Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

terdekat melalui smartphone. Bahkan Aplikasi berbasis chatting ini populer di kalangan gay Indonesia. Berdasarkan website resmi Grindr www.Grindr.com terdapat 10 peringkat negara terbesar pengguna Grindr, dan Indonesia mendapat urutan ke-9 sebagai negara pengguna Grindr aktif. 6 Sebuah layanan berbasis Internet, memudahkan pengguna untuk membuat profil diri yang kemudian digunakan untuk saling menghubungi dan dihubungi pengguna lain. Grindr sebagai Online dating, dianggap menarik karena adanya kontrol dari pengguna untuk mengatur sendiri apa yang ingin mereka lakukan melalui media tersebut. Menurut Houran 2009, ada tiga alasan utama kenapa begitu banyak pengguna internet yang tertarik menggunakan aplikasi online dating semacam ini, yaitu keinginan untuk mencari pasangan yang bertujuan dan memiliki ketertarikan yang sama, atau mencari pasangan yang memiliki ketertarikan yang sama sekali berbeda, sambil berusaha memisahkan diri dari orang- orang yang dianggap memiliki ketertarikan yang tidak menarik baginya deal breakers. 7 Kini homoseksual cenderung memperkuat eksistensi kaum gay melalui ruang siber. Berani mengkampanyekan hak-haknya, bahkan juga tidak sungkan mempromosikan gaya hidup homoseksual sebagai gaya hidup yang wajar dan bukan sebagai sebuah penyimpangan. Namun secara 6 Steve levin, “fact Sheet Grindr”, diakses pada Juni 2015, dari www.grindr.compress 7 Ratih Cahyani , “Arisan 3: Online Dating”, artikel diakses pada 16 Februari 2015, dari https:sgrcui.wordpress.com20150216arisan-3-online-dating-2 pandangan syariat Islam, perilaku yang banyak dilakukan oleh kaum Nabi Luth as ini merupakan dosa besar yang dilaknat oleh Allah SWT. Zina dan perbuatan seks menyimpang lainnya seperti homoseks atau lesbian dipandang bertentangan dengan martabat dan naluri manusia yang beradab. Menurut Hamka Haq yang merujuk pada surat al- A‟raf ayat 81 inilah sebagai penyebab mengapa Allah Swt mengharamkan homoseks. 8 Dalam Al Quran dan Terjemahannya surat Al- A‟raf ayat 81 sebagaimana dijelaskan: “sesungguhnya kamu menggauli laki-laki guna memuaskan nafsu, selain wanita malah kamu adalah kamu adalah kaum yang melampaui batas”. 9 Grindr banyak dibicarakan sebagai sebuah transisi kehidupan. Kemunculan internet membawa peradaban baru yang mengubah banyak aspek kehidupan dan memberikan tantangan terberat bagi kehidupan dalam menghadapi LGBT. 10 Perilaku homoseksual dalam kehidupan bertentangan dengan nilai-nilai agama maupun norma-norma susila. Perilaku ini dapat membahayakan baik dari segi psikologis, moral dan 8 Hamka Haq, Islam Rahmah Untuk bangsa, Jakarta: Baitul Muslimin Indonesia, 2015, h. 188. 9 Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, Semarang: CV. ASY SYIFA, 2001, h.426. 10 Fathul Purnomo, “Internet dan LGBT: Sebuah Transisi peradaban”, artikel diakses pada 22 Februari 2016, dari https:sgrcui.wordpress.com20160222internet-dan-lgbt-sebuah- transisi-peradaban kesehatan. Oleh karena itulah, masyarakat pada umumnya memandang homoseksual merupakan praktik seksual yang menyimpang dan dinilai tidak baik. 11 Berdasarkan Latar belakang di atas, maka penulis memilih judul “Bahaya Komunitas Homoseksual di Media Sosial Studi Kasus Interaksi Virtual Community Media Sosial Grindr ”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Agar terfokus kepada permasalahan yang diteliti, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu, terhadap interaksi virtual community yang dilakukan melalui media sosial Grindr. Interaksi ini dilakukan oleh pengguna Grindr aktif yang mengakses media sosial Grindr lebih dari 54 menit dalam sehari. Selain itu, terhadap pengguna Grindr di wilayah Ciputat, Bintaro, dan Pondok Indah Alasan pemilihan kriteria pengguna Grindr dikarenakan kebutuhan informasi mendalam yang hanya diapatkan melalui pengguna Grindr Aktif. Serta dijelaskan oleh pihak perusahaan Grindr bahwa pengguna aktif Grindr mengakses kurang lebih 54 menit dalam sehari. Selain itu, Kehadiran Grindr juga merubah hubungan sosial penggunanya, serta menimbulkan kerusakan pada nilai-nilai moral kehidupan. 2. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 11 Sidik Hasan dan Au Nasma, Let’s Talk About Love, Solo: Tiga Serangkai, 2008, h. 62-64. a. Bagaimana interaksi virtual community di media sosial Grindr? b. Mengapa pengguna memilih menggunakan Grindr sebagai alat komunikasi? c. Apa efek sosial yang ditimbulkan dari interkasi virtual community Grindr?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui interaksi virtual community yang dilakukan homoseksual melalui media sosial Grindr. b. Untuk mengetahui alasan pengguna Grindr menggunakan Grindr sebagai alat komunikasi. c. Untuk mengetahui efek sosial yang ditimbulkan dari interaksi virtual community Grindr. 2. Manfaat Penelitian Sedangkan, adanya manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan bagi ilmu komunikasi. Dan diharapkan mampu meninterpretasikan pola interaksi virtual community di era sekarang ini yang terus berubah-ubah, karena di pengaruhi oleh ketersediaan media siber yang terus berinovasi. b. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan mampu menginformasikan dan memberikan wawasan kepada masyarakat luas, agar lebih cermat lagi memilih dan menggunakan konten media sosial. D. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Penulis menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis menekankan bahwa relitas merupakan konstruksi sosial. Kebenarann suatu realitas bersifat relative, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai oleh pelaku sosial, pemahaman suatu realitas, atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi peneliti dengan yang diteliti. Nilai etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk rekontruksi realitas sosial secara dialektik antara peneliti dan objek penelitian”. 12 Penulis menggunakan paradigma konstruktivis karena ingin melihat realitas komunitas homoseksual pada media sosial Grindr, melalui dialektik antara penulis dengan objek penelitian. 2. Pendekatan Penelitian Penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Creswell 2008 mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan 12 Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik: Konsep dan Pendekatan, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, h. 126. pertanyaan yang umum dan agak luas. Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian dikumpulkan kemudian dianalisis. 13 Melalui pendekatan penelitian kualitatif, penulis melakukan wawancara langsung kepada informan, baik terhadap pengguna media sosial Grindr maupun pihak perusahaan Grindr. Agar mendapatkan informasi secara mendalam mengenai interaksi virtual community Grindr. 3. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai faktor-faktor, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. 14 Penulis dapat menggambarkan fenomena atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dari informasi yang telah didapatkan, yakni mengenai interaksi virtual community Grindr, alasan pengguna berkomunikasi melalui Grindr, serta efek sosial yang ditimbulkan dari interaksi virtual community Grindr. 13 J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Kegunaannya, Jakarta: Grasindo, 2010, h.7. 14 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya, 2007, cet. Ke-23, h. 9-10.