Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Sikap Demokrasi a. Sikap 1 Pengertian Sikap Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sikap, banyak para ahli yang memberikan definisi mengenai sikap. Diantaranya adalah W.A. Gerungan 1996 : 149 yang menyebutkan bahwa “Sikap atau attitude adalah sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek itu”. Chave dalam bukunya Saifuddin Azwar 2003: 5 memberi batasan sikap sebagai berikut : “Sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon”. Sedangkan D. Krech dan RS. Crutchfield dalam bukunya Abu Ahmadi 1990 : 163 memberi batasan sikap sebagai berikut : “Sikap adalah suatu organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi, atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu”. Dari beberapa pengertian sikap diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong untuk bertindak dengan disertai perasaan mendukung maupun perasaan tidak mendukung di dalam menanggapi obyek tertentu. Suatu reaksi atau tingkah laku seseorang ditentukan oleh sikap terhadap suatu obyek tertentu. Seseorang dapat bersikap positif terhadap suatu obyek apabila dirasakan menguntungkan, dan bersikap sebaliknya yaitu negative jika dirasakan merugikan. Dengan demikian untuk menumbuhkan 7 commit to user sikap yang positif perlu dijelaskan secara menyeluruh terhadap obyek yang akan dihadapi. Sikap itu sangat dipengaruhi oleh adanya pengalaman dari proses sosialisasi, baik berupa motivasi, emosi, persepsi dan kognisi dengan dijelaskan tentang keuntungan-keuntungan dari suatu obyek dapat menumbuhkan sikap positif. 2 Ciri-ciri sikap Sikap merupkan factor yang ada dalam diri manusia yang dapat mendorong dan menimbulkan suatu tingkah laku tertentu dan sikap itu tergantung pada obyek yang dihadapi, oleh karenanya obyek sedapat mungkin merupakan suatu yang menarik dan menguntungkan. Adapun ciri-ciri sikap menurut W.A. Gerungan 1996 : 151-152 adalah sebagai berikut : a Sikap bukan dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk atau diperlajari sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungannya dengan obyek. b Sikap tidak dapat berubah-ubah namun dapat berubah pada seseorang bila terdapat keadaan syarat-syarat tertentu yang dapat mempermudah sikap seseorang. c Sikap tidak berdiri sendiri, namun senantiasa mengandung hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu. d Obyek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, dapat juga merupakan suatu kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi sikap itu berkenaan dengan sutu obyek, tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyek-obyek yang serupa e Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat ini yang membedakan sikap dari kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sikap adalah sesuatu yang bukan dibawa sejak lahir, tetapi terbentuk dalam perkembangan seseorang selam berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Sikap bertahan lama dan sulit untuk diubah bila sudah terbentuk dan sudah menjadi sistem nilai dalam hidup seseorang. Sikap mempunyai kecenderungan tetap sebagaimana pendapat Kimbal Young dalam bukunya Bimo Walgito 1985 : 54 “Attitude tread to have commit to user stability and persistence” bahwa sikap adalah mempunyai kecenderungan untuk stabil dan berlangsung lama, namun dalam kondisi tertentu sikap itu dapat berubah bila ada situasi yang memungkinkan. Sikap dapat berfungsi sebagai motivasi dalam bertingkah laku dan tidak dibawa sejak lahir, tetapi berbeda dengan pendororng-pendorong lain seperti lapar, haus, kebutuhan istirahat dan lain-lain. 3 Fungsi Sikap Menurut Abu Ahmadi 1990 : 179 sikap berfungsi sebagai : a Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri b Sikap berfungsi sebagai alat untuk mengatur tingkah laku c Sikap berfungsi sebagai alat untuk pengatur pengalaman-pengalaman d Sikap berfungsi sebagai penyertaan kepribadian 4 Unsur-unsur sikap Menurut Mar’at 1984 : 13 sikap terdiri dari beberapa unsur yang satu dengan yang lain saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, adapun unsur- unsurnya adalah : a Unsur kognisi yang hubungannya dengan bakat, ide dan konsep b Unsur afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang c Unsur emosional yang merupakan