4.2.2 Tekstur kalus
Tekstur kalus pada awal penanaman tidak ditentukan, sehingga pada 240 botol eksplan terdiri dari kalus bertekstur remah dan kompak Gambar 8. Tekstur
remah sebesar 57.5 atau 138 eksplan dan tekstur kompak sebesar 42.5 atau 102 eksplan.
Hasil yang diperoleh yaitu tekstur kalus mengalami perubahan hampir di setiap perlakuan, kecuali perlakuan 1 mgl BAP + 0 mgl NAA dan 1 mgl BAP +
0.75 mgl NAA tidak mengalami perubahan tekstur. Pada 1 MST hingga 3 MST banyak eksplan mengalami perubahan tekstur yang kemudian tekstur menjadi
tetap hingga 12 MST. Perubahan tekstur tersebut pada umumnya dari tekstur kompak menjadi remah. Hasil yang diperoleh eksplan bertekstur kompak sebesar
34.58 dan tekstur remah sebesar 63.33.
a b
Gambar 8 Tekstur kalus a Remah dan b Kompak. Tekstur kalus dapat berubah disebabkan oleh komposisi BAP dan NAA
yang diberikan. Komposisi BAP tinggi dapat menghambat proses morfogenesis dalam pembentukan tunas, begitu pula dengan pemberian NAA yang tinggi dapat
menghambat kerja pada kalus. Kombinasi penggunan BAP dan NAA menjadikan tekstur kalus remah mengidentifikasikan terjadinya pembelahan sel sehingga
menghambat pembentukan akar dan tunas. Pembelahan sel terjadi sehingga kalus menjadi remah dan membesar seperti bengkak. Pembengkakan kalus terjadi pada
perlakuan 1 mgl BAP + 0.75 mgl NAA, 2 mgl BAP + 0.75 mgl NAA, dan 3 mgl BAP + 0.75 mgl NAA. Menurut Zulkarnain dan Lizawati 2011
pembentukan kalus diawali oleh terjadinya pembengkakan pada permukaan kalus, yang kemudian dilanjutkan oleh adanya perubahan warna, struktur dan tekstur
kalus.
Jika kalus sebelumnya berasal dari media tanpa ZPT kemudian diberi perlakuan dengan penambahan ZPT maka akan mempengaruhi morfogenesis
kalus. Selain itu, lamanya kalus dalam media perlakuan mempengaruhi pembentukan tekstur kalus. Penggunaaan BAP dengan konsentrasi tinggi dan
masa yang panjang sering kali menyebabkan regenerasi sulit berakar dan dapat menyebabkan penampakan pucuk abnormal Gunawan, 1987.
4.2.3 Jumlah akar