Klasifikasi Museum Persyaratan Museum

Museum Transportasi Darat di Bali | 10 Gambar 2.1 : Penggunaan Cahaya Alami pada Museum Sumber : Sutaarga, 1983 b. Ergonomi dan Tata Letak Perletakan koleksi pada ruang pameran museum harus diperhatikan untuk memudahkan pengunjung dalam melihat, menikmati dan mengapresiasi koleksi yang dipamerkan seperti pada gambar 2.2. Gambar 2.2 : Perletakan Panel Koleksi pada Museum Sumber : Sutaarga, 1983 Koleksi dua dimensi mempunyai arah pandang satu arah, dan koleksi tiga dimensi mempunyai arah pandang dari segala arah. Oleh karena itu, sistem penyajian yang dinikmati dari satu arah pandang ditata dalam satu bidang, sistem penyajian yang dinikmati dari dua arah pandang ditata berderet, dan sistem penyajian yang dinikmati dari segala arah pandang ditata secara berkelompok atau tunggal. Display koleksi 2D dan 3D dapat dilihat pada gambar 2.3. Gambar 2.3 : Display Koleksi 2D dan 3D Sumber : Neufert, 2002 Museum Transportasi Darat di Bali | 11 c. Jalur Sirkulasi di dalam Ruang Pameran Jalur sirkulasi di dalam ruang pameran harus dapat menyampaikan informasi kepada pengunjung dan membantu pengunjung memahami koleksi yang dipamerkan. Penentuan jalur sirkulasi bergantung pada alur cerita yang ingin disampaikan dalam pameran seperti pada gambar 2.4. Gambar 2.4 : Sirkulasi Ruang Pameran Sumber : Sutaarga, 1983

2.1.5 Koleksi Museum

Koleksi merupakan sesuatu yang akan dipamerkan di museum yang disajikan di ruang pameran, disimpan di gudang, dan dilestarikan di ruang konservasi atau dikaji di ruang peneliti. 1. Prinsip dan Persyaratan Sebuah Koleksi Rapini, 1994 a. Memiliki nilai sejarah, nilai ilmiah dan nilai estetika. b. Dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, fungsi, makna dan asal secara historis. 2. Jenis Benda Koleksi http:library.binus.ac.id a. Benda asli yaitu benda yang mempunyai nilai sejarah, ilmiah dan estetika serta dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, fungsi dan sebagainya. b. Benda reproduksi yaitu benda buatan baru dengan cara meniru benda asli. Macam – macam benda reproduksi antara lain, Replika benda tiruan yang diproduksi dengan memiliki sifat – sifat benda yang ditiru, Miniatur benda tiruan yang diproduksi dengan memiliki bentuk dan warna yang sama dengan benda asli, dan Referensi diperoleh dari rekaman atau fotocopy suatu buku mengenai sejarah dan lainnya. c. Benda penunjang yaitu benda yang dapat dijadikan pelengkap pameran untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan seperti lukisan, dan foto. Museum Transportasi Darat di Bali | 12 3. Penataan Koleksi Museum Direktorat Museum, 2010 a. Tematik yaitu menyajikan koleksi dengan tema dan sub tema. b. Taksonomik yaitu menyajikan koleksi museum dalam suatu kelompok atau sistem klasifikasi. c. Kronologis yaitu menyajikan koleksi menurut jamannya yaitu dari jaman dulu hingga sekarang. 4. Penyajian Koleksi Museum a. Metode Penyajian Depdiknas, 2000 Terdapat tiga macam metode penyajian koleksi museum yaitu Metode Intelektual adalah cara penyajian koleksi museum yang mengungkapkan informasi tentang guna, arti, dan fungsi koleksi museum. Metode Romantik adalah cara penyajian koleksi museum yang mengungkapkan suasana tertentu yang berhubungan dengan koleksi yang dipamerkan. Sedangkan Metode Estetik adalah cara penyajian koleksi museum yang mengungkapkan nilai artistik yang ada pada koleksi museum. b. Standar Metode Penyajian Depdikbud Dirjen Kebudayaan, 19931994 1 Ukuran Vitrin dan Panil Standar ukuran vitrin dan panil menyesuaikan dengan tinggi rata – rata orang Indonesia, dengan tinggi vitrin 210 cm, alas terendah 65 – 70 cm, dan tebal 50 cm. 2 Tata Cahaya Benda koleksi anorganik bebas dari ukuran cahaya. Benda koleksi organik yang peka terhadap cahaya seperti lukisan, tekstil tidak boleh melebihi 50 lux, sedangkan benda koleksi organik yang kurang peka terhadap cahaya seperti kayu, bambu dapat mencapai 150 lux. Pencahayaan pada ruang pameran dapat dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5 : Pencahayaan pada Ruang Pameran Sumber : Neufert, 2002 Museum Transportasi Darat di Bali | 13 3 Tata Warna Untuk ruang pameran menggunakan warna netral seperti warna krem, abu – abu, dan warna pastel. 4 Tata Letak Untuk membuat tata letak yang baik harus memperhatikan proporsi, keseimbangan, kesatuan, kontras, harmonis, ritme dan klimaks seperti pada gambar 2.6. Gambar 2.6 : Tata Letak Berdasarkan Sudut Pandang dan Jarak Pandang Manusia Sumber : Neufert, 2002 5 Tata Pengamanan Pengamanan pada koleksi museum menggunakan kaca vitrin agar tahan terhadap benturan, dan menahan debu kotoran yang masuk ke dalam koleksi serta mencegah dari bahaya pencurian. Selain penggunaan vitrin pada koleksi, di ruang pameran dipasang peralatan pengamanan seperti kamera JE 7542 Vidichip CCD, TV Monitor, Passive Infra Red, dan Flush Mound Door Contact. 6 Labelling Penamaan Label merupakan sarana komunikasi untuk memberikan informasi mengenai koleksi museum kepada pengunjung. Label untuk pameran dibedakan menjadi label judul, subjudul, pengantar, kelompok dan individu. 7 Foto Penunjang Foto – foto penunjang diletakkan dekat dengan koleksi museum dengan ukuran standar yaitu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. 5. Perawatan Koleksi Museum Beberapa faktor yang dapat merubah kondisi koleksi museum. Sutaarga, 1983