BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi dengan perkembangan perekonomian yang semakin pesat, tidak sedikit perusahaan bermunculan dengan berbagai bidang usaha. Kondisi seperti ini
menyebabkan perusahaan harus mengalami persaingan yang semakin ketat akan upaya dalam menerobos pangsa pasar domestik maupun internasional agar mencapai target penjualan yang
ditetapkan oleh manajemen. Hal ini menyebabkan banyak kendala yang dihadapi manajemen, salah satunya adalah masalah pendanaan. Salah satu alternatif yang biasa digunakan sebagian
besar perusahaan untuk mendapatkan dana atau tambahan dana yaitu melalui pasar modal, yang mana merupakan jembatan yang mempertemukan antara pemilik modal investor
dengan pengguna modalemiten. Pemodal dapat menempatkan kelebihan dananya dalam bentuk surat berharga baik dalam bentuk saham maupun obligasi yang diharapkan dapat
memberi tingkat keuntungan yang menarik. Motif dari perusahaan yang menjual sahamnya adalah untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya dan
bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya. Adapun Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut
bursa efek. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan. Dalam rasio
keuangan bisa dikelompokan kedalam lima macam katagori, yaitu: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung
berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca dan rugi laba. Setiap analis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang
dianggap mencerminkan aspek tertentu Suad dan Enny,2006: 69. Rasio profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets, bagi para investor dapat digunakan untuk mengukur
Universitas Sumatera Utara
seberapa jauh kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih melalui asset yang tertanam dalam perusahaan. Rasio solvabilitas diukur dengan Debt to Equity Ratio, sering digunakan
para investor sebagai informasi bagi para investor untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio profitabilitas yang diukur dengan Earning per Share, sebagai
indicator keberhasilan perusahaan dan sering kali investor tertarik terhadap informasi Earning per Share karena dapat mengetahui besaran pendapatan yang diterima oleh para
pemegang saham dari setiap lembar saham sehingga dapat mempengaruhi harga saham yang ditawarkan pada public. Salah satu instrument atau produk dari pasar modal adalah saham
yang mana merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan berbentuk perseroan terbatas PT. Indeks LQ 45 merupakan merupakan cerminan pergerakan harga saham dari 45 saham
unggulan dengan kapitalisasi terbesar di PT Bursa Efek Indonesia. Dan untuk mengetahui kondisi pasar modal di Indonesia salah satunya dapat dilihat dari fluktuasi indeks LQ 45 yang
merupakan indeks yang cukup menentukan yang dibentuk oleh bursa efek indonesia dan dikenal luas oleh para investor.
Dilihat dari kondisi Indeks LQ 45 yang terjadi, belum diketahui seberapa besar pengaruhnya Return on assets ROA, Debt to equity ratio DER, dan Earning per share
EPS terhadap harga saham Indeks LQ 45 tahun 2009-2012. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan
judul ”Pengaruh ROA, DER, dan EPS terhadap harga saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI “.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah