3 Golongan ilmuwan Golongan-golongan tersebut diataslah yang mempunyai tanggung jawab bagi
berperanya hukum dalam masyarakat baik yang sedang berkembang maupun yang sudah modern.
Pandangan hukum sebagai suatu sistem adalah pandangan yang cukup tua, meski arti sistem dalam berbagai teori yang berpandangan demikian itu tidak
selalu jelas dan tidak juga seragam. Kebanyakan ahli hukum berkeyakinan bahwa teori hukum yang mereka kemukakan di dalamnya terdapat suatu sistem. Tetapi
mereka jarang sekali menunjukan mana saja yang diperlukan untuk membangun kualitas yang sistematis hukum dan mana saja yang dapat memberikan deskripsi
detail atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainya, asumsi umum mengenai sistem mengartikan kepada kita secara langsung bahwa jenis sistem hukum
tersebut telah ditegaskan lebih dari ketegasan yang dibutuhkan oleh sistem jenis manapun juga.
Disiplin ilmu yang telah mengaitkan studi hukum dengan masalah- masalah teori sosial seringkali berselisih. Namun, bila dilihat lebih cermat, banyak
perselisihan diantara disiplin-disiplin itu memunculkan kebingungan mengenai istilah, yang seharusnya dihindari sejak awal. Sebagai aliran pemikiran
memandang hukum sebagai fenomena universal yang umum dijumpai pada semua masyarakat. Karena itu, aliran-aliran tersebut tidak dapat memahami gagasan
bahwa hukum bisa saja muncul atau tidak muncul. Kecenderungan yang berlawanan membatasi konsep hukum sebagai sistem hukum modern jenis
khusus. Dari sudut pandang ini, studi komparatif kedudukan hukum dalam berbagai masyarakat tidak mungkin digunakan sebagai peluang untuk mengkaji
permasalahan-permasalahan yang lebih umum dalam teori sosial. Kita memerlukan perangkat konseptual yang memungkinkan kita membedakan
pengertian bahwa hukum memang merupakan gejala universal, dengan pengertian bahwa hukum memiliki ciri-ciri khusus sesuai jenis masyarakat.
3. Teori Implementasi Hukum