1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham Lq 45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini bertujuan untuk : Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio
dan Earning Per Share berpengaruh secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham Lq 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam penulisan ini : 1. Kegunaan Teoritis.
Untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan ekonomi mengenai analisis pengaruh rasio keuangan terhadap harga
saham.Dan dapat digunakan sebagai dasar perluasan penelitian terutama yang berhubungan dengan faktor-faktor yang berkaitan.
2. Kegunaan Praktis a. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para investor atas informasi keuangan dalam melakukan pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
untuk berinvestasi di pasar modal, sehingga dapat memperkecil risiko yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat dalam pembelian saham di pasar modal.
b. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
informasi tentang usaha atau cara yang ditempuh bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan tingkat keluarnya sehingga perusahaan tidak sampai
mengalami kebangkrutan. c. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian dan merupakan wujud dari aplikasi ilmu pengetahuan yang
didapat selama perkuliahan d. Bagi Pihak-Pihak Lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan oleh pihak- pihak lain yang berkepentingan, baik sebagai referensi maupun sebagai
bahan teori bagi penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Return On Assets
Return on Assets ROA merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba
pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu Hanafi dan Halim, 2003:27. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam
menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.
Laba bersih net income merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Laba dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapat pinjaman
dan pendanaan ekuitas, posisi likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk berubah. Jumlah keuntungan laba yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau
trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian penganalisa di dalam menilai profitabilitas suatu perusahaan.
Profitabilitas atau rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan
dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan itu rentable Munawir, 2002. Bagi manajemen atau pihak-pihak
yang lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.
Menurut Mardiyanto 2009: 196 ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi.
Menurut Dendawijaya 2003: 120 rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA,
Universitas Sumatera Utara
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih Lestari dan Sugiharto, 2007: 196 . Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan
daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada
harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Angka ROA dapat dikatakan baik
apabila 2.
ROA dapat membantu perusahaan yang telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik untuk dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif
terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam
perencanaan strategi. Rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut :
ROA = Laba Bersih sebelum Pajak
Total Asset
2.1.2 Pengertian Debt to Equity Ratio
Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang salah satunya dapat dilihat melalui debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio mencerminkan besarnya proporsi
antara total debt total hutang dengan total shareholder’s equity total modal sendiri. the
Universitas Sumatera Utara
Menurut Golbe and Schachter 1985 mengatakan bahwa “ the assumptions of a constant debt-equity ratio is to finance the initial investment ,according to the pre-investment
proportions”. Total debt merupakan total liabilities baik utang jangka pendek maupun jangka
panjang: sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri total modal saham yang di setor dan laba yang ditahan yang dimiliki perusahaan. Menurut Robert Ang
1997 rasio ini menunjukkan komposisi dari total hutang terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar di banding dengan total
modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur.
Menurut Golbe and Schachter 1985 mengatakan bahwa “first statements of a debt repayments algorithm that guarantees a constant debt-equity ratio over the life of an
investment”. Untuk mengembangkan perusahaan dalam mengahadapi persaingan, maka diperlukan
adanya suatu pendanaan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber- sumber pendanaan perusahaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan internal dan dari luar
perusahaan eksternal. Pada prakteknya dana-dana yang dikelola perusahaan harus dikelola dengan baik, karena masingmasing sumber dana tersebut mengandung kewajiban
pertanggung jawaban kepada pemilik dana. Proporsi antara modal sendiri internal dengan modal pinjaman eksternal harus diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban perusahaan
terhadap para pemilik modal tersebut. Dalam manajemen keuangan proporsi antara jumlah dana dari luar lazim disebut sebagai struktur pendanaan atau struktur modal capital
structure. Brigham 1983 menyatakan bahwa dalam mengembangkan target capital structure perlu dilakukan analisis dari banyak faktor dengan mempertimbangkan kondisi
Universitas Sumatera Utara
keuangan perusahaan. Sumber dana dari pihak luar diperoleh dari pinjaman atau utang baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang: sedangkan sumber dana dari pihak
internal diperoleh dari modal saham equity dan laba tak dibagi retained earning. Rasio antara sumber dana dari pihak eksternal hutang terhadap sumber dana pihak internal
ekuitas lazim disebut sebagai Debt to equity Ratio Brigham,1983. Rumus untuk menghitung DER adalah sebagai berikut :
DER = Total hutang
Modal
2.1.3 Pengertian Earning Per Share Earning per Share EPS merupakan Laba per lembar saham yang sering kali
digunakan oleh para investor dan pemegang saham dalam mengevaluasi tingkat profitabilitas perusahaan sehingga menjadi informasi yang paling mendasar dan penting untuk
menggambarkan prospek keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang. Disisi lain calon pemegang saham dapat menjadikan earning per share sebagai indikator akan keberhasilan
suatu perusahaan. Menurut Zellweger,
Meister,dan Fueglistaller 2007 mengatakan bahwa “earnings
per share positively affects analyst forecast dispersion. The mean earnings per share estimate for the following fiscal year is obtained on the first trading day each month and represents
the consensus forecast. Evidence is presented here that more stable earnings per share significantly correlate with lower analyst forecast dispersion in the Swiss stock market.
Additionally we find that family firms display more stable earnings per share and, as expected, also lower analyst forecast dispersion”
Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share EPS, karena hal ini menggambarkan jumlah
rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek earning
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. di masa depan. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
perusahaan Lukman Syamsudin, 1992 : 66. Secara singkat dapat peneliti simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham,
karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Besarnya Earning Per Share EPS suatu perusahaan. bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan
langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Earning per share atau laba per lembar saham adalah suatu analisis yang penting di dalam
laporan keuangan perusahaan. Earning per share memberikan informasi kepada para pihak luar ekstern seberapa jauh kemampuan perusahaam menghasilkan laba untuk tiap lembar
yang beredar. Sebagai indikator keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa yang akan datang, earning per share memberikan gambaran yang penting dari keberhasilan itu.
Namun demikian earning per share bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini masih harur dikombinasikan dengan alat yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh.
Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham EPS. Sedangkan jumlah laba per
lembar saham EPS yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden. Laba per lembar saham EPS dapat menunjukan
tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham EPS yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu
memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham EPS yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut
gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Laba Per Saham, juga disebut laba bersih per saham, adalah jumlah pendapatan yang
diterima per setiap saham biasa yang beredar perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Besley dan Brigham 2000:83 laba per lembar saham EPS, adalah : “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the items of on the income
statement.”LabaPerSaham disebut garis bawah yangmenunjukkan bahwa dari semua item pa dalaporan laba rugi. Dengan demikian, laba per lembar saham EPS menunjukan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham EPS dapat dijadikan sebagai
indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham EPS juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham
dalam perusahaan. Angka per lembar saham EPS diperoleh dari laporan keuangan yang
disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu
neraca dan laporan rugi laba. Neraca menunjukan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal sendiri pada waktu tertentu.
Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Penelitian di Indonesia mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan harga saham sudah
banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan keuangan menghasilkan bahwa 52,86 responden mengandalkan laporan keuanagn. Hasil yang lain menyatakan bahwa
informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham Jogiyanto,2004:24.
Laba per saham earnings per share-EPS sangat banyak digunakan dalam mengevaluasi kinerja operasi dan profitabilitas suatu perusahaan. Dilusi dilution merupakan
pengurangan laba per saham atau peningkatan kerugian per saham yang berasal dari efek dilutive yang dikonversi menjadi laba per saham, eksekusi opsi dan waran, atau pengeluaran
saham tambahan sesuai dengan kontrak tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut : EPS : Deviden Saham Umum
Jumlah Lembar Saham Umum
2.1.4 Pengertian Harga Saham
Saham merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal. Menurut Rahardjo 2006 saham adalah surat berharga yang merupakan instrumen bukti kepemilikan
atau penyertaan dari individu atau instansi dalam suatu perusahaan. Menurut Mishkin 2001:4 saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset
sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, atau sering
juga disebut instrumen keuangan.
jenis-jenis saham, antara lain :
1. Ditinjau dari cara peralihannya saham dibedakan menjadi saham atas unjuk dan saham atas nama.
a. Saham atas unjuk bearer stock. Diatas sertifikat saham atas unjuk tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham ini, seorang pemilik sangat
mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang.
b. Saham atas nama registered stock. Diatas sertifikat saham ini ditulis nama pemiliknya. Cara pemindahannya harus memenuhi prosedur tertentu yaitu dengan
dokumen peralihan, kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham.
