Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kajian Teori

commit to user besar, daerah pemasaran dari usaha industri kecil tidak terlalu luas sehinga konsumennya dapat betul-betul dikuasai dan dengan modal yang terbatas industri kecil yang sukses bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi. Dengan ukurannya yang kecil sering mengabaikan prinsip operasi usaha, akibatnya kebijakan perusahaan dibuat berdasarkan perkiraan, kebiasaan dan naluri. Penelitian ini terlihat bahwa jenis usaha kecil so’on di Desa Manjung Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten dapat diklasifikasikan sebagai industri yang berskala kecil dan industri rumah tangga yang hanya berorientasi untuk menambah pendapatan keluarga, karena masing-masing unit usaha rata-rata jumlah tenaga kerjanya berjumlah antara 5 sampai dengan 6 tenaga kerja. Industri kecil so’on jika dilihat atas dasar lokasi dan topografi, bahwa usaha kecil so’on di Desa Manjung ini dapat diklasifikasikan ke dalam industri kecil pedesaan. Industri pedesaan, dikatakan demikian karena meliputi semua jenis usaha berlokasi di pedesaan dan umumnya bersifat padat karya karena pekerjanya kebanyakan penduduk setempat, Mubyarto, 1979. Usaha kecil so’on di desa Manjung secara khusus dapat disebut ke dalam industri rumah tangga atau industri kecil pedesaan.

4. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Perubahan paradikma pembangunan yang terjadi saat ini dan sejalan dengan pergeseran perencanaan pembangunan yang semula bersifat top-down dan sekarang bergeser ke perencanaan pembangunan commit to user yang bersifat botton-up people centered development, jadi pengembangan kebijakan dan program pembangunan masyarakat dilakukan melalui kebijakan dan program pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan yang bertanggungjawab dalam melakukan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan potensi, dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarkat adalah Kementrian Dalam Negeri. Istilah pemberdayaan empowerment berasal dari kata empower, menurut Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri, 2009 : 139-140 dapat diartikan sebagai : a. Menguasakan, memberi kuasa, atau memberi wewenang sehingga si obyek yang menjadi kuasa to invest with power, especially legal power or officially authority , atau to equip or supply with an ability ; b. Memberikan kewenangan atau memberikan kemampuan kepada seseorang untuk memahami sehingga mengarahkan dirinya sendiri to invest with authority authorize or to enable or permitleading people to learn, to lead themselves ; c. Memberikan bantuan kepada seseorang untuk memperoleh kemampuan dalam memutuskan dan bertindak sendiri dengan commit to user pengurangan keterbatasan perorangan dan masyarakat, dengan meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri dalam memanfaatkan kemampuan, dan dengan transfer kemampuan lingkunan pada seseorang to help clients gain power of dicision and action over their own lives by reducing the effect of social or personal blok to exercising power, and by transferring power from the environment to client ; d. Proses untuk meningkatkan asset dan kemampuan secara individual maupun kelompok suatu masyarakat the process of increasing the capacity of individuals or groups to make choices and to transform those choise into disered actions and outcomes . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui pengelolaan teknologi tepat guna Bab 1 pasal 1 ayat 1 menerangkan bahwa yang dimaksud Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya pengembangan masyarakat melalui penciptaan kondisi yang memungkinkan masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya secara mandiri melalui pemberian sumberdaya, kesempatan dalam pengambilan keputusan, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemberdayaan masyarakat memiliki aspek commit to user skala prioritas untuk mendukung upaya pemberantasan kemiskinan, hingga membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi masyarakat. Sebab aspek pemberdayaan masyarakat merupakan hal terpenting bagi terwujudnya kesejahteraan rakyat.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian sebelumnya tentang perkembangan usaha industri kecil dapat dilihat pada Tabel 2.2. dibawah ini. Tabel 2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya No Judul, Pengarang, Tahun Variabel Metode Hasil 1. Analisis Pengaruh perkembangan Industri Kecil terhadap Perkembangan Ekonomi Sumatera Utara, Oleh Irman Gea, 2003. Variabel Bebas X 1. Perkembangan Industri Kecil Variabel Terikat Y : 1. Perkembangan ekonomi Sumatera Utara Analisis kuantitatif dengan menggunakan alat analisis statistik berupa model regresi linear. Adanya pengaruh positif dari perkembangan industri kecil terhadap perkembangan ekonomi Sumatera Utara. Artinya, apabila semakin berkembang industri kecil nilai produksinya maka semakin berkembang pula perekonomian Sumatera Utara nilai PDRBnya. 2. Analisis Faktor yang mempengaruhi Pengembangan usaha industri kecil di Kabupaten Solok, Rosepetis, 2008 Variabel Bebas X 1. Nilai Bahan Baku X 1 2. Nilai Mesin dan Peralatan X 2 3. Jumlah Tenaga Kerja Trampil X 3 4. Jumlah Tenaga Kerja Tidak Trampil X 2 Analisis Kuantitatif dengan uji persyaratan analisis dengan menggunakan model asumsi klasik Berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa pengembangan usaha industri kecil di Kabupaten Solok berada fase kenaikan hasil dngan laju yang Berlanjut ke halaman 22 ..............