kecenderungan bertingkah laku Namun disamping itu, memiliki evaluasi negative dan positif yang bersifat emosional. Hal ini disebabkan unsur afeksi, pengetahuan dan perasaan merupakan sikap yang akan menimbulkan tingkah laku. 5 Pembentukan dan perubahan sikap Secara garis besar pembentukan dan perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor pokok, yaitu : a Faktor individu itu sendiri atau faktor dari dalam, yang dimaksud faktor dari dalam adalah bahwa apa yang datang dari luar tidak semuanya begitu saja akan diterimanya tetapi individu mengadakan seleksi mana yang akan diterima dan mana yang ditolak. b Faktor luar atau ekstern yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan rangsangan atau stimulus atau yang mengubah sikap Bimo Walgito, 1987 : 55-56 commit to user Dalam hubungannya dengan masalah ini, faktor-faktor yang dapat mengubah sikap menurut Bimo Walgito 1985 : 56 adalah sebagai berikut : a Kekuatan atau force dapat memberikan suatu keadaan atau situasi yang dapat mengubah sikap. Kekuatan dapat bermacam-macam bentunya, misalnya kekuatan fisik. b Berubahnya norma kelompok, bila seseorang telah menginternalisasikan norma kelompok yang akan diambil oper atau dijadikan normanya sendiri. c Berubahnya membership group, maksudnya individu itu akan bergabung dalam berbagai macam kelompok yang ada dalan masyarakat, baik karena adanya dorongan alami, karena membutuhkan, berhubungan dengan individu yang lain, maupun karena adanya kepentingan atau tujuan yang bersamaan. d Berubahnya reference group adalah terbentuknya norma-norma baru yang mendesak norma lama. Dengan terbentuknya nilai norma yang baru itu akan terbentuk pula sikap-sikap yang baru sesuai dengan norma-norma yang ada. e Membentuk kelompok yang sama sekali baru, dimana dengan memberntuk kelompok yang sama sekali baru dapat pula akan mengubah atau memberntuk suatu sikap yang baru pula. Dengan penbentukan kelompok baru dan dengan terbentuknya norma baru akan memungkinkan terjadinya sikap yang baru sesuai dengan norma yang ada. 6 Hal-hal yang mempengaruhi sikap Mar’at 1984 :131 berpendapat bahwa “Situasi-situasi yang mempengaruhi sikap ada dua yaitu dinamika kelompok dan situasi khusus”. Dalam situasi kelompok social sikap individu sebagai anggota suatu kelompok selalu berusaha menyatakan diri atau menyatakan keberadaannya dalam suatu pola hubungan antar individu atau kelompok. Sikap merupakan produk kultur yang sering bersifat situasional. Situasi khusus disebutkan mempengaruhi sikap bisa dicontohkan dalam suatu situasi perorangan, misalnya situasi peperangan , keadaan menjadi tegang dan orang-orang panik karena kebutuhan. b. Demokrasi 1 Pengertian Demokrasi Pengertian tentang demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa etimologis dan istilah terminologis. Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein” atau “cratos” yang berarti commit to user kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos cratos demokrasi adalah keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan dan kekuasaan oleh rakyat. Sementara Cornelius Castoriadis 2002 dalam menyatakan bahwa, “Democracy means the power kratos of the people demos . Artinya demokrasi berarti kekuasaan dari rakyat. Henry B. Mayo dalam bukunya Winarno 2008 : 91 menyatakan bahwa : “Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan- pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik”. Sedangkan Sidney Hook memberikan pengertian demokrasi sebagai berikut:“Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa”Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, 2003:110. Ada satu pengertian mengenai demokrasi yang dianggap paling popular,yaitu pengertian demokrasi dari Abraham Lincoln dalam bukunya Winarno 2001:92 yang menyatakan bahwa “Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat government of the people, by the people, and for the people”. Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalam mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan Negara, karena kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai suatu system bermasyarakat dan bernegara serta commit to user pemerinthan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Kekuasaan pemerinthan ditangan rakyat mengandung tiga hal : pertama, pemerintahan dari rakyat government of the people; kedua, pemerintahan oleh rakyat government by people; ketiga, pemerintahan untuk rakyat government for people. 