1
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai
Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh sebagian masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik
di perkotaan maupun di pedesaan. Ditinjau dari manfaatnya, renang merupakan salah satu jenis olahraga yang dapat digunakan sebagai olahraga prestasi, rekreasi,
edukasi, rehabilitasi, dan penyelamatan diri. Berkaitan dengan hal ini, Haller yang dikutip dari skripsi Yudhi Sastra Priaji 2009:1 menjelaskan bahwa:
Renang bukan saja merupakan olahraga, tetapi juga merupakan sarana untuk mengisi waktu luang. Anda dapat berenang demi kesenangan sendiri, tetapi
anda juga dapat berlatih untuk berenang. Semakin lama semakin cepat sampai akhirnya anda dapat ikut serta bertanding dan memenangkan pertandingan
nasional ataupun internasional.
Renang sebagai olahraga prestasi menunjukkan perkembangan yang cukup pesat, karena hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki klub-klub renang
yang berupaya untuk membina dan mengembangkan renang sebagai olahraga prestasi, sebagai contoh di kota Bandung memiliki lebih dari 10 club salah
satunya ESG, PRI Aquarius, Tirta Merta, Atlantik, Anajhon, Five Star dll. Dalam olahraga renang terdapat empat gaya yang sering diperlombakan,
baik dalam tingkat regional, nasional maupun internasional yaitu gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu.
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai
Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gaya kupu merupakan gaya yang terbaru dalam perlombaan secara resmi. Gaya renang ini merupakan perkembangan dari gaya dada modern. Gaya ini
menurut Counsilman gerakannya meniru dari gerakan ikan dolphyn, karena itu disebut gaya dolphin. Di dalam keterangan lain dijelaskan bahwa perenang gaya
dolphin pasti perenang gaya bebas yang baik, jadi apabila gaya kupunya kurang baik, yang harus diperbaiki adalah gaya bebasnya karena gerakan lengan dan
tungkai kaki gaya kupu-kupu merupakan gabungan kaki dan lengan gaya bebas Indik dan Dadan, 2007:5
Sesuai dengan pendapat Counsilman 1977:177 bahwa gaya kupu-kupu adalah:
The butterfly is swim with both arm recovered over the water, while the legs kick upward and downward in a dolphin or fishtail kick. Two kick of the
legs are completed with each arm cycle. It is important for swimmer to remember that the rules state the action of the arm must be similar and
simultaneous.
Artinya gerakan gaya kupu-kupu dilakukan dengan kedua lengan yang pada fase istirahatnya berada di atas permukaan air, sementara gerakan kaki menendang
ke arah bawah dengan tendangan dolphin atau fishtail dan dua tendangan kaki diselesaikan dengan satu putaran lengan, serta gerakan lengan harus dilakukan
secara bersamaan. Komponen fisik umum yang diperlukan oleh atlet renang gaya ialah
kekuatan, kelentukan, kecepatan, daya tahan, keseimbangan, dan koordinasi. Perenang gaya kupu memerlukan kekuatan power yang besar terutama dari kaki
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai
Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dan lengan juga irama koordinasi gerak yang baik. Dari segi estetika gaya ini gaya yang paling sulit untuk dipelajari, Badruzaman, 2008:11.
Untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam cabang olahraga renang diperlukan banyak faktor, baik itu faktor dalam diri perenang internal dan faktor
dari luar diri perenang eksternal. Faktor dalam diri perenang internal ini adalah mental atlet, tubuh atlet, koordinasi gerak yang benar dan komponen kondisi fisik
yang mendukung terhadap gerak olahraga renang. Sementara faktor dari luar diri perenang eksternal ini adalah adanya motivasi untuk memenangkan
pertandingan, sarana dan prasarana latihan, faktor lingkungan, dan asupan gizi yang dimakan.
Menurut Indik 1993:13 yang penulis kutip dari skripsi Dedi 2005:1 ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan bila kita bergerak di dalam air antara lain:
1. Umur dan jenis kelamin
2. Tinggi tubuh, berat badan, dan garis tengah tubuh
3. Kekuatan otot dan fleksibilitas sendi-sendi
4. Keterampilan dasar dan bawaan
Untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam cabang olahraga renang, maka ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dan dilatih secara
seksama oleh seorang perenang. Adapun aspek-aspek tersebut antara lain : Aspek kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental.
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai
Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Mengenai kemampuan teknik, fisik, taktik, mental, dan pola latihan yang baik, Harsono 1988:100 memandang sasaran utama latihan dan aspek-aspek
latihan yang perlu diperhatikan, sebagaimana dikemukakannya seperti di bawah ini:
Tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal
mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: a latihan fisik, b
latihan teknik, c latihan taktik dan d latihan mental.
Aspek kondisi fisik merupakan aspek yang paling mendasar bagi pengembangan aspek-aspek lainnya dan memberikan peranan yang sangat penting
dalam pencapaian suatu prestasi olahraga khususnya di dalam olahraga renang. “Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna
dalam situasi stres fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet”.
Harsono, 1988:153. Dari penjelasan tersebut menegaskan bahwa latihan kondisi fisik merupakan
bagian yang paling mendasar dalam usaha meningkatkan prestasi seorang atlet. Oleh karena itu, dalam proses pelatihan cabang olahraga perlu adanya penekanan
pada aspek fisik dengan tidak mengenyampingkan kondisi-kondisi lainnya, sebagai contoh teknik, taktik, dan mental.
Pada olahraga renang setiap anggota tubuh memiliki peranan penting terhadap efektifitas gerak yang dilakukan, terutama pada kecepatan waktu yang di
tempuh, sesuai dengan jarak dan gaya renang yang dilakukan. Selain itu
Indri Destiany, 2013 Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai
Pada Perenang Kupu-Kupu Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dipengaruhi pula oleh komponen-komponen fisik yang dominan yang harus dimiliki atlet sesuai dengan konsep permasalahan yaitu stabilisasi dan kekuatan.
Stabilisasi pada cabang olahraga renang sangat diperlukan bisa dikatakan merupakan komponen penting karena jika seorang perenang keseimbangannya
stabilisasi rendah akan mudah terganggu oleh gangguan yang datang dari luar. Menurut Salo 2008:87
”a weak core can lead to poor technique and increased risk of injury” artinya
inti yang lemah dapat menyebabkan teknik yang buruk dan peningkatan risiko cedera.
Otomatis mempengaruhi kecepatan dalam melakukan renang. Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa komponen stabilisasi sangat
diperlukan dalam setiap cabang olahraga salah satunya cabang olahraga renang. Oleh karena latihan stabilisasi bertujuan untuk menciptakan keseimbangan untuk
mengatasi hambatan-hambatan dalam melakukan renang gaya kupu-kupu. Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan Harsono, 1988:178. Latihan yang sesuai untuk mengembangkan kekuatan ialah melalui bentuk latihan tahanan,
tahanan bisa dari luar tubuh juga bisa dari dalam tubuh.
B. Rumusan Masalah