Annual R eport 2014
155
• Upaya untuk melakukan pendekatan dan menjalin
komunikasi dengan mitra kerja guna mendapatkan masukan atas kegiatan operasional di Kantor
Cabang secara umum; •
Guna menampung permasalahan dan kendala-kendala yang dialami sehingga dapat
menjadikan masukan bagi Perusahaan sebagai
pengelola bandara agar ke depannya dapat lebih meningkatkan kualitas layanan bandara;
• Memperoleh feedback yang bermanfaat dan
membangun networking
guna mendukung kegiatan
Aviaion Markeing.
2. Kegiatan Internasional
Selain mengadakan pertemuan, Angkasa Pura Airports juga mengikui pertemuan internasional yang diadakan
oleh berbagai pihak, yaitu Routes . Routes merupakan
kegiatan internasional yang mempertemukan maskapai penerbangan, pengelola bandara, dan elemen lainnya
pada industri aviasi. Kegiatan tersebut diadakan melalui sesi tatap muka dan eksposur desinasi, produk dan
jasa lainnya dalam bentuk sebuah pameran business to
business ataupun sebuah panel diskusi.
Dalam event Routes Asia 2014, para delegasi juga
memasarkan beberapa Bandar Udara unggulan yang dikelola Angkasa Pura Airports yaitu Bandar Udara I Gusi
Ngurah Rai-Bali dan Bandar Udara Juanda Surabaya. Selain mendapat dampak langsung berupa potensi
penambahan rute baru yang dapat meningkatkan
pendapatan, Perusahaan juga mendapat manfaat lain yaitu mengenalkan Angkasa Pura Airports kepada
dunia bisnis Aviasi di kawasan Asia. Selain itu, dalam event tersebut Angkasa Pura Airports mendapat banyak
masukan dan kendala-kendala terkait permasalahan dalam mengelola airport dari pengguna jasa di kawasan
Asia, sehingga ke depannya Angkasa Pura Airports dapat melakukan perbaikan.
Beberapa Routes yang diikui Perusahaan pada 2014 adalah Routes Asia ke XII - di Kuching-Sarawak Malaysia
pada tanggal 9-11 Maret 2014, World Routes ke XX – di •
Establish close communicaion with business partners to obtain input on operaional aciviies
at the Branch Oice in general;
• Idenify problems and constraints and provide
inputs to the Company as the manager of the airport, to be able to address these issues and
improve the quality of airport services;
• Obtain useful feedback and build networking to
support Aviaion Markeing.
2. Internaional Events
Besides organizing meeings, Angkasa Pura Airports also paricipated in periodical internaional meeings
known as Routes. Routes is an internaional event that brings together airlines, airport managers, and other
elements in the aviaion industry. The event involves face-to-face sessions and exposure of desinaions,
products and other services in the form of a business to business exhibiions or discussion panels.
In the 2014 Routes Asia event, the delegaion of Angkasa Pura also took the opportunity to market the
lagship airport managed by Angkasa Pura Airports that included I Gusi Ngurah Rai Airport, Bali and Juanda
Airport in Surabaya.In addiion to exploring potenial new routes that can boost revenue, the Company
also took the opportunity to introduce Angkasa Pura Airports to the world of aviaion business in Asia.
Moreover, in this event Angkasa Pura Airports received
many inputs and lesson learned in managing airports from the service users in Asia region, so that Angkasa
Pura Airports would be able to address the issues and make improvements.
In 2014, the Company atended the XII- Routes Asia–in Kuching, Sarawak, Malaysia held on 9-11 March 2014
and the XX World Routes - in Chicago held on 21-24
156
Lapor an T
ahunan 2014
Chicago pada tanggal 21-24 September 2014, TFWA Asia Pasiic Exhibiion and Conference yang diadakan oleh
Tax Free Worlds Associaion TFWA – di Singapura pada tanggal 11-15 Mei 2014 dan Bangalore and Mumbay
Inspiraion Trip serta Sharing Knowledge tanggal 10-23 Desember 2014.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah permintaan Cebu Air tentang
penggunaan Bandar Udara Frans Kaisiepo-Biak sebagai Alternate Aerodrome, permintaan Air Asia untuk
menjadikan Bandar Udara I Gusi Ngurah Rai sebagai HUB, Eihad Airways, Air Asia X dan Bangkok Airways
menginkan
slot ime pada jam-jam peak hours di Bandara I Gusi Ngurah Bali dan rencana Saudi Arabia
Airlines untuk melaksanakan penerbangan umroh di Bandar Udara Juanda Surabaya yang sudah terealisasi.
