Kegiatan Internasional Internaional Events

Annual R eport 2014 155 • Upaya untuk melakukan pendekatan dan menjalin komunikasi dengan mitra kerja guna mendapatkan masukan atas kegiatan operasional di Kantor Cabang secara umum; • Guna menampung permasalahan dan kendala-kendala yang dialami sehingga dapat menjadikan masukan bagi Perusahaan sebagai pengelola bandara agar ke depannya dapat lebih meningkatkan kualitas layanan bandara; • Memperoleh feedback yang bermanfaat dan membangun networking guna mendukung kegiatan Aviaion Markeing.

2. Kegiatan Internasional

Selain mengadakan pertemuan, Angkasa Pura Airports juga mengikui pertemuan internasional yang diadakan oleh berbagai pihak, yaitu Routes . Routes merupakan kegiatan internasional yang mempertemukan maskapai penerbangan, pengelola bandara, dan elemen lainnya pada industri aviasi. Kegiatan tersebut diadakan melalui sesi tatap muka dan eksposur desinasi, produk dan jasa lainnya dalam bentuk sebuah pameran business to business ataupun sebuah panel diskusi. Dalam event Routes Asia 2014, para delegasi juga memasarkan beberapa Bandar Udara unggulan yang dikelola Angkasa Pura Airports yaitu Bandar Udara I Gusi Ngurah Rai-Bali dan Bandar Udara Juanda Surabaya. Selain mendapat dampak langsung berupa potensi penambahan rute baru yang dapat meningkatkan pendapatan, Perusahaan juga mendapat manfaat lain yaitu mengenalkan Angkasa Pura Airports kepada dunia bisnis Aviasi di kawasan Asia. Selain itu, dalam event tersebut Angkasa Pura Airports mendapat banyak masukan dan kendala-kendala terkait permasalahan dalam mengelola airport dari pengguna jasa di kawasan Asia, sehingga ke depannya Angkasa Pura Airports dapat melakukan perbaikan. Beberapa Routes yang diikui Perusahaan pada 2014 adalah Routes Asia ke XII - di Kuching-Sarawak Malaysia pada tanggal 9-11 Maret 2014, World Routes ke XX – di • Establish close communicaion with business partners to obtain input on operaional aciviies at the Branch Oice in general; • Idenify problems and constraints and provide inputs to the Company as the manager of the airport, to be able to address these issues and improve the quality of airport services; • Obtain useful feedback and build networking to support Aviaion Markeing.

2. Internaional Events

Besides organizing meeings, Angkasa Pura Airports also paricipated in periodical internaional meeings known as Routes. Routes is an internaional event that brings together airlines, airport managers, and other elements in the aviaion industry. The event involves face-to-face sessions and exposure of desinaions, products and other services in the form of a business to business exhibiions or discussion panels. In the 2014 Routes Asia event, the delegaion of Angkasa Pura also took the opportunity to market the lagship airport managed by Angkasa Pura Airports that included I Gusi Ngurah Rai Airport, Bali and Juanda Airport in Surabaya.In addiion to exploring potenial new routes that can boost revenue, the Company also took the opportunity to introduce Angkasa Pura Airports to the world of aviaion business in Asia. Moreover, in this event Angkasa Pura Airports received many inputs and lesson learned in managing airports from the service users in Asia region, so that Angkasa Pura Airports would be able to address the issues and make improvements. In 2014, the Company atended the XII- Routes Asia–in Kuching, Sarawak, Malaysia held on 9-11 March 2014 and the XX World Routes - in Chicago held on 21-24 156 Lapor an T ahunan 2014 Chicago pada tanggal 21-24 September 2014, TFWA Asia Pasiic Exhibiion and Conference yang diadakan oleh Tax Free Worlds Associaion TFWA – di Singapura pada tanggal 11-15 Mei 2014 dan Bangalore and Mumbay Inspiraion Trip serta Sharing Knowledge tanggal 10-23 Desember 2014. Hasil yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah permintaan Cebu Air tentang penggunaan Bandar Udara Frans Kaisiepo-Biak sebagai Alternate Aerodrome, permintaan Air Asia untuk menjadikan Bandar Udara I Gusi Ngurah Rai sebagai HUB, Eihad Airways, Air Asia X dan Bangkok Airways menginkan slot ime pada jam-jam peak hours di Bandara I Gusi Ngurah Bali dan rencana Saudi Arabia Airlines untuk melaksanakan penerbangan umroh di Bandar Udara Juanda Surabaya yang sudah terealisasi. Prospek Usaha Angkasa Pura Airports 2015 Prospek usaha Angkasa Pura Airports sangat terkait dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada umumnya dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada khususnya. Pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan sebesar 3,5 di 2015 dan 3,8 di 2016. Pertumbuhan negara EM diproyeksikan akan mencapai sebesar 4,3 pada 2015 dan 4,7 pada 2016. Untuk negara-negara di Asia diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,6 di 2015 dan 6,4 di 2016. Indikator Perekonomian Global dalam persen in percentage Uraian Descripion Proyeksi | Projecion 2015 2016 PDB Dunia | World GDP 3,5 3,8 Negara Maju | Developed Countries 2,4 2,4 Amerika Serikat | United States of America 3,1 3,1 Kawasan Eropa | Europe Region 1,5 1,6 Jepang | Japan 1,0 1,2 Inggris | Great Britain 2,7 2,3 Kanada | Canada 2,2 2,0 Lainnya | Others 2,8 3,1 September 2014. TFWA Asia Paciic Exhibiion and Conference held by the Tax Free World Associaion TFWA – in Singapore on 11-15 May 2014 and the Bangalore and Mumbay Inspiraion Trip and Sharing Knowledge on 10-23 December 2014. The results from these aciviies among others are the proposal from Cebu Air to designate the Frans Kaisiepo-Biak Airport as the Alternate Aerodrome, and the proposal from Air Asia to designate I Gusi Ngurah Rai Airport as their HUB, meanwhile Eihad Airways, Air Asia X and Bangkok Airways requested for a ime slot during peak hours in I Gusi Ngurah Airport, Bali and Saudi Arabian Airlines plans to serve lights for the Umrah pilgrimage from Juanda Airport in Surabaya, which has been realized. Business Prospect For Angkasa Pura Airports In 2015 The business prospectof Angkasa Pura Airports is closely associated with the projected growth of the world economy in general and is also linked to the projected economic growth of Indonesia in paricular. The growth of the world economy is projected to reach 3.5 in 2015 and 3.8 in 2016. The growth in the Emerging Market countries is projected to reach 4.3 in 2015 and 4.7 in 2016, however the countries in Asia are projected to experience a growth of 6.6 in 2015 and 6.4 in 2016. Global Economy Indicator Tinjauan Operasional Review On The Company’s Operaions Annual R eport 2014 157 Negara Emerging Market | Emerging Market Countries 4,3 4,7 Persemakmuran Negara Merdeka | Commonwealth of Independent States 2,6 0,3 Asia 6,6 6,4 Eropa | Europe 2,9 3,2 Amerika Lain dan Karibia | Lain America and Caribbean 0,9 2,0 Timur Tengah, Afrika Utara, Afganistan, dan Pakistan Middle East, North Africa, Afghanistan, and Pakistan 2,9 3,8 Afrika Sub-Sahara | Africa Sub-Sahara 4,5 5,1 Volume Perdagangan Dunia | World Trade Volume 3,7 4,7 Impor | Import Negara Maju | Developed Countries 3,3 4,3 Negara Emerging Market | Emerging Market Countries 3,5 5,5 Ekspor | Export Negara Maju | Developed Countries 3,2 4,1 Negara Emerging Market | Emerging Market Countries 5,3 5,7 Inlasi IHK | Inlaion IHK Negara Maju | Developed Countries 0,4 1,4 Negara Emerging Market | Emerging Market Countries 5,4 4,8 Sumber: World Economic Outlook WEO Internaional Monetary Fund IMF, April 2015 Source: World Economic Outlook WEO Internaional Monetary Fund IMF, April 2015 Boeing Company melakukan forecast jangka panjang yang diterbitkan dalam The Current Market Outlook 2013-2033 dengan memperimbangkan efek dari kekuatan pasar pada pengembangan industri penerbangan. Dalam forecast tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan produk domesik bruto PDB, merupakan penyumbang utama pertumbuhan industri penerbangan. PDB diperkirakan akan meningkat 3,2 selama 20 tahun ke depan, yang akan mendorong lalu lintas penumpang tumbuh 5 per tahun dan lalu lintas kargo yang juga tergantung pada perdagangan global tumbuh 4,7 per tahun. Negara-negara berkembang diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,2 per tahun, melampaui negara maju, yang rata-rata pertumbuhannya diperkirakan sebesar 2,2. Perkembangan ekonomi paling cepat berada di Asia Pasiik dengan proyeksi pertumbuhan 4,4, Amerika Lain dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 3,9, dan Afrika dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 4,7. Penumpang lalu lintas di China akan menjadi pasar wisata terbesar, tumbuh 6,6 per tahun. Perjalanan di Amerika Utara dan Eropa, saat tumbuh di bawah tren, akan menjadi pasar terbesar kedua dan keiga, dengan ingkat pertumbuhan sebesar 2,3 dan 4,5. Lalu lintas ke dan In its long-term forecast as presented in the Current Market Outlook 2013-2033, the Boeing Company predicts that the market forces in the aviaion industry shall be afected by the growth of Gross Domesic Product GDP as a major contributor to the growth of the aviaion industry. The GDP is expected to increase 3.2 over the next 20 years, which will drive passenger traic to grow by 5 per year and cargo traic which also depends on global trade by 4.7 per year. The developing countries are expected to grow by 5.2 per year, outpacing the developed countries that averaged at 2.2. The most rapid economic development is in the Asia Paciic region with a projected growth of 4.4, Lain America with a projected growth of 3.9, and Africa with a projected growth of 4.7. The volume of airline passengers in China will be the largest in the world’s travel market, as it is expected to grow by 6.6 per year. The volume of people traveling in North America and Europe -that grew below the trend- will be the second and third largest market, with a growth rate of 2.3 and 158 Lapor an T ahunan 2014 dari Timur Tengah dan Asia Pasiik, dalam Asia Pasiik idak termasuk Cina, dan di Amerika Lain akan menjadi salah satu yang paling cepat berkembang. Sedangkan forecast pertumbuhan penumpang pada tahun 2015 di Asia Pasiic menduduki peringkat kedua, yakni sebesar 7,7. Pertumbuhan penumpang yang paling inggi berada di Kawasan Timur Tengah, yakni sebesar 13,9; diikui oleh Asia Pasiik sebesar 7,7; Amerika Lain sebesar 6,0; Eropa sebesar 5,5; Afrika sebesar 5,1; dan Amerika Utara sebesar 3,1. Perekonomian Indonesia di 2015 diperkirakan masih akan terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi global dan Asia. Kekuatan yang dimiliki Indonesia menjadi faktor penunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut. Populasi Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa dengan ingkat pendapatan yang cenderung meningkat merupakan potensi pasar domesik yang sangat inggi. Prakik demokrasi sudah relaif kondusif dan kinerja perbankan pun relaif solid. Selain itu, perekonomian Indonesia relaif stabil di tengah guncangan ekonomi global. Bertumbuhnya ekonomi Indonesia akan semakin mendorong pertumbuhan sektor perhubungan, khususnya industri penerbangan. Adanya perubahan tren pergerakan lalu lintas udara berdasarkan kawasan menjadikan perkembangan industri penerbangan Indonesia akan semakin menjanjikan. Pergerakan lalu lintas udara diprediksi akan mengalami pergeseran dari kawasan Amerika Utara dan Eropa ke kawasan Asia Pasiik. Kawasan Asia Pasiik diperkirakan akan menjadi episentrum dunia penerbangan masa depan. Penerapan kebijakan ASEAN Open Sky pada 2015 yang akan datang, akan mendukung percepatan pertumbuhan industri penerbangan Indonesia, dikarenakan kebijakan Open Sky tersebut dinilai sangat menguntungkan bagi Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar di kawasan ASEAN sehingga memiliki potensi pasar yang cukup besar pula. 4.5 respecively. The traic to and from the Middle East and Asia Paciic, and within the Asia Paciic region excluding China, and within Lain America will be among the fastest growing regions in the airline business. Meanwhile, the passenger growth in 2015 in Asia Paciic is predicted to rank second at a level of 7.7. The highest passenger growth was in the Middle East region, which grew by 13.9; followed by the Asia Paciic region at 7.7; Lain America at 6.0; Europe at 5.5; Africa at 5.1; and North America at 3.1. The economy of Indonesia in 2015 will coninue to grow along with the growth of the world economy and Asia. Having a populaion of 250 million people with a growing income as one its strong points, Indonesia is very likely to achieve high domesic growth. The democracy in the country has been relaively stable with a solid banking environment so that Indonesia’s economy is projected to be relaively stable in amidst the world economic turmoil. The growth of Indonesia’s economy has simulated the growth of the transportaion sector, paricularly the airline industry. Due to the change in the trend of the air traic movement, the airline industry in Indonesia has become a more promising business. The air traic movement is predicted to shit from North America and Europe to Asia Paciic. The Asia Paciic region is projected to be the world epicentrum of the airline industry in the future. As ASEAN introduces the Open Sky policy in 2015 that favors the airline industry, this will accelerate even more the airline industry in Indonesia as country that has the largest populaion in ASEAN with also a potenially big market. Tinjauan Operasional Review On The Company’s Operaions Annual R eport 2014 159 Peluang pertumbuhan industri penerbangan Indonesia tersebut juga menjadi peluang bagi bertumbuhnya industri kebandarudaraan Angkasa Pura Airports sebagai pengelola bandara di kawasan imur dan tengah Indonesia. Dengan keunggulan yang dimiliki, Perusahaan yakin dapat mencapai prospek pertumbuhan yang sangat menjanjikan tersebut. Adapun beberapa keunggulan Perusahaan yang mendukung pencapaian pertumbuhan tersebut adalah • Komitmen yang kuat dari manajemen untuk meningkatkan kinerja dan kualitas layanan; • Pengalaman yang luas dalam industri kebandarudaraan; • Hak pengusahaan jasa kebandaraudaraan yang luas atas 13 bandara domesik; • Lokasi bandara yang strategis di pusat bisnis Surabaya, Balikpapan, Makassar, Semarang dan pariwisata Denpasar, Yogyakarta, Lombok Indonesia; • Kemitraan yang kuat dengan pemerintah pusat dan daerah, serta pemegang kepeningan lainnya; dan • Tingkat kepatuhan yang inggi terhadap regulasi nasional dan Internasional. Strategi Pengembangan Usaha Angkasa Pura Airports sebagai salah satu pengelola kebandarudaraan di Indonesia memiliki visi dan misi untuk dapat mengangkat citra Indonesia di mata dunia dengan menjadi salah satu pengelola bandara kelas dunia. Hal ini juga melipui upaya perubahan pola komersil yang baru dan dinamis. Sejak 2013, Angkasa Pura Airports telah merubah Paradigma Perusahaan yang semula sebagai penyedia infrastruktur berubah menjadi penyedia jasa dengan orientasi kepada kualitas layanan dengan konsep Airport City. The growth opportunity of the airline industry is also the opportunity for airport service business to expand and Angkasa Pura Airports as one of the airport service companies managing the airports of the central and eastern region of Indonesia also has great opportunity to grow. Having high advantage, the Company believes that it can achieve that promising growth. The advantages of the Company to achieve the targeted growth are: • A strong commitment of the management to improve service performance and service quality; • Broad experience in the airport service industry; • The rights to manage 13 domesic airports; • Strategic locaions of the airports in business centers Surabaya, Balikpapan, Makassar, Semarang and tourist desinaions of Indonesia Denpasar, Yogyakarta, Lombok; • Strong partenership with the central and local government, and with other important stakeholders; and • Strict compliance to the naional dan internaional regulaions. Business Development Strategy As one of the companies that manages airports in Indonesia, Angkasa Pura Airports have the vision and mission to be able to promote Indonesia in the eyes of the world by becoming one of the world-class airport managers. This would also include the efort to shit to a new and more dynamic business approach. Since 2013, Angkasa Pura Airports has shited its Corporate Paradigm that was formerly as a provider of infrastructure to become a service provider oriented to service quality with a concept of an Airport City. 160 Lapor an T ahunan 2014 Perubahan Paradigma | Paradigm Shit Elemen Element Paradigma Lama Old Paradigm Paradigma Baru New Paradigm Penempatan Strategis Strategic Posiioning Penyedia Infrastruktur Infrastructure Provider Perusahaan Jasa Service Company Konsep Bandara Airport Concept Bandara Konvensional Airport Convenional Airport City Airport City Fokus Pertumbuhan Pendapatan Revenue Growth Focus Aero Non Aero Pendekatan Approach Pasif Reakif Passive Reacive Proakif Anisipaif Proacive Anisipaive Budaya Organisasi Organizaional Culture Birokrais Bureaucraic Kewirausahaan Entrepreneurial Selain itu, untuk mencapai target peningkatan pertumbuhan pendapatan yang signiikan yang drasis dalam 5 tahun mendatang, terutama pendapatan non aeronauika, Perusahaan telah menyusun strategi bisnis dan inisiaif pertumbuhan usaha yang efekif dan fokus yang tepat yang dijabarkan sebagai berikut. 1. Opimalisasi Bisnis Ini Operasi Bandara Opimalisasi bisnis ini operasi bandara dilakukan melalui peningkatan produkivitas, pengembangan kapasitas bandara dan perbaikan kualitas pelayanan untuk mendorong pertumbuhan pendapatan dan kepuasan pelanggan. Beberapa inisiaif yang direncanakan akan dilaksanakan sebagai berikut. a. Pengembangan Bandara Beberapa proyek pengembangan bandara yang akan dilakukan adalah Bandara Internasional Ahmad Yani – Semarang, Bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin, Pengembangan Terminal B Bandara Adisutjipto – Yogyakarta, pembangunan Terminal 3 dan pembangunan runway kedua di Bandara Internasional Juanda – Surabaya, serta pengembangan bandara yang kekurangan kapasitas. Moreover, to achieve a signiicant revenue growth in the next 5 years, especially from the non-aeronauical business, the Company has formulated a business strategy and efecive business growth iniiaives and appropriate focus that are described as follows: 1. Opimizing the Core Business Airport Operaions Opimizing the core business airport operaions performed by increasing producivity, developing airport capacity and improving service quality to drive revenue growth and customer saisfacion. Several iniiaives that planned to be carried out as follows: a. Airport Development Several airport development projects that were implemented include the Ahmad Yani Internaional Airport - Semarang and Syamsudin Noor Airport - Banjarmasin; the expansion of Terminal B of Adisutjipto Internaional Airport– Yogyakarta; the construcion of Terminal 3 dan the second runway of Juanda Internaional Airport – Surabaya; and the development of under capacity airports. Tinjauan Operasional Review On The Company’s Operaions Annual R eport 2014 161 b. Strategic Partnership Beberapa strategic partnership yang akan dilakukan Perusahaan diantaranya adalah dengan GVK untuk Bandara Internasional I Gusi Ngurah Rai – Bali dan Bandara New Jogjakarta Internaional Airport, dengan IIAC untuk Bandara Internasional Juanda – Surabaya, dengan ExecuJet untuk pengelolaan General Aviaion Terminal GAT Bandara Internasional I Gusi Ngurah Rai – Bali, dengan Gallant Venture Ltd. untuk Bandara Bintan Internaional Airport, Rencana Strategic partnership dengan Vinci Airport untuk Bandara Internasional Sultan Hasanuddin – Makassar dan Bandara Internasional Sam Ratulangi – Manado dan pengembangan kerjasama strategis bersama pemangku kepeningan setempat maupun strategic partnership lain yang tertarik untuk berinvestasi dalam pengembangan Bandara. 2. Pengembangan Bisnis Non Ini Non Operasi Bandara Pengembangan bisnis non ini non operasi bandara dilakukan melalui pengembangan Anak Perusahaan untuk mengopimalkan pendapatan bisnis, terutama pendapatan non aeronauika. Ada 5 Anak Perusahaan yang telah dibentuk sampai dengan tahun 2014, yaitu: a. Angkasa Pura Properi adalah Anak Perusahaan yang dibentuk untuk menjalani kegiatan usaha dalam bidang usaha real estate dan pengembangan properi; b. Angkasa Pura Hotel adalah Anak Perusahaan yang didirikan untuk menangkap peluang usaha pada bidang perhotelan, restoran, CIP Lounges, dan jasa hospitality lainnya; c. Angkasa Pura Logisik adalah Anak Perusahaan yang didirikan untuk mengelola terminal kargo di bandar udara Perusahaan dan penyediaan jasa logisik; d. Angkasa Pura Support adalah Anak Perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan fasilitas atau b. Strategic Partnership The Company plans to establish strategic partnerships among others with GVK for I Gusi Ngurah Rai Internaional Airport – Bali dan Yogyakarta New Internaional Airport; with IIAC for Juanda Internaional Airport – Surabaya; with ExecuJet to manage the General Aviaion Terminal GAT of I Gusi Ngurah Rai Internaional Airport – Bali; with Gallant Venture Ltd. to serve Bintan Internaional Airport, with Vinci for Sultan Hasanuddin Internaional Airport - Makassar and Sam Ratulangi Internaional Airport - Manado; and establish a strategic cooperaion jointly with local stakeholders and other interested strategic partners to invest in the development of the airport. 2. Non-Core Business Development Non-Airport Operaions The development of non-core business non-airport operaional conducted through the expansion of subsidiaries to opimize the business revenue, especially non-aeronauical revenues. There are 5 subsidiaries that have been established unil 2014, namely: a. Angkasa Pura Property is a subsidiary that was established that engages in the real estate business and property development; b. Angkasa Pura Hotel is a subsidiary which was set up to seize the business opportuniies in the ield of hospitality, restaurant, CIP Lounges, and other hospitality services; c. Angkasa Pura Logisicis a subsidiary established to manage the cargo terminal at the airport of the Company and the provision of logisics services; d. Angkasa Pura Support is subsidiary engaged in the provision of faciliies or support services of airport 162 Lapor an T ahunan 2014 jasa pendukung kegiatan kebandarudaraan, terutama kepada Perusahaan Induk dalam rangka meningkatkan quality services; e. Angkasa Pura Retail adalah Anak Perusahaan yang dibentuk untuk menangkap peluang usaha pada bidang ritel di bandar udara Perusahaan maupun di luar bandar udara. Ke depannya, Perusahaan juga berencana untuk membentuk Anak Perusahaan baru lainnya, yang akan fokus menjalani kegiatan usaha dalam bidang usaha perparkiran di seluruh lingkup usaha Angkasa Pura Airports. 3. Program Kerja Pengembangan Usaha Program keja pengembangan melipui diversiikasi bisnis dan program pengembangan lainnya. Diversiikasi bisnis dilakukan melalui penyertaan modal, baik secara minoritas maupun mayoritas, terhadap perusahaan lain yang terkait operasi bandara. Beberapa perusahaan yang telah disertakan modal adalah Gapura Angkasa, Perusahaan Jalan Tol Bali, Jasa Marga Bali Tol dan Garuda Indonesia. Ke depannya, Angkasa Pura Airports akan terus mengopimalkan pendapatan dari perusahaan yang telah disertakan modal dan akan melihat potensi penyertaan modal pada perusahaan yang potensial lainnya. Sedangkan program pengembangan usaha lainnya dilakukan berdasarkan inisiaif pertumbuhan usaha, Angkasa Pura Airports telah menyusun program kerja pengembangan usaha 2015. Program kerja pengembangan usaha Perusahaan tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Opimalisasi Pendapatan; b. Pengamanan Pendapatan; c. Penyesuaian Harga; d. Pengembangan Kompetensi; e. Kemitraan yang Efekif; f. Manajemen Pelayanan Pelanggan; aciviies, especially to the Parent Company in order to improve quality services; e. Angkasa Pura Retail is a subsidiary that was set up to engage retail business in the Company’s airports and outside the airports. In the future, the Company plans to establish a new subsidiary, namely, the Angkasa Pura Parking that focuses in managing parking services across all business areas of Angkasa Pura Airports. 