Hipotesis Penelitian Metode Penelitian Desain Penelitian

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Asumsi Penelitian

1. “Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan metode yang banyak digunakan dan metode terbaik dalam mengajarkan sains ” Moore,2009. 2. “Literasi sains dapat dihubungkan secara langsung dengan pembelajaran sains berbasis inkuiri” BouJaoude Saad, 2012. 3. “Berdasarkan literatur tentang literasi sains bahwa guru dianjurkan untuk menerapkan inkuiri sebagai bagian penting dari pembelajaran” National Science Education Standards dalam Wenning,2010. 4. ”Pembelajaran IPA sebaiknya secara inkuiri ilmiah scientific inquiry untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup” BSNP, 2006. 5. “Pembelajaran berbasis inkuiri dapat melatih siswa untuk memiliki sikap ilmiah ” Hermawati, 2012 6. “Sikap-sikap ilmiah akan muncul dari seringnya siswa melakukan eksperimen- eksperimen terbimbing “ Widiarti,2008.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah : H = Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah siswa SMP antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi gerak pada tumbuhan. H 1 = Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah siswa SMP antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi gerak pada tumbuhan. Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

1. Pembelajaran Inquiry lab

Pembelajaran inquiry lab yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah salah satu tahapan inquiry dengan metode eksperimen yaitu guided inquiry. Inquiry lab ini diterapkan dengan eksperimen pada materi gerak pada tumbuhan yaitu getropisme. Dalam pembelajaran inquiry lab ini, siswa diberikan masalah oleh guru mengenai pengaruh gravitasi terhadap arah pertumbuhan akar dan batang, kemudian siswa mengidentifikasi permasalahan tersebut, memecahkan masalah tersebut dengan merancang percobaan praktikum geotropisme melalui bimbingan dari guru dengan cara mengidentifikasi variabel-variabel dalam penelitianpraktikum, parameter terhadap perngukuran variabel terikat, merancang dan menyusun alat dan bahan dari percobaan tentang geotropisme, merencanakan cara mengambil data, dan merencanakan cara menyimpan data, kemudian siswa melaksanakan percobaan dengan cara menggunakan alat dan bahan, mengobservasimengambil data, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan tentang pengaruh gravitasi terhadap arah pertumbuhan akar dan batang, dan pada akhirnya siswa mengomunikasikan hasil yang diperoleh dan mendiskusikannya dengan kelompok lain.

2. Kemampuan Literasi sains

Kemampuan literasi sains yang dimaksudkan dalam penelitian adalah nilai yang diperoleh dari perhitungan skor pada tes kemampuan literasi sains siswa dengan indikator yang diadopsi dari PISA 2006, yaitu mengidentifikasi masalahpertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah yang telah dikembangkan oleh peneliti, di-judgment oleh ahli, dan telah melalui proses validasi dengan nilai reliabilitas 0,92. Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Pencapaian Sikap Ilmiah

Pencapaian sikap ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh dari perhitungan skor dari tes sikap ilmiah dengan indikator yang terpadu, yakni dari PISA 2006 dan SAI II, yaitu dukungan terhadap inkuiri ilmiah, dukungan terhadap sifat sains, keyakinan diri sebagai pembelajar sains, dan ketertarikan terhadap sains yang telah dikembangkan oleh peneliti, di-judgment oleh ahli, dan telah melalui proses validasi dengan nilai reliabilitas 0,86.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen semu Quasi-Experimental, karena kelompok kontrol maupun eksperimen dipilih tidak secara random. Pada kelas kontrol pembelajaran yang diterapkan adalah metode konvensional sedangkan pada kelas eksperimen, metode yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry lab dengan tipe guided inquiry lab.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipilih adalah Nonrandomized Control Group, Pretest-Posttest Design. Dalam rancangan ini digunakan dua kelompok subjek, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen yang dipilih tidak secara random, keduanya diberikan pretest dan posttest. Ary et.al., 2010. Tabel 3.1 Desain penelitian yang digunakan Sumber : Ary et.al.,2010 Keterangan E : Kelompok eksperimen, diberikan model pembelajaran inquiry lab Group Pretest Independent variabel Posttest E Y 1 X Y 2 C Y 1 - Y 2 Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C: Kelompok kontrol, tidak diberikan model pembelajaran inquiry lab, menggunakan metode konvensional X : Variabel bebas, model pembelajaran inquiry lab Y: Pengukuran terhadap variabel bebas dengan Y 1 : Pretest kelompok kontrol dan eksperimen, Y 2 : Posttest kelompok kontrol dan eksperimen

D. Populasi dan Sampel