Prospek Usaha Angkasa Pura Airports 2015
Prospek usaha Angkasa Pura Airports sangat terkait dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada umumnya dan
proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada khususnya. Pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan sebesar
3,5 di 2015 dan 3,8 di 2016. Pertumbuhan negara EM diproyeksikan akan mencapai sebesar 4,3 pada 2015 dan
4,7 pada 2016. Untuk negara-negara di Asia diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,6 di 2015 dan
6,4 di 2016.
Indikator Perekonomian Global
dalam persen
in percentage
Uraian
Descripion
Proyeksi |
Projecion
2015 2016
PDB Dunia | World GDP 3,5
3,8
Negara Maju | Developed Countries
2,4 2,4
Amerika Serikat | United States of America
3,1 3,1
Kawasan Eropa | Europe Region
1,5 1,6
Jepang | Japan
1,0 1,2
Inggris | Great Britain
2,7 2,3
Kanada | Canada
2,2 2,0
Lainnya | Others
2,8 3,1
September 2014. TFWA Asia Paciic Exhibiion and Conference held by the Tax Free World Associaion
TFWA – in Singapore on 11-15 May 2014 and the Bangalore and Mumbay Inspiraion Trip and Sharing
Knowledge on 10-23 December 2014.
The results from these aciviies among others are the proposal from Cebu Air to designate the Frans
Kaisiepo-Biak Airport as the Alternate Aerodrome, and the proposal from Air Asia to designate I Gusi Ngurah
Rai Airport as their HUB, meanwhile Eihad Airways, Air Asia X and Bangkok Airways requested for a ime
slot during peak hours in I Gusi Ngurah Airport, Bali and Saudi Arabian Airlines plans to serve lights for the
Umrah pilgrimage from Juanda Airport in Surabaya, which has been realized.
Business Prospect For Angkasa Pura Airports In 2015
The business prospectof Angkasa Pura Airports is closely associated with the projected growth of the world economy
in general and is also linked to the projected economic growth of Indonesia in paricular. The growth of the world
economy is projected to reach 3.5 in 2015 and 3.8 in 2016. The growth in the Emerging Market countries is
projected to reach 4.3 in 2015 and 4.7 in 2016, however the countries in Asia are projected to experience a growth of
6.6 in 2015 and 6.4 in 2016.
Global Economy Indicator
Tinjauan Operasional
Review On The Company’s Operaions
Annual R eport 2014
157
Negara Emerging Market | Emerging Market Countries
4,3 4,7
Persemakmuran Negara Merdeka | Commonwealth of Independent States
2,6 0,3
Asia 6,6
6,4 Eropa |
Europe 2,9
3,2 Amerika Lain dan Karibia |
Lain America and Caribbean 0,9
2,0 Timur Tengah, Afrika Utara, Afganistan, dan Pakistan
Middle East, North Africa, Afghanistan, and Pakistan 2,9
3,8 Afrika Sub-Sahara |
Africa Sub-Sahara 4,5
5,1
Volume Perdagangan Dunia | World Trade Volume 3,7
4,7
Impor | Import Negara Maju |
Developed Countries 3,3
4,3 Negara Emerging Market
| Emerging Market Countries 3,5
5,5 Ekspor |
Export Negara Maju |
Developed Countries 3,2
4,1 Negara Emerging Market
| Emerging Market Countries 5,3
5,7
Inlasi IHK | Inlaion IHK Negara Maju |
Developed Countries 0,4
1,4 Negara Emerging Market
| Emerging Market Countries 5,4
4,8
Sumber: World Economic Outlook WEO Internaional Monetary Fund IMF, April 2015 Source: World Economic Outlook WEO Internaional Monetary Fund IMF, April 2015
Boeing Company melakukan forecast jangka panjang yang diterbitkan dalam The Current Market Outlook 2013-2033
dengan memperimbangkan efek dari kekuatan pasar pada pengembangan industri penerbangan. Dalam forecast
tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan produk domesik bruto PDB, merupakan
penyumbang utama pertumbuhan industri penerbangan. PDB diperkirakan akan meningkat 3,2 selama 20 tahun
ke depan, yang akan mendorong lalu lintas penumpang tumbuh 5 per tahun dan lalu lintas kargo yang juga
tergantung pada perdagangan global tumbuh 4,7 per tahun.