3. Work Programs for Business Development The development work programs include business diversiicaion and other development programs. The Company engages in diversiicaion of business through capital investment, either by holding minority shares or majority shares of other companies associated with airport operaions. The companies that have received capital investment are Gapura Angkasa, Bali Toll Road Company, Jasa Marga Toll-Bali and Garuda Indonesia. In the future, Angkasa Pura Airports will coninue to opimize the revenue from the companies that have received capital investment and will observe the potenial of capital investment in other promising companies. Meanwhile for the other business development programs which are based on the business growth iniiaives, Angkasa Pura Airports has developed various work programs for business development in 2015. The Company’s business development program can be explained as follow: a. Revenue Deepening; b. Revenue Safeguarding; c. Appropriate Pricing; d. Competence Building; e. Efecive Partnership; f. Customer Service Management; Tinjauan Operasional Review On The Company’s Operaions Annual R eport 2014 163 g. Penyederhanaan dan Perbaikan Proses Pengelolaan. Terkait dengan pengembangan usaha, pada 2014 Perseroan telah melaksanakan program kerja pengembangan usaha yang dijabarkan sebagai berikut. a. Opimalisasi Pendapatan • Seleksi Komersial Pola Baru Business Development Group telah melaksanakan kegiatan seleksi komersial dengan menggunakan pola baru untuk Terminal 1 Bandar Udara Internasional Juanda – Surabaya, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin – Makassar, Terminal B Bandar Udara Internasional Adisutjipto – Yogyakarta dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan tahap kedua. Pola baru tersebut mengadopsi pola seleksi yang digunakan oleh Ngurah Rai Strategic Business Unit SBU dalam memilih mitra usaha di Terminal Internasional dan Terminal Domesik Bandar Udara Internasional I Gusi Ngurah Rai – Bali. Pola baru tersebut telah berhasil diterapkan dalam memilih mitra usaha di Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda – Surabaya dan Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan. Peningkatan pendapatan dari penerapan seleksi komersial pola baru tercermin dari pertumbuhan pendapatan non aeronauika untuk rata-rata 3 bandara yaitu Bandar Udara Internasional I Gusi Ngurah Rai – Bali, Bandar Udara Internasional Juanda – Surabaya dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan. Pada 2014, rata-rata pertumbuhan pendapatan 3 bandara tersebut sebesar 62 sedangkan rata-rata pertumbuhan pendapatan 10 bandara lainnya yang dikelola oleh Perusahaan adalah 13 g. Simpliied and Well Governed Process. In developing its business in 2014, the Company has implemented arious work programs as described as follows: a. Revenue Deepening • The New Approach of Commercial Selecion The Business Development Group implemented a new commercial selecion method by applying the new approach for Terminal 1 of Juanda Internaional Airport-Surabaya, Sultan Hasanuddin Internaional Airport-Makassar, Terminal B of Adisucipto Internaional Airport-Yogyakarta and phase 2 of Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan. The new approach that was adopted is the selecion method used by Ngurah Rai Airport Strategic Business Unit SBU in selecing the business partners in the Internaional and Domesic Terminal of Ngurah Rai Internaional Airport - Bali. The new approach has been successfully applied in selecing business partners at Terminal 2 Internaional Airport Juanda - Surabaya and Sultan Aji Muhammad Sulaiman Airport Sepinggan - Balikpapan. The increased revenue by applying the new approach in commercial selecion is relected from the average growth in the non- aeronauical revenues from the 3 airports which are Ngurah Rai internaional airport - Bali, Juanda Internaional Airport - Surabaya and Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan. In 2014, the average revenue growth of these 3 airports reached 62 while the average revenue growth of the 10 other airports managed by the Company was 13. 164 Lapor an T ahunan 2014 • Pola Baru Seleksi Adverising Ngurah Rai Strategic Business Unit SBU menyiapkan konsep pola baru untuk pemilihan mitra adverising yang akan dijalankan di bandar udara I Gusi Ngurah Rai – Bali dan disusul oleh bandar udara Perusahaan yang lain. • Kegiatan Route Development And Markeing Strategi opimalisasi pendapatan juga dilakukan dengan melakukan kegiatan Route Development and Markeing. Beberapa Routes yang diikui Perusahaan pada 2014 adalah Routes Asia ke XII- di Kuching-Sarawak Malaysia pada tanggal 9-11 Maret 2014, World Routes ke XX – di Chicago, pada tanggal 21-24 September 2014, TFWA Asia Pasiic Exhibiion and Conference yang diadakan oleh Tax Free Worlds Associaion TFWA – di Singapura pada tanggal 11-15 Mei 2014 dan Bangalore dan Mumbay Inspiraion Trip serta Sharing Knowledge tanggal 10-23 Desember 2014. Perusahaan juga melakukan gathering dengan mitra kerja seperi Barindo, INACA dan YLKI serta Regulator yang diadakan di Jakarta pada tanggal 18 Juli 2014. b. Pengamanan Pendapatan Dalam rangka pengamanan pendapatan, Perusahaan mengembangkan sistem baru berbasis teknologi informasi. Sistem tersebut adalah sebagai berikut: • Pengembangan Sistem Real Estate Management REM berbasiskan SAP yang Go Live di tahun 2015. • Pengembangan Sistem Point of Sales POS untuk seluruh konsesioner di bandar udara. • Pengembangan Sistem Parkir Simpark untuk seluruh parkir di bandar udara. c. Penyesuaian Harga Penyesuaian harga dilakukan melalui penyesuaian tarif aeronauika untuk beberapa bandara dan penyesuaian tarif sewa ruang. • The New Approach in Adverising Selecion Ngurah Rai Strategic Business Unit SBU introduced a new concept for selecing adverising partnersfor Ngurah Rai Airport - Bali and this was followed by the other airports. • Route Development and Markeing Aciviies The strategy to opimize revenue also included paricipaion in Route Development and Markeing Events.The Company paricipated in several Routes in 2014 that included the 12 th Routes Asiain Kuching Sarawak Malaysia on 9-11 March 2014; the 20 th World Routes in Chicago on 21-24 September 2014; TFWA Asia Paciic Exhibiion and Conference held by the Tax Free World Associaion TFWA – in Singapore on 11-15 May 2014; Bangalore and Mumbay Trip Inspiraion and Sharing Knowledge on 10-23 December, 2014; Gathering with partners such as Barindo, INACA and YLKI and Regulators, held in Jakarta on 18 July 2014. b. Revenue Safeguarding To safeguard revenue, the Company developed a new IT based system that consisted of: • The Real Estate Management REM based on the SAP Go Live in 2015. • The Point of Sales POS for all concessionaires at the airport. • The Parking System Simpark for all parking lots of the airport. c. Appropriate Pricing The pricing for the aeronauics business for several airports and rent was adjusted: Tinjauan Operasional Review On The Company’s Operaions Annual R eport 2014 165 • Penyesuaian tarif-tarif aeronauika Penyesuaian Tarif PJP2U untuk terminal baru yaitu Bandar Udara Internasional I Gusi Ngurah Rai – Bali, Bandar Udara Internasional Juanda – Surabaya, Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin – Makassar dan Bandar Udara Internasional Lombok – Praya. • Penyesuaian tarif sewa Tarif sewa ruang disesuaikan seiap tahun sesuai dengan inlasi ditambah 2 untuk menjaga stabilisasi nilai aset dari bandar udara. d. Pengembangan Kompetensi Pengembangan kompetensi dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: • Pembinaan ke Kantor Cabang • Pelaihandiklat dalam negeri dan luar negeri Manajemen Kargo, Airport Route Development and Markeing, Regulasi Pax Manifest, Airport User Charges • Workshop, seminar dan benchmarking yang bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi Human Capital antara lain terkait dengan Customer Saisfacion Training, Benchmarking Pengelolaan bandara di luar negeri, sistem teknologi informasi dan lainnya. e. Kemitraan yang Efekif melalui gathering dengan maskapai penerbangan internasional danatau domesik, mitra kerja Barindo, INACA, YLKI dan Regulator serta mitra usaha di bandar udara. f. Upaya peningkatan Manajemen Pelayanan Pelanggan dengan melakukan Survei CSI oleh ASQ ACI untuk Bandar Udara Internasional I Gusi Ngurah Rai–Bali, Bandar Udara Internasional Juanda–Surabaya, Bandar Udara Internasional • Adjustment for Aeronauical Tarif Tarif adjustment for the PJP2U passenger service at the new terminals that include Ngurah Rai Internaional Airport – Bali, Juanda Internaional Airport – Surabaya, Sultan Aji Muhammad Sulaiman Internaional Airport Sepinggan-Balikpapan, Sultan Hasanuddin Internaional Airport - Makassar and Lombok Internaional Airport - Praya. • Adjustment of Leasing Rates Leasing rates were adjusted annually based on the inlaion plus 2 to maintain a stable value of the assets of the airport. d. Competence Building Competency development is provided through the following aciviies: • Coaching at branch oices • Provide Training educaion in home country and overseas Freight Management, Airport Route Development and Markeing, Regulatory Pax Manifest, Airport User Charges • Workshops, seminars and benchmarking to enhance the competence of the Human Capital, related to Customer Saisfacion Training, Airports Management Benchmarking abroad, informaion technology systems and others. e. Efecive Partnership through gathering events with internaional andor domesic airlines, partners Barindo, INACA, YLKI and regulators as well as business partners of the airport. f. Customer Service Management by conducing CSI survey by ASQ ACI for the Ngurah Rai Internaional Airport–Bali, Juanda Internaional Airport-Surabaya, Sultan Aji Muhammad Sulaiman–Sepinggan, Balikpapan and Sultan Hasanuddin Internaional 166 Lapor an T ahunan 2014 Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan dan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin – Makassar serta CSI oleh INACA untuk seluruh bandar udara yang dikelola oleh Perusahaan. g. Penyederhanaan dan Perbaikan Proses Pengelolaan Simpliied and Well Governed Process yang dilakukan melalui penyempurnaan SOP untuk kegiatan Non Aeronauika dengan penyusunan peraturan komersial baru. Airport-Makassar and CSI by INACA for all airports managed by the Company. g. Simpliied and Well Governed Process, among others, is implemented by improving the SOPs for non-aeronauical aciviies with drating of new commercial regulaions. Tinjauan Operasional Review On The Company’s Operaions Annual R eport 2014 167 Tinjauan keuangan yang akan diuraikan dalam bagian ini mengacu pada Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang disajikan dalam buku Laporan Tahunan ini. Laporan Keuangan Konsolidasian telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto dan Rekan dan mendapat opini wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Angkasa Pura I Persero dan enitas anak tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, serta hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Tinjauan Keuangan Financial Review 3.063.906.390 Pendapatan Operasional Operaing Income Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan Proit Before Income Tax Laba Operasional Operaing Proit Laba Bersih Tahun Berjalan Net Proit of The Year Laba Komprehensif Tahun Berjalan Comprehensive Proit for The Year Beban Operasional Operaing Expense Pajak Penghasilan Total Income Tax Pendapatan dan Beban Non Operaional Non-Operaing Income Expenses Pendapatan Komprehensif Lain Other Comprehensive Income Laba Bersih Per Saham Dasar Net Proit Per Basic Share 693.098.222 2.370.808.168 126.445.186 185 645.168.767 174.374.641 819.543.408 590.745.121 54.423.646 4.583.535.770 1.177.439.715 3.406.096.055 1.968.148 291 38.073.951 928.908.516 250.499.347 1.179.407.863 966.982.467 Graik Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi Chart of Consolidated of Comprehensive Income dalam ribuan Rupiah | in thousand Rupiahs 2013 2014 The inancial review explained in this secion refers to the Consolidated Financial Statements for the year ending 31 December 2014 and 2013 which are presented in this Annual Report. The Consolidated Financial Statements have been audited by Hadori Sugiarto Adi Partners, Ceriied Public Accountants and received a fair opinion, in all material aspects, the consolidated inancial posiion of PT Angkasa Pura I Persero and its subsidiaries dated 31 December 2014 and 2013, as well as the results of operaions, changes in equity and cash lows for the years ended in those dates, are presented in compliance with Financial Accouning Standards in Indonesia. Consolidated Statements of Comprehensive Income 168 Lapor an T ahunan 2014 Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian dalam ribuan Rupiah Consolidated Statements of Comprehensive Income in thousand Rupiah Uraia n | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Pendapatan Operasional Operaing Income 4.583.535.770 3.063.906.390 1.519.629.380 49,60 Beban Operasional Operaing Expenses 3.406.096.055 2.370.808.168 1.035.287.887 43,67 Laba Operasional Operaing Proit 1.177.439.715 693.098.222 484.341.493 69,88 Pendapatan dan Beban Non Operasional Non-Operaing Income Expenses 1.968.148 126.445.186 124.477.038 98,44 Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan Proit Before Income Tax 1.179.407.863 819.543.408 359.864.455 43,91 Total Pajak Penghasilan Total Income Tax 250.499.347 174.374.641 76.124.706 43,66 Laba Bersih Tahun Berjalan Net Proit of the year 928.908.516 645.168.767 283.739.749 43,98 Laba Diatribusikan Kepada: Proit Atributed to Pemilik Enitas Induk Parent Enity Kepeningan Non Pengendali Non-Controlling 928.601.520 306.996 644.789.405 379.362 283.812.115 72.366 44,02 19,08 Pendapatan Komprehensif Lain Other Comprehensive Income 38.073.951 54.423.646 92.497.597 169,96 Laba Komprehensif Tahun Berjalan Comprehensive Proit for The Year 966.982.467 590.745.121 376.237.346 63,69 Laba Bersih Per Saham Dasar Net Proit Per Basic Share 291 185 106 57,30 Pendapatan Operasional Pendapatan operasional Perseroan mengalami kenaikan Rp15,93 miliar atau sebesar 49,60, dari Rp3.063,90 miliar di 2013 menjadi Rp4.583,5 miliar di 2014. Kenaikan ini berasal dari kenaikan pendapatan aeronauika dan pendapatan non aeronauika. Pendapatan Operasional dalam ribuan Rupiah in thousand Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Pendapatan Aeronauika Aeronauical Income 2.781.704.247 2.065.468.959 716.235.288 34,68 Pendapatan Non Aeronauika Non- Aeronauical Income 1 .801.831.524 998.437.431 803.394.093 80,47 Jumlah Total 4.583.535.770 3.063.906.390 1.519.629.380 49,60 Operaing Income The Company experienced an increase in operaing income, amouning to Rp15.93 billion or 49.60, of Rp3,063.90 billion in 2013 to Rp4,583.5 billion in 2014. This rise in revenue was derived from the increase in aeronauical and non-aeronauical revenues. Operaing Income Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 169 Pendapatan Aeronauika Pendapatan aeronauika Perusahaan mengalami pertumbuhan Rp716,23 miliar atau sebesar 34,68, dari Rp2.065,47 miliar di 2013 menjadi Rp2.781,70 miliar di 2014. Pertumbuhan pendapatan tersebut didominasi oleh ingginya kenaikan pendapatan pada bidang Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara PJP2U. Kenaikan PJP2U ditahun 2014 mencapai Rp588,55 miliar atau 38,29 bila dibandingkan dengan tahun 2013. Hal ini disebabkan adanya kenaikan tarif PJP2U di 5 bandara Internasional yang dikelola oleh Angkasa Pura Airports. Kenaikan tarif mulai berlaku April 2015, berdasarkan dengan surat edaran nomor AP-I.1370KB.02.022014PD-B. Disamping itu, kenaikan jumlah penumpang pesawat udara juga mempengaruhi kenaikan pendapatan PJP2U. Selain itu, pendapatan yang berasal dari sektor Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara PJP4U juga mengalami kenaikan yang cukup signiikan, yaitu sebesar Rp58,75 miliar atau sebesar 17,39 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Hal tersebut lebih disebabkan kenaikan tarif. Pendapatan Aeronauika dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara PJP4U Aircrat Landing, Placing, and Hangar Services PJP4U 396.610.201 337.862.508 58.747.693 17,39 Domesik | Domesic 152.602.617 149.064.614 3.538.003 2,37 Internasional | Internaional 244.007.584 188.797.894 55.209.690 29,24 Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara PJP2U Aircrat Passenger Handling Services PJP2U 2.125.483.603 1.536.928.634 588.554.969 38,29 Domesik | Domesic 1.210.312.702 900.092.100 310.220.602 34,47 Internasional | Internaional 915.170.902 636.836.535 278.334.367 43,71 Pelayanan Jasa Penerbangan PJP Air Navigaion Services PJP - 9.825.386 9.825.386 100,00 Domesik | Domesic - 1.070.307 1.070.307 100,00 Internasional | Internaional - 8.755.079 8.755.079 100,00 Pemakaian Aviobridge Aviobridge Services 96.406.327 79.081.439 17.324.888 21,91 Domesik | Domesic 50.507.898 35.475.846 15.032.052 42,37 Internasional | Internaional 45.898.430 43.605.593 2.292.837 5,26 Pemakaian Counter Counter Services 109.531.510 101.770.992 7.760.518 7,63 Domesik | Domesic 75.612.511 70.582.235 5.030.276 7,13 Income From Aeronauical Services The Company experienced growth in aeronauical revenuesamouning to Rp716.23 billion or 34.68, from Rp2,065.47 billion in 2013 to Rp2,781.70 billion in 2014. The revenue growth was dominated by the high rise in earnings in the Passenger Airplane Services PJP2U.PJP2U rise in 2014 reached Rp588.55 billion or 38.29 compared to the earnings in 2013. This was due to an increase of the service tarif at 5 internaional airports managed by Angkasa Pura Airports. The increase in the tarifs was efecive April 2015, as sipulated in the circular leter number AP-I.1370 KB.02.022014PD-B.In addiion, a rise in the number ofairplane passengers also afected the PJP2U service income. Moreover, revenues from Aircrat Landing, Parking and Hangar Services PJP4U also experienced a signiicant increase that amounted to Rp58.75 billion or increasing by 17.39 compared to that of 2013. This was mostly due to the increase in the tarifs. Income from Aeronauical Services Expressed in thousands Rupiah Tinjauan Keuangan 170 Lapor an T ahunan 2014 Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Internasional | Internaional 33.918.999 31.188.756 2.730.243 8,75 Pendapatan Baggage Handling System BHSHBS Baggage Handling System BHSHBS Services 53.672.606 - 53.672.606 NA Domesik | Domesic 21.912.040 - 21.912.040 NA Internasional | Internaional 31.760.566 - 31.760.566 NA Jumlah | Total 2.781.704.247 2.065.468.959 716.235.288 34,68 Selain itu, komponen aeronauika yang juga menyumbang pendapatan cukup besar adalah pendapatan Baggage Handling System BHSHBS. BHSHBS menyumbangkan pendapatan Rp53,67 miliar di 2014. Pendapatan komponen aeronauika lain seperi pemakaian Aviobridge juga mengalami kenaikan sebesar Rp17,32 miliar atau 7,63 dibandingkan 2013 serta pemakaian Counter sebesar Rp5,03 miliar atau 7,63 dibandingkan dengan tahun 2013. Pendapatan Non Aeronauika Pendapatan non aeronauika mengalami pertumbuhan Rp803,39 miliar atau sebesar 80,47 dari Rp998,44 miliar di 2013 menjadi Rp1.801,83 miliar di 2014. Pertumbuhan pendapatan non aeronauika khususnya berasal dari pendapatan sewa yang tumbuh Rp161,41 miliar, pendapatan konsesi yang tumbuh Rp499,23 miliar, pendapatan pergudangan yang tumbuh Rp45,43 miliar, pendapatan anak perusahaan yang tumbuh Rp67,03 dan pendapatan jasa lain yang tumbuh Rp44,97 miliar. Pertumbuhan pendapatan tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan produksinya. Pendapatan Non Aeronauika dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Pemakaian Telepon, Listrik, Air, Parkir, Anjungan dan Pas Pelabuhan Electricity, Telephone, Water, Parking, Galleries and Airport Entrance Pass 229.893.421 206.171.547 23.721.874 11,51 Listrik | Electricity 63.664.826 54.366.810 9.298.016 17,10 Telepon | Telephone 11.679.133 10.969.279 709.854 6,47 Air | Water 4.832.415 4.826.891 5.524 0,11 Reklame | Adverising 35.808.735 32.828.590 2.980.145 9,08 Parkir Kendaraan | Parking 108.346.283 97.290.217 11.056.066 11,36 In addiion, the aeronauical component that also contributed a quite signiicant revenue is the Baggage Handling System BHS HBS. BHS HBS contributed Rp53.67 billion revenue in 2014. Revenue from other aeronauical components, such as the use of Aviobridge also increased by Rp17.32 billion or 7.63 compared to 2013 and the use of counters reached Rp5.03 billion or 7.63 compared with the year 2013. Income From Non-Aeronauical Services Non-aeronauical revenues experienced a growth amouning to Rp803.39 billion or 80.47 of Rp998,44 billion on 2013 to Rp1,801.83 billion on 2014. Growth in non-aeronauical revenues, especially derived from rental income which grew to Rp161.41 billion, from concessions revenue which grew to Rp499,23 billion, revenue from warehousing amouning to Rp45.43 billion, revenue from subsidiary amouning to Rp67.03 billion and from other services revenue which grew to Rp44.97 billion. The revenue growth was also in line with the growth of producion. Non-Aeronauical Income in thousands Rupiah Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 171 Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Anjungan | Galleries 821.687 819.514 2.173 0,27 Layanan Data | Data Service 235.000 - 235.000 NA Pas Bandara | Airport Entrance Pass 4.505.342 5.070.246 564.904 11,14 Sewa-sewa | Rentals 353.588.982 192.174.888 161.414.094 83,99 Sewa Ruang | Room Rental 272.938.521 142.471.967 130.466.554 91,57 Sewa Tanah | Land Rental 32.410.654 25.752.682 6.657.972 25,85 Sewa Tempat | Locaion Rental 33.876.319 21.098.967 12.777.352 60,56 Sewa Gedung | Building Rental 469.614 723.666 254.052 35,11 Sewa Kendaraan | Transportaion Rental 6.841.403 689.000 6.152.403 892,95 Sewa Antena | Antenna Rental 4.141.904 - 4.141.904 NA Sewa peralatan kantor | Office Equipments Rental 629.623 - 629.623 NA Sewa lainnya | Other Rentals 2.280.944 1.438.606 842.338 58,55 Pemakaian Ruang Tunggu CIP Lounge 61.171.081 54.605.947 6.565.134 12,02 Konsesi | Concession 852.460.862 353.227.938 499.232.924 141,33 Domesik | Domesic 501.969.637 295.986.254 205.983.383 69,59 Internasional | Internaional 350.491.225 57.241.684 293.249.541 512,30 Pergudangan Warehousing 212.513.592 167.083.625 45.429.967 27,19 Pendapatan Anak Perusahaan Income from Subsidiary Companies 92.203.586 25.173.484 67.030.102 266,27 Jasa Agen | Services 20.755.975 11.650.168 9.105.807 78,16 Perdagangan | Trading 779.270 3.378.209 2.598.939 76,93 Jasa Perencanaan dan Pelaksanaan | Planning and Execuing Services 12.650.800 1.249.968 11.400.832 912,09 Kamar dan Layanan Hotel | Hotel Sevices 13.045.201 8.895.139 4.150.062 46,66 Jasa Lain | Other Services 44.972.339 - 44.972.339 NA Jumlah Total 1.801.831.524 998.437.429 803.394.095 80,47 Komponen non aeronauika yang menyumbang angka kenaikan pendapatan teringgi adalah pendapatan konsesi yang mengalami kenaikan Rp499,46 miliar atau sebesar 141,33. Hal ini disebabkan oleh mulai berkembangnya mekanisme konsesi di bagian-bagian komersial di bandara yang dikelola oleh Perusahaan. Pada komponen lain, jasa sewa ruangan juga menunjukkan peningkatan yang signiikan yaitu sebesar Rp130,46 miliar atau 91,57 dibandingkan dengan tahun 2013. Beban Operasional Beban operasional mengalami pertumbuhan Rp1.035,29 miliar atau sebesar 43,67 dari Rp2.370,81 miliar di 2013 menjadi Rp2.406,10 miliar di 2014. Pertumbuhan beban Non-aeronauical component that contributed the highest revenue increase is from the concession revenue that increased by Rp499.46 billion or 141.33. This was due to the development of concessions mechanism on the commercial secions in the airports managed by the Company. In other components, leasing services also showed a signiicant increase in the amount of Rp130.46 billion or 91.57 compared to the increase in 2013. Operaion Expenses Operaing expenses experienced a growth of Rp1,035.29 billion or approximately 43.67 from Rp2,370.81 billion in 2013 to Rp2,406.10 billion in 2014. This was derived from the Tinjauan Keuangan 172 Lapor an T ahunan 2014 operasional terutama berasal dari beban penyusutan aset tetap dan amorisasi, pertumbuhan beban langsung lainnya, serta beban umum dan administrasi. Beban penyusutan aset dan amorisasi mengalami pertumbuhan Rp217,87, untuk beban langsung lainnya mengalami pertumbuhan Rp124,95 miliar yang secara khusus disebabkan peningkatan beban services yang cukup signiikan di 2014. Sedangkan, beban umum dan administrasi mengalami pertumbuhan Rp165,45 miliar. Hal ini khususnya disebabkan peningkatan beban pemasaran, beban rapat, dan beban keperluan operasional. Beban Operasional dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Beban Pegawai Employee Expenses 847.557.486 696.148.442 151.409.044 21,75 Pemeliharaan Maintenance 170.763.313 113.198.764 57.564.549 50,85 Beban Pemakaian Persediaan Inventory Usage 53.687.940 40.762.288 12.925.652 31,71 Uilitas Uiliies 280.488.534 194.484.470 86.004.064 44,22 Sewa Leases 39.865.526 33.738.574 6.126.952 18,16 Umum dan Administrasi General and Administraion Expenses 528.511.874 363.066.379 165.445.495 45,57 Pajak Taxes Expenses 179.119.982 116.163.150 62.956.832 54,20 Asuransi Insurance 9.381.561 7.719.298 1.662.263 21,53 Low value aset Low value assets 9.112.519 3.962.832 5.149.687 129,95 Penyusutan Aset Tetap dan Amorisasi Depreciaion of Fixed Assets and Amorisaion 593.927.853 376.061.212 217.866.641 57,93 Imbalan Pasca Kerja Employee Beneit 227.463.409 154.298.124 73.165.285 47,42 Beban Pelayanan Penumpang Passanger Services Expenses 119.695.735 140.993.738 21.298.003 15,11 Beban Langsung Lainnya Other Direct Expenses 346.520.323 130.210.897 216.309.426 166,12 Jumlah Total 3.406.096.055 2.370.808.168 1.035.287.887 43,67 Beban penyusutan aset tetap dan amorisasi merupakan komponen beban operasional yang menyumbangkan kenaikan paling inggi yaitu sebesar Rp217,86 miliar atau meningkat 57,93 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh penambahan aset perusahan berupa gedung senilai Rp1,9 triliun, peralatan sebesar Rp1,3 triliun, depreciaion of ixed assets and amorizaion, other direct expenses growth, also general and administraion expenses. The depreciaion of assets and amorizaion amounted to Rp217.87 billion, other direct expenses amounted to Rp124.95 billion which was speciically due to the signiicant increase in expenses in 2014. General and administraion expenses increased by Rp165.45 billion which was due to an increase in markeing expenses, meeing costs, and other operaional purposes. Operaion Expenses in thousands Rupiah Depreciaion of ixed assets and amorizaion, which is the main component of operaing expenses, contributed the highest increase by Rp217.86 billion or 57.93 higher compared to the expenses in the previous year. This was due to the addiional company assets, such as buildings worth Rp1.9 trillion, equipments worth Rp1.3 trillion, building Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 173 bangunanlapangan sebesar Rp800 miliar dan instralsi sebesar Rp448 miliar sehingga mengakibatkan kenaikan biaya penyusutan aset tetap di tahun 2014. Selain itu, penyumbang peningkatan terbesar selanjutnya adalah biaya umum dan administrasi yaitu meningkat sebesar Rp165,95 miliar atau sebesar 45,57 dibanding tahun sebelumnya, biaya ini mencakup peningkatan beban pemasaran, beban konsultan, dan beban pejabat non pegawai. Penyumbang peningkatan komponen terbesar selanjutnya adalah beban pegawai yang meningkat Rp151,41 miliar atau 21,75 dibandingkan dengan tahun 2013, hal ini lebih disebabkan peningkatan gaji pegawai pada tahun 2014 dan juga peningkatan jumlah karyawan Angkasa Pura Airports yang secara langsung menyebabkan peningkatan beban pegawai pada tahun 2014. Laba Operasional Laba operasional di 2014 mencapai Rp1.177,44 miliar, mengalami pertumbuhan Rp484,34 miliar atau sebesar 69,88 dari 2013 yang mencapai Rp693,10 miliar. Hal ini disebabkan peningkatan pendapatan operasional yang diperoleh lebih besar dibandinngkan dengan peningkatan beban operasional yang dihasilkan oleh Perusahaan. Pendapatan dan Beban Non Operasional Pendapatan non operasional mengalami penurunan Rp124,48 miliar atau sebesar 98,44 dari Rp126,44 miliar di 2013 menjadi Rp1,97 miliar di 2014. Penurunan pendapatan operasional yang paling signiikan terjadi di pendapatan lain- lain yang berupa pendapatan selisih kurs operasional. Pendapatan dan Beban Non Operasional dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Pendapatan Non Operasional Non Operaing Income 256.032.223 418.261.425 162.229.202 38,79 Beban Non Operasional Non Operaing Expenses 254.064.075 291.816.239 37.752.164 12,94 Jumlah Total 1.968.148 126.445.186 124.477.038 98,44 ield worth Rp800 billion and installaion worth Rp448 billion thus resuling in the increase of depreciaion of ixed assets in 2014. The second biggest contributor is from general and administraion expenses that increased to Rp165.95 billion or 45.57 compared to the previous year which includes the increment of markeing expenses, consultancy expenses, and non-employee expenses. The third one is the increment of employees expenses which increased by Rp151.41 billion or 21.,75 higher than the expenses in 2013. This was due to the increment of employees’ salary, and due to the increased number of employees that directly afects the total employee expenses in 2014. Operaion Proit Operaion proit in 2014 reached Rp1,177.44 billion which increased by Rp484.34 billion or 69.88 from 2013 that only reached Rp693.10 billion. This was due to the operaing income that was higher than the operaing expenses generated by the Company. Non-Operaing Income and Expenses Non-operaing income declined to Rp124.48 billion or 98.44 from Rp126.44 billion in 2013 to Rp1.97 billion in 2014. The most signiicant decline is in other income which was operaing income from foreign exchange. Non Operaing Income Expenses in thousands Rupiah Tinjauan Keuangan 174 Lapor an T ahunan 2014 Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan Laba sebelum taksiran pajak penghasilan di 2014 mencapai Rp1,18 triliun, mengalami kenaikan Rp359,86 miliar atau sebesar 43,91 dari 2013 yang mencapai Rp819,54 miliar. Kenaikan tersebut berasal dari pertumbuhan pendapatan non operasional. Pajak Penghasilan Pajak penghasilan mengalami pertumbuhan Rp76,12 miliar atau sebesar 43,66 dari Rp174,37 miliar di 2013 menjadi Rp250,50 miliar di 2014. Pertumbuhan pajak penghasilan disebabkan meningkatnya beban pajak kini, khususnya yang berasal dari Perusahaan. Pajak Penghasilan dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Pajak Kini | Current Tax 238.228.025 147.608.472 90.619.553 61,39 Pajak Tangguhan | Deferred Tax 12.271.322 26.766.169 14.494.847 54,15 Jumlah | Total 250.499.347 174.374.641 76.124.706 43,66 Laba Bersih Tahun Berjalan Laba bersih tahun berjalan di 2014 mencapai Rp928,91 miliar, mengalami pertumbuhan Rp283,74 miliar atau sebesar 43,98 dari 2013 yang mencapai Rp645,17 miliar. Hal ini disebabkan oleh kinerja perusahaan yang semakin membaik, yang terlihat dalam keberhasilan Angkasa Pura Airports dalam meningkatkan pendapatan operasional perusahaan dan juga menekan beban operasional perusahaan sehingga peningkatannya idak sebesar peningkatan pendapatan operasional perusahaan. Adapun laba bersih tahun berjalan tersebut terdiri dari: • Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik enitas induk Rp928 miliar dan • Laba yang dapat diatribusikan kepada kepeningan non pengendali Rp0,31 miliar. Proit Before Income Tax In 2014, the income before tax reached Rp1.18 trillion, increasing by Rp359.86 billion or 43.91 from 2013 which reached Rp819.54 billion that was due to the increase in non-operaing income. Income Tax Income tax increased by Rp76.12 billion or 43.66 of Rp174.37 billion in 2013 to reach an amount of Rp250.50 billion in 2014. This was due to an increase in current tax, paricularly tax expenses of the Company. Income Tax in thousands of Rupiah Net Income of Current Year Net proit in 2014 reached Rp928.91 billion, with an increase of Rp283.74 billion or increasing by 43.98 from the net income of 2013 which reached Rp645.17 billion. This is due to the improved performance of the company, which is visible in the success of Angkasa Pura Airports in improving the company’s operaing revenues and curbing the operaing expenses so that the increase of expenses is not as signiicant as the increase in the company’s operaing income. The net proit of the year consisted of: • Proit atributable to owners of parent enity Rp928 billion and • Proit atributable to non-controlling interests Rp0.31 billion. Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 175 Pendapatan Komprehensif Lain Pendapatan komprehensif lain mengalami kenaikan Rp92,49 miliar atau sebesar 169,96 . Pendapatan komprehensif lain yang di 2013 terjadi deisit Rp54,42 miliar menjadi memperoleh Rp38,07 miliar di 2014. Hal ini disebabkan adanya keuntungan atas investasi efek. Laba Komprehensif Tahun Berjalan Laba komprehensif tahun berjalan mengalami peningkatan Rp376,24 miliar atau sebesar 63,69 dari Rp590,74 miliar di 2013 menjadi Rp966,98 miliar di 2014. Kenaikan pendapatan komprehensif tahun berjalan disebabkan oleh semakin membaiknya kinerja Perusahaan yang berhasil membukukan kenaikan pendapatan operasional sebesar 49,60 atau sebesar Rp1,52 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2013. Adapun pendapatan komprehensif tahun berjalan tersebut sepenuhnya merupakan pendapatan komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik enitas induk. Laba Bersih Per Saham Dasar Laba bersih per saham dasar di 2014 mencapai Rp291 ribu, mengalami kenaikan sebesar Rp106 ribu atau 57,30 dari 2013 yang mencapai Rp185 ribu. Hal ini disebabkan kenaikan laba bersih yang didapatkan oleh Angkasa Pura Airports. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 12.981.809.434 Aset Assets Liabilitas Liabiliies Ekuitas Equiies 3.512.145.616 9.469.663.818 15.830.826.042 5.430.051.287 10.400.774.756 2013 2014 Graik Posisi Keuangan Konsolidasi | Chart of Consolidated Financial Posiion dalam ribuan Rupiah | in thousand Rupiahs Other Comprehensive Income Other comprehensive income increased by Rp92.49 billion or 169.96. In 2013, other comprehensive incomes experienced a decline of Rp54.42 billionto reach a level of Rp38.07 billion in 2014. This was due to the gain from investment securiies. Comprehensive Proit For The Year Comprehensive income for the year increased by Rp376.24 billion or 63.69 of Rp590.74 billion in 2013 to Rp966.98 billion in 2014. The increase in comprehensive income of the current year due to the improving performance of the Company which successfully managed to increase operaing income by 49.60 or Rp1.52 trillion compared to that of 2013. This whole comprehensive income is fully atributable to owners of parent enity. Net Proit Per Basic Share In 2014, net proit per basic share reached Rp291 thousand, an increase of Rp106 thousand or 57.30 from 2013 which reached Rp185 thousand. This is a result of an increase in net proit earned by Angkasa Pura Airports. Consolidated Financial Statement Tinjauan Keuangan 176 Lapor an T ahunan 2014 Posisi Keuangan Konsolidasian dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Aset | Assets 15.830.826.042 12.981.809.434 2.849.016.608 21,95 Aset Lancar | Current Assets 2.636.161.302 1.749.277.372 886.883.930 50,70 Aset Tidak Lancar | Non-current Assets 13.194.664.741 11.232.532.062 1.962.132.679 17,47 Liabilitas | Liabiliies 5.430.051.287 3.512.145.616 1.917.905.671 54,61 Liabilitas Jangka Pendek | Short-term Liabiliies 2.841.758.681 2.211.948.375 629.810.306 28,47 Liabilitas Jangka Panjang | Long-term Liabiliies 2.588.292.605 1.300.197.241 1.288.095.364 99,07 Ekuitas | Equiies 10.400.774.756 9.469.663.818 931.110.938 9,83 Aset Pada 2014, aset mencapai Rp15.830,83 miliar. Mengalami pertumbuhan Rp2.849,02 miliar atau sebesar 21,95 dibandingkan 2013 yang mencapai Rp12.981,81 miliar. Pertumbuhan tersebut berasal dari pertumbuhan aset lancar dan aset idak lancar. Aset Lancar Current Assets Aset Tidak Lancar Non-current Assets 1.749.277.372 11.232.532.062 2.636.151.302 13.194.664.741 2013 2014 Graik Aset | Chart of Assets dalam ribuan Rupiah |in thousands Rupiah Aset Lancar Aset lancar mengalami peningkatan Rp886,83 miliar atau sebesar 50,70 dari Rp1.749,28 miliar di 2013 menjadi Rp2.636,16 miliar di 2014. Peningkatan aset lancar terutama berasal dari peningkatan kas dan setara kas, piutang usaha serta piutang lain-lain. Kas dan setara kas mengalami peningkatan Rp772,43 miliar yang utamanya didominasi oleh peningkatan deposito, baik dari pihak yang berelasi ataupun pihak keiga dan juga deposito dalam mata uang asing yang pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp676,89 miliar jika dibandingkan dengan tahun 2013. Financial Consolidated Posiions in thousands Rupiah Assets In 2014, the Company’s assets reached Rp15,830.83 billion. The assets increased by Rp2,849.02 billion or 21.95 compared to the assets of 2013 which reached Rp12,981.81 billion. The increment was derived from the growth in current assets and non-current assets. Current Assets The current assets increased by Rp886.83 billion or 50.70 of Rp 1,749.28 billion in 2013 to Rp2,636.16 billion in 2014. The increase in current assets was mainly derived from an increase in cash and cash equivalents, trade receivables and other receivables. Cash and cash equivalents increased by Rp772.43 billion, which was mainly dominated by the increase in deposits, either from related paries or third paries as well as deposits in foreign currency in 2014 which increased by Rp676.89 billion when compared to that of 2013. Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 177 Aset Lancar dalam ribuan Rupiah Uraian| Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Kas dan Setara Kas Cash and Cash Equivalents 1.352.260.123 579.828.116 772.432.007 133,22 Investasi Efek Investment in Securiies 370.094.305 329.433.688 40.660.617 12,34 Piutang Usaha Trade Receivables 518.164.565 357.662.536 160.502.029 44,88 Piutang Lain-lain Other Receivables 71.310.660 910.075 70.400.585 7735,69 Persediaan Inventories 15.102.571 8.465.902 6.636.669 78,39 Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka Prepaid Expenses 16.961.096 10.286.285 6.674.811 64,89 Pendapatan yang Masih Harus Diterima Accrued Income 50.738.906 103.969.850 53.230.944 51,20 Pajak Dibayar Dimuka Prepaid Taxes 236.848.497 354.284.121 117.435.624 33,15 Aset Lancar Lainnya Other Current Assets 4.680.579 4.436.799 243.780 5,49 Jumlah Total 2.636.161.302 1.749.277.372 886.883.930 50,70 Aset Tidak Lancar Aset idak lancar mengalami pertumbuhan Rp1.962,13 miliar atau sebesar 17,47 dari Rp11.232,53 miliar di 2013 menjadi Rp13.194,66 miliar di 2014. Pertumbuhan aset idak lancar terutama berasal dari pertumbuhan aset tetap. Aset tetap mengalami pertumbuhan Rp3.758,16 miliar yang mencakup adanya penambahan aset tetap gedung sebesar Rp1.931,92 miliar, aset tetap peralatan sebesar Rp1.462, 93 miliar, aset tetap bangunan lapangan sebesar Rp900,97 miliar dan aset tetap dengan klasiikasi lain. Penambahan aset tetap tersebut tersebar di beberapa bandara seperi I Gusi Ngurah Rai Bali, Sultan Aji Muhamad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan bandara Juanda Surabaya. Seiring dengan penambahan aset tetap tersebut, maka terjadi pengurangan aset dalam penyelesaian yang tereklasiikasi menjadi aset tetap di 2014. Current Assets in thousands Rupiah Non-Current Assets Non-current assets increased by Rp1,962.13 billion or 17.47 of Rp11,232.53 billion in 2013 to Rp13,194.66 billion in 2014. The growth in non-current assets was mainly derived from the growth in ixed assets. Fixed assets increased by Rp3,758.16 billion, which includes the added ixed assets amouning to Rp1,931.92 billion in buildings, Rp1,462. 93 billion in equipments, Rp900.97 billion in buildingsields and ixed assets with another classiicaion. The addiional ixed assets are spread across several airports such as in I Gusi Ngurah Rai Bali, in Sultan Aji Muhamad Sulaiman Sepinggan Balikapapan and in Juanda airport Surabaya. Along with the adding of ixed assets, there was adecline in assets due to the re-classiicaion of assets into ixed assets in 2014. Tinjauan Keuangan 178 Lapor an T ahunan 2014 Aset Tidak Lancar dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets 3.933.286 4.151.450 218.164 5,26 Piutang Jangka Panjang Long Term Receivables 45.270.604 70.677.575 25.406.971 35,95 Investasi Jangka Panjang Long Term Investments 135.758.230 286.257.711 150.499.481 52,57 Properi Investasi Investment Properies 160.595.003 162.002.620 1.407.617 0,87 Aset Tetap Fixed Assets 11.208.184.825 7.450.025.929 3.758.158.896 50,44 Aset Dalam Penyelesaian Construcion in progress 1.622.207.733 3.245.283.496 1.623.075.763 50,01 Aset Tidak Berwujud Intangible Assets 18.595.060 13.558.281 5.036.779 37,15 Aset Tidak Lancar Lain Other Assets 120.000 575.000 455.000 79,13 Jumlah Total 13.194.664.741 11.232.532.062 1.962.132.679 17,47 Liabilitas Liabilitas di 2014 mencapai Rp5.430,05 miliar, mengalami pertumbuhan Rp1.917,91 miliar atau sebesar 54,61 dibandingkan 2013 yang mencapai Rp3.512,15 miliar. Liabilitas Jangka Pendek Short-term Liabiliies Liabilitas Jangka Panjang Long-term Liabiliies 2.211.948.375 1.300.197.241 2.841.758.681 2.588.292.605 2013 2014 Graik Liabilitas | Chart of Liabiliies dalam ribuan Rupiah | in thousands Rupiah Kenaikan liabilitas tersebut lebih didominasi oleh kenaikan liabilitas jangka panjang yang meningkat sebesar Rp1.288,09 miliar atau 99,07 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Sementara itu untuk liabilitas jangka pendek terjadi peningkatan Rp629,81 miliar atau 28,47 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Non-current Assets in thousands Rupiah Liabiliies In 2014, total liabiliies reached Rp5,430.05 billion, which had increased by Rp1,917.91 billion or by 54.61 compared to that of 2013 which reached Rp3,512.15 billion. The increase in liabiliies is mostly dominated by the increase of long-term liabiliies which went up to Rp1,288.09 billion, or 99.07 compared to that of 2013. Meanwhile, short-term liabiliies increased to Rp629.81 billion, or 28.47 compared to the short term liabiliies of 2013. Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 179 Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas jangka pendek mengalami pertumbuhan Rp629,81 miliar atau sebesar 28,47 dari Rp2.211,95 miliar di 2013 menjadi Rp2.841,76 miliar di 2014. Pertumbuhan liabilitas jangka pendek terutama berasal dari pertumbuhan utang usaha dan beban yang masih harus dibayar. Utang usaha mengalami pertumbuhan Rp416,89 miliar. Liabilitas Jangka Pendek dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Beban yang Masih Harus Dibayar Accrued Expenses 425.495.243 284.554.120 140.941.123 49,53 Utang Usaha Trade Payables 1.469.530.501 1.052.641.799 416.888.702 39,60 Pendapatan Diterima Dimuka Accrued Revenue 253.934.433 227.696.331 26.238.102 11,52 Utang Pajak Ta x Payab les 222.044.836 195.356.311 26.688.525 13,66 Bagian lancar dari utang bank jatuh tempo Current Loans Due 50.167.930 13.152.020 37.015.910 281,45 Utang Lancar Lain-lain Other Current Liabiliies 420.585.738 438.547.794 17.962.056 4,10 Jumlah Total 2.841.758.681 2.211.948.375 629.810.306 28,47 Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas jangka panjang mengalami pertumbuhan Rp1.288,09 miliar atau sebesar 99,07 dari Rp1.300,20 miliar di 2013 menjadi Rp2.588,29 miliar di 2014. Pertumbuhan liabilitas jangka panjang terutama berasal dari pertumbuhan utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun. Utang bank jangka panjang tersebut mengalami pertumbuhan Rp1.257,46 miliar atau sebesar 142,41 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Short Term Liabiliies Short-term liabiliies grew by Rp629.81 billion or 28.47 of Rp2,21.95 billion in 2013 to Rp2,841.76 billion in 2014. The growth of short-term liabiliies was mainly from the increase in accounts payable and accrued expenses. Accounts payable increased by Rp416.89 billion. Short Term Liabiliies in thousands Rupiah Long Term Liabiliies Long-term liabiliies increased by Rp1,288.09 billion or 99.07 of Rp1.,300.20 billion in 2013 to Rp2,588.29 billion in 2014. The growth of long-term liabiliies mainly was derived from the growth of long-term bank loans ater deducing the porion due within one year. The long-term bank loan increased by Rp1.257.46 billion or 142.41 when compared to the long-term liabiliies of 2013. Tinjauan Keuangan 180 Lapor an T ahunan 2014 Liabilitas Jangka Panjang dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Utang Bank Jangka Panjang-setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun Long Term bank Loan net of current porions 2.140.455.425 882.993.115 1.257.462.310 142,41 Utang Jaminan Warranty Payable 51.489.710 26.573.304 24.916.406 93,76 Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Employee Beneits Liabiliies 382.784.867 389.121.377 6.336.510 1,63 Liabilitas Pajak Tangguhan Defered Tax Liabiliies 13.562.603 1.509.445 12.053.158 798,52 Jumlah Total 2.588.292.605 1.300.197.241 1.288.095.364 99,07 Ekuitas Pada 2014, ekuitas mencapai Rp10.400,77 miliar, mengalami pertumbuhan Rp931,11 miliar atau sebesar 9,83 dibandingkan 2013 yang mencapai Rp9.469,66 miliar. Pertumbuhan ekuitas terutama berasal dari penyertaan modal negara yang idak terdapat pada tahun 2013. Penyertaan negara tersebut merupakan Bantuan Pemerintah yang belum ditetapkan statusnya BPYBDS, yang dicatat sebagai penyertaan modal pemerintah melalui peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2014 tanggal 12 Februari 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan sebesar Rp2.926,16 miliar. Tetapi disisi lain, hal tersebut mengakibatkan adanya pengurangan pada saldo BPYBDS sebesar Rp2.705,70 miliar akibat dari perpindahan saldo BPYBDS menjadi penyertaan modal negara dan adanya penerimaan selama tahun berjalan sebesar Rp220,17 miliar. Selain itu peningkatan ekuitas juga disebabkan oleh kenaikan laba tahun berjalan sebesar Rp283,81 miliar atau 44,02 dibanding tahun 2013, dan juga adanya kenaikan saldo laba cadangan sebesar Rp386,87 miliar atau 17,35 dibanding tahun 2013. Long Term Liabiliies in thousands Rupiah Equiies In 2014, equiies reached Rp 10,400.77 billion, growth Rp 931.11 billion or 9.83 compared to 2013 to reach Rp9,469.66 billion. Equity growth comes primarily from Government capital investment which is not present in 2013. It is actually the government contribuion pending determinaion in status BPYBDS, which is recorded as government capital investment through government regulaion No. 8 of 2014 on February 12, 2014, on the Increase in Investments capital of the Republic of Indonesia to the Company’s share capital amounted to Rp2,926.16 billion. However on the other hand, this has resulted in a reducion in the BPYBDS’ balance of Rp2,705.70 billion as a result of the BPYBD’ balance displacement into state capital paricipaion and acceptance during the year amounted to Rp 220.17 billion. Besides that the increase in equity was also caused by the increase in income for the year amounted to Rp 283.81 billion or 44.02 compared to the year 2013, and also an increase in retained earnings reserve of Rp 386.87 billion or 17.35 compared to the year 2013. Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 181 Ekuitas dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Modal Saham Share Capital 3.488.245.000 3.488.245.000 0,00 Penyertaan Modal Negara Government Capital Investment 2.926.166.059 - 2.926.166.059 NA Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya Government Contribuion Pending Determinaion In Status 255.096.706 2.960.795.675 2.705.698.969 91,38 Laba yang Belum Direalisasi Atas Efek Unrealized Gain on Securiies 44.831.597 6.757.646 38.073.951 563,42 Pengaruh Pengalihan Aset Tetap-Kenavigasian Efect of Navigaion Fixed Assets Transfer Nilai Buku Aset Tetap Kenavigasian Book Value of Fixed Assets 269.138.292 270.831.524 1.693.232 0,63 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap-Kenavigasian Accumulated Depreciaion of Navigaion Assets 408.393.524 408.393.524 0,00 Saldo Laba Retained Earnings Cadangan Appropriated 2.617.123.262 2.230.249.678 386.873.584 17,35 Laba Tahun Berjalan Un Appropriated 928.601.520 644.789.405 283.812.115 44,02 Kepeningan Non Pengendali Non Controlling Interest 1.455.379 1.264.416 190.963 15,10 Jumlah | Total 10.400.774.756 9.469.663.818 931.110.938 9,83 Laporan Arus Kas 777.909.362 Kas Dari Akivitas Operasi Cash from Operaing Aciviies Kas Dari Akivitas Investasi Cash from Invesing Aciviies Kas Dari Akivitas Pendanaan Cash from Financing Aciviies 3.488.077.678 638.713.689 897.789.705 1.114.847.086 993.423.170 2013 2014 Graik Arus Kas Konsolidasian| Chart of Consolidated Cash Flows dalam ribuan Rupiah | in thousand Rupiahs Equiies in thousands Rupiah Cash Flow Statement Tinjauan Keuangan 182 Lapor an T ahunan 2014 Arus Kas dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=43 Arus Kas Dari Akivitas Operasi Cash Flows from Operaing Aciviies 897.789.705 777.909.362 119.880.343 15,41 Arus Kas Dari Akivitas Investasi Cash Flows from Invesing Aciviies 1.114.847.086 3.488.077.678 2.373.230.592 68,04 Arus Kas Dari Akivitas Pendanaan Cash Flows from Financing Aciviies 993.423.170 638.713.689 354.709.481 55,53 Kenaikan penurunan Kas dan Setara Kas Increase decrease of Cash and Cash Equivalent 776.365.789 2.071.454.627 2.847.820.416 137,48 Pengaruh Selisih Kurs Efect of Foreign Exchange Rate 3.933.782 1 79.619.478 183.553.260 102,19 Kas dan Setara Kas Awal Tahun Cash and Cash Equivalent at the beginning of the year 579.828.116 2.471.663.265 1.891.835.149 76,54 Kas dan Setara Kas Akhir Tahun Cash and Cash Equivalent at the end of the year 1 .352.260.123 579.828.116 772.432.007 133,22 Kas dan setara kas akhir tahun 2014 mencapai Rp1.352,60 miliar, mengalami peningkatan Rp772,43 miliar atau sebesar 133,22 dari kas dan setara kas akhir tahun 2013 yang mencapai Rp579,83 miliar. kenaikan ini disebabkan peningkatan kas untuk akivitas pendanaan dan penurunan kas dari akivitas investasi. Arus Kas Dari Akivitas Operasi Kas dari akivitas operasi mengalami peningkatan Rp119,88 miliar atau sebesar 15,41 dari Rp777,91 miliar di 2013 menjadi Rp897,79 miliar di 2014. Peningkatan kas dari akivitas operasi khususnya disebabkan peningkatan penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari penjualan kredit. Arus Kas Untuk Akivitas Investasi Kas untuk akivitas investasi mengalami penurunan Rp2.373,23 miliar atau sebesar 68,04 dari Rp3.488,08 miliar di 2013 menjadi Rp1.114,85 miliar di 2014. Peningkatan kas untuk akivitas investasi khususnya digunakan untuk melakukan penambahan aset tetap dan aset lain-lain. Cash Flows in thousands Rupiah Cash and cash equivalents at the end of 2014 reached Rp1,352.60 billion, an increase Rp 772.43 billion or 133.22 of the cash and cash equivalents at the end of 2013, which reached Rp579.83 billion. This rise is caused by an increase in cash lows in inancing aciviies and the decrease in cash lows from invesing aciviies. Cash Flow From Operaing Aciviies Cash from operaing aciviies increased by Rp119.88 billion or 15.41 of Rp777.91 billion in 2013 to Rp897.79 billion in 2014. The increase in cash from operaing aciviies in paricular was due to the increase in cash receipts from cash sales and cash receipts from the credit sales. Cash Flow For Invesing Aciviies Cash for invesing aciviies declined by Rp2,373.23 billion or 68.04 of Rp3,488.08 billion in 2013 to Rp1,114.85 billion in 2014. The decline of cash is due to the investment paricularly for procurement of ixed assets and other assets. Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 183 Arus Kas Dari Akivitas Pendanaan Kas dari akivitas pendanaan mengalami peningkatan Rp354,71 miliar atau sebesar 55,53. Pada 2014, kas dari akivitas pendanaan mencapai Rp993,42 miliar. Sedangkan pada 2013, kas untuk akivitas pendanaan mencapai Rp638,71 miliar. Hal tersebut khususnya disebabkan peningkatan penerimaan pinjaman jangka panjang. Informasi Segmen Usaha Segmen operasi merupakan komponen dari enitas yang terlibat dalam akivitas bisnis yang menghasilkan pendapatan dan menimbulkan beban, termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain enitas dengan hasil operasi yang dikaji ulang secara berkala oleh pengambil keputusan operasional. Informasi segmen usaha Perusahaan berdasarkan segmen operasinya terdiri dari Kebandarudaraan dan Non Bandara. Segmen operasi tersebut dijabarkan sebagai berikut. Informasi Segmen Operasi dalam ribuan Rupiah in thousands Rupiah Uraian Descripion 2014 Kebandar- udaraan Airport Non Bandara Non Airport Jumlah Total Eliminasi Eliminaion Konsolidasian Consolidated Pendapatan Revenue Pendapatan Usaha Income 4.389.793.623 641.870.308 5.031.663.931 448.128.161 4 .583.535.770 Kepada pihak keiga dan pihak berelasi Third paries and related paries 4.315.564.441 267.971.329 4.583.535.770 - 4 .583.535.770 Antar Segmen Inter Segment 74.229.182 373.898.979 448.128.161 448.128.161 - Laba Usaha Operaing Income ult 1.143.448.843 34.296.471 1.177.745.314 305.600 1 .177.439.714 Pendapatan Keuangan Financial Income 253.039.999 8 .952.208 261.992.207 5.959.984 256.032.223 Beban Keuangan Financial Expense 237.131.380 16.338.787 253.470.167 636.722 252.833.444 Laba Rugi Asosiasi Income from Associates 1.230.630 - 1.230.630 1.230.630 Laba Sebelum Pajak Net Proit ater tax 1.158.126.832 26.909.892 1.185.036.724 6.902.306 1 .179.407.862 Beban Pajak Penghasilan Income Tax 245.161.742 5.337.605 250.499.347 - 250.499.347 Cash Flow From Financing Aciviies Cash from inancing aciviies increased Rp354.71 billion or 55.53. In 2014, cash from inancing aciviies reached Rp993.42 billion. Where as in 2013, cash used in inancing aciviies reached Rp638.71 billion. This is paricularly due to the increase ofash derived from long-term loans. Informaion on Business Segment An operaion segment is a component of an enity that engages in business aciviies that generate revenues and incur expenses, including income and expenses relaing to transacions with other components of the enity which are reviewed regularly by the chief operaing decision maker. The informaion on the Company’s business by segment consists of Airport Afairs and Non-Airport Afairs. The operaion segments are described as follows: Informaion on Operaion Segment Tinjauan Keuangan 184 Lapor an T ahunan 2014 dalam ribuan Rupiah in thousands Rupiah Uraian Descripion 2014 Kebandar- udaraan Airport Non Bandara Non Airport Jumlah Total Eliminasi Eliminaion Konsolidasian Consolidated Laba Bersih Setelah Pajak Net Proit ater tax 912.965.089 21.572.287 934.537.376 6.902.306 928.908.515 Laba Yang Dapat Diatribusikan Atributable Proit 912.965.089 21.572.287 934.537.376 5.628.862 928.908.515 Pemilik Enitas Induk Equity of Parent Enity 912.965.089 21.572.287 934.537.376 5.935.858 928.601.518 Kepeningan Non Pengendali Non-controlling Interest - - - 306.996 306.996 Laporan Posisi Keuangan Statement of Financial Posiions Aset Segmen Segment Assets 15.289.927.737 714.100.201 16.004.027.938 259.149.894 15.744.878.044 Investasi Pada Asosiasi Investment in Associates 440.207.787 1 .250.000 441.457.787 355.509.789 85.947.998 15.730.135.523 715.350.201 16.445.485.724 614.659.682 15.830.826.042 Liabilitas Segmen Segment Liabiliies 5.344.736.550 344.521.377 5.689.257.927 259.206.640 5.430.051.287 dalam ribuan Rupiah in thousands Rupiah Uraian Descripion 2013 Kebandar- udaraan Airport Non Bandara Non Airport Jumlah Total Eliminasi Eliminaion Konsolidasian Consolidated Pendapatan Revenue Pendapatan Usaha Income 2.963.212.510 271.028.786 3.234.241.296 170.334.908 3 .063.906.388 Kepada pihak keiga dan pihak berelasi Third paries and related paries 2.941.255.415 122.650.973 3.063.906.388 - 3 .063.906.388 Antar Segmen Inter Segment 21.957.095 148.377.813 170.334.908 170.334.908 - Laba Usaha Operaing Income ult 687.956.507 5 .141.714 693.098.220 2 693.098.222 Pendapatan Keuangan Financial Income 402.500.639 11.476.052 413.976.691 5.630.860 408.345.831 Beban Keuangan Financial Expense 265.128.759 3 .068.619 268.197.378 268.197.378 Laba Rugi Asosiasi Income from Associates 9.633.723 281.871 9.915.594 - 9 .915.594 Laba Sebelum Pajak Net Proit ater tax 23.618.861 - 23.618.861 - 23.618.861 Beban Pajak Penghasilan Income Tax 811.343.249 13.831.018 848.793.127 5.630.858 819.543.408 Laba Bersih Setelah Pajak Net Proit ater tax 167.134.719 7 .239.922 174.374.641 - 174.374.641 Laba Yang Dapat Diatribusikan Atributable Proit 978.477.968 21.070.940 999.548.908 5.630.858 645.168.767 Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 185 dalam ribuan Rupiah in thousands Rupiah Uraian Descripion 2013 Kebandar- udaraan Airport Non Bandara Non Airport Jumlah Total Eliminasi Eliminaion Konsolidasian Consolidated Pemilik Enitas Induk Equity of Parent Enity 978.477.968 21.070.940 999.548.908 354.380.141 645.168.767 Kepeningan Non Pengendali Non-controlling Interest 978.477.968 21.070.940 999.548.908 354.759.503 644.789.405 Laporan Posisi Keuangan Statement of Financial Posiions - - - 379.362 379.362 Aset Segmen Segment Assets Investasi Pada Asosiasi Investment in Associates 12.740.215.172 414.386.682 13.154.601.854 369.658.548 12.784.943.306 502.375.917 - 502.375.917 305.509.789 196.866.128 Liabilitas Segmen Segment Liabiliies 13.242.591.089 414.386.682 13.656.977.771 675.168.337 12.981.809.434 Liabilitas Segmen 3.772.475.658 109.328.505 3.881.804.163 369.658.547 3.512.145.616 Pada 2014, kinerja dari kedua segmen operasi Angkasa Pura Airports dijelaskan sebagai berikut. Pendapatan Usaha untuk segmen operasi Kebandarudaraan meningkat sebesar Rp1.426,58 miliar atau 48,14, sedangkan Pendapatan Usaha untuk segmen Non Bandara meningkat sebesar Rp102,87 miliar atau sebesar 37,96 dibanding tahun sebelumnya. Kolekibilitas Piutang Untuk mengetahui periode waktu perputaran piutang Angkasa Pura Airports, dilakukan pengukuran ingkat kolekibilitas piutang. Berdasarkan hasil pengukuran, ingkat kolekibilitas piutang Perseroan menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Kolekibilitas piutang di 2014 mencapai 37 hari, sedangkan di 2013 mencapai 35 hari. Penurunan tersebut dikarenakan adanya piutang atas jasa BHSHBS dan beberapa maskapai penerbangan yang berheni beroperasi sehingga meninggalkan hutang. Kemampuan Membayar Utang Pengukuran kemampuan membayar utang dilakukan dengan mengukur rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan melunasi In 2014, the performance of the operaing segments Angkasa Pura Airports are described as follows. Revenue for the operaing Airport Afairs segment increased by Rp1,426.58 billion, or 48.14, while revenues for Non-Airport Afairs segment increased by Rp 102.87 billion or 37.96 over the previous year. Collectability of Receivables To determine the receivable turnover period of Angkasa Pura Airports, measurement is conducted to observe the collectability level of receivables. Based on measurement results, the Company’s receivable collecion showed a decline compared to the positon of the previous year. Collectability of receivables in 2014 was 37 days, whereas the collectability rate in 2013 was 35 days. The decline was due to the receivables from BHSHBS services and the receivables from airlines that ceased operaions and let outstanding debts. Capacity To Pay Debt Assessment of the ability to pay the debt is done by calculaing the liquidity raios and solvency raios. The liquidity raio is used to assess the ability to setle the short- Tinjauan Keuangan 186 Lapor an T ahunan 2014 kewajiban jangka pendek, sedangkan rasio solvabilitas digunakan untuk digunakan untuk mengukur kemampuan memenuhi seluruh kewajiban. Pengukuran rasio likuiditas terdiri dari rasio kas, rasio uji cair, dan rasio lancar. Berdasarkan hasil pengukuran, kemampuan Perseroan dalam melunasi kewajiban jangka pendek mengalami peningkatan dibandingkan 2013. Hal ini disebabkan peningkatan aset lancar yang lebih besar dari peningkatan liabilitas jangka pendek. Dengan demikian, kemampuan aset lancar Perusahaan dalam menjamin liabilitas jangka pendek masih relaif baik. Rasio Likuiditas Uraian | Descripion 2014 2013 1 2 3 Rasio Kas | Cash Raio 60,61 41,11 Rasio Uji Cair | Test Acid Raio 92,23 78,70 Rasio Lancar | Current Raio 92,77 79,08 Pengukuran rasio solvabilitas terdiri dari rasio liabilitas terhadap total aset, rasio liabilitas terhadap ekuitas, dan rasio liabilitas terhadap aset tetap. Berdasarkan hasil pengukuran, kemampuan Perseroan dalam memenuhi seluruh kewajiban mengalami sedikit peningkatan. Hal ini disebabkan peningkatan liabilitas lebih kecil dari peningkatan aset dan ekuitas terkait adanya penambahan aset tetap yang tersebar di beberapa bandara serta adanya penyertaan modal negara yang idak terdapat pada tahun 2013. Rasio Solvabilitas Uraian | Descripion 2014 2013 1 2 3 Rasio Liabilitas Terhadap Total Aset Liability Raio to Total Assets 34,30 27,05 Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas Liability Raio to Equity 52,21 37,09 Rasio Liabilitas Terhadap Aset Tetap Liability Raio to Fixed Assets 48,45 47,14 Struktur Modal Kebijakan struktur permodalan yang diterapkan Angkasa Pura Airports senaniasa melibatkan trade of yang term obligaions, while the solvency raio is used to assess the ability to meet all obligaions. Calculaion of the liquidity raio consists of cash raio, the raio of liquid test, and a current raio. Based on the assessment, the Company’s ability to payback short-term liabiliies have increased compared to the posiion in 2013. This was due to an increase in current assets that washigher than the increase in short-term liabiliies. Therefore, the ability of current assets to guarantee short-term liabiliies is sill relaively good Liquidity Raio The solvency raio consists of the raio of liabiliies against total assets, the raio of liabiliiesto equity, and liabiliies to assets raio. Based on this assessment, the Company’s ability to meet all liabiliies has slightly increased. This is due to the increase in liabiliies that waslesss than the increase in assets and equity. This was related to the addiional ixed assets which were spread across several airports, as well as the placement of government capital which was not available in 2013. Solvency Raio Capital Structure The capital structure policy applied in Angkasa Pura Airports always applies trade-ofs between the risk and return. The Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 187 terjadi antara risiko dan ingkat pengembalian return. Penambahan utang akan menambah risiko Perseroan, namun akan menambah ingkat pengembalian yang diharapkan expected return . Dengan demikian, risiko yang dihadapi Perseroan merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan tentang struktur modal. Beberapa upaya yang dilakukan Perusahaan untuk mengopimalkan struktur modal pada 2014 adalah dengan melakukan penambahan modal saham dan menambah pinjaman baik dalam bentuk jangka pendek maupun jangka panjang untuk membiayai pembangunan proyek pengembangan dan investasi lainnya. Hal ini menyebabkan persentase liabilitas terhadap total modal mengalami peningkatan di 2014 menjadi 34,30 dari 27,05 di 2013. Dengan demikian, komposisi struktur modal di 2014 menjadi 34,30 liabilitas dan 65,70 ekuitas. Struktur Modal dalam ribuan Rupiah Uraian Descripion 2014 Persentase Total Modal Total Capital Percentage 2013 Persentase Total Modal Total Capital Percentage 1 2 3 4 5 Liabilitas | Liability 5.430.051.287 34,30 3.512.145.616 27,05 Liabilitas Jangka Pendek | Short-term 2.841.758.681 17,95 2.211.948.375 17,04 Liabilitas Jangka Panjang | Long-term 2.588.292.605 16,35 1.300.197.241 10,02 Ekuitas | Equity 10.400.774.756 65,70 9.469.663.818 72,95 Total Modal | Total Capital 15.830.826.043 100,00 12.981.809.434 100,00 Investasi Barang Modal Pada 2014, Perseroan melakukan beberapa investasi barang modal sebagai berikut. 1. Program Investasi pendukung Keselamatan Penerbangan Keamanan a. Pembuatan Struktur Taxiway N-5 di Bandar Udara Ngurah Rai - Bali termasuk Jasa Konsultan Pengawas senilai Rp7,6 miliar; b. Pengadaan Crash Car untuk T2 di bandara Juanda senilai Rp13,4 miliar; increase in loans will increase the risk of the Company’s debt, but will increase the level of expected return. Therefore, the risks faced by the Company are the factors that inluence decisions about capital structure. Several atempts that were made by the Company to opimize the capital structure in 2014 wereto increase share capital and add borrowings short-term and long-term to fund the construcion of development projects and other investments. This has raised the percentage of the liabiliies towards total capital from 27.05 in 2013 to 34.30 in 2014. Therefore, the composiion of capital structure in 2014 consisted of 34.30 liabiliies and 65.70 equity. Capital Structure in thousands Rupiah Capital Goods Investment In 2014, the Company made several capital investments as follows: 1. Investment Program supporing Flight SafetySecurity a. Building a Taxiway N-5 Structure in Ngurah Rai Airport - Bali including Supervisor Consuling Services worth Rp7.6 billion; b. Procurement Crash Car for Terminal 2of Juanda airport worth Rp13.4 billion; Tinjauan Keuangan 188 Lapor an T ahunan 2014 c. Pengganian dan Pemasangan Approach Light serta SQFL pada runway 13 di Bandara Hasanuddin dengan nilai Rp8,44 miliar; d. Overlay Taxiway Delta, Golf, Hotel, dan West Paralel termasuk Jasa Konsultan di Bandara Hasanuddin dengan nilai Rp22,8 miliar; e. Pengganian Taxiway Light dan Apron Light di Bandara Sepinggan dengan nilai Rp7,75 miliar prestasi isik 100; f. Pengadaan dan Pemasangan 1 unit Generator set baru di Power Staion 1000 KVA di Bandara Sepinggan dengan nilai Rp3,34 miliar; g. Pengganian Instalasi Approach Light dan Squence Flashing Light di Runway 25 dan Pengganian Instalasi Runway Light dan Threshold Light di Bandara Sepinggan dengan nilai Rp10,3 miliar; h. Rekonstruksi paved shoulder Taxiway C dan D menjadi selebar 7,5 m di seiap sisi di bandara Syamsudin Noor Banjarmasin senilai Rp3,2 miliar; i. Pengadaan dan pemasangan 6 unit Pompa Submersible di Bandara Ahmad Yani senilai Rp3,3 miliar; j. Pembuatan dan pemasangan pagar Pengamanan Security Fence di Bandara Internasional Lombok senilai Rp6,7 miliar. 2. Program Pelayanan a. Renovasi Terminal Penumpang Internasional Eksising menjadi Terminal Penumpang Domesik Baru di Bandara Ngurah Rai dengan nilai Rp320,5 miliar; b. Pekerjaan Pembuatan Sub Staion Pembagi Area Terminal Selatan Tanpa Ukiran di Bandara Ngurah Rai dengan nilai Rp4,16 miliar; c. Replacement and Installaion of Approach Light and SQFL on runway 13 at Hasanuddin Airport with a value of Rp 8.44 billion; d. Overlay Taxiway Delta, Golf, Hotel, and West Parallel including Consuling Services at Hasanuddin Airport with a value of Rp 22.8 billion; e. Replacement Light Taxiway and Apron Light at Sepinggan Airport with Rp 7.75 billion worth of physical achievement of 100; f. Procurement and Installaion of 1 new Generator set unit in Power Staion in 1000 KVA at Sepinggan Airport with a value of Rp 3.34 billion; g. Replacement Installaion of Approach Light and Sequence Flashing Light on Runway 25 and Runway Light and Light Threshold Replacement Installaion at Sepinggan Airport worth Rp10.3 billion; h. Reconstrucion of paved shoulder Taxiway C and D, as wide as 7.5 m on each side of Syamsudin Noor Airport Banjarmasin worth Rp3.2 billion; i. Procurement and installaion of 6 units Submersible Pumps in Ahmad Yani Airport worth Rp3.3 billion; j. Installaion of Security Fence at Lombok Internaional Airport worth Rp6.7 billion. 2. Services Program a. Renovaion of the exising Internaional Passenger Terminal to serve as the new Domesic Passenger Terminal at Ngurah Rai Airport with a value of Rp 320.5 billion; b. Builidng a Sub Staion South Divider of Terminal Area Dividers with no carving work at Ngurah Rai Airport worth Rp 4.16 billion; Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 189 c. Design and Build renovasi gedung terminal selatan beserta fasilitas penunjangnya termasuk biaya konsultan pengawas di Bandara Juanda Surabaya senilai Rp947 miliar; d. Pembuatan Rapid Exit Taxiway 14.552,40 m2 termasuk Biaya Studi Desain Rapid Exit Taxiway dan Konsultan Pengawasan di Bandara Juanda dengan nilai Rp20,1 miliar; e. Pengadaan dan Pemasangan back up supply daya listrik ke gedung terminal di Bandara Sultan Hasanuddin dengan nilai Rp3.65 miliar; f. Pengembangan Terminal berikut sarana penunjangnya termasuk Biaya Konsultan RTT dan Konsultan MK di Bandara Adisutjipto senilai Rp23,2 miliar. g. Pembangunan Fixed Bridge di Sisi Timur Apron di Bandara Adi Soemarmo Solo senilai Rp4,2 miliar; h. Rekondisi Lahan Parkir dan Pembuatan Akses Parkir di Bandara Internasional Lombok senilai Rp7,15 miliar. 3. Program Peningkatan Pendapatan a. Pengadaan peralatan Dispenser Parking System Manless di Bandara Ngurah Rai DPS senilai Rp1,7 miliar; b. Pekerjaan sistem parkir di Bandara Juanda- Surabaya dengan nilai Rp3,2 miliar; c. Pembuatan pelataran Ground Service Equipment di Bandara Sepinggan dengan nilai Rp4,5 miliar; d. Pembangunan Gedung Line Maintenance, Pembangunan area Meeing Point di area parkir kendaraan, dan Pembuatan ruang ickeing di area lobby dan kantor operaion Airlines di makeup area di Bandara Internasional Lombok senilai Rp8 miliar. c. Design and Build the renovaion of the south terminal building with its supporing faciliies including the supervisor consuling fees at Juanda Airport Surabaya worth Rp947 billion; d. Installing Rapid Exit Taxiway 14,552.40 m2 including Rapid Exit Taxiway Design Study Fee and Supervision Consultant at Juanda Airport with a value of Rp20.1 billion; e. Procurement and installaion of electrical power supply back-up for the terminal building at Sultan Hasanuddin Airport with a value of Rp3.65 billion; f. Terminal development with its supporing faciliies including the cost of RTT and MK Consultant at Adisucipto Airport worth Rp23.2 billion. g. Development of Fixed Bridge at East Side Apron at Adi Soemarmo Airport Solo worth Rp4.2 billion; h. Rebuild Parking Lots and Parking Access at Lombok Internaional Airport worth Rp7.15 billion. 3. Revenue Enhancement Program a. Procurement of Dispenser Parking System Manless equipment at Ngurah Rai Airport DPS worth Rp1.7 billion; b. Parking system work at Juanda Airport, Surabaya with a value of Rp3.2 billion; c. Installing Ground Service Equipment at Sepinggan Airport with a value of Rp4.5 billion; d. Construcion of Building Line Maintenance and Meeing Point area in the parking area, and installing ickeing space in the lobby and in the operaion oices of airlines arranged in the makeup area in Lombok Internaional Airport worth Rp 8 billion. Tinjauan Keuangan 190 Lapor an T ahunan 2014 4. Program Produkiitas Kerja a. Implementasi Enterprise Resource Planning ERP kantor pusat dan seluruh kantor cabang tahap II telah selesai dilaksanakan. b. Pembuatan Rumah Dinas di Bandara Internasional Lombok senilai Rp18,5 miliar. 5. Program Citra Perusahaan a. Pembentukan Anak Perusahaan PT Angkasa Pura Retail dengan penyertaan Rp48,7 miliar dengan nilai RKAP Rp476 miliar; b. Perluasan pelataran parkir Masjid Bandara Baru di Bandara Hasanuddin senilai Rp1,5 miliar. Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal Angkasa Pura Airports telah mendapatkan fasilitas kredit dari Bank Mandiri sesuai Perjanjian Transaksi Khusus Nomor: CRO.KP233PTK13, Akta Nomor 1341 tanggal 26 Juli 2013 oleh NotarisJulius Purnawan, SH, MSi sebesar Rp4.400.000.000. Pihak Perusahaan, sesuai dengan Surat Nomor: AP.I.4757KU.242013PD-B tanggal 23 Juli 2013, telah meminta kepada Bank Mandiri untuk melakukan pengalihan sebagian porsi pembiayaan sell down atas Fasilitas Kredit kepada BNI dan BRI. Berdasarkan Akta Nomor: 370 dan 371 oleh Notaris Julius Purnawan, SH,MSi tanggal 18 September 2013, maka Bank Mandiri, BNI, BRI dan Perusahaan telah menandatangani Akta Pengalihan Porsi Pembiayaan yang menyatakan bahwa berdasarkan akta tersebut, Bank Mandiri mengalihkan sebagian porsi pembiayaannya kepada BNI senilai Rp1.000.000.000 dan BRI senilai Rp1.000.000.000. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Bank Mandiri, BNI, BRI, dan Perusahaan sepakat dan setuju membuat Perjanjian Pembiayaan Bersama berdasarkan Akta Nomor: 372 oleh Notaris Julius Purnawan, SH, MSi dengan syarat dan ketentuan limit kredit sebesar Rp4.400.000.000. 4. Work Producivity Program a. Implementaion of Enterprise Resource Planning ERP headquarters and all branch oices Phase II has been completed. b. Building company housing in Lombok Internaional Airport worth Rp18.5 billion. 