Nurul mutahari, 2015 PROGRAM INTERVENSI DINI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK AUTISME DENGAN
HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
D. Teknik Analisis Data
MilesHubermen dalam Sugiyono, 2012 hlm . 91 mengemukakan bahwa „Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interakif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
‟ Aktivitas dalam analisis data yaitu : 1.
Reduksi data “Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya ”
Sugiyono, 2012 hlm. 94. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan data dari hasil observasi, wawancara dan asesmen
kemudian memilah data yang pokok atau utama sesuai dengan fokus penelitian. Data tersebut terkait dengan potensi, hambatan dan kebutuhan
anak dan keluarga dalam melakukan intervensi dini. 2.
Display data MilesHubermen dalam Sugiyono, 2012 hlm. 95 menyatakan
„yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif.‟ Data hasil asesmen anak terkait dengan perkembangan komunikasi verbal dan hambatan yang dialami,
dampak yang dialami keluarga karena kondisi anak disajikan dalam bentuk deskripsi hasil asesmen yang dikelompokkan menjadi potensi, hambatan,
kebutuhan anak dan keluarga. Data tersebut disusun menjadi landasan dalam menyusun program intervensi dini pada keluarga yang memiliki
anak autisme dengan hambatan komunikasi verbal. 3.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi Hasil akhir dari penelitan merupakan kesimpulan dari keseluruhan data
yang diperoleh selama penelitian berupa program intervensi dini. Program intervensi tersebut adalah program intervensi dini yang ditujukan kepada
keluarga yang memiliki anak autisme dengan hambatan komunikasi verbal. Pada prosesnya dilakukan evaluasi dan validasi program melalui
Nurul mutahari, 2015 PROGRAM INTERVENSI DINI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK AUTISME DENGAN
HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
FGD. Program akhir hasil validasi tersebut menjadi produk hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
Nurul mutahari, 2015 PROGRAM INTERVENSI DINI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK AUTISME DENGAN
HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai program intervensi dini pada keluarga yang memiliki anak autisme dengan hambatan
komunikasiverbal, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Kemampuan komunikasi verbal subjek saat ini setara dengan kemampuan komunikasi anak usia 2-3 tahun. Hambatan komunikasi verbal subjek
meliputi bunyi yang dikeluarkan bukan sebagai fungsi komunikasi, tidak dapat menggunakan bicara untuk mengungkapkan keinginan seperti
meminta, pengucapan kata yang belum jelas, kosa kata yang sangat terbatas, belum mampu membuat kalimat dan tidak merespon bentuk
komunikasi verbal dari orang lain. Subjek masihsering mengacuhkan partner komunikasi sehingga berdampak pada aktivitas interaksi sosial
anak yangterbatas dan diperparah oleh kondisi autisme yang dialami. Subjek masih cenderung melakukan aktivitas sendiri dan tidak ada
dukungan interaksi komunikasi yang potensial dari lingkungan sekitarnya terutama keluarga.
2. Kondisi keluarga subjek yang dilihat dari aspek relasi dalam keluarga
yaitu memiliki pemahaman yang terbatas terkait dengan perkembangan anak,
baik dari
aspek-aspek perkembangan
maupun tahapan
perkembangan yang seharusnya.Selain itu, terlihat perbedaan sikap orang tuadalam pengasuhan anak dimana bapak cenderung tegas sedangkan
mama cenderung mengalah, keluarga terlihat masih sangat memanjakan anak sehingga berdampak pada perilaku anak yang pasif. Harapan orang
tua yang besar terhadap perkembangan anak, yang menginginkan anak dapat “sembuh”, sehingga bisa tumbuh dan berkembang seperti anak
lainnya. Pada aspekkesehatan keluargaterlihat kurangnya pemahaman keluarga tentang autisme, tidak memahami kebutuhan anak terkait dengan
hambatan komunikasinya, tidak memiliki pemahaman tentang bentuk