2. Ditinjau dari segi manfaatnya, saham dapat digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen.
Universitas Sumatera Utara
a. Saham biasa common stock. Saham biasa selalu muncul dalam setiap struktur modal saham perseroan terbatas. Besar kecilnya deviden yang diterima tidak tetap,
tergantung pada keputusan RUPS. b. Saham preferen preferred stock. Saham preferen merupakan gabungan
pendanaan antara hutangobligasi dan saham biasa. Dalam praktek terdapat beraneka ragam jenis saham preferen diantaranya adalah:
1 Cumulative Preferred Stock. Saham preferen jenis ini memberikan hak pada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam
suatu persentase atau jumlah tertentu dalam arti bahwa jika pada tahun tertentu deviden yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama
sekali, maka akan diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya. 2 Non Cumulative Preferred Stock. Pemegang saham jenis ini mendapat
prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila
pada suatu tahun tertentu deviden yang dibayarkan lebih kecil dari yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat
diperhitungkan pada tahun berikutnya. 3 Participating Preferred Stock. Pemilik saham jenis ini disamping
memperoleh deviden tetap seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra deviden apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang
ditetapkan. 4 Convertible Preferred Stock saham istimewa. Pemegang saham istimewa
mempunyai hak lebih tinggi dibanding pemegang saham lainnya. Hak lebih itu terutama dalam penunjukkan direksi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Ditinjau berdasarkan kinerja saham, saham dapat digolongkan menjadi : a. Blue Chip Stock
Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam
membayar deviden. b. Income Stock
Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya. c. Growth Stock
Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi. d. Speculative Stock
Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti. e. Counter Cyclical Stock
Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemiliknya berapapun porsinyajumlahnya dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas saham tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ang 1997 : 6, nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Par Value Nilai Nominal
Par value atau disebut juga stated value atau face value atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai nilai nominal. Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum
pada saham yang bersangkutan. Nilai ini tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. 2.
Base Price Harga Dasar Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham yang
dipergunakan didalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini dapat berubah
sesuai tindakan yang dilakukan emiten. 3.
Market Price Harga Pasar Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga
pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Apabila pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya closing
price. Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan
Brigham 1993:26-27 adalah proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan
pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan
bursa saham. Faktor-faktor lain yaitu kondisi perusahaan, kendala-kendala eksternal serta kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar juga dapat mempengaruhi fluktuasi
harga saham.
Universitas Sumatera Utara
Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar bursa pasar sekunder. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan saham, harganya semakin naik.
Sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, maka harganya semakin bergerak turun. Secara umum semakin baik kinerja keuangan perusahaan
maka semakin banyak keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham, sehingga harga saham kemungkinan akan naik.
Investor harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian
tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham. Analisis saham merupakan salah satu tahap dalam proses investasi yang berarti melakukan
analisis terhadap individual atau sekelompok sekuritas. Analisis yang sering digunakan untuk menilai suatu saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
1. Analisis Fundamental Analisis fundamental menekankan bahwa faktor-faktor fundamental
mempengaruhi harga saham karena menitik beratkan pada analisis rasio keuangan. Melalui analisis rasio keuangan dapat diperoleh informasi atau gambaran tentang
kondisi keuangan perusahaan dan hasil operasional yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan Husnan, 2001:315 :
a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
b. Menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut company analysis. Data yang digunakan adalah
data historis, yaitu data tersebut didapat dari peristiwa yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan
keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis Husnan, 2001:303. Dalam company analysis para investor akan mempelajari laporan keuangan perusahaan
dengan menggunakan analisis rasio keuangan, mengidentifikasi kecenderungan atau pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisisensi operasional dan memahami
sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan tersebut. Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi
keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya akan menjadi
milik investor apakah sehat atau tidak ataukah menguntungkan atau tidak dan sebagainya Anoraga dan Pakarti, 2001 : 108.
2. Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data atau catatan
pasar untuk mengakses permintaan dan penawaran suatu saham, volume perdagangan, indeks harga saham baik individual maupun gabungan, serta faktor-
faktor lain yang bersifat teknis Husnan, 2001:338. Model analisis teknikal menekankan pada perilaku pasar modal dimasa datang berdasarkan kebiasaan dimasa
lalu. Kenaikan dan penurunan harga saham pada periode sebelumnya digunakan untuk memprediksi harga saham pada periode berikutnya. Trend harga saham
menjadi tolok ukur untuk memprediksi harga saham periode berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Sasaran yang ingin dicapai dari analisis teknikal adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh karena itu informasi
yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting bagi pemodal untuk menentukan kapan suatu saham harus dibeli atau harus dijual.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham: 1. Harapan investor terhadap tingkat pendapatan deviden di masa yang akan datang.
Apabila tingkat pendapatan dan deviden stabil, maka harga saham juga akan cenderung stabil. Sebaliknya jika tingkat pendapatan dan deviden berfluktuasi
karena faktor internal, maka harga saham tersebut cenderung berfluktuasi juga. 2. Tingkat pendapatan perusahaan. Apabila tingkat pendapatan perusahaan besar,
maka akan semakin meningkat pula harga saham karena para investor bersikap optimis.
3. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian di masa yang akan datang selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Apabila kondisi perekonomian
saat ini stabil, maka para investor juga akan optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang, sehingga harga saham akan cenderung stabil
demikian pula sebaliknya. Karena harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke
waktu. Maka fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs
harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek maka harga saham cendrung akan naik.