5. Corporate Image Program a. Establishment of Subsidiary PT Angkasa Pura Retail with inclusion of Rp 48.7 billion with a budget RKAP worth Rp476 billion; b, Expansion of the parking space of the airport mosque at Hasanuddin Airport worth Rp1.5 billion. Material Bonding for Capital Goods Investment Angkasa Pura Airports was granted a loan facility from Bank Mandiri as agreed in the Special Transacion Agreement Number: CRO.KP233PTK13, Deed No. 1341 dated 26 July 2013 by Notary Julius Purnawan, SH, MSi for Rp4,400,000,000. The Company, in their Leter Number: AP.I.4757KU.242013PD-B dated July 23, 2013, has propsed to the Bank to transfer of a porion of the inancing sell down othe Loan to BNI and BRI. Based on Deed No. 370 and 371 by Notary Julius Purnawan, SH, MSi on September 18, 2013, Bank Mandiri, BNI, BRI and the Company have signed the Act for Transferring a Porion of the Financing that states based on the deed, Bank Mandiri shall transfer a porion of the inancing to BNI valuing Rp1,000,000,000 and BRI valuing Rp1,000,000,000. Therefore, Bank Mandiri, BNI, BRI, and the Company have agreed to create a Joint Financing Agreement by virtue of Deed No. 372 by Notary Julius Purnawan, SH, MSi with the terms and condiions of the loan ceiling of Rp4,400,000,000. Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 191 Sifat dan Tujuan Fasilitas kredit bersifat non revolving dan digunakan sebagai corporate inancing untuk pembiayaan danatau pembiayaan kembali proyek pengembangan bandara dan atau investasi. Jangka Waktu Jangka waktu fasilitas terhitung 7 tahun sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit Bank Mandiri, yaitu tanggal 26Juli 2013 sampai dengan tanggal 25 Juli 2020, termasuk masa grace period dan masa penarikan kredit selama 2 tahun sejak tanggal penandatanganan kredit tanggal 26 Juli 2013 sampai dengan 25 Juli 2015. Bunga Bunga dihitung hari demi hari secara efekif berdasarkan Deposit Insurance Rate dalam Rupiah untuk bank komersial yang ditetapkan 2 hari kerja sebelum periode suku bunga bulan berikutnya dari Lembaga Penjamin Simpanan dan ditambah margin sebesar 2,45. Provisi dan Withdrawal Fee Bank membebani provisi kredit sebesar 0,25 yang diperhitungkan dari limit kredit yang dibayar ada saat pengefekifan perjanjian. Selain itu Perusahaan juga diwajibkan membayar withdrawal fee sebesar 0,25 dari penarikan kredit yang dibayar pada seiap penarikan kredit. Agunan Kredit Fasilitas kredit dijamin dengan seluruh asetharta kekayaan Perusahaan, baik berupa barang bergerak maupun barang idak bergerak, baik yang telah ada maupun yang dikemudian hari akan ada. Selama seluruh hutang yang imbul dan wajib dibayar oleh Perusahaan berdasarkan perjanjian tersebut belum dinyatakan lunas, maka Perusahaan idak boleh melakukan hal-hal sebagai berikut. • Menjadi penjamin terhadap pihak keiga, kecuali dalam transaksi usaha Perusahaan sehari-hari. • Memperoleh kredit barupinjaman dari lembaga keuangan atau pihak keiga lainnya, kecuali pinjaman dari Pemegang Saham, utang usaha dalam kaitannya Nature and Purpose Non-revolving loan facility and is used as corporate inancing to inanceor reinance the airport development projects andor investments. Tenor A period of seven years commencing from the date of signing of the loan agreement with Bank Mandiri, which was signed on 26 July 2013 unil 25 July 2020, including the grace period and loan withdrawal for 2 years from the date of the loan signing on 26 July 2013 unil 25 July 2015. Interest The efecive interest rate is calculated daily based on Deposit Insurance Rate in Rupiah for commercial banks that is determined two working days before the period of interest rate for the following month set by the Deposit Insurance Insituion and with a margin of 2.45. Provision dan Withdrawal Fee The Bank charges a provision fee of 0.25 which is calculated based on the exising loanceiling that is payable on the efecive date of the agreement. In addiion, the Company is also required to pay a withdrawal fee of 0.25 for every loan withdrawal. Loan Collateral The loan facility is guaranteed by all assets of the Company, either in the form of movable or immovable assets, either exising or future assets. If the debtand all due obligaion payments by the Company under the agreement have not been repaid in full, then the Company shall not engage in the following: • Act as guarantor for any third party, except for daily transacions in the Company’s daily business. • Obtain new loan from a inancial insituion or other third paries, except loans from shareholders, payable in relaion with operaing project or daily business Tinjauan Keuangan 192 Lapor an T ahunan 2014 dengan operasional proyek atau kegiatan usaha sehar- hari, pinjaman dalam bentuk obligasi atau bentuk surat hutang lainnya. • Menjaminkan harta kekayaanaset yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari kepada pihak keiga. • Mengalihkan atau menyerahkan kepada pihak lain sebagian atau seluruhnya atas hak dan kewajiban yang imbul berkaitan dengan fasilitas kredit. • Memberikan kredit kepada pihak manapun, termasuk tetapi idak terbatas kepada pemegang Saham, kecuali pemberian pinjaman kepada pegawai danatau untuk kegiatan usaha yang normal, termasuk kepada enitas anak. Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Restrukturisasi Utang dan Modal Investasi Pada tahun 2014 Perusahaan melakukan investasi jangka panjang dalam bentuk sebagai berikut: 1. Pendirian anak perusahaan dengan nama Angkasa Pura Retail dengan Modal Dasar Perusahaan berdasarkan akta pendirian sebesar Rp200 miliar yang terbagi atas 200.000 saham, masing-masing saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000.000. Dari Modal Dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor yaitu sebesar Rp50 miliar yang terbagi atas 50.000 saham masing- masing oleh pendiri yaitu PT Angkasa Pura I Persero sebesar Rp.48,75 miliar atau sebanyak 48.750 saham dan PT Angkasa Pura Hotel sebesar Rp1,25 miliar atau sebanyak 1.250 saham. 2. Penambahan modal Angkasa Pura Properi Rp31,5 miliar. Modal disetor yang semula Rp10,5 miliar menjadi Rp42 miliar dengan komposisi kepemilikan saham yaitu PT Angkasa Pura l Persero sebesar Rp41,940 miliar dan Koperasi Karyawan Angkasa Pura I PUSKOKAPURA sebesar Rp60.000.000. aciviies, loans in the form of bonds or other forms of debt. • Pledge collateralassets that already exist or will exist in the future to a third party. • Transfer or delegate other paries to parially or fully assume the loan obligaion of the Company. • Provide loans to any party, including but not limited to the Shares holders, except for graning loans to employees andor for normal business aciviies, including to subsidiaries. Material Informaion on Investment, Expansion, Divestment, Debt and Capital Restructuring Investment In 2014 the Company placed long-term investments in the following forms: 1. Establish a subsidiary by the name of Angkasa Pura Retail with the authorized capital from the Company amouning to Rp200 billion consising of 200,000 shares, each share with a nominal value of Rp 1,000,000. The Authorized Capital of Rp50 billion has been subscribed and paid which consists of 50,000 shares for each of the founder, PT Angkasa Pura I Persero amouning to Rp 48.75 billion or 48,750 shares and PT Angkasa Pura Hotel Rp1.25 billion or 1,250 shares. 2. Addiional capital for Angkasa Pura Property valuing Rp31.5 billion. Paid-up capital which was iniially Rp10.5 billion was increased to Rp42 billion with a composiion of shares held by PT Angkasa Pura I Persero amouning to Rp41.940 billion and by the Cooperaives of Employees of Angkasa Pura I PUSKOKAPURA valuing Rp60,000,000. Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 193 Ekspansi Pada tahun 2014, Perusahaan melakukan beberapa ekspansi usaha diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Groundbreaking pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani – Semarang, yang dilakukan pada 17 Juni 2014. Tujuan dari pengembangan bandara antara lain untuk meningkatkan layanan kepada para penumpang, mengatasi permasalahan lack of capacity, serta memacu perkembangan perekonomian, akivitas bisnis dan pariwisata di Jawa Tengah. Nilai investasi pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani sebesar Rp2 triliun, dengan dana yang bersumber dari laba bersih yang dicadangkan dan fasilitas kredit pinjaman jangka panjang. 2. Pengembangan beberapa Bandar Udara yang dikelola Angkasa Pura Airports. • Pengembangan Bandara Internasional Sepinggan- Balikpapan yang telah diresmikan pada 15 September 2014. Terminal baru Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan-Balikpapan, mengusung konsep modern eco-airport yang mampu menampung 15 juta penumpang. Terminal baru tersebut dilengkapi dengan fasilitas 11 unit garbarata, 76 buah konter check-in dan 8 unit conveyor . Pengembangan Bandara Sepinggan - Balikpapan bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada para penumpang, mengatasi permasalahan lack of capacity, serta memacu perkembangan perekonomian, akivitas bisnis dan pariwisata di Balikpapan. Nilai investasi pengembangan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan- Balikpapan sebesar Rp2,05 triliun dengan dana yang bersumber dari laba bersih yang dicadangkan dan fasilitas kreditpinjaman jangka panjang. • Pengembangan Bandara Internasional Juanda- Surabaya yang telah diresmikan pada 15 September 2014. Pengembangan Terminal 2 Bandara Internasional Juanda-Surabaya bertujuan untuk mengurai kepadatan traik penumpang di Terminal 1. Nilai investasi pengembangan Terminal 2 T2 Expansion In 2014, the Company implemented several business expansions as follows: 1. Groundbreaking development of Ahmad Yani Internaional Airport-Semarang, conducted on June 17, 2014. The purpose is to improve services to the passengers, to address the issue of capacity gap, and spur economic development, business acivity and tourism in Central Java. The value of the investment for the development of Ahmad Yani Internaional Airport is Rp2 trillion, with funds coming from the reserved net proit and from the loan faciliieslong-term loans. 2. Development of several Airports managed by Angkasa Pura Airports. • Development of Sepinggan Internaional Airport- Balikpapan which was inaugurated on 15 September 2014. The new terminal Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan-Balikpapan, introduced the concept of the eco-modern airport that can accommodate 15 million passengers. The new terminal is equipped with 11 garbarata units, 76 check-in counters and 8 conveyor units. The development of Sepinggan Airport-Balikpapan is aimed to improve services to the passengers, to address the capacity gap, and spur economic development, tourism and business aciviiesin Balikpapan. The investment is worth Rp2.05 trillion, with funds coming from reserved net proit and loan faciliieslong-term loans. • Development of Juanda Internaional Airport in Surabaya which was oicially opened on 15 September 2014. The development of Terminal 2 Juanda Internaional Airport in Surabaya aims to disperse the passenger traic in Terminal 1. The investment value of Terminal 2 of Juanda Airport is Tinjauan Keuangan 194 Lapor an T ahunan 2014 Juanda sebesar Rp1,1 triliun dengan dana yang bersumber dari laba bersih yang dicadangkan dan fasilitas kreditpinjaman jangka panjang. • Pengembangan Bandara Internasional I Gusi Ngurah Rai- Bali yang telah diresmikan pada 19 Desember 2014. Pengembangan Bandara Internasional I Gusi Ngurah Rai-Bali bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada para penumpang dan mengatasi permasalahan lack of capacity. Nilai investasi pengembangan Bandara Internasional I Gusi Ngurah Rai-Bali sebesar Rp3,1 triliun dengan dana yang bersumber dari laba bersih yang dicadangkan dan fasilitas kreditpinjaman jangka panjang. Divestasi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia LPPNPI, maka jasa pelayanan penerbangan idak dikelola oleh Perseroan sejak tanggal 16 Januari 2013 pukul 22.00 WIB. Sehubungan dengan PP tersebut, maka Perusahaan melepaskan Makassar Air Traic Service Centre MATSC yang merupakan Kantor Cabang Pusat Pengendali Lalu Lintas Penerbangan Makassar dan melakukan pengalihan aset tetap kenavigasian kepada Perum LPPNPI sebagai berikut. • Aset tetap kenavigasian yang telah dijadikan PMN pada Perusahaan diserahkan kembali sebesar nilai bukunya, yaitu Rp270,83 miliar, sesuai dengan surat Perseroan Nomor: AP.1.6724PL.072013PD-B tanggal 28 November 2013 perihal Revisi Usulan Pengalihan Aset Tetap Kenavigasian Kepada Perum LPPNPI dan berdasarkan Berita Acara Perubahan Nilai Aset yang Diserahterimakan Nomor: BA. 656KU.212013PD-B tanggal 30 Desember 2013. • BPYBDS berupa aset tetap kenavigasian yang diserahkan kembali kepada Pemerintah adalah sebesar nilai perolehan Rp731,28 miliar dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp408,39 miliar, yang terdiri dari Bandara Juanda Surabaya sebesar Rp69,31 miliar sesuai Berita Acara Nomor: 75OP.01.062013PD, Rp1.1 trillion with funding from reserved net proit and loan faciliieslong-term loans. • The development of I Gusi Ngurah Rai Internaional Airport-Bali which was oicially opened on 19 December 2014 was aimed to improve the services to passengers and to address the capacity gap in the airport. The investment value at I Gusi Ngurah Rai, Bali is Rp 3.1 trillion, with funding from the reserved net proit and loan faciliieslong-term loans. Divestment Based on Government Regulaion No. 77, 2012 on Public Company as Operators for Air Navigaion Services in Indonesia LPPNPI, the services are no longer managed by the Company since 16 January 2013 at 22:00 pm. Based on this regulaion, the Company divested Makassar Air Traic Service Centre MATSC which is a Branch Oice of the Air Traic Control of Makassar and transferred the ixed assets to LPPNPI as follows. • The navigaion ixed assets that were iniially capital investment of the Company, were returned to the Company at its book value Rp270.83 billion, based on the leter of the Company, Number: AP.1.6724PL.072013 PD-B dated 28 November 2013 regarding the Revised Proposed Transfer of Navigaion Fixed Assets To Perum LPPNPI and based on the Minutes of the Changes on Asset Value that was handed over under Number: BA. 656KU.212013PD-B dated 30 December 2013. • The BPYBDS in the form of navigaional ixed assets were retruned to the Government with a value of Rp731.28 billion, and accumulated depreciaion of Rp408.39 billion, consising of Juanda Airport Surabaya worth Rp69.31 billion according to the Minutes No. 75 OP. 01:062013PD, Hasanuddin Airport Makassar Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 195 Bandara Hasanuddin Makassar sebesar Rp26,01 miliar sesuai Berita Acara Nomor: 76OP.01.062013 PD, Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta sebesar Rp0,02 miliar berdasarkan hasil Reviu BPKP LR-126 PW0942013, dan MATSC Makassar sebesar Rp635,95 miliar berdasarkan Berita Acara Nomor: 166 PL.072013PD. Perusahaan juga telah melepaskan seluruh kepemilikan saham PT Garuda Indonesia Airlines Tbk sejumlah 248.496.000 lembar saham pada harga penjualan Rp525 per lembar. Hal tersebut dinyatakan dalam Laporan Hasil Penjualan melalui surat Nomor: 079NLBS-IB112013 dari PT Bahana Securiies selaku placement agent atas penjualan saham tersebut. Restrukturisasi Utang Pada 2014, Angkasa Pura Airports idak melakukan restrukturisasi utang, sehingga idak terdapat informasi yang bersifat material mengenai restrukturisasi utang. Restrukturisasi Modal Pada 2014, Angkasa Pura Airports idak melakukan restrukturisasi modal, sehingga idak terdapat informasi yang bersifat material mengenai restrukturisasi modal. Perbandingan RKAP 2014 dan Realisasi 2014 Kinerja Angkasa Pura Airports pada 2014 menunjukkan variasi pencapaian. Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian target yang telah ditetapkan sebagai berikut. • Dari sisi neraca, pencapaian total aset dan total likuiditas berada di bawah target. Hal ini disebabkan tertundanya penyelesaian proyek pengembangan bandara dari waktu yang telah ditetapkan, sedangkan untuk total ekuitas berada diatas target. of Rp26.01 billion according to Minutes No. 76 OP.01.062013PD, Adisucipto Airport Yogyakarta of Rp0.02 billion based on the review of BPKP LR-126 PW0942013, and MATSC Makassar of Rp635.95 billion based on ile No. 166PL.072013PD. The Company also has released the enire sharesin PT Garuda Indonesia Airlines Tbk total 248,496,000 shares at Rp525 per share sale price. This was stated in the Sales Results Report through leter No. 079NLBS-IB112013 of PT Bahana Securiies as the placement agent. Debt Restructuring In 2014, no debt restrucing occurred, so there is no material informaion on the debt restructuring of Angkasa Pura Airports. Capital Restructuring In 2014, no capital restructuring occurred, therefore there is no material informaion on capital restructuring of Angkasa Pura Airports. Comparison of The 2014 Work Plan and Budget RKAP and Actual Results The performance of Angkasa Pura Airports in 2014 shows a variaion of achievements. This can be observed from the actual achievements against the targets that have been set as follows: • From a balance sheet perspecive, the total assets and total liquidity were below the target. This is due to the delayed compleion of the airport construcion project at the predetermined ime, while the total equity exceed the target. Tinjauan Keuangan 196 Lapor an T ahunan 2014 • Dari sisi laba rugi, pendapatan operasional berada dibawah target yang juga secara khusus disebabkan penyelesaian proyek pengembangan bandara yang idak tepat waktu. Namun demikian, Perseroan berhasil menekan beban operasional di bawah target dan meningkatkan pendapatan non operasional sehingga menghasilkan pencapaian laba operasional, laba bersih tahun berjalan di atas target. Pencapaian Target 2014 dalam ribuan Rupiah Uraian Descripion 2014 RKAP 2014 Pencapaian Achievement 1 2 3 4=23 Pendapatan Operasional Operaing Income 4.583.535.770 4.770.384.624 96,08 Beban Operasional Operaing Expense 3.406.096.055 3.853.875.834 88,38 Laba Operasional Operaing Proit 1.177.439.715 916.508.789 128,47 Pendapatan dan Beban Non Operasional Non-operaing Income Expenses 1.968.148 155.584.509 1,27 Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan Income BeforeTax 126.445.186 760.924.280 16,62 Pajak Penghasilan Tax 250.499.347 197.588.305 126,78 Laba Bersih Tahun Berjalan Net Income 928.908.516 563.335.975 164,89 Aset | Assets 15.830.826.042 17.053.511.054 92,83 Aset Lancar | Current Assets 2.636.161.302 1.723.534.899 152,95 Aset Tidak Lancar | Non-current Assets 13.194.664.741 15.329.976.155 86,07 Liabilitas | Liabiliies 5.430.051.287 6.632.929.433 81,87 Liabilitas Jangka Pendek | Short-term Liabiliies 2.841.758.681 1.620.344.303 175,38 Liabilitas Jangka Panjang | Long-term Liabiliies 2.588.292.605 5.012.585.130 51,64 Ekuitas | Equity 10.400.774.756 10.420.581.621 99,81 Proyeksi Tahun 2015 Untuk mendukung pencapaian Rencana Jangka Panjang Perusahaan, maka ditetapkan target usaha tahun selanjutnya dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP 2015 berdasarkan arahan Pemegang Saham melalui surat Nomor: S-441MBUWK082014 tanggal 25 Agustus 2014 perihal Shareholder Aspiraion Untuk Penyusunan RKAP Tahun 2015 yang dijabarkan sebagai berikut. • In terms of income, operaing income was below the target speciically due to the afect from the delayed compleion of the airport construcion. However, the Company successfully reduced operaing expenses below the target and increased non-operaing income which resulted in increasing operaing income and net income for the year that exceeded the target. 2014 Target Achievement in thousands Rupiah Projecion Of 2015 To support the achievement of the Company’s Long-Term Plan, the business targets for next year has been set in Work Plan and Budget RKAP year 2015 under the direcion of Shareholders through leter No. S-441MBUWK082014 dated August 25, 2014 regarding the Shareholder Aspiraion for the preparaion of Budget Plan RKAP for 2015 described as follows. Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 197 The 2015 Budget RKAPwas complied by considering some basic macroeconomic assumpions as follows: • Economic growth of 5.6; • The inlaion rate of 4.4; • The value of Rupiah against the US dollar is Rp11,900 USD; • The interest rate of Treasury Bills SPN of 3-month is 6.2. Aeronauics Service Projecions for 2015 Penyusunan RKAP 2015 dilakukan dengan memperimbangkan beberapa asumsi dasar makro ekonomi sebagai berikut: • Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 ; • Tingkat inlasi sebesar 4,4; • Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar Rp11.900,-USD; • Tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara SPN 3 bulanan sebesar 6,2. Proyeksi Produksi Aeronauika 2015 Uraian Descripion Satuan Unit RKAP 2015 Realisasi 2014 Realizaion 2014 1 2 3 4 Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara PJP4U Aircrat, Landing, Parking and Hangar Services PJP4U Ton 22.182.607 22.737.236 Domesik | Domesic Ton 17.509.689 17.965.881 Internasional | Internaional Ton 4.672.918 4.771.355 Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara PJP2U Aircrat Passenger Handling Services PJP2U Pax 31.553.264 32.778.877 Domesik | Domesic Pax 25.784.720 27.177.686 Internasional | Internaional Pax 5.768.544 5.601.191 Pemakaian Aviobridge Aviobridge Services Ton 21.719.558 21.407.355 Domesik | Domesic Ton 14.547.640 14.801.688 Internasional | Internaional Ton 7.171.918 6.605.667 Proyeksi Produksi Non Aeronauika 2015 Non Aeronauics Service Projecions for 2015 Uraian Descripion Satuan Unit RKAP 2015 Realisasi 2014 Realizaion 2014 1 2 3 4 Pemakaian Counter | Counter Pax 31.476.816 33.177.155 Domesik | Domesic Pax 25.784.720 27.670.837 Internasional | Internaional Pax 5.692.096 5.506.318 Baggage Handling System Pax 7.433.466 5.411.902 Domesik | Domesic Pax 3.079.730 2.190.031 Internasional | Internaional Pax 4.353.736 3.221.871 Sewa-sewa | Rentals Sewa Ruang | Lounge M 2 x Bulan M 2 x Month 1.508.187 1.267.013 Sewa Tanah | Ground M 2 x Bulan M 2 x Month 5.813.063 6.344.569 Sewa Tempat | Rent M 2 x Bulan M 2 x Month 91.699 - Penyerahan Penggunaan Tanah | Land Use Handover M 2 x Bulan M 2 x Month 1.550.592 - Tinjauan Keuangan 198 Lapor an T ahunan 2014 Proyeksi Produksi Non Aeronauika 2015 Non Aeronauics Service Projecions for 2015 Uraian Descripion Satuan Unit RKAP 2015 Realisasi 2014 Realizaion 2014 1 2 3 4 Pemakaian Telepon, Listrik, Air, Parkir, Anjungan dan Pas Bandara Usage of Telephone, electricity, Water, Parking Listrik | Electricity KWh 29.322.773 32.494.185 Telepon | Telephone Pesawat Telepon x Bulan Telephone x Month 21.243 20.699 Air | Water M 3 319.377 444.493 Reklame | Adverisement M 2 x Bulan M 2 x Month 183.664 124.109 Parkir Mobil | Car Parking Lembar 25.233.173 21.693.865 Parkir Motor | Motor Parking Lembar 8.002.586 7.509.994 Anjungan Peron | Gallery Lembar 357.088 347.939 Pas Bandara | Entrance Pass Lembar 126.147 - CIP Lounge Pax 898.037 1.368.587 Konsesi | Concessions Omzet Ribuan Rp Turnover In Thousands Rp 5.338.806.587 5.100.595.342 PergudanganWarehousing Masuk | Entrance Kg 28.815.781 87.486.242 Domesik | Domesic Kg 7.223.794 62.636.253 Internasional | Internaional Kg 21.591.988 24.849.989 Keluar | Exit Kg 47.236.712 76.283.558 Domesik | Domesic Kg 3.884.642 31.569.472 Internasional | Internaional Kg 43.352.070 44.714.086 VIP Service Fee GAT Pax 3.105 - Proyeksi Keuangan 2015 dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion RKAP 2015 Realisasi 2014 | Realizaion 2014 1 2 3 Pendapatan Usaha | Operaing Revenues 5.420.198.555 4.583.535.770 Beban Usaha | Comprehensive Income 4.325.409.261 3.406.096.055 Laba Rugi Usaha | Operaing Expenses 1.094.789.294 1.177.439.715 Pendapatan dan Beban Non Operasional | Non-operaing Income Expenses 174.292.583 1.968.148 Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan | Income Before tax 920.496.711 1.179.407.863 Aset | Assets 18.337.260.964 15.830.826.042 Aset Lancar | Current Assets 2.240.614.549 2.636.161.302 Aset Tidak Lancar | Non-current Assets 16.096.646.415 13.194.664.741 Liabilitas | Liabiliies 7.528.864.731 5.430.051.287 Liabilitas Jangka Pendek | Short-term 2.307.098.963 2.841.758.681 Liabilitas Jangka Panjang | Long-term 5.221.765.768 2.588.292.605 Ekuitas | Assets 10.808.396.232 10.400.774.756 Financing Projecion 2015 in thousands Rupiah Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 199 Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Di 2014, idak terdapat informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. Kebijakan Dividen Perusahaan senaniasa melakukan pembayaran dividen seiap tahun berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Pembayaran dividen dilakukan paling lambat 1 bulan setelah RUPS dalam Rapat Pertanggungjawaban Manajemen tahun berjalan. Pada 2015, Angkasa Pura Airports melakukan pembayaran dividen untuk periode tahun buku 2014 sebesar Rp257.915.821.000 berdasarkan risalah RUPS Nomor:AP.I.2608TU.03.012015PD-B. Sedangkan, pada 2014 dilakukan pembayaran dividen untuk periode tahun buku 2013 sebesar Rp251.785.070.000 berdasarkan risalah Nomor:AP.I.1348KU.01.042014. Jumlah Dividen kas per saham untuk tahun buku 2014 sebesar Rp73,94, sedangkan untuk tahun buku 2013 adalah sebesar Rp72,18. Dividen Payout Raio untuk tahun buku 2014 sebesar 25,41 sedangkan untuk tahun buku 2013 sebesar 39,02 Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan danatau Manajemen ESOPMSOP Angkasa Pura Airports merupakan badan usaha non listed sehingga Angkasa Pura Airports idak memiliki program kepemilikan saham oleh karyawan danatau manajemen ESOPMSOP. Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Angkasa Pura Airports merupakan badan usaha non listed yang belum melakukan penawaran umum sehingga idak memiliki realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum. Informaion and Material Fact That Occured Ater The Date of Accountant Report In 2014, there was no material fact or informaion that occurred ater the date of the accountant’s report. Dividend Policy The Company coninues paying dividends annually based on the decision of the General Meeing of Shareholders RUPS. Dividend payments are made no later than one month ater the RUPS in the Management Accountability Meeing of the current year. In 2015, Angkasa Pura Airports pays dividends for a period of 2014 amouning to Rp257,915,821,000 based on the RUPS No. AP.I.2608TU.03.012015PD-B. Meanwhile, in 2014 payment of dividends have been made for the year 2013 by Rp251,785,070,000 based on Number: AP.I.1348 KU.01.042014. Total Cash dividends per share for the inancial year 2014 amounted to Rp73.94, whereas for the inancial year 2013 the cash dividend was Rp72.18. The Dividend Payout Raio for the inancial year 2014 was 25.41, while for the inancial year of 2013, the raio was 39.02. Employee Stock Ownership Program andor Management ESOPMSOP Angkasa Pura Airports is a non-listed enity, therefore the Company has no employee stock ownership program and or management ESOP MSOP. Actual Use of Proceeds From Public Ofering Angkasa Pura Airports is a non-listed enity that has not made any public ofering therefore the Company has not used any proceeds from the public ofering. Tinjauan Keuangan 200 Lapor an T ahunan 2014 I nformasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepeningan danatau Transaksi Dengan Pihak Berelasi Sifat Hubungan Berelasi • Pemerintah Republik Indonesia adalah pemegang saham utama Perseroan. • Seluruh enitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia, serta enitas dimana Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh signiikan. • Komisaris dan Direksi merupakan manajemen kunci. Transaksi dengan Pihak Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perseroan dan Enitas Anakmelakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi. Adapun rincian akun signiikan dengan pihak-pihak berelasi Pemerintah,enitas Pemerintah atau dinyatakan lain sebagai berikut. Transaksi Pihak Berelasi ribuan Rupiah Uraian 2014 2013 1 2 3 ASET Kas dan Setara Kas 735.777 344.564 Investasi Dalam Efek Jangka Pendek 61.878 115.745 Piutang Usaha 192.770 125.088 Piutang Lain-lain 69.550 359 Piutang Jangka Panjang 45.271 70.678 Investasi Jangka Panjang 135.684 286.258 LIABILITAS Utang Lancar Lain-lain 282.855 196.866 EKUITAS Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya 255.097 2.960.796 Perubahan Peraturan Perundang-Undangan yang Berpengaruh Signiikan Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-13MBU092014 tentang pedoman pendayagunaan aset tetap BUMN. Informaion on Material Transacion That Have Conlict of Interest andor Related Party Transacions Nature of Relaionship • The Government of Republic of Indonesia is the major shareholder of the Company. • All eniies owned and controlled by the Government of the Republic of Indonesia, as well as eniies in which the Government of the Republic has a signiicant inluence. • Commissioners and Directors are key managements. Transacions with Related Paries In its business aciviies, the Company and subsidiaries enter into certain transacions with related paries. The details of the signiicant accounts with related paries Government, Government’s enity or otherwise indicated are presented as follows: Transacions with Related Paries in thousands Rupiah Amendment of Laws and Regulaions with Signiicant Efect The Regulaion of the Minister of State-Owned Enterprises No. Per-13MBU092014 on guidelines for the uilizaion of BUMN ixed assets. Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 201 1. Pihak Manajemen PT Angkasa Pura I Persero perlu menyusun datar Aset Tetap di Kantor Pusat dan Kantor Cabang Bandara dibawah pengelolaannya yang kurang danatau idak opimal pemanfaatannya disertai dengan penjelasan mengenai lokasi , kondisi, status kepemilikan, rencana awal pemanfaatan oleh perusahaan dan khusus terhadap aset tetap berupa tanah danatau bangunan disertai penjelasan mengenai Rencana Umum Tata Ruang RUTRdimana Aset tetap tersebut berada. 2. Sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-13 MBU092014 tentang Pedoman pendayagunaan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara, bentuk kerjasama yang dapat dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk pendayagunaan Aset Tetap yang idak opimal tersebut dapat dilakukan dengan cara : a. Bangun Guna SerahBGS; b. Bangun Serah GunaBSG; c. Kerjasama OperasiKSO; d. Kerjasama UsahaKSU; e. Sewa; f. Pinjam Pakai. Pihak Manajemen PT Angkasa Pura I Persero perlu membuat standar operasi yang mengacu pada peraturan pemerintah dan peraturan perusahaan dengan berpegang pada penerapan Good Corporate Governance untuk pelaksanaan bentuk kerjasama untuk pendayagunaan Aset Tetap idak opimal. 3. Pihak Manajemen PT Angkasa Pura I Persero perlu menetapkan target pencapaian pelaksanaan pengopimalan pendayagunaan Aset Tetap dalam kontrak Manajemen, dan dilakukan evaluasi secara berkala, dan memonitor perkembangannya. Perubahan Kebijakan Akuntansi Penerapan standar dan interpretasi yang baru dan direvisi berikut ini, idak menyebabkan perubahan signiikan terhadap kebijakan akuntansi Perseroan dan idak berdampak material terhadap jumlah yang dilaporkan dalam Laporan Keuangan. 1. The management of PT Angkasa Pura I Persero needs to compile a list of ixed assets of the Head Oice and Branch Oice under its management which are not opimally used and should atachthe descripion of the locaion, condiion, status of ownership, the iniial plan uilizaion by companies and speciically toward ixed assets such as land andor buildings with an explanaion on General Spaial Plan RUTR where the ixed assets are located. 2. Based on the Regulaion of the Minister of SOE No. PER-13MBU092014 on the Guidelines for uilizaion of Fixed Assets of State Owned Enterprises, the types of cooperaion which can be established according to applicable regulaions for the uilizaion of ixed assets that are not opimal can be done by: a. Build, Operate, TransferBOT b. Build,Transfer, Operate BTO; c. Joint OperaionJO; d. Business Cooperaion; e. RentLease; f. Borrow for Usage The management of PT Angkasa Pura I Persero should develop a standard operaion procedure that complies with government regulaions and company regulaions and uphold Good Corporate Governancein establishing cooperaion for the opimal uilizaion of ixed assets. 3. The management of PT Angkasa Pura I Persero needs to set a target of achieving the implementaion of Fixed Asset uilizaion opimizaion in the management contract, and be evaluated regularly, and monitor its progress. Changes In Accouning Policies The applicaions of new and revised standards and interpretaions, did not cause signiicant changes to the accouning policies of the Company and no material impact on the amounts reported in the inancial statements. Tinjauan Keuangan 202 Lapor an T ahunan 2014 Standar Keuangan yang telah diterbitkan yang akan berlaku 1 Januari 2015 adalah : PSAK 65 “Laporan keuangan konsolidasian” PSAK 66 “Pengaturan bersama PSAK 67 “Pengungkapan kepeningan dalam enitas PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar” PSAK 1 revisi 2013 “Penyajian laporan keuangan” PSAK 4 revisi 2013 “Laporan keuangan tersendiri” PSAK 15 revisi 2013 “Investasi pada enitasasosiasi dan ventura bersama” PSAK 24 revisi 2013 “Imbalan kerja” PSAK 46 revisi 2013 “Pajak penghasilan” PSAK 48 revisi 2013 “Penurunan nilai” PSAK 50 revisi 2013 “Instrumen keuangan” PSAK 60”revisi 2013 “Instrumen keuangan” ISAK 26 revisi 2013 “Penilaian ulang derivaif melekat Pencabutan ISAK 12 “Pengendalian bersama enitas: Kontribusi non moneter oleh venturer” Pencabutan ISAK 7 “Konsolidasi enitas bertujuan khusus” Kinerja Anak Perusahaan PT Angkasa Pura Hotel Angkasa Pura Hotels merupakan anak perusahaan Angkasa Pura Airports yang menjalankan usaha penyediaan akomodasi pariwisata. Beberapa produkjasa yang disediakan Angkasa Pura Hotels yaitu perusahaan melaksanakan kegiatan perhotelan dengan menyelenggarakan penyediaan kamar tempat menginap, penyediaan ruangantempat konvensi, kongres dan pameran, termasuk pelayanan makan dan minum, pelayanan cucian dan kegiatan lain yang terkait dengan usaha perhotelan. Angkasa Pura Hotels juga memiliki anak perusahaan bernama Kulinair yang dibentuk sejak 25 Oktober 2013. Kulinair bergerak di bidang pelayanan jasa katering penerbangan inlight catering services. Pada tahun 2014, kinerja Angkasa Pura Hotels menunjukkan hasil yang bervariasi. Laporan Posisi Keuangan Angkasa Pura Hotels menunjukkan kinerja yang baik. Aset meningkat Rp125,32 miliar atau sebesar 95,89, liabilitas meningkat Financial standards that have been issued and will take efect January 1, 2015 are: PSAK 65 “Consolidated inancial statements” PSAK 66 “Seing together” PSAK 67 “Disclosure of interests in eniies” PSAK 68 “Fair value measurement” PSAK 1 revised 2013 “Presentaion of inancial statements” PSAK 4 revised 2013 “Separate inancial statements” PSAK 15 revised 2013 “Investments in eniies, associaion and joint ventures” PSAK 24 revised 2013 “Employee beneits” PSAK 46 revised 2013 “Tax income” PSAK 48 revised 2013 “Depreciaion of value” PSAK 60”revised 2013 “Financial instruments” ISAK 26 revised 2013 “Reassessment of embedded derivaives” Revocaion ISAK 12 “Joint control eniies: non-monetary contribuions by ventures” Revocaion ISAK 7 “Consolidaion of special purpose eniies” Performance of Subsidiaries PT Angkasa Pura Hotel Angkasa Pura Hotels is a subsidiary of Angkasa Pura Airports engaging in tourism accommodaion. The productsservices provided by Angkasa Pura Hotels are hospitality services, accommodaions, meeing roomsconvenion rooms, congresses and exhibiions, including food and beverages services, laundry services and other aciviies associated with the hotel business. Angkasa Pura Hotels also established a subsidiary, names as Kulinair on 25 October2013. Kulinair handles inlight catering services. In 2014, the performance of Angkasa Pura Hotels showed varying results. Statement of Financial Posiion of Angkasa Pura Hotels showed a good performance. Assets increased Rp125.32 billion or 95.89, liabiliies increased Rp137.41 Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 203 Rp137,41 miliar atau sebesar 424,46, dan ekuitas menurun Rp12,09 miliar atau 12,30. Sedangkan, Laporan Laba Rugi Angkasa Pura Hotels menunjukkan pertumbuhan pada penjualan sebesar Rp42,63 miliar atau meningkat sebesar 682,81 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada beban pokok penjualan dan beban usaha yang masing- masing meningkat sebesar Rp21,88 miliar 9.613,56 dan Rp14,72 miliar 59,49. Kinerja Keuangan Utama Angkasa Pura Hotels dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=2-33 Aset | Assets 256.024.260 130.699.671 125.324.589 95,89 Liabilitas | Liabiliies 169.788.437 32.373.891 137.414.546 424,46 Ekuitas | Equity 86.235.823 98.325.780 12.089.957 12,30 Penjualan | Sales 48.868.952 6.242.763 42.626.189 682,81 Beban Pokok Penjualan | Cost Of Goods Sold 22.103.074 227.549 21.875.525 9613,54 Laba Kotor | Gross Proit 26.765.878 6.015.214 20.750.664 344,97 Beban Usaha | Operaing Expenses 39.475.194 24.751.167 14.724.027 59,49 Pendapatan Beban Di Luar Usaha | Non-operaing Income Expense 954.225 3.295.519 2.341.294 71,04 Rugi Bersih Komprehensif | Comprehensive Loss 12.089.957 15.551.321 3.461.364 22,26 Sumber: Laporan Keuangan Audited Angkasa Pura Hotels S ource: Audited Financial Statement of Angkasa Pura Hotels Berdasarkan rasio keuangan yaitu cash raio, current raio, dan test acid raio, hasil pengukuran kemampuan Perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek mengalami penurunan dibandingkan 2013. Hal ini disebabkan peningkatan liabilitas jangka pendek yang lebih besar dari peningkatan aset lancar. Meski demikian, perusahaan masih memiliki kemampuan aset lancar dalam menjamin liabilitas jangka pendek. Sedangkan untuk return on asset dan return on equity perusahaan masih menunjukkan nilai negaif seperi tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena laba perusahaan dalam kondisi negaif rugi pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan akiva belum mampu menghasilkan laba. billion or 424.46, and equiies declined Rp12.09 billion, or 12.30. Meanwhile, the Income Statement of Angkasa Pura Hotels showed growth in sales of Rp42.63 billion, an increase of 682.81 over the previous year. Similarly, the cost of goods sold and operaing expenses increased by Rp21.88 billion 9,613.56 and Rp14.72 billion 59.49 respecively. Financial Performance of Angkasa Pura Hotels in thousands Rupiah Based on the inancial raios, cash raio, current raio, and the acid test raio, the assessment of the Company’s ability to pay back the short-term liabiliies has declined compared to their ability in 2013. This was due to an increase in short- term liabiliies that are greater than the increase in current assets. Nonetheless, the company sill has the ability to guarantee the current assets in short-term liabiliies. As for the return on assets and return on equity, companies are sill showing a negaive value as the year before that is caused by the negaive condiion loss on company’s income. This demonstrates the ability of the capital invested in all assets have not been able to generate proits yet. Tinjauan Keuangan 204 Lapor an T ahunan 2014 Rasio Keuangan Utama Angkasa Pura Hotels Uraian 2014 2013 1 2 3 Cash Raio 12,95 78,34 Current Raio 26,61 85,12 Test Acid Raio 25,70 83,40 Return On Asset 4,72 11,90 Return On Equity 14,02 15,82 PT Angkasa Pura Logisik Angkasa Pura Logisics merupakan anak perusahaan Angkasa Pura Airports yang menjalankan usaha jasa pengurusan transportasi freight forwarding . Beberapa produkjasa yang disediakan Angkasa Pura Logisics sebagai berikut. 1. Menjalankan usaha dalam bidang jasa pengurusan transportasi freight forwarding yang ditujukan mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui trasportasi darat, laut dan udara yang mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi termasuk pemeriksaan kwalitas dan kwanitas barangkargo, pengepakan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi dan lainnya yang berhubungan dengan pengiriman barang- barang tersebut sampai diterimanya oleh yang berhak menerimanya. 2. Menjalankan pemeriksaan keamanan dan keselamatan kargo dan pos yang diangkut pesawat udara. 3. Selaku Agen Penjualan Umum General Sales Agent Perusahaan Angkutan Udara Asing. Pada tahun 2014, kinerja Angkasa Pura Logisics menunjukkan hasil yang bervariasi. Laporan Posisi Keuangan Angkasa Pura Logisics menunjukkan kinerja yang baik. Aset meningkat Rp13,92 miliar atau sebesar 18,47, liabilitas meningkat Rp9,17 miliar atau sebesar 26,67, dan ekuitas meningkat Rp4,76 miliar atau 11,60. Sedangkan, Laporan Laba Rugi Angkasa Pura Logisics menunjukkan pertumbuhan pada pendapatan operasional Financial Raios of Angkasa Pura Hotels PT Angkasa Pura Logisik Angkasa Pura Logisics is a subsidiary of Angkasa Pura Airports that operates freight forwarding services. Some of the productsservices provided by Angkasa Pura Logisics are. 1. Working in freight forwarding services that is aimed at serving aciviies necessary for to of the delivery and receipt of goods through transportaion by land, sea and air which includes the aciviies of receiving, storing, soring, including examinaion of the quality and quanity of goodscargo, packing, measuring, weighing, handling the setlement documents, the issuance of transport documents, calculaing the cost of transport, insurance and other claims relaing to the delivery of these items unil things are being accepted by the intended party. 2. Run the security and safety checks of cargo and mail transported by airplane. 3. As General Sales Agent for Foreign Air Transport Company. In 2014, the performance of Angkasa Pura Logisics showed varying results. The Statement of Financial Posiion of Angkasa Pura Logisics showed a good performance. Assets increased Rp13.92 billion or 18.47, liabiliies increased Rp9.17 billion or 26.67, and equity increased Rp4.76 billion, or 11.60. Meanwhile, the Income Statement of Angkasa Pura Logisics showed growth in operaing income Rp84.98 billion, an Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 205 Rp84,98 miliar atau meningkat sebesar 78,96 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada beban operasional yang meningkat sebesar Rp94,60 miliar atau 105,95 dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja Keuangan Utama Angkasa Pura Logisics dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=2-33 Aset | Assets 89.305.495 75.381.845 13.923.650 18,47 Liabilitas | Liabiliies 43.548.501 34.380.206 9.168.295 26,67 Ekuitas | Equity 45.756.993 41.001.640 4.755.353 11,60 Pendapatan Operasional | Operaing Income 192.603.061 107.622.270 84.980.791 78,96 Beban Operasional | Operaing Expenses 183.888.857 89.287.688 94.601.169 105,95 Laba Operasional | Operaing Income 8.714.203 18.334.582 9.620.379 52,47 Laba Komprehensif Tahun Berjalan | Comprehensive Income of the Current Year 10.556.993 17.901.640 7.344.647 41,03 Laba Rugi Per Saham | Proit Loss per Share 503 852 349 40,96 Sumber: Laporan Keuangan Audited Angkasa Pura Logisics Source: Audited Financial Statement of Angkasa Pura Logisics Berdasarkan rasio keuangan yaitu cash raio, current raio, dan test acid raio, hasil pengukuran kemampuan Angkasa Pura Logisic dalam melunasi kewajiban jangka pendek mengalami penurunan dibandingkan 2013. Hal ini disebabkan peningkatan liabilitas jangka pendek yang lebih besar dari peningkatan aset lancar. Meski demikian, perusahaan masih memiliki kemampuan aset lancar dalam menjamin liabilitas jangka pendek. Sedangkan untuk return on asset dan return on equity perusahaan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena menurunnya laba yang diperoleh perusahaan. Meski demikian, perusahaan masih kemampuan menghasilkan laba dari akiva dan modal yang diinvestasikan. Rasio Keuangan Utama Angkasa Pura Logisics Uraian 2014 2013 1 2 3 Cash Raio 98,92 127,17 Current Raio 154,84 170,70 Test Acid Raio 153,66 170,31 Return On Asset 11,82 23,75 Return On Equity 23,07 43,66 increase of 78.96 over the previous year. Operaing expenses also increased by Rp94.60 billion or 105.95 compared to that of the previous year. Financial Performance of Angkasa Pura Logisics in thousands Rupiah Based on the inancial raios cash raio, current raio, and the acid test raio, the assessment on Angkasa Pura Logisics in its ability to repay short-term liabiliies has decreased compared to that of 2013. This was due to an increase in short-term liabiliies that are greater than the increase in current assets. Nevertheless, the company sill has the ability to guarantee the current assets in short-term liabiliies. As for the return on assets and return on equity the company has decreased over the previous year which was due to a decline proits from the company. However, the company is sill proitable from assets and invested capital. Financial Raios of Angkasa Pura Logisics Tinjauan Keuangan 206 Lapor an T ahunan 2014 PT Angkasa Pura Properi Angkasa Pura Property merupakan anak perusahaan Angkasa Pura Airports yang bergerak di Bidang usaha pembangunan, perdagangan dan jasa. Beberapa produk jasa yang Angkasa Pura Property sebagai berikut. 1. Menjalankan usaha-usaha pembangunan, berindak sebagai pengembang, pemborongan pada umumnya, pembangunan konstruksi gedung, jembatan, jalan, bandara, dermaga dan lainnya. 2. Bidang Perdagangan antara lain: Distributor, agen dan sebagai perwakilan dari badan-badan Perusahaan, perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate dan properi, eksport-import dan lainnya. 2. Bidang Jasa antara lain: konsultasi bidang teknik engineering, jasa pengelolaan dan penyewaan gedung, perkantoran, taman hiburanrekreasi dan kawasan berikat, konsultasi bidang study perencanaan, jasa agen properi dan lainnya. Pada tahun 2014, kinerja Angkasa Pura Property menunjukkan hasil yang bervariasi. Laporan Posisi Keuangan Angkasa Pura Property menunjukkan aset meningkat Rp12,50 miliar atau sebesar 29,74, liabilitas meningkat Rp14,46 miliar atau sebesar 209,25, dan ekuitas menurun Rp1,96 miliar atau 5,58. Sedangkan, Laporan Laba Rugi Angkasa Pura property menunjukkan pertumbuhan pada pendapatan operasional Rp14,20 miliar atau meningkat sebesar 397,95 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada beban operasional yang meningkat sebesar Rp3,50 miliar atau 54,40 dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja Keuangan Utama Angkasa Pura Property dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=2-33 Aset | Assets 54.528.215 42.028.817 12.499.398 29,74 Liabilitas | Liabiliies 21.368.127 6.909.560 14.458.567 209,25 Ekuitas | Equity 33.160.088 35.119.256 1.959.168 5,58 Pendapatan Operasional | Operaing Income 17.773.303 3.569.271 14.204.032 397,95 Beban Operasional | Operaing Expense 9.932.196 6.432.809 3.499.387 54,40 PT Angkasa Pura Properi Angkasa Pura Property is a subsidiary of Angkasa Pura Airports operaing in business development, trade and services. Some of the productsservices are listed as follows: 1. Conducing business development, acing as developer, general contracing, construcion of buildings, bridges, roads, airports, docks and more. 2. Trading, such as: Distributors, agents and representaive of Company eniies, trading related to the business of real estate and property, export-import and others. 3. Services, including: engineering consultaion, management and rental buildings service, oices, amusement parksrecreaion and bonded zones, study planning consultaion, estate agency services and other services. In 2014, the performance of Angkasa Pura Property showed various results. The Statement of Financial Posiion shows the assets increased by Rp12.50 billion or 29.74, while the liabiliies increased to Rp1.46 billion or 209.25, and equiies declined to Rp1.96 billion, or 5.58. Meanwhile, the Proit and Loss Statement of Angkasa Pura Property showed a growth in operaing income by Rp14.20 billion or increase by 397.95 compared to the income in the previous year. It is also happens in operaing expenses, which increased by Rp3.50 billion or 54.40 compared to that of the previous year. Financial Performance of Angkasa Pura Property in thousands Rupiah Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 207 Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=2-33 Rugi Operasional | Operaing Loss 6.316.018 5.861.112 454.906 7,76 PendapatanBeban Non Operasional | Non-Operaing Income Expense 620.824 1.767.396 1.146.572 64,87 Rugi Komprehensif Selama Tahun Berjalan | Comprehensive Loss During the Current Year 1.959.168 4.093.716 2.134.548 52,14 Sumber: Laporan Keuangan Audited Angkasa Pura Property Source: Audited Financial Statement of Angkasa Pura Property Berdasarkan rasio keuangan yaitu cash raio, current raio, dan test acid raio, hasil pengukuran kemampuan Angkasa Pura Property dalam melunasi kewajiban jangka pendek mengalami penurunan dibandingkan 2013. Hal ini disebabkan peningkatan liabilitas jangka pendek yang lebih besar dari peningkatan aset lancar. Meski demikian, perusahaan masih memiliki kemampuan aset lancar dalam menjamin liabilitas jangka pendek. Sedangkan untuk return on asset dan return on equity perusahaan masih menunjukkan nilai negaif seperi tahun sebelumnya disebabkan karena laba perusahaan dalam kondisi negaif rugi pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan akiva belum mampu menghasilkan laba. Rasio Keuangan Utama Angkasa Pura Property Uraian 2014 2013 1 2 3 Cash Raio 35,45 410,05 Current Raio 111,11 493,96 Test Acid Raio 111,11 493,96 Return On Asset 3,59 9,74 Return On Equity 5,91 11,66 PT Angkasa Pura Suport Angkasa Pura Supports merupakan anak perusahaan Angkasa Pura Airports yang bergerak dalam bidang jasa, pembangunan, pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan, dan perdagangan. Pada tahun 2014, kinerja Angkasa Pura Supports menunjukkan hasil yang bervariasi. Laporan Posisi Keuangan Angkasa Pura Supports menunjukkan kinerja yang baik. Aset Based on the inancial raios, which are cash raio, current raio, and the acid test raio, the assessment on Angkasa Pura Property’s ability to pay back the short-term liabiliies shows adecline compared to the their ability in 2013. This was due to an increase in short-term liabiliies which were greater than the increase in current assets. Nevertheless, the company sill has the ability to guarantee the current assets in short-term liabiliies. As for the return on assets and return on equity, the company is sill showing a negaive value as the previous year which was caused by the negaive condiion loss in the company’s proit. This indicates that the overall invested capital has not been able to generate proits. Financial Raios of Angkasa Pura Property PT Angkasa Pura Suport Angkasa Pura Supports is a subsidiary of Angkasa Pura Airports that is engaged in services, construcion, land transportaion, workshop, prining, and trade goods. In 2014, the performance of Angkasa Pura Supports showed varying results. Statement of Financial Posiion Angkasa Pura Supports showed a good performance. Assets increased Tinjauan Keuangan 208 Lapor an T ahunan 2014 meningkat Rp99,05 miliar atau sebesar 59,36, liabilitas meningkat Rp72,61 miliar atau sebesar 200,26, dan begitu pula dengan ekuitas yang meningkat Rp26,44 miliar atau 20,25. Sedangkan, Laporan Laba Rugi Angkasa Pura Support menunjukkan pertumbuhan pada pendapatan Rp228,33 miliar atau meningkat sebesar 148,78 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada beban pokok pendapatan serta beban umum dan administrasi yang meningkat masing-masing sebesar Rp187,04 miliar atau 147,28 dan Rp13,86 miliar atau 90,92 dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja Keuangan Utama Angkasa Pura Supports dalam ribuan Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=2-33 Aset | Assets 265.918.113 166.867.841 99.050.272 59,36 Liabilitas | Liabiliies 108.863.257 36.256.340 72.606.917 200,26 Ekuitas | Equity 157.054.856 130.611.501 26.443.355 20,25 Pendapatan | Income 381.804.305 153.470.045 228.334.260 148,78 Beban Pokok Pendapatan | Cost of Revenue 314.034.013 126.996.033 187.037.980 147,28 Beban Umum dan Administrasi | General and Administraive Expenses 29.099.556 15.242.135 13.857.421 90,92 Laba Operasional | Operaing Proit 38.670.735 11.231.876 27.438.859 244,29 Pendapatan Beban lain-lain | Other Income Expense 6.838.730.278 1.598.294.184 5.240.436.094 327,88 Laba Komprehensif Selama Tahun Berjalan | Comprehensive Income During the Current Year 26.443.354 8.334.495 18.108.859 217,28 Sumber: Laporan Keuangan Audited Angkasa Pura Supports Source: Audited Financial Statement of Angkasa Pura Supports Berdasarkan rasio keuangan, Angkasa Pura Supprort menunjukkan hasil pengukuran kemampuan Perseroan dalam melunasi kewajiban jangka pendek mengalami penurunan dibandingkan 2013. Hal ini disebabkan peningkatan liabilitas jangka pendek yang lebih besar dari peningkatan aset lancar. Meski demikian, perusahaan masih memiliki kemampuan aset lancar dalam menjamin liabilitas jangka pendek. Sedangkan untuk return on asset dan return on equity perusahaan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena menurunnya laba yang diperoleh perusahaan. Meski demikian, perusahaan masih mempunyai kemampuan untuk menghasilkan laba dari akiva dan modal yang diinvestasikan. Rp99.05 billion or 59.36, liabiliies increased Rp72.61 billion or 200.26, and as well as increased equity Rp26.44 billion, or 20.25. Meanwhile, Income Statement of Angkasa Pura Support showed growth in revenue Rp 228.33 billion, an increase of 148.78 over the previous year. It is also apply in cost of revenue and general and administraive expenses which were increased respecively by Rp 187.04 billion or 147.28 and Rp 13.86 billion or 90.92 compared to the previous year. Financial Performance of Angkasa Pura Supports in thousands Rupiah Based on the inancial raios, Angkasa Pura Supprort shows the assessment of the Company’s ability to repay short-term liabiliies had declined compared to 2013. This was due to an increase in short-term liabiliies that are greater than the increase in current assets. Nevertheless, the company sill has the ability to guarantee the current assets in short-term liabiliies. The return on assets and return on equity has declined compared to that of the previous year which was due to a decline in the proit of the company. However, the company sill has the ability to generate income from assets and capital investment. Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 209 Rasio Keuangan Utama Angkasa Pura Supports Uraian | Descripion 2014 2013 1 2 3 Cash Raio 28,10 35,96 Current Raio 167,64 379,89 Test Acid Raio 158,82 379,06 Return On Asset 9,94 4,99 Return On Equity 16,84 6,38 PT Angkasa Pura Retail Angkasa Pura Retail merupakan anak perusahaan Angkasa Pura Airports yang bergerak dalam bidang ritel duty paid and duty free, Food and Beverage, markeing communicaion service, dan commercial markeing. Pada tahun 2014, kinerja Angkasa Pura Retail menunjukkan hasil yang bervariasi. Laporan Posisi Keuangan Angkasa Pura Supports menunjukkan kinerja yang baik. Aset sebesar Rp49,57 miliar, liabilitas sebesar Rp953 juta, dan ekuitas sebesar 48,62 miliar. Sedangkan, Laporan Laba Rugi Angkasa Pura Retail menunjukkan pendapatan Rp829 juta, beban pokok pendapatan serta beban umum dan administrasi masing- masing sebesar Rp549 juta dan Rp1,94 miliar. Kinerja Keuangan Utama Angkasa Pura Retail dalam ribuan Rupiah in thousands Rupiah Uraian | Descripion 2014 2013 Pertumbuhan | Growth 1 2 3 4=2-3 5=2-33 Aset 49.574.118 - 49.574.118 NA Liabilitas 953.054 - 953.054 NA Ekuitas 48.621.064 - 48.621.064 NA Pendapatan 820.688 - 820.688 NA Beban Pokok 549.583 - 549.583 NA Beban Umum dan Administrasi 1.944.121 - 1.944.121 NA Rugi Operasional 1.673.016 - 1.673.016 NA Pendapatan Beban lain-lain 96.819.662 - 96.819.662 NA Laba Komprehensif Selama Tahun Berjalan 1.378.935 - 1.378.935 NA Sumber: Laporan Keuangan Audited Angkasa Pura Retail Sourcer: Audited Financial Statement of Angkasa Pura Retail Financial Raios of Angkasa Pura Supports PT Angkasa Pura Retail Angkasa Pura Retail is Angkasa Pura Airports’ subsidiary that is engaged in retail duty paid and duty free, Food and Beverage, markeing communicaion service, and commercial markeing. In 2014, the performance of Angkasa Pura Retail showed varying results. The Statement of Financial Posiion of Angkasa Pura Supports showed a good performance. Assets of Rp49.57 billion, liabiliies of Rp953 million, and equity amounted to Rp48.62 billion. Meanwhile, Income Statement of Angkasa Pura Retail showed Rp829 million revenue, cost of revenue and general and administraive expenses of Rp549 million and Rp 1.94 billion respecively. Financial Performance of Angkasa Pura Retail Tinjauan Keuangan 210 Lapor an T ahunan 2014 Based on the inancial raios in Angkasa Pura Retail, the assessment on the company’s ability to pay back short-term liabiliies is very strong. As for the return on assets and return on equity, the company shows a negaive value because in 2014 the company experienced losses. This indicates that the overall capital invested in have not been able to generate proits. Financial Raios of Angkasa Pura Retail Berdasarkan rasio keuangan Angkasa Pura Retail, hasil pengukuran kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek sangat baik. Sedangkan untuk return on asset dan return on equity perusahaan menunjukkan nilai negaif karena pada tahun 2014 perusahaan mengalam kerugian. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan akiva belum mampu menghasilkan laba. Rasio Keuangan Utama Angkasa Pura Retail Uraian | Descripion 2014 2013 1 2 3 Cash Raio 4.857,47 NA Current Raio 5.162,43 NA Test Acid Raio 5.157,83 NA Return On Asset 2,78 NA Return On Equity 2,84 NA Tinjauan Keuangan Financial Review Annual R eport 2014 211 Tinjauan Keuangan TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance Angkasa Pura Airports berkomitmen untuk menerapkan GCG secara berkelanjutan dalam proses perjalanan bisnis sehingga menghasilkan sustainable value bagi Pemegang Saham dan seluruh pemangku kepeningan. Komitmen terhadap penerapan GCG tersebut antara lain ditandai dengan penandatanganan Pakta Integritas, Komitmen Penerapan GCG di PT Angkasa Pura I Persero, Surat Pernyataan Insan PT Angkasa Pura I Persero, dan lainnya. Pada tahun 2014, Perusahaan meningkatkan komitmen penerapan GCG melalui penandatanganan Komitmen Program Pengendalian Graiikasi dan bekerja sama dengan KPK untuk penerapannya. of its business process to generate sustainable value for the Shareholders and all the stakeholders. The commitment to implement GCG is marked by the signing of several binding documents such as the Integrity Pact, the Commitment of Implemening GCG in PT Angkasa Pura I, the Code of Conduct of PT Angkasa Pura I, and other documents.In 2014, the Company also reinforced its commitment to implement GCG by signing the Program for Controlling Graiicaion in collaboraion with the Corrupion Eradicaion Commission KPK. 214 Lapor an T ahunan 2014 Tuntutan atas terwujudnya lalu lintas udara yang aman dan lancar di sebagian wilayah udara Republik Indonesia melalui penyelenggaraan kebandarudaraan yang mampu menjadi bandar udara tujuan dan transit pilihan bagi maskapai penerbangan domesik dan internasional semakin meningkat. Hal tersebut harus diikui dengan pelayanan dan kerja di bidang pelayanan kebandarudaraan dan pengaturan lalu lintas udara yang aman, teratur, nyaman, ramah, eisien, cepat, dan efekif yang dijalankan dengan sama baiknya di semua bandar udara yang dikelola Perusahaan. Angkasa Pura Airports menyadari bahwa penyelenggaraan kinerja operasi kebandarudaraan yang baik akan membawa pada peningkatan kinerja keuangan bagi Pemegang Saham secara berkesinambungan serta peningkatan citra Perusahaan di mata masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan Perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance GCG sudah menjadi kewajiban bagi manajemen Perusahaan dalam meningkatkan kinerja jangka panjang. GCG menjadi mekanisme yang mengatur hubungan Perusahaan dengan para stakeholders secara transparan, akuntabel, bertanggung jawab, independen dan adil. Dalam menjalankan asas transparansi, komitmen Perusahaan ditunjukkan dengan memberikan informasi idak hanya yang diwajibkan oleh regulator akan tetapi juga informasi yang bersifat sukarela yang diperlukan oleh para stakeholders . Dengan demikian, gap asimetri informasi antara Perusahaan dengan para stakeholders menjadi berkurang. Hal ini disebabka para stakeholders dapat secara mudah dan murah dalam mengakses informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Dalam menerapkan asas akuntabilitas, pencapaian target kinerja di semua level manajemen termasuk individu merupakan hal yang sangat pening bagi Perusahaan. Oleh karena itu, Perusahaan senaniasa melakukan evaluasi pengukuran Key Performance Indicator KPI beserta ketercapaiannya sehingga akan selalu tercipta perbaikan yang berkelanjutan yang selanjutnya akan meningkatkan daya saing dalam industri kebandarudaraan. The demand for safe and smooth air transportaion traic in Indonesia supported by the airports as transit and desinaion airports-that are chosen by internaional and domesic airlines- has been coninually increasing. This demand must be responded by providing safe, systemized, comfortable, hospitable, eicient, fast, and efecive airport service in all airports under the management of Angkasa Pura Airports. Angkasa Pura Airports is aware that good performance of airport operaions shall also promote the inancial performance of the Company for the sake of the Shareholders as well as for the Company’s image. Therefore, Good Corporate Governance principles are mandatory for the Company’s management to implement for long term good performance of the Company. GCG is the mechanism in managing the Company’s relaion with Stakeholders in a transparent, accountable, responsible, independent and fair manner. The commitment of the Company in upholding the principles of transparency is shown not only by providing informaion on the compulsory regulaion necessary for the stakeholders but also voluntary informaion. Therefore, this would reduce the asymmetry gap between the Company and the stakeholders. Stakeholders would have easy access to informaion needed for their decision making process. In implemening the principles of accountability, it is important for the company to achieve the target of the management as well as the personal target performance of the individuals at all levels. Therefore, the company coninuously evaluates the performance of the management by applying the Key Performance Indicator KPI as assessment indicators and evaluate the achievement of the Company to ensure coninuous improvement in facing the compeiive airport industry. Moivasi Penerapan GCG The Reason for Implemening GCG Annual R eport 2014 215 Terkait dengan asas tanggung jawab responsibilitas, Perusahaan senaniasa memasikan pemenuhan aturan perundang-undangan dan melakukan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungannya. Perusahaan memiliki komitmen yang inggi terhadap kedua hal tersebut. Dengan demikian, kesinambungan dalam jangka panjang akan terpelihara. Asas independensi sangat ditegakkan oleh Perusahaan dalam pengelolaan usahanya. Perusahaan sangat berupaya untuk idak adanya saling dominasi dan intervensi dari pihak lain dalam pengambilan keputusan. Perusahaan sangat menghindari terjadinya konlik kepeningan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dalam rangka menerapkan asas keadilan, Perusahaan berkomitmen untuk senaniasa memperhaikan kepeningan Pemegang Saham dan stakeholders lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Semua stakeholders mendapatkan perlakuan yang sama dalam pemenuhan hak-haknya. Dengan komitmen dan kepatuhan pada penerapan GCG tersebut, Perusahaan telah merasakan manfaatnya antara lain melalui adanya peningkatan kepercayaan Pemegang Saham dan stakeholders lainnya, antara lain karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat dan lainnya sehingga tercipta pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan. Tujuan Penerapan GCG Penerapan GCG di Angkasa Pura Airports ditujukan untuk: 1. Memaksimalkan Nilai Perusahaan dengan cara meningkatan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional; 2. Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan eisien, serta memberdayakan fungsi dan kemandirian pengelola perusahaan; Moivasi Penerapan GCG In upholding the principles of responsibility, the Company prioriizes compliance to the law and regulaions and takes responsibility over the community and the environment. The company has strong commitment towards the two menioned aspects to ensure sustainable management pracice. The principle of independency is also strongly enforced by the company in managing the business. The company endeavors to prevent any dominance or interference from other paries in decision making. The company avoids any conlict of interest in running the business. In implemening the principles of fairness and equality, the company is commited to focus on the interest of Shareholders and Stakeholders on fair and equal grounds so that all stakeholders are treated equally in exercising their rights. Having commitment in implemening GCG, the Company has gained beneits from the growing trust of shareholders and stakeholders, including employees, customers, suppliers, community and so forth that simulates long term business growth. GCG Objecives The objecives of GCG implemented at Angkasa Pura Airports, are: 1. Maximizing company’s value by strengthening the principles of transparency, accountability, responsibility, independency, and equality so the company can have a strong compeiive efort, in the domesic as well as internaional market 2. Oriening the Company to manage in a professional, transparent, eicient manner and strengthen the funcion and autonomy of the company’s management. 216 Lapor an T ahunan 2014 3. Mendorong agar pengelola Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan indakan dilandasi dengan moral yang inggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan; 4. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional; 5. Meningkatkan iklim investasi nasional. Dasar Penerapan GCG Penerapan GCG di Angkasa Pura Airports mengacu kepada beberapa ketentuan yang belaku, yaitu: 1. Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN; 2. Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2001 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero; 4. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01 MBU2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN dan perubahannya Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-09MBU2012 tanggal 6 Juli 2012; 5. Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-16S.MBU2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang IndikatorParameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada BUMN; serta 6. Pedoman GCG Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG. Selain itu, untuk lebih mengefekikan implementasi GCG, Perusahaan juga melakukan penelaahan terhadap prakik- prakik bisnis terbaik yang melipui antara lain: 3. Ensuring the company’s management to uphold high moral values in decision making and taking acion and conformity to the prevailing laws and regulaions as well as awareness of company’s social responsibiliies to both stakeholders and the environment for sustainability. 4. Enhancing the Company’s contribuion to the naional economy 5. Creaing a conducive naional investment climate Legal Basis for Implemening GCG The implementaion of GCG in Angkasa Pura Airports is based on the prevailing provisions, as follows: 1. Law `of the Republic of Indonesia Number 19 of 2003 Indonesia State-Owned Enterprise BUMN 2. Law of the Republic of Indonesia Number 40 of 2007 on Limited Liability Companies 3. Government Regulaion of the Republic of Indonesia Number 45 of 2001 on the Amendment of Government Regulaion in lieu of Law No. 12 of 1998 relaing to Public Companies Persero 4. Regulaion of the Minister of State-Owned Enterprises No. PER-01MBU2011, dated 2 August 2011, and PER-09 MBU2012 dated 6 July 2012, on the Implementaion of Good Corporate Governance in SOE State-Owned Enterprises 5. Decree of the Secretary of the Ministry of State-Owned Enterprises No. SK-16S.MBU2012 dated June 6, 2012 on the IndicatorParameter for Assessment and Evaluaion of Good Corporate Governancein State- owned Enterprises. 6. GCG Codes issued by Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG In addiion, to enhance the efeciveness of implemening GCG, the company also reviews the best pracices in business that comprise of: Annual R eport 2014 217 1. Prinsip-prinsip Corporate Governance untuk Stated Owned Company yang dikembangkan oleh Organizaion for Economic Co-operaion and Development OECD; dan 2. ASEAN Corporate Governance Scorecard. Internalisasi dari berbagai peraturan perundang-undangan dan pedoman tersebut ke dalam kebijakan internal Perusahaan merupakan komitmen dari Dewan Komisaris dan Direksi beserta seluruh human capital Perusahaan. Komitmen terhadap penerapan GCG tersebut ditunjukkan sebagai berikut. Infrastructure Sotstructure GOOD CORPORATE SUSTAINBILITY GCG PRINCIPLE GCG COMMITMENT Transparency Accountability Independency Responsibility Misi Mission Fairness Nilai Budaya Perusahaan Culture Values Visi Vision GCG STRUCTURE Komitmen terhadap penerapan tata kelola Perusahaan yang baik secara berkelanjutan Pemegang Saham dan RUPSPemilik Modal Dewan Komisaris Direksi Pengungkapan informasi dan transparansi • RUPS General Meeing of Shareholders • Dewan Komisaris Board of Commis- sioners • Direksi Board of Directors • Organ Pendukung Supporing Organs • Pedoman CoCG Code of Corporate Governance • Board Manual Board Manual • Pedoman Eika Perusahaan Code of Ethics • SOP • Commitment on implemening coninuous GCG • Shareholders and General Meeing of ShareholdersInvestors • Board of Commissioners • Board of Directors • Disclosure of informaion and transparency GCG MECHANISM 1. Principles of Corporate Governance for Stated Owned Company designed by Organizaion for Economic Co- operaion and Development OECD; and 2. ASEAN Corporate Governance Scorecard. Internalizaion of the various laws and regulaions incorporated into the company’s internal policy is also a commitment of the Board of Commissioners and Board of Directors and all of the company’s human capital. The commitment towards the GCG implementaion is presented as follows: 218 Lapor an T ahunan 2014 Komitmen Angkasa Pura Airports dalam menerapkan GCG ditunjukkan dari Visi, Misi dan Nilai Budaya Perusahaan. Visi Perusahaan untuk menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelola bandar udara terbaik di Asia diwujudkan dalam Misi Perusahaan dengan didasarkan pada nilai Budaya Perusahaan. Dalam mewujudkan Visi dan menjalankan Misi, Perusahaan senaniasa berpegang pada asas-asas GCG, yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness . Berdasarkan asas-asas GCG, Perusahaan mengembangkan struktur GCG yang melipui GCG infrastructure dan GCG sotstructure guna menjalankan mekanisme GCG sesuai peraturan perundang-undangan serta best pracices yang ada. Dengan mendasarkan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip GCG, diharapkan akan tercipta kesinambungan usaha dalam jangka panjang. Pelaksanaan Implementasi GCG Pada prinsipnya pelaksanaan penerapan GCG di Angkasa Pura Airports berjalan dengan baik dan dilaksanakan oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh human capital pada seiap kegiatan dengan tujuan untuk melindungi kepeningan Perusahaan, Shareholders dan stakeholders. Mekanisme pelaksanaan implementasi GCG digambarkan dalam siklus implementasi berikut. The commitment of Angkasa Pura in implemening GCG is shown in the company’s vision, mission and values. The vision of the company to be one of the top ten Best Airports Management Company in Asia is incorporated in the company’s mission based on the corporate culture values. In maintaining the values and execuing the mission, the company coninuously upholds the GCG principles that include the priniciples of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness. Based on these GCG principles, the company has developed the GCG structures that consist of infrastructure and sot structure to execute the GCG in compliance with the law and regulaions and the current best pracices. By applying business aciviies based on the GCG principles, then it is expected that a long-term sustainable business would be achieved. Implementaion of GCG In principle, the implementaion of GCG at Angkasa Pura Airports has been running well and fully supported by the Board of Commissioners, Board of Directors and all personnel in every acivity to protect the interests of the company, shareholders, and stakeholders. The cycle of GCG Implementaion is presented as follows: Standar Standard Pelak sanaan Implemen ing Pemantauan Monitoring Evaluasi Diri Self Assessment Evaluasi Ek sternal Ext ernal Evalua ion Tindakan Koreksi Correcional Acion Peningk atan kualit as termasuk benchmarking Quality Impr ovemen t Including benchmarking Annual R eport 2014 219 Penetapan Standar Kualitas Implementasi GCG Standar implementasi GCG dibutuhkan sebagai acuan dasar dalam rangka mewujudkan Visi dan menjalankan Misi Perusahaan. Acuan dasar tersebut melipui kriteria yang akan dicapai dari berbagai aspek yang terkait dengan implementasi GCG. Standar implementasi juga dimaksudkan untuk memacu Perusahaan untuk meningkatkan kualitas implementasi GCG. Standar tersebut dirumuskan berdasarkan peraturan terkait, masukan dari stakeholders, hasil assessment dan benchmarking. Standar implementasi GCG di Perusahaan khususnya mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-09MBU2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN dan Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-16S.MBU2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada BUMN. Pelaksanaan dan Pemantauan Implementasi GCG Pelaksanaan dan pemonitoran implementasi GCG memerlukan pembentukan dan penguatan GCG infrastructure dan sotstructure. GCG infrastructure dapat dideinisikan sebagai suatu cara bagaimana akivitas organisasi Perusahaan dibagi, diorganisir dan dikoordinasikan. Melalui pembentukan dan penguatan GCG infrastructure, maka peran dan fungsi masing-masing organ akan menjadi jelas dan tegas. Sedangkan, GCG sotstructure adalah seperangkat aturan dan kebijakan yang dimiliki Perusahaan dalam menjalankan akivitas usaha. Untuk menjamin bahwa standar yang telah ditetapkan dilaksanakan, dipenuhi, dievaluasi, dan diingkatkan, maka Perusahaan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan implementasi GCG. Standardizaion of GCG Quality In implemening GCG, it is necessary to set a standard as a basic reference in order to achieve the Vision and execute the Mission of the Company. The basic reference covers the criteria to be achieved in implemening GCG. The implementaion standard is also aimed to moivate the company to improve the GCG quality. The standard is formulated based on related regulaions, inputs from stakeholders, assessment outcomes, and benchmarking. The GCG standard paricularly refers to the Regulaion of the Minister of State-Owned Enterprise No.PER-09 MBU2012 dated 6 July 2012, regarding the Implementaion of Good Corporate Governance in SOE State-Owned Enterprises and the Decree of the Secretary of the Ministry of State-Owned Enterprises No. SK-16S.MBU2012 dated June 6, 2012 concerning the IndicatorParameter for Assessment and Evaluaion of Good Corporate Governance Implementaion in State-owned Enterprise. Implementaion and Monitoring of GCG The implementaion and monitoring of GCG requires strong infrastructure and sot-structure. The GCG infrastructure can be deined as the method of how the acivity of the organizaion is divided, organized and coordinated. By shaping and strengthening the infrastructure, the role and funcion of each unit would beclear and deinite whereas the sot-structure is a set of regulaions and policy of the company in conducing the business aciviies. To assure that a standard is established, implemented, fulilled, evaluated and improved, the company must monitor and evaluate the execuion of GCG implementaion 220 Lapor an T ahunan 2014 Assessment GCG Self Assessment dan Evaluasi Eksternal Assessment GCG merupakan upaya sistemaik untuk menghimpun dan mengolah data fakta dan informasi yang handal dan sahih sehingga dapat disimpulkan kenyataan yang dapat digunakan sebagai landasan indakan manajemen agar pelaksanaan GCG dapat dilakukan secara efekif. Assessment menjadi bagian dari mekanisme check and balances. Dengan assessment, maka capaian kegiatan dapat diketahui dengan pasi dan indakan lebih lanjut untuk memperbaiki kinerja suatu kegiatan dapat ditetapkan. Angkasa Pura Airports secara berkala melakukan pengukuran implementasi GCG assessment GCG di Perusahaan sejak tahun 2007. Hal ini dilakukan untuk memperoleh penilaian yang objekif mengenai implementasi GCG di perusahaan. Assessment GCG di Perusahaan dapat dilakukan secara mandiri oleh internal Perusahaan self assessment ataupun dengan menggunakan jasa pihak independen evaluasi eksternal. Angkasa Pura Airports melaksanakan evaluasi eksternal yang dimaksudkan untuk mendapatkan second opinion terhadap kualitas implementasi GCG dalam rangka perbaikan kualitas implementasi GCG di Perusahaan secara berkelanjutan. Evaluasi eksternal yang dilakukan Perusahaan melalui pihak independen, khususnya Badan Pemeriksa Keuangan BPK, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP, serta pihak lainnya yang ditunjuk Perusahaan. Adapun pencapaian hasil assessment GCG Angkasa Pura Airports dalam 5 lima tahun terakhir sebagai berikut. GCG Assessment Self Assessment And External Evaluaion GCG Assessment is a systemaic efort to collect and process reliable and valid data facts and informaion that is used as management tool to draw conclusions and take acionsand ensure that the GCG implementaion is efecively implemented. The assessment process is part of the check and balances mechanism, thus the achievement can be ascertained and a further acion to improve the performance of an acivity can be determined. Angkasa Pura Airports has conducted regular GCG assessments since 2007, which is aimed to obtain objecive assessment on GCG implementaion independently as a self-assessment or conducted by an independent party external evaluaion. Angkasa Pura Airports conducted further external evaluaion to seek a second opinion on the quality of GCG implementaion.The external evaluaion was carried out by an independent party, namely by the Audit Board BPK, the Financial and Development Supervisory Agency BPKP and other appointed party. The results from the GCG assessment in the past 5 years, are presented as follows: Annual R eport 2014 221 Tahun Pelaksanaan Assessment GCG The year of GCG Assessment Skor Assessment GCG GCG Assessment score Kategori Category Pelaksana Assessor 2014 84,05 Baik Good Self assessment dengan didampingi Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan Self-Assessment jointly with the Center for Development of Accountancy and Finance 2013 74,24 Cukup Baik Fair BPKP DKI Jakarta The Financial and Development Supervisory Agency BPKP Jakarta 2012 - - - 2011 81,16 Baik Good BPKP DKI Jakarta Financial and Development Supervisory Agency BPKP Jakarta 2010 80,53 Baik Good BPKP DKI Jakarta Financial and Development Supervisory Agency BPKP Jakarta Review hasil assessment GCG tahun sebelumnya berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01MBU2011 dengan melakukan penyempurnaan dokumen terkait GCG dengan bantuan BPKP DKI Jakarta. Review of GCG assessment from previous year based on Regulaion of the Minister of State-Owned Enterprise No. PER-01MBU2011 by amendment of the GCG related documents assisted by BPKP DKI Jakarta Pada tahun 2014, Angkasa Pura Airports telah melakukan self assessment GCG dengan didampingi oleh Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan. Pelaksanaan assessment GCG tersebut berdasarkan Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-16S.MBU2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada BUMN. Indikator yang digunakan dalam assessment GCG tersebut melipui: 1. Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan; 2. Pemegang Saham dan RUPSPemilik Modal; 3. Dewan KomisarisDewan Pengawas; 4 Direksi; 5. Pengungkapan informasi dan transparansi; serta 6. Aspek lainnya. Hasil assessment GCG Angkasa Pura Airports pada 2014 sebagai berikut. In 2014, Angkasa Pura Airports conducted the GCG self assessment in collaboraion with PPAK. The GCG assessment was based on the Decree of the Secretary of the Ministry of State-Owned Enterprises No. SK-16S.MBU2012 dated June 6, 2012 regarding the IndicatorParameter for Assessment and Evaluaion of Good Corporate Governance in State-owned Enterprises. The indicators that were applied in assessing the GCG comprised of: 1. Commitment on implementaion of GCG 2. Shareholders and stockholders 3. Board of Commissioners Board of Supervisors 4. Board of Directors 5. Informaion disclosure and transparency; and 6. Other aspects The results of the GCG assessment in Angkasa Pura Airports in 2014 are presented as follows 222 Lapor an T ahunan 2014 No. Kriteria Criteria Bobot Weighted Skor Score Capaian Achievement 1. Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan Commitment in implemening sustainable GCG 7,00 3,57 51,00 2. Pemegang Saham dan RUPSPemilik Modal Shareholders and investors 9,00 8,35 92,70 3. Dewan Komisaris Board of Commissioners 35,00 31,84 91,00 4. Direksi Board of Directors 35,00 32,54 93,00 5. Pengungkapan Informasi dan Transparansi Informaion disclosure and transparency 9,00 7,74 86,00 6. Aspek Lainnya Other aspects 5,00 - - Skor Keseluruhan Total score 100,00 84,05 84,05 Kualitas Penerapan GCG The quality of GCG implementaion BAIK GOOD Dari hasil assessment GCG tersebut, terdapat 32 rekomendasi yang perlu diindaklanjui. Jumlah rekomendasi yang dihasilkan tersebut lebih sedikit dari jumlah rekomendasi yang dihasilkan pada tahun 2013, yaitu sebanyak 75 rekomendasi. Hal ini menunjukkan peningkatan kualitas implementasi GCG Angkasa Pura Airports di tahun 2014. Peningkatan Kualitas dan Benchmarking Hasil dari evaluasi internal maupun eksternal serta ditambah dengan masukan dari seluruh stakeholders digunakan sebagai perimbangan dalam melakukan peningkatan kualitas implementasi GCG. Ada 2 dua macam peningkatan kualitas, yaitu peningkatan kualitas untuk mencapai standar kualitas yang ditetapkan dan peningkatan kualitas dalam konteks peningkatan standar kualitas yang telah dicapai melalui benchmarking. From these results, there were 32 recommendaions that needed to be addressed. However, the number of recommendaions was fewer than the total number of recommendaions from the previous year in 2013 which totaled 75 recommendaions. This is an indicaion that the GCG implementaion in Angkasa Pura Airports in 2014 has improved. Quality Improvement and Benchmarking Both results from internal as well as external evaluaions along with inputs from all stakeholders were reviewed to improve the quality of GCG implementaion. There are two types of quality improvements: quality improvement to achieve a pre-set standard quality and quality improvement by benchmarking. Annual R eport 2014 223 Penerapan Program Pengendalian Graiikasi Pada tahun 2014, Angkasa Pura Airports telah meningkatkan kualitas implementasi GCG, antara lain dengan menerapkan Program Pengendalian Graiikasi. Penerapan tersebut dimulai sejak penandatanganan Komitmen Program Pengendalian Graiikasi PPG pada tanggal 11 April 2014, antara Komisaris Utama dengan President Director Angkasa Pura Airports, serta dengan Direktur Graiikasi KPK. Penandatanganan Komitmen PPG tersebut disaksikan langsung oleh Sekretaris Direktorat Jendral Perhubungan Udara, seluruh Dewan Komisaris dan Direksi Angkasa Pura Airports, seluruh Direksi Anak Perusahaan Angkasa Pura Airports AP Hotel, AP Supports, AP Logisik, AP Property, serta pejabat di lingkungan Angkasa Pura Airports. Penandatanganan komitmen tersebut diikui dengan penyerahan drop box Pelaporan Graiikasi yang berfungsi sebagai kotak pengaduan tempat penyampaian masyarakat terhadap kinerja insan Perusahaan. Menindaklanjui penandatanganan komitmen tersebut, Perusahaan telah melaksanakan beberapa program pengendalian graiikasi sebagai berikut. a. Workshop Penyusunan Aturan Pengendalian Graiikasi dan Mekanisme Pemrosesan Pelaporan Graiikasi Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 28-30 April 2014 di Bandung tersebut, telah menghasilkan Keputusan Direksi Nomor: KEP.85PG.012014 tentang Pedoman Pengendalian Graiikasi PT Angkasa Pura I Persero pada tanggal 3 Juli 2014. b. Training of Trainers Pengendalian Graiikasi Pelaihan tersebut terdiri dari 2 dua angkatan, yaitu: • Angkatan I diselenggarakan di Bali pada tanggal 12- 14 Mei 2014, • Angkatan II diselenggarakan di Balikpapan, pada tanggal 4-6 Juni 2014. Peserta pada Training of Trainers tersebut diharapkan menjadi agent of change Tunas Integritas pelaksanaan Pengendalian Graiikasi di Perusahaan. c. Workshop Program Pengendalian Graiikasi di seluruh kantor cabang Pada kegiatan sosialisasiworkshop tersebut, telah dilakukan penandatanganan Komitmen Pelaksanaan Gratuity Control Program In 2014, as part of GCG quality enhancement, Angkasa Pura launchedthe Gratuity Control Program that was signed under the Commitment of Gratuity Control Program PPG on April 11, 2014, between President Commissioner and the President Director of Angkasa Pura Airports as well as by the Director for Gratuity of the Corrupion Eradicaion Commission KPK. The signing of the Commitment on PPG was witnessed by the Secretary of the Director General of Civil Aviaion, all subsidiary companies of Angkasa Pura Airports,all of the Board of Directors of subsidiaries AP Hotel, AP Supports, AP Logisic, and AP Property, as well as Angkasa Pura Airports oicials. The signing ceremony was followed by the symbolic handing over of the Gratuity Reporing Drop Box which funcions as a complaint box for the public to report the performance of Angkasa Pura employees. As a follow up of signing of this commitment, the company conducted and paricipated in several gratuity control programs asfollows: a. Workshop on developing the Regulaion for Gratuity Control and the SOP for Gratuity Reporing held on 28- 30 April2014 in Bandung and resulted in producing the Decree of the Board of Directors No: KEP.85PG.012014 on Gratuity Control Code of PT Angkasa Pura IPersero dated 3 July 2014. b. Training of Trainers on Gratuity Control. The training consists of 2 two batches: • First batch was held in Bali on12-14 May 2014 • Second Batch was held in Balikpapan on 4-6 June 2014 The trainers are expected to be Agents of Change in implemening Gratuity Control in the company. c. Gratuity Control Program Workshops held at all branches oice. In this disseminaionworkshop program, the General Managers of all branches signed the Commitment on 224 Lapor an T ahunan 2014 Gratuity Control Program with work partners vendors, concessioners, custodian banks, airlines and ground handling services and all branch employees. d. Paricipated in Integrity Expo Inthis Expo event, Angkasa Pura Airports was awarded by KPK as “the Best Indonesian State-Owned Enterprise with the Best Gratuity Control Unit in 2014” Reporing Gratuity Under the Gratuity Control Code, the Compliance Department as the Gratuity Control Unit UPG of Angkasa Pura Airports, receives and processes reports on gratuity transacions to KPK. The mechanism in handling gratuity reports and the control mechanism in Angkasa Pura Airports are arranged as follows: Mechanism of Gratuity Controling and Reporing Program Pengendalian Graiikasi oleh General Manager seluruh Kantor Cabang, mitra kerja vendor, konsesioner, bank kustodian, airlines, ground handling , serta seluruh karyawan kantor cabang. d. Ikut serta dalam Integrity Expo Pada Integrity Expo tersebut, Angkasa Pura Airports mendapatkan penghargaan dari KPK sebagai “BUMN Dengan Unit Pengendali Graiikasi UPG Terbaik Tahun 2014”. Pelaporan Graiikasi Sesuai dengan Pedoman Pengendalian Graiikasi, Compliance Department sebagai Unit Pengendalian Graiikasi UPG Angkasa Pura Airports, menerima dan meneruskan pelaporan penerimaan dan pemberian graiikasi kepada KPK. Adapun mekanisme penanganan pelaporan dan pengendalian graiikasi Angkasa Pura Airports sebagai berikut. Mekanisme Penanganan Pelaporan dan Pengendalian Graiikasi Mekanisme Penanganan Pelaporan dan Pengendalian Graiikasi Whistleblowing Mechanism and Gratuity Control HadiahFasilitas GitFacility Pelopor Declarer Review oleh Unit Pengendali Graiikasi UPG Reviewed by Gratuity Control Unit UPG Analisa oleh UPG Analyzed by UPG Milik Pelapor Declarer’s Possesion Analisa oleh KPK Analyzed by KPK Milik Negara State Possesion Milik Instansi Insituion’s Possesion Milik Pelapor Declarer’s Possesion Rekapitulasi Laporan Graiikasi Recapitulaion of Gratuity Report Data Base KPK KPK Data Base Analisa oleh Penetapan Status Analysis on the Status of Git Penetapan Kepemilikan Declarer Possesion Terkait Kedinasan Work Related Terkait Jabatan Posiion Related Annual R eport 2014 225 Sampai dengan 31 Desember 2014, terdapat 37 iga puluh tujuh laporan penerimaan graiikasi, dengan nilai setara uang sebesar Rp135.521.000. Struktur dan Mekanisme GCG Struktur GCG Angkasa Pura Airports terdiri dari GCG infrastructure dan GCG sot structure. Berdasarkan Undang- undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, GCG infrastructure yang selanjutnya disebut Organ Perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi. Organ Perusahaan memainkan peran kunci dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Organ Perusahaan menjalankan fungsinya masing-masing sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Anggaran Dasar Perusahaan, dan ketentuan lainnya atas dasar prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk memelihara kesinambungan usaha Perusahaan. Organ Perusahaan memiliki struktur dan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik untuk menjalankan akivitas operasionalnya. Struktur Organ Perusahaan Angkasa Pura Airports sebagai berikut. Rapat Umum Pemegang Saham General Meeing of Shareholders Dewan Komisaris Board of Commissioners Organ Pendukung Supporing Organs Direksi Board of Directors Jajaran Manajemen Management Unil 31 December 2014, there were 37 gratuity reports, with a value of Rp 135,521,000. Structure and Mechanism of GCG The GCG structure of Angkasa Pura Airports consists of GCG infrastructure and GCG sot structure. Based on Law No. 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies, the GCG infrastructure herein ater referred to as the Company’s Organs comprises of the General Meeing of Shareholders, the Board of Commissioners and the Board of Directors. The Company’s organs play an important role in the successful implementaion. Company Organs carry out each funcions in line with the law, Aricles of Associaion of the company, and other sipulaion based on the principle of each organs has independency in carry out tasks, funcions and responsibiliies to maintain the Company’s business sustainability. Company Organs has a good GCG structure and mechanism to run its operasional aciviies. Angkasa Pura Airports Company organs structure as follow. 226 Lapor an T ahunan 2014 Untuk menjamin terlaksananya prakik-prakik GCG terbaik di Angkasa Pura Airports, Perusahaan telah membangun GCG sotstructure, antara lain berupa pedoman dan kebijakan terkait GCG. Tujuan membangun GCG sotstructure antara lain: • Melengkapi kebijakan pendukung dalam penerapan GCG; • Menjadi pedoman bagi Perusahaan dalam menjalankan akivitas sehari-hari sesuai dengan budaya corporate culture yang diharapkan; • Merupakan bentuk komitmen tertulis bagi seluruh jajaran dan ingkatan organisasi Perusahaan dalam rangka meningkatkan disiplin dan tanggung jawab Organ Perusahaan untuk menjaga kepeningan stakeholders sesuai dengan tanggung jawab masing- masing. Beberapa pedoman dan kebijakan terkait GCG yang dimiliki Perusahaan adalah: a. Pedoman Corporate Governance; b. Pedoman Eika Perusahaan; c. Board Manual; d. Piagam Komite Audit; e. Piagam Internal Audit; f. Perjanjian Kerja Bersama 2014-2016; g. Pedoman Pengendalian Graiikasi; serta h. Kebijakan dan Standard Operaing Procedure SOP. Pedoman dan kebijakan tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh Dewan Komisaris, Direksi dan human capital Perusahaan, serta telah menjadi landasan kegiatan operasional Perusahaan. Perusahaan senaniasa melakukan pemantauan dan evaluasi penerapannya secara koninyu. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham RUPS adalah Organ Perusahaan yang mempunyai wewenang yang idak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-undang danatau Anggaran Dasar. RUPS memiliki wewenang mengangkat dan memberhenikan Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan, menetapkan alokasi To ensure GCG best pracice at Angkasa Pura Airports, the company has developed the GCG sot structure that includes policies and guidelines related to GCG. The objecives of establishing the GCG sot structure, are among others: • Complemening support policies in GCG implementaion; • Become guidelines for companies in running business daily it with the expected corporate culture; • As a form of commitment to all oicial ranks and level in order to enhance Company Organs responsibility and discipline to keep the stakeholders interest in line with each responsibiliies. The guidelines and policies on GCG include the following: a. Code of Corporate Governance; b. Code of Conduct; c. Board Manual; d. Decree of Audit Commitee; e. Decree of Internal Commitee; f. MOU 2014-2015 g. Gratuity Control Charter; and h. Policies and Standard Operaing Procedures SOP These codes and policies have been disseminated to all the Board of Commissioners, Board of Directors and the human capital division, and is the foundaion of the company’s operaion aciviies. The company coninously monitors and evaluates the implementaion of GCG. General Shareholders Meeing General Shareholders Meeing GSM is one of the Company’s organs that assumes the authority that is not conferred to Board of Directors nor to the Board of Commissioners within a speciied limitas sipulated in the law andor in the Aricles of Associaion. The GSM is authorized to appoint and dismiss Board of Directors and Board of Commissioners, evaluate the performance of the Board of Directors and Board of Commissioners, raify any amendment of the Aricles of Associaion, approve the Annual R eport 2014 227 penggunaan laba, menunjuk akuntan publik, serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi dan fasilitas Dewan Komisaris dan Direksi. RUPS terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. Pelaksanaan RUPS melalui proses pengumuman dan pemanggilan RUPS yang dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Bahan informasi yang diperlukan terkait pelaksanaan RUPS disampaikan bersamaan dengan pemanggilan RUPS. Namun jika hal tersebut belum tersedia pada saat pemanggilan RUPS, maka bahan informasi tersebut akan disampaikan pada saat RUPS diselenggarakan. Pada tahun 2014, Angkasa Pura Airports telah melaksanakan 1 satu kali RUPS Tahunan dan 1 satu kali RUPS Luar Biasa. Uraian penyelenggaraan RUPS tersebut sebagai berikut. Pelaksanaan RUPS Tahun 2014 1. RUPS Tahunan tanggal 24 Maret 2014 Pelaksanaan RUPS Waktu : 10.00 – 11.00 WIB Tempat : Ruang Rapat Lantai 12A Kantor Kementerian BUMN Jalan Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat Agenda RUPS • Persetujuan Laporan Tahunan Perusahaan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2013. • Pengesahan Laporan Keuangan Perusahaan dan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL Tahun Buku 2013 sekaligus pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya volledig acquit et decharge kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan atas indakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2013. • Penetapan penggunaan laba bersih Perusahaan tahun buku 2013. Annual Report, sipulate the allocaion of proit uilizaion, appoint public accountants, and determine the the amount and type of compensaion and faciliies for Board of Directors and Board of Commissioners. The GSM consists of the Annual General Shareholders Meeing and the Extraordinary General Shareholders Meeing. The GSM is announced and the noice is issued to all shareholders in compliance with the prevailing provisions. All informaion material related to the GSM shall be delivered along with the GSM noice. However, if the materials are not yet available upon the issuance of GSM noiicaion then the material will be provided at the ime of the GSM. In 2014, Angkasa Pura Airports had conducted one 1 Annual GSM and one 1 Extraordinary GMS. The descripion of GSM convenion is as follows. General Shareholders Meeing in 2014

1. Annual GSM held on 24 March 2014 GMS held at: