PENGARUH METODE LATIHAN STABILISASI TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA PERENANG GAYA KUPU-KUPU.
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH METODE LATIHAN STABILISASI TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA
PERENANG GAYA KUPU-KUPU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
INDRI DESTIANY 0801409
PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
Nama : INDRI DESTIANY NIM : 0801409
Judul Skripsi : PENGARUH METODE LATIHAN STABILISASI TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN
KEKUATAN OTOT LENGAN PADA PERENANG GAYA KUPU-KUPU
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Dr. Rd. Boyke Mulyana, M.Pd NIP. 196202311989031001
Pembimbing II,
Dr. Kardjono, M.Sc NIP. 196105251998022001
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga,
Dr. Rd. Boyke Mulyana, M.Pd NIP. 196202311989031001
(3)
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH METODE LATIHAN STABILISASI TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA
PERENANG GAYA KUPU-KUPU
Oleh
INDRI DESTIANY
Sebuah skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
© INDRI DESTIANY 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
I Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH METODE LATIHAN STABILISASI TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA PERENANG
GAYA KUPU-KUPU Pembimbing I : Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd Pembimbing II : Dr. Kardjono, M.Sc
Indri Destiany* 2013
Tujuan dalam penelitian ini, yaitu 1) Untuk mengetahui pengaruh dari latihan stabilisasi tehadap kekuatan otot lengan, 2) Untuk mengetahui pengaruh dari latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot tungkai, 3) Untuk mengetahui pengaruh dari kecepatan renang 50m.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet PRI Aquarius Kota
Bandung pada KU III. Sampel tersebut yang berjumlah 10 orang yang merupakan atlet PRI Aquarius Kota Bandung pada KU III. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode tes bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh metode latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot lengan pada perenang gaya kupu-kupu. Setelah data dianalisis untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji dengan taraf signifikansi α=0,05 dengan dk 9 (2,26).
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, diperoleh pada jenis tes
leg dynamometer adalah (7,3) > (2,26) pada taraf signifikansi α = 0,05. Artinya ditolak dan diterima. artinya peningkatan kekuatan otot tungkai melalui tes leg dynamometer menunjukan hasil yang signifikan. pada jenis hand dynamometer diperoleh (5,58) > (2,26) artinya ditolak dan diterima artinya peningkatan kekuatan otot lengan melalui tes hand
dynamometer menunjukkan hasil yang signifikan. Sedangkan dalam tes kecepatan
renang 50m diperoleh (4,5) > (2,26)
Kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengujian hipotesis menyebutkan :1) Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot lengan, 2) Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot tungkai, 3) Latihan stabilisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan renang 50m.
(5)
vi Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR………. ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... . ... 6
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis ... 8
A. Kajian Pustaka ... 8
1. Sejarah Renang... 8
2. Renang Gaya Kupu-kupu ... 11
3. Metode Latihan Stabilisasi ... 30
4. Kekuatan Otot Lengan dan Kekuatan Otot Tungkai ... 33
5. Pengaruh metode latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai pada perenang gaya kupu-kupu ... 34
B. Anggapan Dasar ... 35
(6)
vii Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Metode Penelitian... 38
B. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 39
1. Lokasi dan Waktu penelitian ... 39
2. Populasi Penelitian ... 39
3. Sampel Penelitian ... 40
C. Desain Penelitian ... 41
D. Definisi Operasional... 43
E. Intrumen Penelitian ... 45
F. Program Latihan ... 50
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Deskripsi Hasil Pengolahan Data ... 57
B. Pengujian Analisis Data ... 58
C. Pengujian Hipotesis ... 60
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA……….. 67
(7)
viii Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Komponen Fisik Dasar Cabang Olahraga Renang Gaya Kupu-Kupu Putra….. 46 3.2 Komponen Fisik Dasar Cabang Olahraga Renang Gaya Kupu-Kupu Putri….. 47 4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata, Simpangan Baku dan Variansi………….. 57 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Distribusi Data……….. 59 4.3 Hasil Pengujian Kesamaan Dua Variansi……… 60 4.4 Hasil Uji signifikansi Kedua Tes………. 60
(8)
ix Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
(9)
x Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Renang Gaya Kupu-Kupu………..
2.2 Posisi Badan (streamline) ………..
2.3 Gerakan Kaki Kupu-Kupu……….
2.4 Gerakan Tangan ‘Entry’………
2.5 Gerakan Tangan ‘Catch’………..
2.6 Gerakan Lengan ‘Pull’………
2.7 Gerakan Lengan ‘Push’………..
2.8 Gerakan Lengan ‘Recovery’………..
2.9 Gerakan Keseluruhan………..
3.1 Langkah-Langkah Penelitian……….
3.2 Push and Pull Hand Dynamometer……….
3.3 Tes Kekuatan Otot Lengan………. 3.4 Kekuatan Otot Tungkai………
11 13 16 18 18 19 20 20 23 42 48 49 50 52
(10)
xi Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5 Penambahan Beban Secara Bertahap………
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Surat Keputusan Dekan FPOK UPI………
2 Surat Izin Mengadakan Riset/Penelitian……….……… 3 Surat Keterangan Pembina klub Aquarius…………..……….
4 Data Hasil Tes Awal………..
5 Data Hasil Tes Akhir……….……..
6 Program Latihan………..
7 Dokumentasi………
8 Penghitungan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir serta Gain Otot Tungkai……….. 9 Penghitungan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir serta Gain Otot
Lengan……….. 10 Penghitungan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir serta Gain Kecepatan
Renang 50m………... 11 Penghitungan Simpangan Baku Tes Awal dan Tes Akhir serta Gain Otot
Tungkai………. 12 Penghitungan Simpangan Baku Tes Awal dan Tes Akhir serta Gain
Otot Lengan………. 13 Penghitungan Simpangan Baku Tes Awal dan Tes Akhir serta Gain
Kecepatan Renang 50m……….. 14 Penghitungan Varians Otot Tungkai……… 15 Penghitungan Varians Otot Lengan………...
