869
Perkembangan Tes Bahasa Arab Standar di Indonesia Oleh Muhbib Abdul Wahab
Abstrak
Tulisan ini mendiskusikan sejarah dan perkembangan tes bahasa Arab, khususnya tes profisiensi kompetensi, di Indonesia dan dunia Islam. Data yang digunakan untuk mengungkap
sejarah perkembangan dimaksud bersumber dari pembacaan literaturreferensi yang relevan dengan topik kajian. Analisis yang dikembangkan dalam tulisan ini adalah analisis historis-
sosiologis. Kesimpulan utama tulisan ini adalah bahwa tes profisiensi bahasa Arab di Indonesia dan dunia Islam baru menunjukkan perkembangannya yang signifikan, dibandingkan dengan
TOEFL, pada decade 2000-an. TOAFL yang digagas dan di-HaKI-kan oleh UIN Jakarta ternyata menjadi model dan sumber inspirasi bagi PTAIN di Indonesia untuk mengembangkan tes standar
sejenis.Selain Pusat Pengembangan Bahasa UIN Jakarta, kini, mulai bermunculan lembaga yang memberi layanan pengujian bahasa Arab standar seperti TOAFL. Selain itu, model dan konten
TOAFL ke depan perlu disempurnakan sekaligus berbasis paperless, sehingga dapat memberi layanan pengujian secara on line berbasis jaringan internet.
A. Pendahuluan
Tujuan utama evaluasi pendidikan at-taqwîm at-tarbawi dan pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas ketepatan dalam pencapaian tujuan dan efisiensi penggunaan
tenaga, sarana, biaya dan waktu yang minimal dalam suatu proses pendidikan secara komprehensif. Selain itu, evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar peserta
didik setelah memperoleh layanan pendidikan dalam jangka waktu tertentu. Karena itu, evaluasi tidak hanya berlaku bagi proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, melainkan juga
diberlakukan mulai dari perencanaan kurikulum, buku ajar yang digunakan, metode dan media pembelajaran, tenaga pendidik dan peserta didik, tingkat keterbacaan
mustawa maqru‟iyyah buku ajar yang digunakan dan sebagainya
1
. Dengan demikian, pelaksanaan evaluasi pendidikan tidak harus di akhir proses pembelajaran, melainkan juga dapat di awal, di sela-sela proses
pembelajaran maupun di akhir program pendidikan dan pembelajaran. Evaluasi sangat penting dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Paling tidak ada tujuh
signifikansinya. Pertama, evaluasi –dalam hal ini diaplikasikan dalam bentuk placement test tes
penempatan — dapat menentukan tingkatan kemampuan peserta didik sebelum program dimulai,
Penulis adalah perintis dan pengembang TOAFL pada Pusat Pengembangan Bahasa, dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1
Mahir Ismail ShabriMuhammad Yusuf dan Muhibb Mahmud Kamil ar- Rafi‘i, at-Taqwim at-Tarbawi:
Ususuhu wa Ijraatuhu, Riyadh: Maktabah ar-Rusyd, 2003, h.34-35.
870
sehingga mereka dapat ditempatkan pada kelas yang sesuai. Kedua, membantu mereka memilih program yang sesuai dengan mereka, dan memungkinkan mereka diberikan bimbingan personal
yang berkelanjutan berdasarkan tingkatan kemampuan kebahasaaraban mereka.
2
Ketiga, mengukur qiyâs pemerolehan keterampilan peserta didik dalam berbahasa Arab, agar diketahui kelemahan dan kelebihan mereka dalam berbahasa, sehingga pendidik dapat
memberikan solusi yang tepat sesuai dengan permasalahan kebahasaaraban yang dihadapi peserta didik. Keempat, dapat membantu lembaga pendidikan dan guru dalam pengembangan
kurikulum bahasa Arab yang relevan, termasuk dapat merancang strategi dan penggunaan metode pembelajaran bahasa Arab yang dinilai efektif dan efisien. Kelima, memotivasi peserta
didik dan tenaga pendidik untuk terus meningkatkan pemerolehan dan prestasi pembelajaran mereka, sehingga dapat diperoleh umpan balik feedback,taghdiyah r
âji‟ah yang memuaskan. Keenam, membantu lembaga atau tenaga pendidik dalam mengambil keputusan, baik akademik
maupun administratif, dalam rangka peningkatan kinerja dan prestasi pembelajaran. Ketujuh, menyadarkan publik terhadap signifikansi program pembelajaran bahasa Arab dan mendorong
mereka untuk bergabung dan mendukung pelaksanaan program tersebut. Publik yang memperoleh akses informasi dan mengetahui hasil kerja lembaga pendidikan tertentu yang
menyelenggarakan pembelajaran bahasa Arab akan semakin yakin, puas dan termotivasi untuk memberikan kontribusinya.
3
Jadi, evaluasi tidak hanya penting dan berguna bagi peserta didik, karena dapat mengetahui tingkat perkembangan, kemajuan dan prestasi belajarnya, melainkan juga berguna bagi tenaga
pendidik dosen dan guru, orang tua peserta didik, pimpinan lembaga pendidikan, masyarakat luas dan bahkan pemerintah. Semua pihak dan semua komponen pembelajaran bahasa Arab turut
dievaluasi dan memberikan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas program pendidikan dan pembelajaran bahasa Arab yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan. Dengan
evaluasi, tenaga pendidik dapat mengetahui kinerja dan relevansi metode pembelajaran yang digunakan. Orang tua memahami perkembangan program pendidikan dan prestasi yang diraih
2
Rusydî Ahm ad Thu‘aimah dan Muhammad al-Sayyid Manna‘, Ta„lîm al-„Arabiyyah wa al-Dîn Baina al-
„Ilm wa al-Fann, Kairo: Dâr al-Fikr al-‗Arabî, 2000, h. 81.
3
Rusydî Ah mad Thu‘aimah dan Muhammad al-Sayyid Manna‘, Ta„lîm al-„Arabiyyah wa al-Dîn Baina al-
„Ilm wa al-Fann, h.81.
871
anaknya. Dengan demikian, evaluasi berfungsi sangat strategis dalam perkembangan dan pengembangan sistem pendidikan dan pembelajaran itu sendiri.
4
Tulisan sederhana ini membahas salah satu instrumen evaluasi bahasa Arab, yaitu tes ikhtibâr. Bahasan dalam tulisan ini difokuskan pada hakikat tes dalam bahasa Arab, terutama
tes profisiensi ikhtibar al- kafa‟âh, macam dan jenis Tes dalam bahasa Arab,
LajnahPenyelenggara Tes di Indonesia dan luar negeri, dan beberapa contoh sebagai best practice dari TOAFL yang dikembangkan oleh Pusat Pengembangan Bahasa UIN Jakarta
sebagai perintis dan pelopor tes profisiensi bahasa Arab di Indonesia.
B. Hakikat Tes Bahasa Arab sebagai Instrumen Evaluasi