Pengertian Debt to Equity Ratio

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih Lestari dan Sugiharto, 2007: 196 . Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Angka ROA dapat dikatakan baik apabila 2. ROA dapat membantu perusahaan yang telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik untuk dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi. Rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut : ROA = Laba Bersih sebelum Pajak Total Asset

2.1.2 Pengertian Debt to Equity Ratio

Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang salah satunya dapat dilihat melalui debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio mencerminkan besarnya proporsi antara total debt total hutang dengan total shareholder’s equity total modal sendiri. the Universitas Sumatera Utara Menurut Golbe and Schachter 1985 mengatakan bahwa “ the assumptions of a constant debt-equity ratio is to finance the initial investment ,according to the pre-investment proportions”. Total debt merupakan total liabilities baik utang jangka pendek maupun jangka panjang: sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri total modal saham yang di setor dan laba yang ditahan yang dimiliki perusahaan. Menurut Robert Ang 1997 rasio ini menunjukkan komposisi dari total hutang terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar di banding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur. Menurut Golbe and Schachter 1985 mengatakan bahwa “first statements of a debt repayments algorithm that guarantees a constant debt-equity ratio over the life of an investment”. Untuk mengembangkan perusahaan dalam mengahadapi persaingan, maka diperlukan adanya suatu pendanaan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber- sumber pendanaan perusahaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan internal dan dari luar perusahaan eksternal. Pada prakteknya dana-dana yang dikelola perusahaan harus dikelola dengan baik, karena masingmasing sumber dana tersebut mengandung kewajiban pertanggung jawaban kepada pemilik dana. Proporsi antara modal sendiri internal dengan modal pinjaman eksternal harus diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban perusahaan terhadap para pemilik modal tersebut. Dalam manajemen keuangan proporsi antara jumlah dana dari luar lazim disebut sebagai struktur pendanaan atau struktur modal capital structure. Brigham 1983 menyatakan bahwa dalam mengembangkan target capital structure perlu dilakukan analisis dari banyak faktor dengan mempertimbangkan kondisi Universitas Sumatera Utara keuangan perusahaan. Sumber dana dari pihak luar diperoleh dari pinjaman atau utang baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang: sedangkan sumber dana dari pihak internal diperoleh dari modal saham equity dan laba tak dibagi retained earning. Rasio antara sumber dana dari pihak eksternal hutang terhadap sumber dana pihak internal ekuitas lazim disebut sebagai Debt to equity Ratio Brigham,1983. Rumus untuk menghitung DER adalah sebagai berikut : DER = Total hutang Modal 2.1.3 Pengertian Earning Per Share Earning per Share EPS merupakan Laba per lembar saham yang sering kali digunakan oleh para investor dan pemegang saham dalam mengevaluasi tingkat profitabilitas perusahaan sehingga menjadi informasi yang paling mendasar dan penting untuk menggambarkan prospek keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang. Disisi lain calon pemegang saham dapat menjadikan earning per share sebagai indikator akan keberhasilan suatu perusahaan. Menurut Zellweger, Meister,dan Fueglistaller 2007 mengatakan bahwa “earnings per share positively affects analyst forecast dispersion. The mean earnings per share estimate for the following fiscal year is obtained on the first trading day each month and represents the consensus forecast. Evidence is presented here that more stable earnings per share significantly correlate with lower analyst forecast dispersion in the Swiss stock market. Additionally we find that family firms display more stable earnings per share and, as expected, also lower analyst forecast dispersion” Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share EPS, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek earning Universitas Sumatera Utara perusahaan. di masa depan. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan Lukman Syamsudin, 1992 : 66. Secara singkat dapat peneliti simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Besarnya Earning Per Share EPS suatu perusahaan. bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Earning per share atau laba per lembar saham adalah suatu analisis yang penting di dalam laporan keuangan perusahaan. Earning per share memberikan informasi kepada para pihak luar ekstern seberapa jauh kemampuan perusahaam menghasilkan laba untuk tiap lembar yang beredar. Sebagai indikator keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa yang akan datang, earning per share memberikan gambaran yang penting dari keberhasilan itu. Namun demikian earning per share bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini masih harur dikombinasikan dengan alat yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh. Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham EPS. Sedangkan jumlah laba per lembar saham EPS yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden. Laba per lembar saham EPS dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham EPS yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham EPS yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Laba Per Saham, juga disebut laba bersih per saham, adalah jumlah pendapatan yang diterima per setiap saham biasa yang beredar perusahaan. Universitas Sumatera Utara Menurut Besley dan Brigham 2000:83 laba per lembar saham EPS, adalah : “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the items of on the income statement.”LabaPerSaham disebut garis bawah yangmenunjukkan bahwa dari semua item pa dalaporan laba rugi. Dengan demikian, laba per lembar saham EPS menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham EPS dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham EPS juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan. Angka per lembar saham EPS diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba. Neraca menunjukan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal sendiri pada waktu tertentu. Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Penelitian di Indonesia mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan harga saham sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan keuangan menghasilkan bahwa 52,86 responden mengandalkan laporan keuanagn. Hasil yang lain menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham Jogiyanto,2004:24. Laba per saham earnings per share-EPS sangat banyak digunakan dalam mengevaluasi kinerja operasi dan profitabilitas suatu perusahaan. Dilusi dilution merupakan pengurangan laba per saham atau peningkatan kerugian per saham yang berasal dari efek dilutive yang dikonversi menjadi laba per saham, eksekusi opsi dan waran, atau pengeluaran saham tambahan sesuai dengan kontrak tertentu. Universitas Sumatera Utara Rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut : EPS : Deviden Saham Umum Jumlah Lembar Saham Umum

2.1.4 Pengertian Harga Saham

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 73 97

Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio dan Return On Equity Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Kelompok Aneka Industri Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 69 79

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap risiko saham pada perusahaan LQ 45 periode 2004-2009

0 7 116

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN CURRENT RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 11

Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan LQ 45.

0 2 20

PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON EQUITY DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 20

SKRIPSI PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA oleh DEWI YANI

0 1 11

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, DEBT RATIO, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 1 16