BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu dari negara kaya di dunia. Disebut kaya karena tanah di indonesia sangat subur dan menyimpan berbagai kekayaan alam. Sebut
saja minyak bumi,tambang batu bara, tambang emas, rempah-rempah dan masih banyak lagi kekayaan alam yang terkandung di tanah indonesia. Semua hasil bumi
tersebut dikelola oleh pemerintah dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Hal ini telah tertuang dan telah diamanatkan dalam Pasal 33 ayat 3
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi: ”Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat” Namun disadari atau tidak penyaluran atau pemanfaatan kekayaan alam
Indonesia tersebut dirasakan kurang merata bagi masyarakat Indonesia, ditambah lagi dengan terjadinya krisis moneter yang melanda indonesia pada tahun 1998,
negara Indonesia mengalami permasalahan yang kompleks terutama permasalahan di bidang ekonomi. Permasalahan ekonomi tersebut salah satunya adalah naiknya
harga minyak bumi dan bahan bakar yang berimbas kepada kenaikan harga bahan pokok sehingga keadaan ini menyebabkan kesulitan bagi masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak dapat terpenuhinya kebutuhan masyarakat secara layak, Inilah yang menimbulkan adanya fakir miskin dan anak-anak
terlantar. Anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibanya sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhanya secara wajar
baik secara rohani, jasmani maupun sosialnya Profil Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, 2005:11
Dalam pasal 34 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 telah disebutkan:
”Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”
1
Pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tersebut telah disebutkan secara jelas bahwa fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh negara. Negara dalam melaksanakan tugasnya menggunakan alat- alatnya untuk saling bekerjasama
Dalam penanganan masalah anak terlantar negara juga mengacu pada Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Perlindungan
anak adalah suatu hasil interaksi karena adanya interrelasi antara fenomena yang ada dan saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, apabila kita mengetahui adanya
terjadinya perlindungan anak yang baik atau yang buruk, tepat atau tidak tepat, maka kita harus memperhatikan fenomena mana yang relevan, yang mempunyai
peran penting dalam terjadinya kegiatan perlindungan anak. Dalam rangka mengembangkan usaha kegiatan perlindungan anak kita
harus waspada dan sadar akan akibat-akibat yang tidak diinginkan yang menimbulkan korban kerugian karena pelaksanaan perlindungan anak yang tidak
rasional positif, tidak bertanggung jawab dan tidak bermanfaat. Oleh sebab itu, harus diusahakan adanya sesuatu yang mengatur dan menjamin pelaksanaan
perlindungan anak. Harus dicegah, agar pengaturan usaha perlindungan anak yang beraneka ragam itu sendiri tidak menjamin adanya perlakuan anak dan
bahkan menimbulkan berbagai penyimpangan negatif yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Undang- Undang Perlindungan Anak tercipta dengan adanya pertimbangan: a. Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan
tiap-tiap warga negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi manusia.
b. Bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.
c. Bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan
sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensik bangsa dan negara pada masa depan
d. Bahwa agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta
mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi.
e. Bahwa untuk mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak diperlukan dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan
yang dapat menjamin pelaksanaanya. f. Bahwa berbagai undang-undang hanya mengatur hal-hal tertentu
mengenai anak dan secara khusus belum mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan perlindungan anak.
g. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada a, b, c, d, e dan f perlu ditetapkan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak.
Perlindungan anak adalah suatu usaha yang mengadakan kondisi dimana setiap anak dapat melaksanakan hak dan kewajibanya. Adapun perlindungan anak
merupakan perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat. Dengan demikian maka perlindungan anak harus diusahakan dalam berbagai bidang
kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Perlindungan anak merupakan suatu bidang pembangunan nasional. Melindungi anak adalah melindungi manusia
adalah membangun manusia seutuhnya. Hakekat pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai
tujuan bersamaPasal 1 Undang-Undang No. 25 tahun 2004 ,mengabaikan masalah perlindungan anak tidak akan memantabkan Pembangunan Nasional.
Akibat tidak adanya perlindungan anak akan menimbulkan berbagai permasalahan sosial yang dapat mengganggu ketertiban, keamanan, dan pembangunan nasional.
Maka ini berarti bahwa perlindungan anak harus diusahakan apabila kita ingin mengusahakan pembangunan nasional yang memuaskan.
Perlindungan anak suatu masyarakat, bangsa, merupakan tolok ukur peradaban masyarakat, bangsa tertentu. Jadi demi pengembangan manusia
seutuhnya, maka kita wajib mengusahakan perlindungan anak sesuai dengan 3
kemampuan demi kepentingan nusa dan bangsa. Kegiatan perlindungan anak merupakan suatu tindakan hukum yang membawa akibat hukum. Oleh sebab itu
perlu adanya jaminan hukum bagi kegiatan perlindungan anak tersebut. Kepastian hukumnya perlu diusahakan demi kelangsungan kegiatan perlindungan anak dan
mencegah penyelewengan yang membawa akibat negatif yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan anak.
Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang
berkualitas,berakhlak mulia, dan sejahtera Pasal 3 Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Untuk mewujudkan tujuan dari Undang-Undang tersebut, maka adanya instansi pemerintah yakni Dinas sosial yang salah satunya menaungi masalah
anak-anak terlantar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi
dengan judul, ”IMPLEMENTASI FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN PACITAN DALAM MENANGANI ANAK TERLANTAR SETELAH
BERLAKUNYA UU RI NO. 23 TAHUN 2002” B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas,rumusan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peranan Dinas Sosial Kabupaten Pacitan dalam menangani masalah anak terlantar?
2. Apakah hambatan yang dihadapi Dinas Sosial dalam menangani anak terlantar dan bagaimana solusinya?
C. Tujuan Penelitian