16 Penghitungan Varians Kecepatan Renang 50m………..
17 Penghitungan Uji Normalitas Tes Awal Otot Tungkai………
18 Penghitungan Uji Normalitas Tes Akhir Otot Tungkai………
19 Penghitungan Uji Normalitas Tes Awal Otot Lengan….………
20 Penghitungan Uji Normalitas Tes Akhir OtotLengan….………
69 73 74 75 75 76 89 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120
(11)
xii Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
21 Penghitungan Uji Normalitas Tes Awal Kecepatan Renang 50m……….. 22 Penghitungan Uji Normalitas Tes Akhir Kecepatan Renang 50m……….
23 Penghitungan Uji Homogenitas Otot Tungkai………...
24 Penghitungan Uji Homogenitas Otot Lengan……….
25 Penghitungan Uji Homogenitas Kecepatan Renang 50m………
26 Uji Signifikansi Peningkatan Otot Tungkai……….
27 Uji Signifikansi Peningkatan Otot Lengan………..
28 Uji Signifikansi Kecepatan Renang 50m……….
29 Nilai Kritis L Untuk Uji Lilliefors………
30 Daftar Distribusi F………..……..
31 Daftar t Tabel……….
(12)
1 Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh sebagian masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Ditinjau dari manfaatnya, renang merupakan salah satu jenis olahraga yang dapat digunakan sebagai olahraga prestasi, rekreasi, edukasi, rehabilitasi, dan penyelamatan diri. Berkaitan dengan hal ini, Haller yang dikutip dari skripsi Yudhi Sastra Priaji (2009:1) menjelaskan bahwa:
Renang bukan saja merupakan olahraga, tetapi juga merupakan sarana untuk mengisi waktu luang. Anda dapat berenang demi kesenangan sendiri, tetapi anda juga dapat berlatih untuk berenang. Semakin lama semakin cepat sampai akhirnya anda dapat ikut serta bertanding dan memenangkan pertandingan nasional ataupun internasional.
Renang sebagai olahraga prestasi menunjukkan perkembangan yang cukup pesat, karena hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki klub-klub renang yang berupaya untuk membina dan mengembangkan renang sebagai olahraga prestasi, sebagai contoh di kota Bandung memiliki lebih dari 10 club salah satunya ESG, PRI Aquarius, Tirta Merta, Atlantik, Anajhon, Five Star dll.
Dalam olahraga renang terdapat empat gaya yang sering diperlombakan, baik dalam tingkat regional, nasional maupun internasional yaitu gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu.
(13)
2
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gaya kupu merupakan gaya yang terbaru dalam perlombaan secara resmi. Gaya renang ini merupakan perkembangan dari gaya dada modern. Gaya ini menurut Counsilman gerakannya meniru dari gerakan ikan dolphyn, karena itu disebut gaya dolphin. Di dalam keterangan lain dijelaskan bahwa perenang gaya dolphin pasti perenang gaya bebas yang baik, jadi apabila gaya kupunya kurang baik, yang harus diperbaiki adalah gaya bebasnya karena gerakan lengan dan tungkai kaki gaya kupu-kupu merupakan gabungan kaki dan lengan gaya bebas Indik dan Dadan, 2007:5
Sesuai dengan pendapat Counsilman (1977:177) bahwa gaya kupu-kupu adalah:
The butterfly is swim with both arm recovered over the water, while the legs kick upward and downward in a dolphin or fishtail kick. Two kick of the legs are completed with each arm cycle. It is important for swimmer to remember that the rules state the action of the arm must be similar and simultaneous.
Artinya gerakan gaya kupu-kupu dilakukan dengan kedua lengan yang pada fase istirahatnya berada di atas permukaan air, sementara gerakan kaki menendang ke arah bawah dengan tendangan dolphin atau fishtail dan dua tendangan kaki diselesaikan dengan satu putaran lengan, serta gerakan lengan harus dilakukan secara bersamaan.
Komponen fisik umum yang diperlukan oleh atlet renang gaya ialah kekuatan, kelentukan, kecepatan, daya tahan, keseimbangan, dan koordinasi. Perenang gaya kupu memerlukan kekuatan (power) yang besar terutama dari kaki
(14)
3
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan lengan juga irama koordinasi gerak yang baik. Dari segi estetika gaya ini gaya yang paling sulit untuk dipelajari, Badruzaman, 2008:11.
Untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam cabang olahraga renang diperlukan banyak faktor, baik itu faktor dalam diri perenang (internal) dan faktor dari luar diri perenang (eksternal). Faktor dalam diri perenang (internal) ini adalah mental atlet, tubuh atlet, koordinasi gerak yang benar dan komponen kondisi fisik yang mendukung terhadap gerak olahraga renang. Sementara faktor dari luar diri perenang (eksternal) ini adalah adanya motivasi untuk memenangkan pertandingan, sarana dan prasarana latihan, faktor lingkungan, dan asupan gizi yang dimakan.
Menurut Indik (1993:13) yang penulis kutip dari skripsi Dedi (2005:1) ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan bila kita bergerak di dalam air antara lain:
1. Umur dan jenis kelamin
2. Tinggi tubuh, berat badan, dan garis tengah tubuh 3. Kekuatan otot dan fleksibilitas sendi-sendi
4. Keterampilan dasar dan bawaan
Untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam cabang olahraga renang, maka ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh seorang perenang. Adapun aspek-aspek tersebut antara lain : Aspek kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental.
(15)
4
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengenai kemampuan teknik, fisik, taktik, mental, dan pola latihan yang baik, Harsono (1988:100) memandang sasaran utama latihan dan aspek-aspek latihan yang perlu diperhatikan, sebagaimana dikemukakannya seperti di bawah ini:
Tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: a) latihan fisik, b) latihan teknik, c) latihan taktik dan d) latihan mental.
Aspek kondisi fisik merupakan aspek yang paling mendasar bagi pengembangan aspek-aspek lainnya dan memberikan peranan yang sangat penting dalam pencapaian suatu prestasi olahraga khususnya di dalam olahraga renang.
“Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stres fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet”. (Harsono, 1988:153).
Dari penjelasan tersebut menegaskan bahwa latihan kondisi fisik merupakan bagian yang paling mendasar dalam usaha meningkatkan prestasi seorang atlet. Oleh karena itu, dalam proses pelatihan cabang olahraga perlu adanya penekanan pada aspek fisik dengan tidak mengenyampingkan kondisi-kondisi lainnya, sebagai contoh teknik, taktik, dan mental.
Pada olahraga renang setiap anggota tubuh memiliki peranan penting terhadap efektifitas gerak yang dilakukan, terutama pada kecepatan waktu yang di tempuh, sesuai dengan jarak dan gaya renang yang dilakukan. Selain itu
(16)
5
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dipengaruhi pula oleh komponen-komponen fisik yang dominan yang harus dimiliki atlet sesuai dengan konsep permasalahan yaitu stabilisasi dan kekuatan.
Stabilisasi pada cabang olahraga renang sangat diperlukan bisa dikatakan merupakan komponen penting karena jika seorang perenang keseimbangannya (stabilisasi) rendah akan mudah terganggu oleh gangguan yang datang dari luar. Menurut Salo (2008:87) ”a weak core can lead to poor technique and increased risk of injury” artinya inti yang lemah dapat menyebabkan teknik yang buruk dan peningkatan risiko cedera. Otomatis mempengaruhi kecepatan dalam melakukan renang. Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa komponen stabilisasi sangat diperlukan dalam setiap cabang olahraga salah satunya cabang olahraga renang. Oleh karena latihan stabilisasi bertujuan untuk menciptakan keseimbangan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam melakukan renang gaya kupu-kupu.
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988:178). Latihan yang sesuai untuk mengembangkan kekuatan ialah melalui bentuk latihan tahanan, tahanan bisa dari luar tubuh juga bisa dari dalam tubuh.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam latar belakang masalah, maka diperlukan masalah penelitian agar dapat menjelaskan masalah-masalah yang sedang diteliti. Adapun masalah penelitian yang di ungkapkan antara lain :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot lengan perenang gaya kupu kupu?
(17)
6
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot tungkai perenang gaya kupu kupu?
3. Apakah latihan stabilisasi berpengaruh pada kecepatan renang 50m gaya kupu?
C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan diungkapkan dan dirumuskan oleh penulis maka tujuan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh dari latihan stabilisasi tehadap kekuatan otot lengan.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot tungkai.
3. Untuk mengetahui pengaruh dari kecepatan renang 50m gaya kupu-kupu.
D.
Manfaat PenelitianDiharapkan penelitian ini bisa bermanfaat pada semua pihak. Adapun harapan-harapan penulis dalam pembuatan penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi dunia kepelatihan terutama mengenai pentingnya informasi mengenai besarnya sumbangan otot lengan dan otot tungkai serta pentingnya latihan kekuatan dan stabilisasi dalam olahraga renang.
(18)
7
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Secara praktis dapat dijadikan bahan masukan kepada para pelatih dalam menyusun program latihan, menentukan latihan dan strategi sebagai mutu dan kualitas latihan.
3. Sebagai bahan informasi dalam menentukan latihan stabilisasi terhadap otot lengan dan otot tungkai.
(19)
38
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran dari hipotesis, sebab hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya harus di jawab berdasarkan data-data yang sengaja dikumpulkan dalam suatu penelitian. Tentang hal ini Arikunto (2010:110) menyatakan bahwa hipotesis merupakan “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.
Dalam penelitian ini diperlukan suatu metode yang sesuai dengan tujuan penelitian, karena metode yang digunakan itulah yang akan menentukan hasil penelitian yang dilakukan, dengan kata lain oleh Surakhmad (2004:131)
dijelaskan “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh data-data yang mampu memberi makna dari penelitian yang dilakukan. Tentang metode penelitian eksperimen, Surakhmad (2004:149) mejelaskan
“Eksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat hasil. Hasil itu
sendiri menegaskan bagaimana kedudukan perhubungan kausial antara variabel-variabel yang diselidiki”.
(20)
39
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang di uji cobakan, dan dalam penelitian ini faktor yang di uji cobakan merupakan variabel bebas yaitu latihan metode stabilisasi. Sedangkan variabel terikatnya adalah kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai.
B.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Kolam Renang Karang Setra yang berada di sebelah barat Kota Bandung yang dilakukan setiap hari minggu, senin, dan selasa pada pukul 15.30 sampai selesai.
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti dan yang akan memberikan informasi berdasarkan data yang terkumpul. Data-data diperoleh dari hasil tes kelompok eksperimen, baik melalui tes awal maupun tes akhir. Mengenai
pengertian populasi, Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sudjana (1992:6) menyatakan bahwa “Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi”. Maka dari penjelasan para ahli tersebut, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet PRI Aquarius Kota Bandung pada KU III .
(21)
40
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Sampel Penelitian
Dalam suatu proses penelitian dari populasi, tidak perlu seluruh populasi diteliti akan tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian dari populasi tersebut. Hal ini seperti yang dijelaskan Surakhmad (2004:93) sebagai berikut:
Karena tidak mungkinnya penyelidikan selalu langsung menyelidiki segenap populasi, padahal tujuan penyelidikan ialah menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka sering kali penyelidik terpaksa mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebuah sampel yang dapat dipandang refresentatif terhadap populasi itu.
Sedangkan mengenai penjelasan sampel penelitian, Arikunto (2010:174)
berpendapat bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto (2010:183) menjelaskan bahwa
“purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan
atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”.
Artinya setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Tujuan dan pertimbangan pengambilan sampel ini karena sampel tersebut telah menguasai teknik gerakan renang dengan baik. Dan melalui penelitian ini, penulis ingin mencoba memberikan treatment mengenai metode latihan stabilisasi, apakah memberikan pengaruh atau tidak terhadap kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai pada sampel-sampel tersebut yang berjumlah 10 orang yang merupakan atlet PRI Aquarius Kota Bandung pada KU III.
(22)
41
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.Desain Penelitian
Untuk penelitian eksperimen terdapat beberapa macam desain penelitian yang dapat digunakan. Diantaranya adalah pre-test and post test group. Pre-test
and post test group yaitu suatu desain penelitian eksperimen yang diawali dengan
tes awal (pre-test) sebelum dilakukannya treatment atau eksperimen, dan diakhiri dengan tes akhir (post-test) setelah treatment atau eksperimen. Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2010:124) tentang pre-test and post test group sebagai berikut:
Pola :
Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut post-test.
Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 - O1 diasumsikan merpakan efek dari
treatment atau eksperimen.
Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan pada gambar 3.1 seperti yang tertera pada halaman selanjutnya.
(23)
42
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Kekuatan otot tungkai Kekuatan otot lengan
Kekuatan otot tungkai Kekuatan otot lengan
Sampel
Tes awal
Treatment
Analisis Data
Kesimpulan Populasi
(24)
43
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-Langkah Penelitian
D.Definisi Operasional
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Batasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud (dalam ilmu pengetahuan dsb); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:342). Sedangkan menurut Surakhmad (2004:131) menjelaskan bahwa “Metode merupakan cara utama
yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”.
Latihan adalah 1 hasil berlatih; 2 pelatihan; 3 pendidikan untuk memperoleh
kemahiran atau kecakapan, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:285). Menurut Harsono (1988:101) latihan atau „Training adalah proses yang
sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang,
dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya‟. Stabilisasi diambil dari kata dasar stabil adalah 1 mantap; kokoh; tidak goyah
(tt bangunan dsb); 2 tetap jalannya; tenang; tidak goyang (tt kendaraan dsb); 3 tidak berubah-ubah; tetap; tidak naik turun (tt harga barang, nilai uang, dsb), (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:571). Menurut Yadi (2011:7) yang dikutip dari skripsi Luguzt Agil (2011:4) menerangkan bahwa stabilisasi
(25)
44
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah „kemampuan seseorang untuk mempertahankan keseimbangannya terhadap gangguan yang datang dari luar. Semakin stabil atlet semakin besar tahanan yang diciptakan untuk mengatasi gaya yang mengganggunya‟.
Metode Latihan Stabilisasi adalah suatu cara latihan yang dilakukan
berulang-ulang dengan tujuan untuk menyeimbangkan posisi tubuh agar sejajar dengan permukaan air pada saat melakukan renang khususnya dalam renang gaya kupu-kupu.
2. Kekuatan adalah 1 gaya; tenaga; 2 kekuasaan; keeguhan; kekukuhan,
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:261). Menurut Satriya, dkk (2007:61) kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
Otot adalah 1 urat yang keras; 2 jaringan kenyal dalam tubuh manusia dan
hewan yang fungsinya untuk menggerakan organ tubuh, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:392).
Lengan adalah 1 anggota badan dari pergelangan tangan sampai ke bahu; 2
kaki depan (tt binatang berkaki empat); 3 ki bagian benda yang menyerupai lengan;
~ atas lengan bagian atas antara siku dan pundak; ~ bawah lengan bagian bawah antara pergelangan tangan dan siku, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:292).
Tungkai adalah 1 kaki (seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah).
~ atas paha (dari sesudah lutut sampai pangkal paha); ~ bawah bagian kaki
(26)
45
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot lengan dalam mengatasi
tegangan terhadap suatu tahanan dalam air.
Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai dalam mengatasi
tegangan terhadap suatu tahanan dalam air.
3. Perenang adalah orang yang ahli (berolahraga) dalam berenang; orang yang
gemar berenang, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:491).
Gaya adalah 1 kekuatan; kesanggupan berbuat; 2 kuat; 3 sikap; gerakan; 4
irama dan lagu (dalam nyanyi, musik); 5 cara melakukan gerakan dalam olahraga (renang, lompat), (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:146).
Kupu-kupu adalah serangga bersayap lebar, berasal dari kepompong ulat,
dan biasanya sering hinggap di bunga untuk mengisap madu, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:268).
Perenang gaya kupu-kupu adalah orang yang ahli dalam melakukan
gerakan renang yang dilakukan dengan cara melebarkan kedua lengan seperti sayap kupu-kupu.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian. Hal ini
diperjelas oleh Arikunto (2010:203) bahwa instrumen penelitian adalah “alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Terdapat jenis-jenis metode atau instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, dalam
(27)
46
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok”. (Arikunto, 2010:193).
Untuk tercapainya keberhasilan dalam penelitian, maka diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data. Nurhasan dan Cholil (2007:5) mengemukakan
bahwa “pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu subyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kekuatan otot lengan (hand
dynamometer) dan tes kekuatan otot tungkai (leg dynamometer) yang dikutip
dalam buku Nurhasan yang berjudul Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga (2008:93) dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.1
Komponen Fisik Dasar Cabang Olahraga Renang dan Teknik
Pengukurannya Serta Kategori Kemampuan Setiap Komponen Gaya Kupu-Kupu/ Dolphin (Putera)
No Komponen Teknik
Pengukuran
Kategori
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali Sempurna 1 Kekuatan
-Otot lengan dan bahu -Otot tungkai -Otot punggung Hand Dynamometer Leg Dynamometer Back Dynamometer 23-29 77-145 59-79,5 30-35 146-214 80-100,5 37-43 215-282 101-122 44-50 > 283 122,5-143 > 51 > 143,5 2 Kecepatan Lari 50 meter 9-8 7,9-6,9 6,8-5,8 5,7-4,7 < 4,6 3 Power
-Otot lengan -Otot tungkai Medicine ball put Vertical jump 2,63-3,67 38-45 3,68-4,42 46-42 4,53-5,37 53-61 5,38-6,22 62-69 > 6,22 > 70
4 Kelenturan Flexometer 1-5 6-11 12-17 18-23 > 24
(28)
47
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Otot -Otot lengan -Otot tungkai Pull-Ups Squat Jumps 1-4 4-24 5-8 25-45 9-12 46-66 13-16 67-87 > 17 > 88 6 Daya Tahan
Umum (Cardio Vascular)
-Lari 15 menit (VO2 Max) Kg -Lari multy tahap < 49 < 36 50-52 37-47 53-55 48-57 56-58 58-74 > 59 > 75 Tabel 3.2
Komponen Fisik Dasar Cabang Olahraga Renang dan Teknik
Pengukurannya Serta Kategori Kemampuan Setiap Komponen Gaya Kupu-Kupu/ Dolphin (Puteri)
No Komponen Teknik
Pengukuran
Kategori
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali Sempurna 1 Kekuatan
-Otot lengan dan bahu -Otot tungkai -Otot punggung Hand Dynamometer Leg Dynamometer Back Dynamometer 9-17 6-64 29,5-39 18-26 65-123 39,5-49,5 27-35 124-182 50-60 36-44 183-241 60,5-70 > 45 > 242 > 70,5 2 Kecepatan Lari 50 meter 9,9-9,2 9,1-8,4 8,3-7,6 7,5-6,9 > 6,8 3 Power
-Otot lengan -Otot tungkai Medicine ball put Vertical jump 1,81-2,37 29-32 2,38-2,94 33-37 2,95-3,51 38-43 3,52-4,03 44-47 > 4,04 > 48
4 Kelenturan Flexometer 2-6 7-11 12-18 19-23 > 24
5 Daya Tahan Otot -Otot lengan -Otot tungkai Pull-Ups Squat Jumps 10-28 12-22 29-47 23-33 48-68 34-44 69-87 45-55 > 88 > 56 6 Daya Tahan
Umum (Cardio Vascular)
-Lari 15 menit (VO2 Max) Kg -Lari multy tahap < 44 < 30 45-48 31-42 49-52 43-53 53-55 54-68 > 56 > 69
(29)
48
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Alat Ukur Kekuatan Otot Lengan
Untuk mengetahui besarnya otot lengan maka digunakan alat ukur yang dinamakan push and pull hand dynamometer. Alat ini sudah menjadi standar pengukuran kekuatan otot lengan dan layak digunakan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan seperti dibawah ini :
a. Tujuan : mengukur komponen kekuatan otot lengan. b. Alat/fasilitas : push and pull hand dynamometer dan alat tulis. c. Pelaksanaan : naracoba berusaha menarik dengan kedua
lengan/tangannya secara bersama-sama sekuat-
kuatnya, kemudian alat tersebut menunjukkan besarnya dari kemampuan otot dari naracoba.
Tiap-tiap orang diberi kesempatan masing- masing dua kali percobaan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gmbar 3.2 s/d 3.3 di bawah ini :
(30)
49
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Push and Pull Hand Dynamometer
Gambar 3.3
Tes Kekuatan Otot Lengan Sumber Budi Setianto (2007:60)
2. Alat Ukur Kekuatan Otot Tungkai
Untuk mengetahui besarnya otot tungkai maka digunakan alat ukur yang dinamakan leg dynamometer. Alat ini sudah menjadi standar pengukuran kekuatan otot tungkai dan layak digunakan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan seperti dibawah ini :
a. Tujuan : mengukur komponen kekuatan otot tungkai. b. Alat/fasilitas : leg dynamometer dan alat tulis.
c. Pelaksanaan : naracoba memakai pengikat pinggang kemudian, berdiri dengan membengkokkan kedua lututnya hingga bersudut kyrang
(31)
50
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih 450, lalu alat ikat pinggang tersebut dikaitkan pada leg dynamometer. Setelah itu naracoba berusaha sekuat-kuatnya meluruskan kedua tungkainya. Setelah naracoba itu meluruskan kedua tungkainya dengan maksimum, lalu kita lihat jarum pada alat tersebut menunjukkan angka berapa. Angka ini menunjukkan besarnya kekuatan otot tungkai orang tersebut.
Gambar 3.4 Kekuatan Otot Tungkai
Sumber: http://www.nexgenergo.com/medical/images/baseline2.jpg (diunduh pada tanggal 24 April 2013)
F. Program Latihan
Lamanya masa latihan menjadi suatu hal yang penting dan akan berpengaruh terhadap suatu hasil yang diperoleh. Penulis menetapkan batas waktu untuk penelitian adalah 6 minggu, dengan 3 kali pertemuan dalam tiap minggunya sehingga total adalah 18 kali pertemuan.
Lamanya waktu eksperimen tersebut berdasarkan pada pernyataan Harsono
(1988:194) yang menyatakan bahwa : “...sebaiknya latihan dilakukan tiga kali
seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat untk memberikan kesempatan bagi otot dalam berkembang dan mengadaptasi diri pada hari isitirahat tersebut.”
(32)
51
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk lamanya jangka waktu latihan selama 6 minggu berdasarkan pada Harsono
(1988:154) yang mengemukakan : “Latihan kondisi fisik per-season yang intensif selama 6-10 minggu... ” Pendapat ini juga sama dengan yang dinyatakan oleh Kosasih yang penulis kutip dari skripsi Apolonia Kharisma: “Sebaiknya berlatih paling sedikit tiga kali seminggu.”
Latihan dilaksanakan 3 kali dalam semingu di Kolam Renang Karang Setra Bandung yaitu pada hari Minggu, Senin, dan Rabu 16:30 sampai selesai. Masa latihan atau perlakukan terhadap sampel dimulai dari tanggal 6 April 2013 sampai 15 Mei 2013 dengan demikian jumlah latihan yang diberikan adalah sebanyak 18 kali, dengan pre test dan post test 1 kali menjadikan total 20 kali pertemuan.
Dalam melaksanakan latihan, ada beberapa prinsip yang penulis terapkan, yaitu: prinsip sistematis, berulang-ulang dan penambahan beban lebih. Latihan dinyatakan sisitematis apabila dimulai dari beban yang ringan sampai dengan beban yang berat. Mengenai latihan yang sistematis oleh Harsono (1988:101)
dijelaskan bahwa: “Yang dimaksud sistematis adalah berencana, menurut jadwal,
menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah ke sukar, latihan yang teratur, dari sederhana ke yang lebih kompleks.”
Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang agar terjadi otomatisasi atau kebiasaan tertentu yang bersifat reflek. Dalam hal ini Harsono (1988:101)
menjelaskan: “Berulang-ulang maksudnya ialah agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis dan reflektif.”
(33)
52
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prinsip beban lebih atau “Overload” dengan system tangga atau “Step type approach” dalam latihan merupakan hal penting karena menyangkut peningkatan kemampuan kerja tubuh terhadap suatu tugas. Apabila beban latihan tetap maka ini berarti tidak akan terjadi peningkatan kemampuan kerja tubuh. Harsono
(1988:103) mengemukakan: “Prinsip ini mengatakan bahwa beban latihan yang
diberikan kepada atlet haruslah cukup berat dan cukup bengis, serta harus diberikan berulang kali dengan intensitas yang cukup tinggi.” Prinsip ini dilakukan dengan harapan agar tujuan pencapaian prestasi akan tercapai. Peningkatan beban latihan ini dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini;
Beban Latihan
6 8
3 5 7
2 4
1
Prestasi
Gambar 3.5 Penambahan Beban Secara Bertahap (Harsono, 1988:105)
Adapun contoh program latihan yang akan penulis terapkan adalah sebagai berikut :
Contoh Program Latihan Stabilisasi
Pertemuan Materi Volume Istirahat Set Keter
angan 1.
Minggu ke-1
Latihan pendahuluan
berisi pemanasan berupa lari
15-30 menit
(34)
53
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keliling kolam renang, peregangan statis, dan peregangan dinamis. Melakukan 8 bentuk
latihan (squats, push up,
forward lunge, straight leg lifts, elbow press up and hold, kneeling position, side body right and left, dan backward push up)
Pendinginan dengan latihan fleksibilitas
16 detik setiap bentuk latihan
3 menit 8 set
2. Latihan pendahuluan
berisi pemanasan berupa lari keliling kolam renang, peregangan statis, dan peregangan dinamis. Melakukan 8 bentuk
latihan (squats, push up,
forward lunge, straight leg lifts, elbow press up and hold, kneeling position, side body right and left, dan backward push up)
Pendinginan dengan latihan fleksibilitas
15-30 Menit
20 detik 3 menit 6 set
G.Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes awal dan tes akhir, perlu adanya pengolahan secara statistik. Rumus-rumus yang
(35)
54
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan dikutip dari buku “Metode Statistik” karangan Sudjana. Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menghitung Nilai Rata-rata
Melalui pendekatan rumus:
n X X i
Keterangan :
X = Nilai rata-rata yang dicapai
i
X = Skor yang diperoleh
n = Jumlah sampel
= “Sigma” yang berarti jumlah. 2. Mencari Simpangan BakuRumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
1
2
n X X
S i
Keterangan :
S = Simpangan baku
i
X = Skor yang dicapai seseorang
n = Banyaknya jumlah sampel 1 = Angka tetapi
3. Mencari Varians
Pendekatan statistik yang digunakan:
n
X12- (
X1) 2
n(n-1) 4. Uji Normalitas
(36)
55
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menguji normalitas kedua kelompok sampel, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.
b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan
Z skor, yaitu :
S X X Z
__
1
c. Untuk tiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan jika nila Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5-luas daerah distribusi Z pada tabel.
d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nila Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.
e. Hitung selisih antara F(zi) – S (zi) dan tentukan harga mutlaknya.
f. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.
g. Dengan bantuan tabel nilai Kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.
h. Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya dengan kriteria :
- Terima Ho jika Lo < L α = Normal - Tolak Ho jika Lo > L α = Tidak Normal
(37)
56
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Uji Perbedaan Rata-Rata
2 1 2 1 1 1 n n s X X t
dengan
2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n S n S n S
Dengan kriteria :
S : Simpangan baku gabungan n1 : Jumlah sampel tes awal n2 : Jumlah sampel tes akhir
1
X : Rata-rata tes awal
2
X : Rata-rata tes akhir
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak Ho, jika thitung > t1 - α. dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2 - 2).
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :
Terima hipotesis jika –t1- ½ α < t < t1 – ½ α, dimana t1 – ½ α di dapat dari daftar distribusit dengan dk = n1 + n2–2 dan peluang 1 –½ α. Untuk harga t lain ditolak.
(38)
65 Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot lengan dengan peningkatan kemampuan kekuatan otot lengan sebesar 32,28%.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot tungkai dengan peningkatan kemampuan kekuatan otot tungkai sebesar 55,3%.
3. Latihan stabilisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan renang 50m dengan peningkatan kecepatan renang sebesar 6,95%.
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Aquarius Swimming Club penulis mengajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
1. Para pelatih atau pencinta olahraga renang khususnya olahraga renang prestasi dianjurkan untuk memperhatikan latihan stabilisasi pada saat latihan fisik di darat, meningkatkan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai dalam melatih renang gaya kupu-kupu.
(39)
66
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Agar mendapatkan hasil latihan yang lebih baik, maka para pelatih/pencinta olahraga diharapkan dapat memberikan latihan secara khusus untuk meningkatkan latihan stabilisasi.
3. Hasil penelitian ini merupakan bukti empirik yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian yang lain. Untuk itu disarankan kepada peneliti lain untuk mengadakan penelitian replikasi dengan menggunakan subjek penelitian yang lebih banyak dan mempunyai tingkat/level prestasi yang lebih baik lagi.
(40)
66
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta:
CV Tambak Kusum.
Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito
Surayin. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Yramada Widya. (http://www.websejarah.com/2010/11/sejarah-olahraga-renang-di-dunia.html)
(http://ariepwarman14.blogspot.com/2011/12/latihan-stabilisasi-open-chain.html) Nurhasan, H., Cholil, D.H. (2007). Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan.
Bandung: FPOK UPI.
Sumber: http://www.nexgenergo.com/medical/images/baseline2.jpg (diunduh pada tanggal 24 April 2013)
Nurhasan, H., Cholil, D.H., dan Hidayah, N. (2008). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI.
Setianto, Budi. (2007). Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan, Fleksibilitas
Sendi Panggul, dan Power Tungkai Dengan Kecepatan Bantingan Seoe Nage Pada Cabang Olahraga Judo. Bandung: tidak diterbitkan.
Harto, Budi. (2003). Hubungan Power Otot Perut, Power Tungkai, Fleksibilitas
panggul dan Fleksibilitas Pergelangan Kaki Dengan Kecepatan Maksimal Renang Gaya Kupu-kupu 25 Meter. Bandung: tidak diterbitkan.
E. Counsilman, J. (1997). Competitive Swimming Manual For Coaches and
Swimmers. London: Pelham Books.
Suripto, Kushendar. (2007). Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan dan
Koordinasi (Mata dan Tangan) Dengan Keterampilan Servis Atas dalam Permainan Bola Voli. Bandung: tidak diterbitkan.
(41)
67
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salo, D., Riewald, S.A. (2008). Complete Conditioning For Swimming. USA: Human Kinetics.
Satriya. Jafar Sidik, D, Imanudin, I. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.
Badruzaman. (2007). Modul Teori Renang I. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional FPOK UPI.
Badruzaman. (2008). Modul Teori Renang II. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional FPOK UPI.
Karnadi, I., Mulyana, D. (2007). Modul Renang. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.
Agil Pranatal, Luguzt. (2011). Dampak Latihan Stabilisasi dan Fleksibilitas Panggul Terhadap Penampilan Kata (Saifa-Goju Ruo) Pada Cabor Karate (Studi Eksperimen Pada Ekstrakulikuler Dojo SMKN 4 Bandung). Bandung: FPOK UPI.
Sumber: http://skripsiolahraga.blogspot.com/2012/08/kontribusi-panjang-lengan-kekuatan.html
(1)
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menguji normalitas kedua kelompok sampel, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.
b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan
Z skor, yaitu :
S X X Z
__ 1
c. Untuk tiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan jika nila Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5-luas daerah distribusi Z pada tabel.
d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nila Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.
e. Hitung selisih antara F(zi) – S (zi) dan tentukan harga mutlaknya.
f. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.
g. Dengan bantuan tabel nilai Kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.
h. Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya dengan kriteria :
- Terima Ho jika Lo < L α = Normal - Tolak Ho jika Lo > L α = Tidak Normal
(2)
56
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Uji Perbedaan Rata-Rata
2 1 2 1 1 1 n n s X X t
dengan
2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n S n S n S
Dengan kriteria :
S : Simpangan baku gabungan n1 : Jumlah sampel tes awal n2 : Jumlah sampel tes akhir
1
X : Rata-rata tes awal
2
X : Rata-rata tes akhir
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak Ho, jika thitung > t1 - α. dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2 - 2).
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :
Terima hipotesis jika –t1- ½ α < t < t1 – ½ α, dimana t1 – ½ α di dapat dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 –2 dan peluang 1 –½ α. Untuk harga t lain ditolak.
(3)
65
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot lengan dengan peningkatan kemampuan kekuatan otot lengan sebesar 32,28%.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan stabilisasi terhadap kekuatan otot tungkai dengan peningkatan kemampuan kekuatan otot tungkai sebesar 55,3%.
3. Latihan stabilisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan renang 50m dengan peningkatan kecepatan renang sebesar 6,95%.
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Aquarius Swimming Club penulis mengajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
1. Para pelatih atau pencinta olahraga renang khususnya olahraga renang prestasi dianjurkan untuk memperhatikan latihan stabilisasi pada saat latihan fisik di darat, meningkatkan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai dalam melatih renang gaya kupu-kupu.
(4)
66
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Agar mendapatkan hasil latihan yang lebih baik, maka para pelatih/pencinta olahraga diharapkan dapat memberikan latihan secara khusus untuk meningkatkan latihan stabilisasi.
3. Hasil penelitian ini merupakan bukti empirik yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian yang lain. Untuk itu disarankan kepada peneliti lain untuk mengadakan penelitian replikasi dengan menggunakan subjek penelitian yang lebih banyak dan mempunyai tingkat/level prestasi yang lebih baik lagi.
(5)
66
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta:
CV Tambak Kusum.
Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito
Surayin. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Yramada Widya. (http://www.websejarah.com/2010/11/sejarah-olahraga-renang-di-dunia.html)
(http://ariepwarman14.blogspot.com/2011/12/latihan-stabilisasi-open-chain.html) Nurhasan, H., Cholil, D.H. (2007). Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan.
Bandung: FPOK UPI.
Sumber: http://www.nexgenergo.com/medical/images/baseline2.jpg (diunduh pada tanggal 24 April 2013)
Nurhasan, H., Cholil, D.H., dan Hidayah, N. (2008). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI.
Setianto, Budi. (2007). Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan, Fleksibilitas
Sendi Panggul, dan Power Tungkai Dengan Kecepatan Bantingan Seoe Nage Pada Cabang Olahraga Judo. Bandung: tidak diterbitkan.
Harto, Budi. (2003). Hubungan Power Otot Perut, Power Tungkai, Fleksibilitas
panggul dan Fleksibilitas Pergelangan Kaki Dengan Kecepatan Maksimal Renang Gaya Kupu-kupu 25 Meter. Bandung: tidak diterbitkan.
E. Counsilman, J. (1997). Competitive Swimming Manual For Coaches and
Swimmers. London: Pelham Books.
Suripto, Kushendar. (2007). Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan dan
Koordinasi (Mata dan Tangan) Dengan Keterampilan Servis Atas dalam Permainan Bola Voli. Bandung: tidak diterbitkan.
(6)
67
Indri Destiany, 2013
Pengaruh Metode Latihan Stabilitasi Terhadap Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot Tungkai Pada Perenang Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salo, D., Riewald, S.A. (2008). Complete Conditioning For Swimming. USA: Human Kinetics.
Satriya. Jafar Sidik, D, Imanudin, I. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.
Badruzaman. (2007). Modul Teori Renang I. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional FPOK UPI.
Badruzaman. (2008). Modul Teori Renang II. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional FPOK UPI.
Karnadi, I., Mulyana, D. (2007). Modul Renang. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.
Agil Pranatal, Luguzt. (2011). Dampak Latihan Stabilisasi dan Fleksibilitas Panggul Terhadap Penampilan Kata (Saifa-Goju Ruo) Pada Cabor Karate (Studi Eksperimen Pada Ekstrakulikuler Dojo SMKN 4 Bandung). Bandung: FPOK UPI.
Sumber: http://skripsiolahraga.blogspot.com/2012/08/kontribusi-panjang-lengan-kekuatan.html