Faktor- faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Hal - hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang
dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah tingkat inflasi dan suku bunga, kebijakan
Universitas Sumatera Utara
keuangan dan fiskal, situasi perekonomian dan situasi bisnis internasional. Sedangkan faktor mikro perusahaan yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah pendapatan
perusahaan, deviden yang dibagikan, arus kas perusahaan, perubahan mendasar dalam pe rusahaan dan perubahan dalam perilaku investasi misalnya merubah investasinya dari saham
menjadi obligasi. Selain itu juga faktor- faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah:
1 Faktor Internal yaitu : a Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penj ualan seperti pengiklanan,
rincian kontak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
b Pengumuman pendanaan financing announcements, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
c Pengumuman badan direksi manajemen management board of director announcements seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan
stuktur organisasi. d Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan marger, investasi
ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi. e Pengumuman investasi investment announcements, seperti melakukan
ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya. f Pengumuman ketenagakerjaan labour announcements, seperti negoisasi
baru, kontak baru, pemogokan dan lainnya. g Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum
akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share EPS, deviden per share DPS, price earning ratio, net profit margin, return on
aseets ROA, dan lain- lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor Eksternal yaitu: a Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan
deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
b Pengumuman hukum legal announcements, seperti tuntunan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntunan perusahaan
terhadap manajernya. c Pengumuman industri sekuritas securities announcements, seperti laporan
pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasanpenundaaan trading.
d Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa
efek suatu negara. e Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Karina Dewi Puspita 2009 menganalisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER dan Return On Equity ROE terhadap
Harga Pasar Saham setelah Penawaran Perdana di BEI.. Hasil analisis ini menujukan bahwa hanya PER yang berpengaruh secara signifikan penentuan
harga pasar saham perusahaan. Hasil uji T menunjukan nilai profitabilitas dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,020, berarti P 0,05, maka variabel PER
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel lain tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2. Gede Priana Dwipratama 2009 menganalisis
Pengaruh PBV, DER, EPS, DPR dan ROA terhadap Harga Saham Studi Empiris terhadap Perusahaan Food and Beverage
yang terdaftar di BEI. Sampel perusahaan yang digunakan sebanyak 14 perusahaan food and beverage 2003-2007. Hasil penelitian menunjukkan
Secara parsial hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua
variabel independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
3. Gatiningsih 2009 yang menggunakan sample perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yang menunjukan bahwa Return On Asset
ROA, Return On Equity ROE dan Debt Equity Ratio DEB memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tinajauan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1.
Karina Dewi Puspita 2009
Pengaruh price Earning
Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER dan
Return On Equity ROE terhadap harga pasar
saham setelah penawaran perdana di
BEI
Variabel Independen:
PER, DER, dan ROE
Variabel Dependen :
Harga Pasar Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara parsial hanya variabel per yang
berpengaruh signifikan terhadap harga pasar
saham.Dan secara Simultan
PER, DER, dan ROE secara bersama-sama
berpengaruh terhadap harga pasar saham.
2.
Gede Priana Dwipratama
2009 Pengaruh PBV, DER, EPS,
DPR dan ROA terhadap Harga Saham Studi Empiris
terhadap Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar
di BEI Variabel
Independen : PBV, DER,
EPS, DPR dan ROA
Variabel dependen :
Harga Saham Secara parsial hanya EPS
yang berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Secara simultan, semua variabel
independen yang diteliti berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham.
Universitas Sumatera Utara
3. Gatiningsih
2009 Pengaruh dari rasio
Return On Asset ROA, Return On Equity ROE
dan Debt Equity Ratio
DER terhadap perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di BEI.
Variabel independen :
ROA, ROE, dan DER
Variabel Dependen :
Perusahaan Makanan dan
Minuman Secara parsial Semua
Variabel berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Secara simultan, semua variabel
independen yang diteliti berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual
Pengaruh ROA , DER dan EPS terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di BEI
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dari Gambar 2.1 dapat diketahui secara parsial, variabel independen yang terdiri dari Return On AssetX
1
, Debt to Equity Ratio X
2
, dan Earning Per Share X
3,
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu harga Saham Y.
Return On Asset merupakan merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu Hanafi dan Halim, 2003:27.
Debt to Equity Ratio merupakan Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar
Harga Saham
LQ 45 Y
Return On Asset ROA X
1
Debt to Equity Rasio DER X
2
Earning Per Share EPS X
3
Universitas Sumatera Utara
Earning Per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan laba yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya
.
Saham merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal. Menurut Rahardjo 2006 saham adalah surat berharga yang merupakan instrumen bukti kepemilikan
atau penyertaan dari individu atau instansi dalam suatu perusahaan. Menurut Mishkin 2001:4 saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset
sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, atau sering
juga disebut instrumen keuangan.
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Return On Asset ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara
parsial. 2. Debt to Equity Ratio DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara
parsial. 3. Earning Per Share EPS berpengaruh signifikanterhadap harga saham secara
parsial 4. Return on Asset, Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share mempengaruhi
secara signifikan harga saham secara simultan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian