METODE PENELITIAN 29 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 KESIMPULAN DAN SARAN 48

4.1.2.2. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 42 4.1.2.3. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata 43 4.1.2.4. Hasil Uji Normalitas data Postes 43 4.1.2.5. Hasil Uji Homogenitas Data Postes 43 4.1.3. Hasil Pengujian Hipotesis 44 4.1.4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 45 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 48

5.1. Kesimpulan 48 5.2. Saran 48 DAFTAR PUSTAKA 50 LAMPIRAN 51 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Berkas Cahaya Sejajar 15 Gambar 2.2. Berkas Cahaya Menyebar 15 Gambar 2.3. Berkas Cahaya Mengumpul 15 Gambar 2.4. Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur 16 Gambar 2.5. Pemantulan Cahaya 16 Gambar 2.6. Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar 17 Gambar 2.7. Sinar Istimewa Pada Cermin Cekung 19 Gambar 2.8. Pembentukan Bayangan Benda Pada Cermin Cekung 20 Gambar 2.9. Pembentukan Bayangan Benda Pada Cermin Cekung 20 Gambar 2.10. Pembentukan Bayangan Benda Pada Cermin Cekung 21 Gambar 2.11. Sinar Istimewa Pada Cermin Cembung 21 Gambar 2.12. Pembentukan Bayangan Benda Pada Cermin Cembung 22 Gambar 2.13. Benda Terletak di Belakang Cermin Cembung 23 Gambar 2.14. Pembiasan Cahaya 25 Gambar 4.1. Diagram Batang Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 41 Gambar 4.2. Diagram Batang Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 42 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Indeks Bias Medium 25 Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu 26 Tabel 3.1. Desain Penelitian 30 Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 32 Tabel 3.3. Tabel Pedoman Observasi Siswa 33 Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40 Tabel 4.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 41 Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Pretes 42 Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas Pretes 43 Tabel 4.5. Hasil Perhitingan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata 43 Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Postes 43 Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas Postes 44 Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Uji Hipotesis 44 Tabel 4.9. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 45 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. RPP 1 Kelas Eksperimen 48 Lampiran 2. RPP 1 Kelas Kontrol 69 Lampiran 3. RPP 2 Kelas Eksperimen 84 Lampiran 4 RPP 2 Kelas Kontrol 93 Lampiran 5 Lembar Kisi Soal 102 Lampiran 6. Instrumen Penelitian 112 Lampiran 7. LKS Pertemuan I 119 Lampiran 8. LKS Pertemuan II 121 Lampiran 9. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 122 Lampiran 10. Tabulasi Data Pretes Kelas Eksperimen 124 Lampiran 11. Tabulasi Data Postes Kelas Eksperimen 126 Lampiran 12. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 128 Lampiran 13. Tabulasi Data Pretes Kelas Kontrol 130 Lampiran 14. Tabulasi Data Postes Kelas Kontrol 132 Lampiran 15. Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi 134 Lampiran 16. Uji Normalitas Data 137 Lampiran 17. Uji Homogenitas Data 140 Lampiran 18. Uji Kesamaan Rata-Rata Data Pretes 143 Lampiran 19. Uji Hipotesis Data Postes dengan Uji-t 145 Lampiran 20. Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa 147 Lampiran 21. Deskriptor Aktivitas Siswa 148 Lampiran 22. Distribusi Data Aktivitas Siswa 149 Lampiran 23. Aktivitas Belajar Siswa 157 Lampiran 24. Bahan Ajar 159 Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian 174

