Analisis pengguna media sosial menggunakan Grindr sebagai alat

“terus pas dapet kenalan dari Grindr, enak banget mereka juga kebanyakan cuma for fun. Jadi abis ketemu buat kencan doang ya it’s ok ga kabaran lagi, walaupun nantinya di ajak ketemuan lagi cuma buat kencan ya pasti mau”. 148 Dan informan C mengatakan sebagai berikut: “Setelah gw main Grindr ya gue ngerasa asik aja bisa kencan tanpa harus punya komitmen gitu”. 149 Mengingat media sosial tidak hanya menghasilkan konten yang dibangun dari dan dikonsumsi oleh penggunanya, tetapi juga di distribusikan sekaligus dikembangkan oleh penggunanya. Sehingga pada praktiknya, ada semacam kesadaran bahwa konten yang disebar itu patut atau layak diketahui pengguna lain dengan harapan ada konsekuensi yang muncul di masyarakat. Hal ini dapat diperhatikan melalui: 150 1 Pengembangan dan penyebaran konten dilihat sebagai bentuk dari upaya individu sebagai pengguna media sosial dan anggota masyarakat offline. 2 Penyebaran melalui perangkat bisa dilihat sebagai fasilitas untuk memperluas jangkauan konten. 3 Penyebaran ini tidak terbatas pada penyediaan teknologi semata, tetapi juga menyediakan semacam budaya baru yang ada di media sosial bagi pengguna. 148 Wawancara Pribadi dengan Informan B, Bintaro, 11 Juli 2016. 149 Wawancara Pribadi dengan Informan C, Pondok Indah, 15 Juli 2016. 150 Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 16-34. Hal ini menunjukan bahwa cooperation yang dilakukan pada media sosial Grindr merupakan upaya individu sebagai pengguna media sosial dalam penyebaran konten, media Grindr sebagai fasilitas untuk memperluas jangkauan konten, penyebaran tidak sebatas pada konten namun menyediakan budaya baru yang ada di media bagi penggunanya. Hal ini diperkuat dengan general information mengenai looking for yang dibuat oleh Informan A, yaitu: “relationship, networking, friend, dates ”. Hal ini dimaksudkan keinginan informan A bekerjasama dengan pengguna lain bisa sebagai pacar, hubungan kerja, teman dan hanya sekedar berkencan. Kemudian, diperkuat dengan status yang dibuat oleh Informan B, yaitu: “just looking for friends”. Hal ini dimaksudkan keinginan informan B bekerjasama dengan pengguna lain hanya untuk sekedar berteman. Diperkuat juga dengan general information mengenai looking for yang dibuat oleh Informan C, yaitu: “chat, dates ”. Hal ini dimaksudkan keinginan informan C bekerjasama dengan pengguna lain hanya untuk sekedar berteman dan berkencan. 3. Control Mengingat konflik dapat merefleksikan pertumbuhan komunitas. Selain itu konflik juga dapat menghasilkan mekanisme baru bagi pengendalian sosial. Untuk alasan ini, konflik menyediakan informasi mengenai nilai-nilai yang berlaku dalam komunitas. Teori Community dan Internet juga menjelaskan, dengan adanya control dapat melibatkan lebih jelas lagi mengenai aturan yang berlaku bagi anggota komunitas. 151 Berdasarkan penuturan Informan A sebagai berikut: “Terus enaknya Grindr kita mah bebas mau pasang foto, status, chat kaya gimana. Malahan ada tuh informasi yang ngebantu kita nyari orang yang kaya gimana, terus kitanya juga kaya gimana bisa dicantumin”. 152 Berdasarkan penuturan Informan B sebagai berikut: “Terus enaknya lagi Grindr karena GPS itu jadi gampang banget buat ketemu. Kalo lagi pas dadakan pengen kan jadi gampang. Terus gampang juga lagi milih- milih yang sesuai kriteria soalnya ada general information”. 153 Dan berdasarkan penuturan informan C sebagai berikut: “Pokonya gue bisa jadi diri gue sendiri, gue nyaman tanpa harus pura-pura atau nutupin diri gue yang sebenarnya”. 154 Menurut Lister 2003, user generated content UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi. Dilengkapi oleh Jordan user generated content ini sebagai penanda bahwa di media sosial khalayak tidak hanya memproduksi konten namun juga mengkonsumi konten yang diproduksi oleh pengguna lain. Hal ini menjelaskan bahwa konten oleh pengguna ini merupakan format baru dari budaya interaksi 151 Mia Consalvo dan Charless Ess, The Handbook of Internet studies, p. 316-320. 152 Wawancara Pribadi dengan Informan A, Ciputat, 20 Juni 2016. 153 Wawancara Pribadi dengan Informan B, Bintaro, 11 Juli 2016. 154 Wawancara Pribadi dengan Informan C, Pondok Indah, 15 Juli 2016. interactive culture dimana para pengguna dalam waktu bersamaan bisa berlaku sebagai produser, dan sisi lain sebagai konsumen dari konten yang dihasilkan diruang online. 155 Hal ini menunjukan bahwa control sepenuhnya ada pada pengguna Grindr. Media sosial Grindr memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. Control ini diperkuat dengan general information milik akun informan A yang leluasa mencantumkan identitas dirinya seperti apa yang dinginkannya, seperti: type body yaitu average sedang, my Grindr tribes yaitu twink lebih muda. Gambar 4.5 General information informan A 156 Diperkuat juga dengan general information milik akun informan B yang leluasa untuk tidak mencantumkan identitas dirinya pada akunnya. 155 Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 16-34. 156 Wawancara Pribadi dengan Informan A, Pondok Indah, 1 Juni 2016. Gambar 4.6 general information Informan B 157 Dan diperkuat oleh general information milik akun informan C yang leluasa mencantumkan identitas dirinya seperti apa yang dinginkannya, seperti: type body yaitu large besar, etnic yaitu Asian. Gambar 4.7 General information responden C 158 157 Wawancara Pribadi dengan Informan B, Bintaro, 11 Juli 2016. 158 Wawancara Pribadi dengan Informan C, Pondok Indah, 15 Juli 2016. 4. Identity Menurut teori Community dan Internet, di dunia maya yang berbasis teks dan grafis lebih memungkinkan untuk menutupi identitas atau bahkan sengaja menipu identitas. Peserta datang untuk mengenal satu sama lain, bahkan jika hanya melalui nama samaran tetapi sering berusaha untuk menghubungkan diri baik secara offline maupun online. 159 Menurut penuturan Informan A sebagai berikut: “Ya, walaupun gw suka pasang foto bukan gw. Nama juga nama panggilan aja. Tapi selebihnya kaya tinggi badan sama berat badan ya gw cantumin biar orang juga bisa penasaran sm gw”. 160 Berdasarkan penuturan informan B sebagai berikut: “Ya, walaupun general information gw ga pernah lengkap. foto juga ga pernah pasang yang jelas, tapi gw ga nipu kalo udah ketemuan dan selalu mau buat ketemuan”. 161 Dan menurut penuturan Informan C sebagai berikut: “ya walaupun disitu gue gak pernah pasang foto dan nama asli gue”. 162 Terkait penipuan identitas, hal ini bahkan disarankan oleh Privacy policy Grindr yang menyarankan sebagai berikut: “Catatan penting tentang informasi profile. Anda memahami bahwa ketika anda menggunakan Grindr App, profile informasi Anda dapat dilihat oleh publik diluar 159 Mia Consalvo dan Charless Ess, The Handbook of Internet studies, p. 316-320. 160 Wawancara Pribadi dengan Informan A, Ciputat, 20 Juni 2016. 161 Wawancara Pribadi dengan Informan B, Bintaro, 11 Juli 2016. 162 Wawancara Pribadi dengan Informan C, Pondok Indah, 15 Juli 2016. Grindr. Tidak termasuk informasi di profile anda yang memang ingin anda rahasiakan”. 163 Hal ini menunjukan bahwa informasi dijadikan komoditas antar pengguna. Pengguna media sosial dapat mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi. Informasi tersebut pada dasarnya merupakan komoditas yang diproduksi dan didistribusikan oleh pengguna itu sendiri. 164 Dapat disimpulkan bahwa informan A melakukan penipuan identitas pada akun Grindr. Hal ini diperkuat dengan profile pada akun milik Informan A yang tidak menggunakan nama asli. Gambar 4.8 profile picture Informan A 165 Dapat disimpulkan juga bahwa informan B melakukan penipuan identitas pada akun Grindr. Hal ini diperkuat dengan 163 Steve levin, “Privacy Policy”, diakses pada 10 Juni 2015, dari www.Grindr.com 164 Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 16-34. 165 Wawancara Pribadi dengan Informan A, Ciputat, 20 Juni 2016. profile pada akun milik informan B yang tidak mencantumkan nama asli. Gambar 4.9 profile picture Informan B 166 Dan dapat disimpulkan bahwa Informan C melakukan penipuan identitas pada akun Grindr. Hal ini diperkuat dengan profile pada akun milik informan C yang tidak menggunakan nama asli maupun foto asli. Gambar 4.10 Profile Informan C 167 166 Wawancara Pribadi dengan Informan B, Bintaro, 11 Juli 2016. 167 Wawancara Pribadi dengan Informan C, Pondok Indah, 15 Juli 2016.

C. Analisis efek sosial yang ditimbulkan dari interaksi virtual community

Grindr 1. Adzab Pola interaksi pattern of interaction pada media sosial Grindr yang dilakukan ketiga informan hingga pada hubungan seksual ini, jelas-jelas menyalahi aturan Agama. Seperti dijelaskan dalam Al-quran pada surat Al-Araf ayat 83-84 sebagai berikut: ْت ك تأرْ ا َ ْ أ ْيج أف ۖ ارط ْي ع ْرطْ أ يرب غْ ا ي رْج ْ ا ق ع ك فْيك ْرظ ف “Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya dia termasuk orang-orang yang tertinggal dibinasakan. Dan kami turunkan kepada mereka hujan batu maka perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” 168 Ayat ini menjelaskan, kami selamatkan Nabi Luth as dan keluarganya sementara tidak ada seorangpun yang beriman kepadanya kecuali keluarganya saja. Dan dari keluarga Nabi Luth as itu dikecualikan isterinya, karena istrinya tidak beriman kepadanya bahkan mengikuti agama kaumnya. Istrinya berkerjasama dengan kaum Luth untuk melawan Nabi Luth as. Istri Nabi Luth as menyampaikan tamu- tamu yang datang melalui isyarat-isyarat yang sudah disepakati antara 168 Imam Ibnu Katsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, dirinya dengan kaum Luth. Oleh karena itu, ketika Allah memerintahkan Nabi Luth as supaya meninggalkan negerinya bersama keluarganya pada malam hari, Allah SWT memerintahkan supaya Nabi Luth as tidak memberitahukan isterinya dan tidak pula mengeluarkannya dari negerinya. Sehingga istrinya bersama kaum yang dibinasakan. Oleh karena itu Allah berfirman di dalam surat al- A’raf , رب غْ ا ْت ك تأرْ ا َ ي yaitu, “Kecuali isterinya, dia termasuk orang- orang yang tertinggal dibinasakan”. Hal ini dimaksudkan istri Nabi Luth as termasuk orang-orang yang masih tetap tinggal di negerinya. Ada yang mengatakan kata يرب غْ ا yang tertinggal artinya ا ي orang-orang yang dibinasakan. Ini adalah penafsiran dengan berdasarkan suatu hal yang pasri bahwa setiap orang yang tertinggal pasti mendapatkan adzab yang membinasakan mereka. 169 Dijelaskan juga pada surat Al-Araf ayat 81, mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun di dunia ini sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu kepada mereka, bukan kepada wanita. Yakni, kalian kepada laki-laki. Ini adalah perbuatan yang melampaui batas. Ini kebodohan dari kalian, karena meletakan sesuatu bukan pada tempatnya. 170 169 Imam Ibnu Katsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, 170 Imam Ibnu Katsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, 2. Penyakit kelamin Pola interaksi pattern of interaction pada media sosial Grindr yang dilakukan ketiga informan hingga pada hubungan seksual ini merupakan tindakan yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit kelamin. Perilaku homoseksual dapat mengakibatkan munculnya sejumlah persoalan kesehatan medis. Diantaranya yaitu: Menularkan virus penyakit HIVAIDS, Menimbulkan berbagai penyakit kelamin seperti kencing nanah gonorrhoea dan sifilis, Menyebabkan rusaknya organ- organ peranakan reproduksi dan kemandulan. 171 3. Ganguan interaksi sosial Berdasarkan pengakuan informan A yang telah menggunakan Grindr selama tujuh tahun, tepatnya ketika berusia 15 tahun. 172 Serta informan B yang telah menggunakan Grindr selama 4 tahun, tepatnya ketika berusia 16 tahun. 173 Hal Ini menunjukan bahwa terjadi pelanggaran pada privacy policy Grindr, dan tentu saja pelanggaran ini dapat membahayakan anak-anak dibawah umur yang terlibat dalam interaksi virtual community media sosial Grindr. Layanan Grindr ini ditujukan untuk pengguna diatas 18 tahun atau 21 tahun di tempat-tempat di mana delapan belas 18 tahun 171 Sidik Hasan dan Au Nasma, Let’s Talk About Love, h. 62-64. 172 Wawancara Pribadi dengan Informan A, Pondok Indah, 1 Juni 2016. 173 Wawancara Pribadi dengan Informan B, Bintaro, 11 Juli 2016. bukanlah usia mayoritas. Grindr tidak mengumpulkan Data Pribadi tentang pengunjung yang berusia di bawah usia 18. 174 Hal ini dapat menimbulkan dampak pada perilaku interaksi sosial yang tidak dapat leluasa berinteraksi. Ini karena masyarakat pada umumnya menganggap perilaku homoseksual sebagai sebuah penyimpangan. Sikap sosial yang demikian tentu saja turut pula memengaruhi perkembangan mental dan kepribadian pelaku homoseksual, terutama bagi kalangan remaja. 175 4. Gangguan psikologis Berdasarkan pengakuan informan A yang berkeinginan untuk memiliki teman sesama gay. 176 Selanjutnya informan B yang berkeinginan untuk mendapatkan pacar sesama gay. 177 Kemudian, informan C yang tetap menyukai sesama pria meskipun telah menikah. 178 Ketiga informan ini menunjukan bahwa conflict yang terjadi pada informan mengarah pada orientasi seksual homoseksual yang berkeinginan berkumpul dengan kelompok tertentu, memiliki tujuan bersama, dan keinginan saling mendukung sehingga menjadi alasan untuk dirinya tergabung dalam komunitas Grindr. Sehingga ketika keinginan informan dilakukan melalui interaksi virtual community Grindr tentu dapat menimbulkan dampak psikologis, 174 Steve levin , “Privacy Policy”, diakses pada 10 Juni 2015, dari www.grindr.comprivacy-policy 175 Sidik Hasan dan Au Nasma, Let’s Talk About Love, h. 62-64. 176 Wawancara Pribadi dengan Informan A, Ciputat, 20 Juni 2016. 177 Wawancara Pribadi dengan Informan B, Bintaro, 11 Juli 2016. 178 Wawancara Pribadi dengan Informan C, Pondok Indah, 15 Juli 2016.