B. PEMBAHASAN
1. Peranan Dinas Sosial Kabupaten Pacitan dalam menangani anak
terlantar
Sejalan dengan pemberlakuan Undang-Undang nomor 22 tahun 1999, dimana penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan lebih merupakan peran
dan tanggung jawab pemerintah KabupatenKota. Maka penanganan anak terlantar dalam era otonomi daerah menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah
KabupatenKota mengembangkan prakarsa dan menyediakan alokasi sumber- sumber pembangunan yang dimiliki KabupatenKota secara memadai dalam
penanganan anak terlantar. Peran dan tanggung jawab Pemerintah Propinsi sesuai dengan Peraturan
Pemerintah nomor 25 tahun 2000 adalah memberikan dukungan atas program yang dikembangkan KabupatenKota sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
yang tersedia. Memperhatikan Keputusan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat,
nomor : 07 KEP MENKO KESRA VIII 1989 tentang Pola Umum Pembinaan Kesejahteraan Anak, maka pendekatan pembinaan kesejahteraan anak meliputi :
a. Pendekatan multidisipliner b. Pendekatan yang berorientasi pada sasaran
c. Pendekatan ilmiah d. Pendekatan terpadu
Empat jenis pendekatan tersebut di atas bersifat multidimensi dan komprehensif. Implementasinya menuntut kerjasama lintas sektoral, termasuk
mengikut sertakan peranan masyarakat. Semua pihak yang terkait diharapkan memberikan kontribusinya sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.
Pelayanan tehadap anak terlantar dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu : a.
Sistem Panti 61
Pelayanan sistem panti adalah pelayanan terhadap anak terlantar dengan menempatkan anak dalam suatu Panti. Pelaksanaanya selama ini sering
kita kenal dengan sebutan Panti Asuhan b.
Sistem Non Panti Pelayanan sistem Non Panti adalah pelayanan terhadap anak terlantar
dimana anak memperoleh asuhan dari keluarga masyarakat sebagai pengganti orang tua.
Prosedur pelayanan terhadap anak terlantar dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Identifikasi jenis permasalahan
Dalam proses ini masalah-masalah yang dihadapi anak terlantar digali dan diungkap sehingga akan diketahui secara tepat problem yang dihadapi dan
dirasakan setiap anak terlantar. b.
Penetapan prioritas masalah Masalah yang dihadapi anak terlantar mungkin tidak hanya satu jenis
permasalahan. Oleh karena itu, maka diperlukan penetapan prioritas permasalahan yang paling urgen yang bila ditangani dampaknya paling
signifikan terhadap perbaikan kualitas hidup anak. c.
Penetapan alternatif penanganan Penetapan alternatif penanganan didasarkan atas kriteria :
1 Ketepatan 2 Efektivitas
3 Keterjangkauan 4 Penerimaan
d. Penetapan metode
Hindari penyeragaman penggunaan metode pelayanan pada semua anak. Gunakan metode pelayanan sesuai dengan kebutuhan jenis pelayanan.
e. Identifikasi sumber-sumber pelayanan
Untuk melaksanakan pelayanan maka perlu melakukan identifikasi sumber-sumber pendukung pelayanan yang tersedia di lingkungan
setempat yang memungkinkan untuk didayagunakan dalam pembinaan anak terlantar.
f. Pelaksanaan pelayanan
Pelaksanaan pelayanan pada dasarnya adalah melaksanakan semua rencana dan mengerahkan semua sumber daya untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi anak terlantar g.
Monitoring dan evaluasi Untuk mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan pelayanan, maka perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi. h.
Pembinaan lanjut Pembinaan lanjut dapat dilakukan oleh keluarga bagi anak yang masih
memiliki orang tua. Sedangkan bagi anak yang tidak memiliki orang tua dapat dilakukan oleh keluarga lain yang memungkinkan untuk
melaksanakan pembinaan lanjutan. Menurut Bapak Nur Bambang Susianto,SE., sebagai staf pemberdayaan sosial
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang pernah dilakukan Dinas Sosial Kabupaten Pacitan dalam peranannya mengatasi anak terlantar salah satu caranya
antara lain : a.
Pemberian bantuan stimulan rangsangan untuk anak usia sekolah SDMI sampai dengan SLTPMTS
b. Merekomendasikan untuk mengikuti pendidikan petirahan di panti sosial
petirahan anak yang bekerjasama dengan dinas sosial propinsi bagi anak sekolah SD kelas 3-5 yang mengalami hambatan dalam belajar untuk
keluarga yang kurang mampu c.
Memberikan rekomendasi bagi anak terlantar yang terjaring dalam razia mulai dari pembinaan sampai dengan pemulangan ke daerah asalnya
d. Pemberian tambahan gizi bagi anak balita terlantar balita keluarga fakir
miskin
2. Hambatan yang dihadapi Dinas Sosial Kabupaten Pacitan dalam