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Pengembangan kualitas manusia khususnya peserta didik menjadi suatu keharusan. Pendidikan bukan hanya menyiapkan masa depan, tetapi juga bagaimana menciptakan masa depan. Pendidikan harus membantu terciptanya individu yang kritis, memiliki keterampilan berpikir, dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap siswa dengan menggunakan angket di kelas X SMA Negeri 7 Medan pada tanggal 25-26 Januari 2013, diperoleh hasil observasi bahwa pelajaran fisika kurang diminati. Dari angket yang diberikan kepada 2 kelas dengan jumlah siswa tiap kelas yaitu 43 siswa dan 45 siswa, terdapat 11,6 siswa yang tidak menyukai pelajaran fisika untuk kelas pertama, dan kelas yang satunya lagi terdapat 22 siswa yang tidak menyukai pelajaran fisika. Alasan siswa-siswa yang diobservasi tidak menyukai pelajaran fisika karena menurut para siswa pelajaran fisika sulit untuk dipahami dan membosankan. Dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 26 Januari 2013 dengan Bapak Suhunan Harianja guru fisika yang mengajar di kedua kelas tersebut, kendala yang dihadapi saat mengajar yaitu adanya beberapa siswa yang ribut saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Metode pembelajaran yang sering digunakan guru fisika di kedua kelas tersebut adalah metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Dari hasil wawancara dengan Bapak Suhunan Harianja, saat kegiatan pembelajaran berlangsung aktivitas siswa masih kurang. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah siswa yang mengajukan pendapat maupun bertanya meskipun diberi kesempatan bertanya oleh guru. Siswa yang mengajukan pertanyaan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu hanya 5- 6 orang tiap kelas sekitar 11,6-13,3. Hal ini karena siswa kurang berani atau bingung mengenai apa yang ditanyakan. Selain itu siswa kurang terlatih dalam mengembangkan dan menyampaikan ide-idenya ketika berhadapan dengan permasalahan. Hasil belajar fisika siswa di kedua kelas cukup rendah dilihat dari nilai rapor siswa untuk mata pelajaran fisika. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran Problem Solving memiliki karakteristik sebagai suatu model pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Model pembelajaran Problem Solving memiliki 5 fase yaitu mendefinisikan masalah, mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif strategi, menentukan dan menerapkan strategi pilihan, dan melakukan evaluasi. Dengan kelima fase tersebut diharapkan siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran fisika. Pada fase pertama yaitu mendefinisikan masalah, siswa akan merumuskan masalah dari peristiwa yang berkaitan dengan materi pembelajaran sehingga jelas masalah yang dikaji. Dilanjutkan fase kedua, siswa menentukan sebab-sebab terjadinya masalah. Fase pertama dan kedua dapat membangkitkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran fisika. Mulai dari fase pertama hingga fase kelima berisi rangkaian aktivitas siswa yaitu bertanya, mengajukan pendapat, mengembangkan ide-ide yang dimilikinya, saling membagikan ide-ide, menigkatkan kerjasama antarsiswa, dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Model pembelajaran Problem Solving memfasilitasi keberhasilan siswa untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, komunikasi, dan kerja kelompok. Dengan model ini, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa fisika. Model pembelajaran Problem Solving telah diteliti oleh beberapa peneliti seperti : Utema Gulo 2010 dan Ofri Yadi Putra 2010. Utema Gulo 2010 melakukan penelitian di SMA Swasta Gajah Mada Medan menyatakan bahwa ada perbedaan rata-rata hasil belajar Fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Solving yaitu 77,81 dan model pembelajaran konvensional yaitu 67,03 dan terdapat peningkatan aktivitas di kelas ekperimen 76,24 sedangkan di kelas kontrol 63,34. Ofri Yadi Putra 2010 yang melakukan

Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2

0 2 108

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2

0 5 107

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION) TANPA PROBLEM SOLVING SISWA KELAS X DI SMA AL-HUDA LAMPUNG SELATAN

0 11 70

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 58

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPU

0 3 99

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI APLIKASI TURUNAN

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 20152016

1 0 9

PENGGUNAAN MEDIA QUESTION CARD DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PLUMUTAN SEMESTER II TAHUN 20162017

0 0 17

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING TERHADAP SELF-CONFIDENCE DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS DI SMA ARTIKEL PENELITIAN

0 0 14

PENGARUH KEMAMPUAN SPASIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK DIMENSI TIGA PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 95