3.5   Pengambilan Data
Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 12 minggu setelah penanaman
dan peubah yang diamati yaitu :
a. Eksplan yang hidup dicirikan oleh adanya eksplan yang tumbuh akar dan
tumbuh tunas. b.
Eksplan yang mengalami browning pencoklatan c.
Eksplan  yang  mengalami  kontaminasi  dicirikan  oleh  adanya  jamur cendawan dan bakteri.
Selain itu, untuk mengetahui pengaruh pemberian ZPT pada pertumbuhan kalus suweg maka dilakukan pengamatan terhadap:
a. Warna kalus
b. Tekstur kalus
c. Jumlah akar pada kalus
d. Jumlah tunas pada kalus
3.6 Analisis Data
Perhitungan  parameter  kualitatif  meliputi  persentase  kontaminasi  oleh jamur  dan  bakteri,  browning  pencoklatan,  dan  kematian  pada  eksplan  dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: Tingkat kontaminasi
= Tingkat pencokelatan
= Tingkat keberhasilan
= Keterangan : N adalah jumlah total eksplan yang tersedia pada setiap perlakuan
Adapun  model  linear  rancangan  percobaan  yang  digunakan  yaitu  sebagai berikut Mattjik  Sumertawijaya 2002 :
Dimana : i = 1,2
j = 1,2,3,4,5 k = 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
Y
ijk
=μ + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ ε
Keterangan : Yijk
:  Hasil  pengamatan  terhadap  eksplan  Amorphophallus  poeniifolius  pada perlakuan BAP ke-I, NAA ke-j, dan ulangan ke-r
μ : Nilai tengah umum rata-rata populasi
αi : Pengaruh perlakuan BAP ke-i
βj : Pengaruh perlakuan NAA ke-j
αβij   : Pengaruh interaksi perlakuan BAP ke-i dan NAA ke-j εijk   : Pengaruh acak pada perlakuan BAP ke-i, NAA ke-j dan ulangan ke-r
Hipotesis : H0 : P1 = P2= Pi= 0
H1 : ada satu Pi ≠ 0 Uji Hipotesis :
Terima  H0  =  Perlakuan  pada  kultur  tidak  berpengaruh  nyata  terhadap  tingkat kontaminasi pada selang kepercayaan
95 α=0.05 Terima  H1  =  Sekurang-kurangnya  perlakuan  pada  kultur  berpengaruh  nyata
terhadap tingkat kontaminasi pada selang kepercayaan 95 α= 0.05
Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan pada percobaan dilakukan uji- F  yang  diperoleh  dari  hasil  analisis  ragam  atau  analysis  of  variance  ANOVA.
Kemudian  dibandingkan  dengan  F  tabel  p ada selang kepercayaan 95 α=0.05
dengan kaidah : 1.
Jika  F  hitung    F  tabel  maka  H0  diterima,  H1  ditolak  sehingga perlakuan  pada  kultur  tidak  berpengaruh  nyata  terhadap  tingkat
kontaminasi. 2.
Jika  F  hitung    F  tabel  maka  H0  ditolak  H1  diterima  sehingga perlakuan  pada  kultur  berpengaruh  nyata  terhadap  tingkat
kontaminasi.
Pengujian hasil pengamatan dilakukan uji Duncan untuk mengetahui beda antar  perlakuan.  Pengolahan  data  dilakukan  dengan  menggunakan  perangkat
lunak ANOVA pada Statiscal Analysis System 9.1.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tingkat Keberhasilan Kultur dan Gangguannya
Penanaman  eksplan atau subkultur dilakukan secara bertahap dengan tiga kali  ulangan  dalam  setiap  perlakuan.  Setiap  ulangan  terdiri  dari  5  eksplan  pada
setiap  perlakuan.  Perlakuan  yang  digunakan  sejumlah  16  sehingga  terdapat  80 eksplan  setiap  ulangan,  dan  total  eksplan  yang  diamati  adalah  240  eksplan.
Selama  pengamatan  12  minggu  terhadap  kalus  suweg  diperoleh  keberhasilan eksplan hidup sebesar 94.17 atau 226 eksplan.
Gangguan pada kultur jaringan sering terjadi akibat media kultur, eksplan dan  lingkungan  yang  kurang  steril.  Gangguan  tersebut  dapat  mengakibatkan
kontaminasi  dan  pencoklatan  browning.  Kontaminasi  yang  ditemukan  dalam penelitian  terdiri  dari  kontaminasi  oleh  jamur  dan  bakteri.  Kontaminasi  oleh
bakteri  dan  jamur  sebesar  2.08  atau  5  eksplan,  serta  pencoklatan  browning sebesar 3.75 atau sebanyak 9 eksplan.
Kontaminasi  oleh  bakteri  memiliki  ciri  yaitu  adanya  cairan  berwarna bening seperti lendir Gambar 4a. Kontaminasi oleh bakteri sulit untuk ditangani
karena belum diketahui jenis bakterinya dan sulit untuk mempertahankan jaringan untuk  tetap  hidup  Mayasari  2007.  Kontaminasi  oleh  jamur  dicirikan  dengan
adanya  bintik-bintik  hitam  disekitar  eksplan  kemudian  terdapat  benang-benang halus  berwarna  putih  di  sekitar  eksplan  Gambar  4b.  Kontaminasi  ini  terjadi
diduga karena kurang sterilnya lingkungan kerja saat penanaman dan jenis media kultur.
Santoso dan Nursandi 2001 menyatakan bahwa kontaminasi dapat terjadi jika semakin kaya komponen unsur hara suatu media maka semakin besar peluang
kontaminasi. Murasighe dan Skoog MS merupakan media kaya komponen unsur hara yang digunakan pada penelitian sehingga potensi kontaminasi semakin besar
terjadi. Pencoklatan browning  merupakan  kejadian  yang  mungkin terjadi dalam
kultur  jaringan.  Pencoklatan  browning  terjadi  pada  8  minggu  setelah  tanam MST  terhadap  9  eksplan.  Bagian  yang  mengalami  pencoklatan  adalah  media