perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user b.
Karbida Titanium: digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan baja. e.
HSS Baja Cepat High Stainless Steel HSS adalah baja perkakas paduan yang mengandung unsur-unsur paduan
seperti: Tungsten , Cobalt, chromonium. HSS adalah baja paduan yang sangat keras dan tahan aus tahan suhu tinggi sampai 600
o
C kekerasaannya belum menurun. HSS ada dua kelompok:
a. HSS group M: group ini mempunyai paduan utama molybdenum atau dikenal
dengan nama HSS M1. b.
HSS group T: group ini mempunyai paduan utama tungsten atau dikenal dengan HSS T1.
f. Keramik
Dihasilkan dari campuran alumunium oksida dengan paduan sedikit titanium atau magnesium oksida dengan bahan perekat yang dibentuk dalam
cetakan melalui proses pemanasan. Kecepatan potongnya dua kali lebih cepat daripada karbida. Sifat pahat keramik adalah sangat keras, rapuh, tahan aus, dan
cocok untuk kecepatan potong tinggi. Keramik biasanya digunakan pada proses permesinan semi finishing dan finishing pada benda kerja besi tuang atau logam
keras lainnya. g.
Intan Diamond Digunakan untuk pekerjaan benda-benda yang membutuhkan kecepatan
tinggi dan permukaan yang sangat baik. Pahat ini bersifat sangat keras, rapuh dan tahan aus, kecepatan potong untuk pahat ini sangat tinggi.
6. Baja EMS 45
Baja karbon adalah baja yang mengandung karbon maksimal 1,7. Berdasarkan tingkatan banyaknya karbon dalam baja, digolon gkan menjadi tiga
tingkatan, yaitu: a.
Baja karbon rendah Yaitu baja yang mengandung kadar karbon antara 0,10 – 0,30. Baja
karbon rendah dalam perdagangan dibuat dalam bentuk plat, profil, batangan untuk keperluan tempa, pekerjaan mesin, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user b.
Baja karbon sedang Baja ini mengandung karbon antara 0,30 – 0, 60. Dalam perdagangan
biasanya digunakan sebagai alat-alat perkakas, baut, poros engkol, roda gigi, ragam, pegas, dan lain-lain.
c. Baja karbon tinggi
Baja karbon tinggi mengandung karbon antara 0,70 – 1,5. Baja ini banyak digunakan untuk keperluan pembuatan alat-alat konstruksi yang
berhubungan dengan panas yang tinggi atau dalam penggunaannya akan menerima dan mengalami panas, misalnya landasan, palu, gergaji, pahat, kikir,
bor, bantalan peluru, dan sebagainya. Dari klarifikasi yang dijelaskan diatas maka baja EMS 45 dapat
dikategorikan masuk baja karbon sedang. Baja EMS 45 adalah baja yang mengandung kandungan karbon 0,48. Untuk kandungan silicon 0,30, kadar
Mangan 70. Untuk suhu dari proses anealling anealling temperature sekitar 680
o
– 710
o
, untuk kekerasan setelah proses anealling hardness after anealling sekitar 910
o
, kemudian untuk suhu kekerasan hardness temperature sekitar 800
o
– 830
o
Tabel Bohler Grade Stell. Dilihat dari kegunaan dari baja EMS 45 yang dijelaskan diatas yaitu
sebagai alat-alat perkakas, baut, poros, engkol, roda gigi, ragum, pegas dan lain- lain, maka dalam penegrjaan permesinan memerlukan kualitas permukaan yang
baik. Sehingga dalam penelitian ini dipilih bahan baja EMS 45.
7. Pengukuran Kehalusan
a. Pengukuran Kehalusan Permukaan Tak Langsung
1 Cara Meraba Touch Inspection
Pemeriksaan kehalusan permukaan dapat dilakukan dengan meraba menggunakan ujung jari. Berdasarkan kepekaan dalam meraba dapat
dirasakan kasar halusnya permukaan. Untuk mengetahui tingkat kehalusan dapat dilakukan dengan membandingkan kehalusan permukaan yang
diperiksa dengan kehalusan permukaan benda ukur Surface Finish Comparator
. Alat pembanding kehalusan permukaan ini biasanya disusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user dalam satu set yang terdiri dari beberapa lempengan terbuat dari baja dengan
angka kekasaran yang berbeda-beda. Alat pembanding kekasaran permukaan ini sudah dikelompokkan menurut jenis mesin yaitu mesin bubut, frais, skrap,
dan gerinda. Untuk membandungkan benda ukur dengan pembandingnya harus
diperhatkan jenis mesin yang digunakan untuk membuat komponen tersebut. Misalnya, benda ukur diproses dengan mesin bubut maka perbandingannya
juga jenis mesin bubut. Permukaan diperiksa dengan ujung jari, kemudian dengan ujung jari yang sama meraba lempengan pembanding. Bila dirasakan
ada salah satu lempengan benda ukur maka disimpulkan bahwa kehalusan permukaan benda ukur sama dengan kehalusan permukaan pembanding.
Dengan cara yang sama, pemeriksaan kehalusan dapat juga dilakukan dengan menggaruk dan melihat permukaan benda ukur, kemudian dilanjutkan
melihat dan menggaruk alat ukur pembanding. Dari beberapa lempeng pemanding dipilih satu yang dirasakan sama kehalusannya dengan benda
ukur. Dari pemeriksaan kehalusan permukaan dengan meraba, melihat dan
menggaruk jelas terlihat beberapa kelemahan yaitu dari penentuan besarnya tingkat kehalusan secara tepat yang hanya didasarkan atas kepekaan individu.
2 Pemeriksaan Kehalusan dengan Photo
Pemeriksaan dengan cara ini adalah mengambil gambar permukaan yang diukur. Kemudian gambarnya diperbesar sesuai keperluan. Perbesaran
yang diambil secara vertikal. Dengan membandingkan gambar yang sudah diperbesar, maka dianalisis kehlausan permukaan benda kerja diambil secara
vertikal. Dengan membandingkan gambar yang sudah diperbesar maka dianalisis kehalusan permukaan benda kerja.
3 Pemeriksaan Kehalusan dengan Mikroskop
Dengan menggunakan mikroskop adalah cara yang lebih baik daripada meraba, melihat dan menggaruk. Keterbatasan dengan cara ini adalah
pembagian bagian permukaan dicari harga rata-ratanya. Pemeriksaan kehalusan permukaan dengan mikroskop ini termasuk juga cara pengukuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user membandingkan, yaitu membandingkan hasil pemeriksaan dengan hasil
pengamatan pembanding yang kedua-duanya dilihat dengan mikroskop. b.
Pengukuran Kehalusan Permukaan Langsung 1
Pengukuran Kehalusan Permukaan dengan Profilmeter Pemeriksaan kehalusan permukaan dengan profilmeter adalah salah
satu jenis pengukuran kehalusan secara langsung. Sistem kerja profilmeter pada dasarnya sama dengan prinsip peralatan gramapon. Perubahan gerakan
stylus sepanjang muka ukur dapat dilihat dan dibaca pada bagian amplimeter. Gerakan stylus bisa kita lakukan dengan tangan dan bisa dengan secara
otomatis yang dilakukan oleh motor penggeraknya. Angka yang ditunjukkan pada bagian skala adalah angka tinggi rata-rata kehalusannya.
2 Pengukuran Kehalusan Permukaan dengan Surftest
Mitutoya Surftest 201 dan 211 adalah alat pengetes kehalusan permukaan logam yang ringkas dan mudah dibawa. Kedua mesin pengetes ini
memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1 mudah dioperasikan, 2 murah, 3 ringkas, 4 ramah lingkungan. Bentuknya yang ringkas juga menggunakan
baterai isi ulang, dapat dibawa kemana-mana dengan tas khusus yang merupakan perlengkapan standar. Dengan Surftest 201 dan 211 pengukuran
dapat dilakukan dalam berbagai posisi baik vertikal, horizontal, atas-bawah dan lain-lain. Selain itu Surftest 201 dan 211 juga dilengkapi dengan
peralatan tambahan yang memungkinkan pengukuran dalam beragai bentuk bagian dari logam.
a Surftest 201
Hasil pengukuran berupa hardcopy yang tercetak. Ada 11 ukuran parameter yang dapat digunaklan untuk mengukur kekesatan. Profil dari
permukaan juga terlihat jelas. b
Surftest 211 Unit detektornya bisa dipisahkan dari unit display alat untuk
melihat, disesuaikan dengan ruang pengukuran yang akan dilakukan. Pendeteksian dapat dilakukan tiga parameter Rz dan Rmak ditentukan
tidak melalui tampilan. Penyetingan untuk tingkat kekesatan yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user kecil dapat dilakukan jika tingkat pengukuran sesuai dengan ketentuan
GONG yang ada dalam layar LCD. Surftest juga memiliki otomatis timer setiap 30 detik. Data yang sudah tersimpan dapat ditampilkan kembali
dengan cara menekan tombol ONDATA.
B. Penelitian yang Relevan