2 Prinsip- prinsip demokrasi Demokrasi dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, maka sudah barang tentu menjalankan prinsip-prinsipnya satu sama lain yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, sehingga apabila salah satu prinsip kurang berjalan dengan baik akan mempengaruhi prinsip lainnya. Hal ini dapat memberikan gambaran atau image bahwa demokrasi itu kurang berjalan sehat, walaupun dalam demokrasi untuk memuaskan seluruh pihak akan sukar diwujudkan. Adapun prinsip-prinsip demokrasi menurut Sukarna 1981: 40-43 adalah sebagai berikut : a Pembagian kekuasaan : legeslatif, eksekutif dan yudikatif b Pemerintahan konstitusionil c Pemerintahan berdasarkan hokum d Pemerintahan mayoritas e Pemerintahan dengan diskusi f Pemilihan umum yang bebas g Partai politik lebih dari satu dan menjalankan fungsinya h Managemen terbuka i Pers yang bebas j Pengakuan terhadap hak-hak minoritas k Perlindungan terhadap hak asasi manusia l Peradilan yang bebas dan tidak memihak m Pengawasan terhadap administrasi Negara n Mekanisme politik ang berubah antara kehidupan politik masyarakat dengan kehidupan politik pemerintah o Kebijaksanaan negara dibuat oleh badan perwakilan politik p Penempatan pejabat-pejabat dengan merit system bukan spoil sistem q Penyelesaian perpecahan dengan cara damai atau kompromi r Jaminan terhadap kebebasa individu dalam batas-batas tertentu s Konstitusi Undang-Undang Dasar yang demokratis t Persetujuan commit to user Merkl dalam bukunya Sukarna 1981: 44 menunjukkan suatu kondisi yang baik untuk tumbuhnya demokrasi, ialah sebagai berikut : a Kesadaran individu akan hak-hak dan kebebasan dirinya dan hak-hak serta kebebasan orang lain. b Sikap kerjasama c Kemampuan untuk mengemukakan alasan dan kompromi d Suatu standar hidup yang stabil e Persamaan dalam bidang ekonomi dan social yang wajar. f Sikap kedewasaan yang ditunjukkan karena pengalaman g Suatu masyarakat beraneka ragam tetapi bebas 3 Nilai-Nilai yang terkandung dalam Demokrasi Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan bermasayarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi sebagai pandangan hidup way of life dalam kehidupan bernegara. Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila masyarakat pada umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap norma- norma dasar demokrasi. Oleh sebab itu, harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sistem lainnya. Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Menurut Zamroni dalam bukunya Winarno 2001: 98 menyebutkan adanya kultur atau nilai demokrasi antara lain : a Toleransi b Kebebasan mengemukakan pendapat c Menghormati perbedaan pendapat d Memahami keanekaragaman dalam masyarakat e Terbuka dan komunikasi f Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan g Percaya diri h Tidak menggantungkan pada orang lain i Saling menghargai j Mampu mengekang diri k Kebersamaan l Keseimbangan commit to user Sedangkan Rusli Karim dalam bukunya Winarno 2001: 99 menyebutkan perlunya kepribadian yang demokrastis meliputi : inisiatif, disposisi resiprositas, toleransi, kecintaan terhadap keterbukaan, komitmen dan tanggung jawab dan kerjasama keterhubungan. Dari uraian diatas maka nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi menjadi sikap dan budaya demokrasi yang perlu dimiliki warga negara . Nilai- nilai demikrasi merupakan nilai yang diperlukan untuk mengembangkan pemerintahan yang demokratis, sehingga setiap keputusan dan tingkah laku akan efesien dan efektif serta pencapaian tujuan masayarakat adil dan makmur akan lebih mudah tercapai. 4 Manfaat Demokrasi Kehidupan masyarakat yang demokratis, dimana kekuasaan Negara di tangan rakyat dan dilakukan dengan system perwakilan, dan adanya peran aktif masyarakat dapat memberikan manfaat bagi perkembangan bangsa, Negara dan masyarakat. Manfaat demokrasi diantaranya adalah sebagai berikut : a Kesetaraan sebagai warga negara Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan tidak hanya menuntut bahwa kepentingan setiap orang harus diperlakukan sama dan sederajat dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga menuntut perlakuan yang sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga negara. b Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain, pemerintahan yang demokrastis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan kebijakn, senakin besar pula kemungkinan kebijakan itu mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat. Rakyat biasalah yang merasakan pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah dalam praktiknya, dan kebijakan pemerintah dapat mencerminkan keinginan rakyat hanya jika ada saluran- saluran pengaruh dan tekanan yang konsisten dan efektif dari bawah. c Pluralisme dan kompromi Demokrasi mengandalakan debat terbuka, persuasi, dan kompromi. Penekanan demokrasi pada debat tidak hanya mengamsusikan adanya perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan pada sebagian besar masalah kebijakan, tetapi juga menghendaki bahwa perbedaan-perbedaan itu harus dikemukakan dan didengarkan. Dengan demikian demokrasi commit to user mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan di antara para warga negara. d Menjamin hak-hak dasar Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka sebagai metode mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah perbedaan dalam kehidupan social tidak dapat terwujud tanpa kebebasan- kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi tentang hak-hak sipil dan politik: hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dan hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan diri. . Negara-negara demokrasi dapat diandalakan untuk melindungi hak-hak tersebut. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik. e Pembaruan kehidupan social Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan penggantian para politisi dilakuakan dengan cara yang santun dan damai, menjadikan system demokratis mampu mampu menjamin pembaruan kehidupanm social dan memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan atau kekacauan pemerintahan yang biasanya mengikuti pemberhentian tokoh kunci dalam rezim nondemokratis Sarijanti dkk, 2006 : 51-53. 5 Demokrasi sebagai sikap hidup Perkembangan baru menunjukkan bahwa demokrasi tidak hanya dipahami sebagai bentuk pemerintahan dan system politik, tetapi demokrasi dipahami sebagai sikap hidup atau pandangan hidup demokratis. pemerintahan atau system politik demokrastis tidak datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Demokrasi bukanlah sesuatu yang taken for granted. Demokrasi membutuhkan usaha nyata dari setiap warga Negara maupun penyelenggara Negara untuk berperilaku sedemikianrupa sehingga mendukung pemerintahan atau sistem politik demokratis. Perilaku yang mendukung tersebut tentu saja merupakan perilaku yang demokratis. Perilaku demokrasi terkait dengan nilai-nilai demokrasi. Perilaku yang senantiasa bersandar pada nilai-nilai demokrasi akan membentuk budaya atau kultur demokrasi. Pemerintahan demokratis membutuhkan kultur demokrasi untuk membuatnya performed eksis dan tegak. Perilaku demokrasi ada dalam manusia itu sendiri, baik selaku warga Negara maupun pejabat Negara Winarno, 2008 : 97 commit to user Hal ini sejalan dengan pendapat EPDP Departmen Informasi dan Kebudayaan 2010 yang menyatakan bahwa,” Democracy is more than just a set of specific government institutions; it rests upon a well-understood group of principles, values, attitudes, and practices – all of which may take different forms and expressions among cultures and societies around the world”. Artinya bahwa demokrasi adalah lebih dari sekedar seperangkat institusi pemerintah tertentu; itu terletak pada kelompok baik memahami prinsip, nilai, sikap, dan praktek - yang semuanya dapat mengambil bentuk yang berbeda dan ekspresi antara budaya dan masyarakat di seluruh dunia. Berdasarkan pendapat diatas maka demokrasi tidak hanya dalam sekedar seperangkat institusi pemerintah, tetapi juga meliputi prinsip, nilai dan praktek yang harus diterapkan oleh seluruh masyarakat. 6 Tinjauan tentan g sikap Demokrasi Sikap adalah bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong untuk bertindak dengan disertai perasaan mendukung maupun perasaan tidak mendukung di dalam menanggapi obyek tertentu. Sedangkan hakikat demokrasi adalah sebagai suatu system bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Perilaku demokrasi terkait dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai demokrasi. Berdasarkan kesimpulan dari pengertian sikap dan hakikat demokrasi, maka sikap demokrasi dapat diartikan sebagai bagian dari kepribadian seseorang untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai- nilai yang terkandung dalam demokrasi. Dengan masyarakat bersikap demokratis maka mencerminkan bahwa pemerintahan memberikan penekanan pada keberadan kekuasaan di tangan rakyat dengan kebebasan yang diberikan oleh pemerintahan. Sikap demokrasi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan Negara. commit to user 7 Definisi Konseptual Sikap Demokrasi adalah sikap hidup atau pandangan hidup demokratis, dimana membutuhkan usaha nyata dari setiap warga Negara maupun penyelenggara Negara untuk berperilaku sesuai dengan prinsip- prinsip dan nilai-nilai demokrasi sehingga mendukung pemerintahan atau sistem politik demokratis. 8 Definisi Operasional 1. Bertoleransi dan ikut berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat 2. Menghormati perbedaan pendapat antara warga masyarakat 3. Menghargai dan melaksanakan keputusan bersama 4. Menjalin kerjasama antar warga masyarakat dengan pikiran logis dan itikad baik 5. Menghindari tindak kekerasan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 2. Tinjauan tentang Sikap Integrasi a. Integrasi 1 Pengertian Integrasi Secara etimologi, integrasi berasal dari kata latin integrare yang artinya memberi tempat bagi suatu unsur demi suatu keseluruhan. Kemudian dari bentuk kata kerja itu dibentuk kata benda integritas yang artinya keutuhan atau kebulatan. Selanjutnya dari kata-kata integritas dibentuk kata sifat integer, artinya utuh. Oleh sebab itu, istilah integrasi berarti membuat unsur- unsur tertentu menjadi kesatuan yang bulat dan utuh Departemen P dan K, 1997 : 24. Sedangkan secara konsepsional integrasi merupakan pengendalian seseorang terhadap konflik dan penyimpangan dalam tatanan sosial, dimana system tersebut muncul melalui tahap atau proses sosial yaitu adanya keteraturan dan saling ketergantungan tingkah laku yang terkoordinir dalam suatu kelompok sosial Emiliana Sadilah dkk, 1997 :25 Sementara Lalande dalam bukunya Maurice Duverger 2003: 310 menyebutkan bahwa “Integrasi sebagai dibangunnya interdependensi yang commit to user lebih rapat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota- anggota dalam masyarakat”. Integrasi karena itu adalah proses mempersatukan masyarakat, yang cenderung membuatnya menjadi suatu kota yang harmonis, yang didasarkan pada tatanan yang oleh anggota-anggotanya dianggap sama harmonisnya. Dari beberapa pengertian integrasi diatas, maka dapat dirumuskan bahwa integrasi merupakan upaya politik atau kekuasaan untuk menyatukan semua unsur masyarakat yang majemuk harus tunduk kepada aturan-aturan kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai kultur yang ada dalam masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi kesepakatan bersama dalam mencapai tujuan tujuan nasional dimasa depan untuk kepentingan bersama 2 Integrasi di Indonesia Integrasi di Indonesia dapat dipahami dari empat dimensi pokok, yaitu: a Dimensi sejarah, tampak bahwa pengalaman masa lampau sangat membantu membentuk suatu kekuatan kohesif yang tangguh. Penderitaan yang dialami oleh rakyat ketika masa penjajahan telah membentuk ikatan yang kuat di antara rakyat itu sendiri. Pengalaman sejarah dan politik seperti inintelah membuat kohesi social menjadi lebih tinggi di antara rakyatnya. b Dimensi social-kultural, tampak dari nilai-nilai social budaya yang dipelihara bersama oleh masyarakat Indonesia, yang membedakannya dari kalangan lainnya di Negara-negara lain dan membentuk kesatuan yang kokoh. Perasaan sebagai satu kesatuan Negara dapat dilihat dari kesamaan bahasa, cirri-ciri budaya, agama serta peluang-peluang untuk bergabung dan berpartisipasi dalam organisasi Negara. c Dimensi interaksi, dapat dilihat dari berbagai penduduk dalam Negara tersebut yang mempromosi integrasi, khususnya diantara semua yang merasa memiliki atribut sosial budaya yang berlainan. Hal ini terjelma dalam berbagai bentuk mobilitas penduduk dan komunikasi anatar propinsi, termasuk hubungan atau jaringan laut, darat, udara, radio, televise, telepon, migrasi dan perdagangan. d Dimensi ekonomi, mencakup interdependensi ekonomis dan usaha memperkecil perbedaan kesejahteraan antar daerah. Berbagai program pembangunan telah dirancang dan diterapkan di seluruh tanah air dalam rangka meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatru negara. Emiliana Sadilah dkk 1997 :5 commit to user Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai integrasi nasional yang kuat, dipertlukan pendekatan, tidak saja dari aspek social budaya tetapi juga dari berbagai aspek. 3 Faktor Pendukung dan Penghambat Integrasi Faktor-faktor pendorong integrasi menurut Hendropuspito dalam bukunya Emiliana Sadilah dkk 1997 :5 adalah pembinaan kesadaran nasional, perwujudan keadilan social, dan prinsip sub-solidaritas, pengawasan social yang intensif, tekanan dari luar, bahasa kesatuan, dan lambing kesatuan. Sedangkan unsur-unsur yang menghambat integrasi terdiri dari perbedaan susku dan ras, kebudayaan, agama serta kepercayaan, daerahisme, dan masalah mayoritas dan minoritas. Sedangkan Suseno dalam bukunya Emiliana Sadilah dkk 1997 :5-6 mengemukakan bahwa mudah-tidaknya tercapai integrasi nasional sangat tergantung dari apa yang disebut sebagai “rukun”, yang artinya berada dalam keadaan selaras, tenang, dan tentram, tanpa ada perselisihan dan pertentangan, bersatu, saling membantu satu sama lainnya, menghilangkan keteganan dalam masyarakat atau menyingkirkan unsure-unsur yang dapat menimbulkan perselisihan dan keresahan. Dari uraian diatas, integrasi sebagai hasil akhir dapat diukur dari apakah anggota dari suatu etnik bersedia menerima etnik lain, toleransi, tenggangrasa terhadap etnik lain, dan memiliki rasa saling hormat- menghormati terhadap budaya dari etnik lain. 4 Macam-macam Integrasi Menurut Coleman dkk dalam bukunya Syamsuddin Haris 1999 : 8 ada dua dimensi utama konsep integrasi, yaitu : a Integrasi vertikal yang sering disebut integrasi politik yang mencakup masalah yang timbul dalam hubungan Negara dengan masyarakat. b Integrasi horizontal yang lebih bersifat kultural dan arena itu mencakup persoalan ketegangan hubungan diantara berbagai kelompok kultural di dalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan Myron Weiner dalam bukunya Syamsuddin Haris 1999 : 8-9 memandang ada lima aspek integrasi yang dianggap penting, yaitu : commit to user 1 Integrasi Bangsa Yang dimaksud dengan integrasi bangsa ialah proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya kedalam satu kesatuan wilayah dengan satu identitas nasional. Apabila masyarakat itu berupa masyarakat yang majemuk yang terdiri dari berbagai agama, ras, suku dan sosial budaya, maka integrasi bangsa berarti penggabungan unsur-unsur tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh. 2 Integrasi wilayah Menurut Soehino 1980: 71 pengertian dari integrasi wilayah adalah ”Pembentukan kewenangan nasional pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang lebih kecil, yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budaya. Mengenai integrasi wilayah diperlukan sekurang-kurangnya dua hal, yaitu; pertama, konsep laut dan udara; Kedua, aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjadikan dan mempersatukan keaulatan tersebut dari penetrasi luar”. Hubungannya dengan negara Indonesia, integrasi wilayah disini meliputi seluruh pulau dan seluruh propinsi yang masuk menjadi negara Indonesia. 3 Integrasi Nilai Adapun yang dimaksud dengan integrasi nilai adalah persetujuan bersama tentang tujuan dan prinsip dasar politik integrasi nilai merupakan penciptaan suatu sistem nilai yang berupa ideologi nasional yang dipandang ideal, baik dan adil dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam berbagai kelompok masyarakat. Integrasi nasional ini merupakan prosedur yang dapat diterima oleh semua kelompok masyarakat guna memecahkan masyarakat. Untuk negara Indonesia ideologi nasional dalam pencerminan integrasi nilai adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ini dapat menjadikan wadah dari kemajemukan rakyat Indonesia. Agar integrasi nilai dapat terpelihara diperlukan proses meyakinkan berbagai kelompok masyarakat untuk menerima Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 sebagai sistem nilai bersama. Dalam proses pemasyarakatan sistem nilai tersebut pada masa orde baru dibuatkan suatu commit to user pedoman yang dinamakan Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila P4. 4 Integrasi Elite dengan Massa. Integrasi elite dengan masa ini merupakan upaya untuk menghubungkan antara golongan elite yang memerintah dengan rakyat yang diperintah, tetapi bentuk dan cara pelaksanaan kewenangan harus mendapat persetujuan dengan rakyat. 5 Perilaku Integrasi Yang dimaksud dengan perilaku integrasi ialah kesediaan warga masyarakat untuk bekerja sama dalam suatu organisasi besar dan perilaku yang sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian beberapa tujuan organisasi. Kesediaan warga masyarakat untuk bekerja sama dengan terorganisasi demi mencapai tujuan bersama, merupakan pola tingkah laku yang sangat esensial bagi masyarakat yang kompleks. Untuk itu setiap warga masyarakat dituntut untuk bersedia menerima dan melaksanakan secara ikhlas semua hasil kesepakatan guna mencapai tujuan organisasi yaitu Negara. Berdasarkan pembahasan mengenai sikap dan integrasi nasional di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu obyek. Sikap perlu dinampakkan dalam bentuk perilaku, baik lisan maupun perbuatan. Adapun hal yang perlu disikapi dalam penelitian ini adalah integrasi nasional. Jadi sikap integrasi nasional adalah kecenderungan untuk bertindak dengan lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, serta bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia. Dalam konteks Indonesia, integrasi politik itu lazim disebut sebagai integrasi nasional, yang cakupan dimensinya bukan saja integrasi bangsa dan integrasi wilayah melainkan juga integrasi penguasa elite dengan rakyat yang dikuasai massa commit to user Dalam hal ini Lindberg dan Scheingold 1970:99 menyatakan bahwa,” The most important dimensions of political integration are related tothe existence andstrength of a decision-making process.. Political integration as a process is in their terminology equal to increases in scope and capacity of a decision-making process”, Artinya bahwa dimensi yang paling penting dari integrasi politik berkaitan dengan keberadaan dan kekuatan dari proses pengambilan keputusan. Politik integrasi sebagai suatu proses di mereka terminologi sama dengan peningkatan lingkup dan kapasitas keputusan-proses pembuatan. 5 Factor penentu tingkat integrasi Howard Wriggins dalam bukunya Winarno 2001: 14 menyebutkan ada lima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa, yaitu : a adanya ancaman dari luar b gaya politik kepemimpinan c kekuatan lembaga-lembaga politik d ideologi nasional e kesempatan pembangunan ekonomi. Hampir senada dengan pendapat diatas, Sunyoto Usman dalam bukunya Winarno 2001: 14 menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi apabila : a Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nili-nilai fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama b Masyarakat terhimpun dalam unit social sekaligus, memiliki “cross cutting affiliation” sehingga menghasilkan “croos cutting loyality” c Masyarakat saling diatas ketergantungan diantara unit-unit social yang terhimpun didalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi Dengan demikian pembangunan integrasi bnagsa dapat dilakukan dengan cara mengembangkan factor-faktor penentu integrasi tersebut, sampai pada taraf pencapaian tingkat integrasi yang ideal. Semua cara ini dapat dipakai oleh Negara dan setiap Negara tentu memiliki pilihan-pilihan tersendiri dalam membangun integrasi bangsa. Yang penting adalah intrgrasi commit to user bangsa yang berhasil merupakan kunci bagi keutuhan bangsa dan kelancaran pembangunan nasional Negara. 6 Tinjauan tentang Sikap Integrasi Sikap adalah bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong untuk bertindak dengan disertai persaan mendukung maupun persaan tidak mendukung di dalam menanggapi obyek tertentu. Sedangkan integrasi adalah proses mempersatukan masyarakat, yang cendrung membuat masyarakat menjadi lebih baik atau harmonis. Berdasarkan kesimpulan dari pengertian sikap dan integrasi, maka sikap integrasi dapat diartikan sebagai bagian dari kepribadian seseorang yang disertai perasaan untuk menciptakan suatu kesatuan dalam masyarakat dalam maencapai tujuan yang lebih baik. 7 Definisi Konseptual Sikap Integrasi merupakan bagian dari kepribadian seseorang yang disertai perasaan untuk menciptakan suatu kesatuan dalam masyarakat dalam maencapai tujuan yang lebih baik atau harmonis dengan menggabungkan dan mengumpulkan seluruh potensi perbedaan suku bangsa, agama, budaya dan adanya hubungan dialogis keagamaan. 8 Definisi Operasional 1. Mengamalkan dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 2. Mengutamakan kesatuan dan persatuan bangsa dan Negara 3. Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan 4. Menjalin kerja sama tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, ras dan golongan 5. Menghormati bendera merah putih dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3. Tinjauan tentang Hubungan antara Sikap Demokrasi dengan Sikap Integrasi Secara teoritis antara demokrasi dan integrasi memang menunjukkan posisi dilematis sekaligus kontradiktif. Demokrasi yang mengandalkan perlunya commit to user kebebasan, persamaan, pengakuan akan hak warga dan kelompok-kelompok identitas harus berhadapan dengan keinginan untuk tetap berintegrasinya sebuah kesatuan kebangsaan. Dalam hal ini teori Clifford Geert dalam bukunya The Integrative Revolution, Primordial Sentiments and Civil Politics in the Ne States www.demokrasidanintegrasi.com menyatakan sebagai berikut : Demokrasi dan integrasi adalah sesuatu yang dilematis, tetapi setiap negara dapat memenej dirinya sedemikian rupa, sehingga pemenuhan tuntutan demokrasi dan integrasi itu dapat terpenuhi secara serasi. Dengan demikian demokrasinya dapat tumbuh secara relatif bagus, sedangkan integrasinya terpelihara dengan kokoh. Oleh karena itu demokrasi perlu mensyaratkan sikap plural, toleransi, menghargai perbedaan dan tidak memaksakan kehendak. Inilah sikap dan budaya demokrasi yang belum terbangun kuat dalam diri masyarakat Indonesia ditengah keinginan kuat menciptakan Negara kebangsaan yang demokratis. Dengan demikian sistem politik yang demokratis akan mendorong dan mempertahankan integrasi nasional sebuah Negara atas dasar prinsip kebebasan, kesetaraan dan toleransi. Dalam hal ini maka masyarakat Indonesia dituntut untuk bersikap demokratis sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai demokrasi, sehingga nantinya dapat menimbulkan sikap integrasi yang menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk tujuan yang lebih baik.

B. Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT DALAM MENCEGAH LEPTOSPIROSIS Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Masyarakat dalam Mencegah Leptospirosis di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT DALAM MENCEGAH LEPTOSPIROSIS Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Masyarakat dalam Mencegah Leptospirosis di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 3 13

PENDAHULUAN Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Masyarakat dalam Mencegah Leptospirosis di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 10

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kelurahan Dayu.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN DEMOKRASI DAN BUDAYA DEMOKRASI DENGAN SIKAP DEMOKRASI PADA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

0 5 99

HUBUNGAN ANTARAPERSEPSI DENGAN SIKAP Hubungan Antara Persepsi Dengan Sikap Masyarakat Terhadap Pengobatan Komplementer Di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

HUBUNGAN ANATARA PERSEPSI DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PENGOBATAN KOMPLEMENTER DI KECAMATAN Hubungan Antara Persepsi Dengan Sikap Masyarakat Terhadap Pengobatan Komplementer Di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 1 17

HUBUNGAN SIKAP KERJA ANGKAT-ANGKUT DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL (NYERI PUNGGUNG BAWAH) PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR.

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN NILAI-NILAI SEJARAH DAN SIKAP SOSIAL DENGAN SIKAP INTEGRASI NASIONAL SISWA DI SMA NEGERI GONDANGREJO - UNS Institutional Repository

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN SIKAP SOSIAL MASYARAKAT DI DESA KARANGANOM KECAMATAN KLATEN UTARA KABUPATEN KLATEN TAHUN 2016 - UNWIDHA Repository

0 0 23