Negara-negara berkembang diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,2 per tahun, melampaui negara maju, yang
rata-rata pertumbuhannya diperkirakan sebesar 2,2. Perkembangan ekonomi paling cepat berada di Asia Pasiik
dengan proyeksi pertumbuhan 4,4, Amerika Lain dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 3,9, dan Afrika
dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 4,7.
Penumpang lalu lintas di China akan menjadi pasar wisata terbesar, tumbuh 6,6 per tahun. Perjalanan di Amerika
Utara dan Eropa, saat tumbuh di bawah tren, akan menjadi pasar terbesar kedua dan keiga, dengan ingkat
pertumbuhan sebesar 2,3 dan 4,5. Lalu lintas ke dan In its long-term forecast as presented in the Current Market
Outlook 2013-2033, the Boeing Company predicts that the market forces in the aviaion industry shall be afected by
the growth of Gross Domesic Product GDP as a major contributor to the growth of the aviaion industry. The GDP
is expected to increase 3.2 over the next 20 years, which will drive passenger traic to grow by 5 per year and cargo
traic which also depends on global trade by 4.7 per year.
The developing countries are expected to grow by 5.2 per year, outpacing the developed countries that averaged
at 2.2. The most rapid economic development is in the Asia Paciic region with a projected growth of 4.4, Lain
America with a projected growth of 3.9, and Africa with a projected growth of 4.7.
The volume of airline passengers in China will be the largest in the world’s travel market, as it is expected to grow by 6.6
per year. The volume of people traveling in North America and Europe -that grew below the trend- will be the second
and third largest market, with a growth rate of 2.3 and
158
Lapor an T
ahunan 2014
dari Timur Tengah dan Asia Pasiik, dalam Asia Pasiik idak termasuk Cina, dan di Amerika Lain akan menjadi salah
satu yang paling cepat berkembang.
Sedangkan forecast pertumbuhan penumpang pada tahun 2015 di Asia Pasiic menduduki peringkat kedua, yakni
sebesar 7,7. Pertumbuhan penumpang yang paling inggi berada di Kawasan Timur Tengah, yakni sebesar 13,9;
diikui oleh Asia Pasiik sebesar 7,7; Amerika Lain sebesar 6,0; Eropa sebesar 5,5; Afrika sebesar 5,1; dan Amerika
Utara sebesar 3,1.
Perekonomian Indonesia di 2015 diperkirakan masih akan terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi
global dan Asia. Kekuatan yang dimiliki Indonesia menjadi faktor penunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi
tersebut. Populasi Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa dengan ingkat pendapatan yang cenderung meningkat
merupakan potensi pasar domesik yang sangat inggi. Prakik demokrasi sudah relaif kondusif dan kinerja
perbankan pun relaif solid. Selain itu, perekonomian Indonesia relaif stabil di tengah guncangan ekonomi global.
Bertumbuhnya ekonomi Indonesia akan semakin mendorong pertumbuhan sektor perhubungan, khususnya
industri penerbangan. Adanya perubahan tren pergerakan lalu lintas udara berdasarkan kawasan menjadikan
perkembangan industri penerbangan Indonesia akan semakin menjanjikan. Pergerakan lalu lintas udara diprediksi
akan mengalami pergeseran dari kawasan Amerika Utara dan Eropa ke kawasan Asia Pasiik. Kawasan Asia Pasiik
diperkirakan akan menjadi episentrum dunia penerbangan masa depan. Penerapan kebijakan ASEAN Open Sky pada
2015 yang akan datang, akan mendukung percepatan
pertumbuhan industri penerbangan Indonesia, dikarenakan kebijakan Open Sky tersebut dinilai sangat menguntungkan
bagi Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar di kawasan ASEAN sehingga memiliki potensi pasar
yang cukup besar pula. 4.5 respecively. The traic to and from the Middle East
and Asia Paciic, and within the Asia Paciic region excluding China, and within Lain America will be among the fastest
growing regions in the airline business.
Meanwhile, the passenger growth in 2015 in Asia Paciic is predicted to rank second at a level of 7.7. The highest
passenger growth was in the Middle East region, which grew by 13.9; followed by the Asia Paciic region at 7.7; Lain
America at 6.0; Europe at 5.5; Africa at 5.1; and North America at 3.1.
The economy of Indonesia in 2015 will coninue to grow along with the growth of the world economy and Asia. Having
a populaion of 250 million people with a growing income as one its strong points, Indonesia is very likely to achieve high
domesic growth. The democracy in the country has been relaively stable with a solid banking environment so that
Indonesia’s economy is projected to be relaively stable in amidst the world economic turmoil.
The growth of Indonesia’s economy has simulated the growth of the transportaion sector, paricularly the airline
industry. Due to the change in the trend of the air traic movement, the airline industry in Indonesia has become
a more promising business. The air traic movement is predicted to shit from North America and Europe to Asia
Paciic. The Asia Paciic region is projected to be the world epicentrum of the airline industry in the future. As ASEAN
introduces the Open Sky policy in 2015 that favors the airline industry, this will accelerate even more the airline industry
in Indonesia as country that has the largest populaion in ASEAN with also a potenially big market.
Tinjauan Operasional
Review On The Company’s Operaions
Annual R eport 2014
159
Peluang pertumbuhan industri penerbangan Indonesia tersebut juga menjadi peluang bagi bertumbuhnya industri
kebandarudaraan Angkasa Pura Airports sebagai pengelola bandara di kawasan imur dan tengah Indonesia. Dengan
keunggulan yang dimiliki, Perusahaan yakin dapat mencapai prospek pertumbuhan yang sangat menjanjikan tersebut.
Adapun beberapa keunggulan Perusahaan yang mendukung
pencapaian pertumbuhan tersebut adalah •
Komitmen yang kuat dari manajemen untuk meningkatkan kinerja dan kualitas layanan;
• Pengalaman yang luas dalam industri
kebandarudaraan; •
Hak pengusahaan jasa kebandaraudaraan yang luas atas 13 bandara domesik;
• Lokasi bandara yang strategis di pusat bisnis
Surabaya, Balikpapan, Makassar, Semarang dan pariwisata Denpasar, Yogyakarta, Lombok Indonesia;
• Kemitraan yang kuat dengan pemerintah pusat dan
daerah, serta pemegang kepeningan lainnya; dan •
Tingkat kepatuhan yang inggi terhadap regulasi nasional dan Internasional.
Strategi Pengembangan Usaha
Angkasa Pura Airports sebagai salah satu pengelola kebandarudaraan di Indonesia memiliki visi dan misi untuk
dapat mengangkat citra Indonesia di mata dunia dengan menjadi salah satu pengelola bandara kelas dunia. Hal ini
juga melipui upaya perubahan pola komersil yang baru dan dinamis.
Sejak 2013, Angkasa Pura Airports telah merubah Paradigma Perusahaan yang semula sebagai penyedia infrastruktur
berubah menjadi penyedia jasa dengan orientasi kepada kualitas layanan dengan konsep Airport City.
The growth opportunity of the airline industry is also the opportunity for airport service business to expand
and Angkasa Pura Airports as one of the airport service
companies managing the airports of the central and eastern region of Indonesia also has great opportunity to grow.
Having high advantage, the Company believes that it can achieve that promising growth. The advantages of the
Company to achieve the targeted growth are: •
A strong commitment of the management to improve service performance and service quality;
•
Broad experience in the airport service industry;
•
The rights to manage 13 domesic airports;
•
Strategic locaions of the airports in business centers Surabaya, Balikpapan, Makassar, Semarang and
tourist desinaions of Indonesia Denpasar, Yogyakarta, Lombok;
•
Strong partenership with the central and local government, and with other important stakeholders;
and
•
Strict compliance to the naional dan internaional regulaions.
Business Development Strategy
As one of the companies that manages airports in Indonesia, Angkasa Pura Airports have the vision and mission to be able
to promote Indonesia in the eyes of the world by becoming one of the world-class airport managers. This would also
include the efort to shit to a new and more dynamic business approach.
Since 2013, Angkasa Pura Airports has shited its Corporate Paradigm that was formerly as a provider of infrastructure to
become a service provider oriented to service quality with a concept of an Airport City.
160
Lapor an T
ahunan 2014
Perubahan Paradigma | Paradigm Shit
Elemen
Element
Paradigma Lama
Old Paradigm
Paradigma Baru
New Paradigm
Penempatan Strategis Strategic Posiioning
Penyedia Infrastruktur Infrastructure Provider
Perusahaan Jasa Service Company
Konsep Bandara Airport Concept
Bandara Konvensional Airport Convenional
Airport City Airport City
Fokus Pertumbuhan Pendapatan Revenue Growth Focus
Aero Non Aero
Pendekatan Approach
Pasif Reakif Passive Reacive
Proakif Anisipaif Proacive Anisipaive
Budaya Organisasi Organizaional Culture
Birokrais Bureaucraic
Kewirausahaan Entrepreneurial
Selain itu, untuk mencapai target peningkatan pertumbuhan pendapatan yang signiikan yang drasis dalam 5 tahun
mendatang, terutama pendapatan non aeronauika, Perusahaan telah menyusun strategi bisnis dan inisiaif
pertumbuhan usaha yang efekif dan fokus yang tepat yang dijabarkan sebagai berikut.
1. Opimalisasi Bisnis Ini Operasi Bandara
Opimalisasi bisnis ini operasi bandara dilakukan melalui peningkatan produkivitas, pengembangan
kapasitas bandara dan perbaikan kualitas pelayanan
untuk mendorong pertumbuhan pendapatan dan kepuasan pelanggan. Beberapa inisiaif yang
direncanakan akan dilaksanakan sebagai berikut. a. Pengembangan Bandara
Beberapa proyek pengembangan bandara yang akan dilakukan adalah Bandara Internasional
Ahmad Yani – Semarang, Bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin, Pengembangan Terminal B
Bandara Adisutjipto – Yogyakarta, pembangunan Terminal 3 dan pembangunan runway kedua di
Bandara Internasional Juanda – Surabaya, serta pengembangan bandara yang kekurangan kapasitas.
Moreover, to achieve a signiicant revenue growth in the next 5 years, especially from the non-aeronauical business,
the Company has formulated a business strategy and efecive business growth iniiaives and appropriate focus
that are described as follows:
1. Opimizing the Core Business Airport Operaions Opimizing the core business airport operaions
performed by increasing producivity, developing airport capacity and improving service quality to drive
revenue growth and customer saisfacion. Several iniiaives that planned to be carried out as follows:
a. Airport Development Several airport development projects that were
implemented include the Ahmad Yani Internaional Airport - Semarang and Syamsudin Noor Airport
- Banjarmasin; the expansion of Terminal B of Adisutjipto Internaional Airport– Yogyakarta; the
construcion of Terminal 3 dan the second runway of Juanda Internaional Airport – Surabaya; and the
development of under capacity airports.
Tinjauan Operasional
Review On The Company’s Operaions
Annual R eport 2014
161
b. Strategic Partnership Beberapa strategic partnership yang akan dilakukan
Perusahaan diantaranya adalah dengan GVK untuk Bandara Internasional I Gusi Ngurah Rai
– Bali dan Bandara New Jogjakarta Internaional Airport, dengan IIAC untuk Bandara Internasional
Juanda – Surabaya, dengan ExecuJet untuk pengelolaan General Aviaion Terminal GAT
Bandara Internasional I Gusi Ngurah Rai – Bali, dengan Gallant Venture Ltd. untuk Bandara
Bintan Internaional Airport, Rencana Strategic partnership dengan Vinci Airport untuk Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin – Makassar dan Bandara Internasional Sam Ratulangi – Manado
dan pengembangan kerjasama strategis bersama pemangku kepeningan setempat maupun strategic
partnership lain yang tertarik untuk berinvestasi dalam pengembangan Bandara.
2. Pengembangan Bisnis Non Ini Non Operasi Bandara Pengembangan bisnis non ini non operasi bandara
dilakukan melalui pengembangan Anak Perusahaan untuk mengopimalkan pendapatan bisnis, terutama
pendapatan non aeronauika. Ada 5 Anak Perusahaan yang telah dibentuk sampai dengan tahun 2014, yaitu:
a. Angkasa Pura Properi adalah Anak Perusahaan yang dibentuk untuk menjalani kegiatan usaha
dalam bidang usaha real estate dan pengembangan properi;
b. Angkasa Pura Hotel adalah Anak Perusahaan yang didirikan untuk menangkap peluang usaha pada
bidang perhotelan, restoran, CIP Lounges, dan jasa hospitality lainnya;
c. Angkasa Pura Logisik adalah Anak Perusahaan yang didirikan untuk mengelola terminal kargo di bandar
udara Perusahaan dan penyediaan jasa logisik; d. Angkasa Pura Support adalah Anak Perusahaan
yang bergerak dibidang penyediaan fasilitas atau b. Strategic Partnership
The Company plans to establish strategic partnerships among others with GVK for I Gusi
Ngurah Rai Internaional Airport – Bali dan Yogyakarta New Internaional Airport; with IIAC
for Juanda Internaional Airport – Surabaya; with ExecuJet to manage the General Aviaion
Terminal GAT of I Gusi Ngurah Rai Internaional Airport – Bali; with Gallant Venture Ltd. to serve
Bintan Internaional Airport, with Vinci for Sultan Hasanuddin Internaional Airport - Makassar and
Sam Ratulangi Internaional Airport - Manado; and establish a strategic cooperaion jointly with local
stakeholders and other interested strategic partners to invest in the development of the airport.
2. Non-Core Business Development Non-Airport Operaions
The development of non-core business non-airport operaional conducted through the expansion
of subsidiaries to opimize the business revenue, especially non-aeronauical revenues. There are 5
subsidiaries that have been established unil 2014, namely:
a. Angkasa Pura Property is a subsidiary that was
established that engages in the real estate business and property development;
b. Angkasa Pura Hotel is a subsidiary which was set up to seize the business opportuniies in the ield
of hospitality, restaurant, CIP Lounges, and other hospitality services;
c. Angkasa Pura Logisicis a subsidiary established to manage the cargo terminal at the airport of the
Company and the provision of logisics services; d. Angkasa Pura Support is subsidiary engaged in the
provision of faciliies or support services of airport
162
Lapor an T
ahunan 2014
jasa pendukung kegiatan kebandarudaraan, terutama kepada Perusahaan Induk dalam rangka
meningkatkan quality services; e. Angkasa Pura Retail adalah Anak Perusahaan yang
dibentuk untuk menangkap peluang usaha pada bidang ritel di bandar udara Perusahaan maupun di
luar bandar udara.
Ke depannya, Perusahaan juga berencana untuk membentuk Anak Perusahaan baru lainnya, yang akan
fokus menjalani kegiatan usaha dalam bidang usaha perparkiran di seluruh lingkup usaha Angkasa Pura
Airports. 3. Program Kerja Pengembangan Usaha
Program keja pengembangan melipui diversiikasi bisnis dan program pengembangan lainnya. Diversiikasi
bisnis dilakukan melalui penyertaan modal, baik secara
minoritas maupun mayoritas, terhadap perusahaan lain yang terkait operasi bandara. Beberapa perusahaan
yang telah disertakan modal adalah Gapura Angkasa, Perusahaan Jalan Tol Bali, Jasa Marga Bali Tol dan Garuda
Indonesia. Ke depannya, Angkasa Pura Airports akan terus mengopimalkan pendapatan dari perusahaan
yang telah disertakan modal dan akan melihat potensi
penyertaan modal pada perusahaan yang potensial lainnya.
Sedangkan program pengembangan usaha lainnya dilakukan berdasarkan inisiaif pertumbuhan usaha,
Angkasa Pura Airports telah menyusun program kerja pengembangan usaha 2015. Program kerja
pengembangan usaha Perusahaan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Opimalisasi Pendapatan; b. Pengamanan Pendapatan;
c. Penyesuaian Harga; d. Pengembangan Kompetensi;
e. Kemitraan yang Efekif; f. Manajemen Pelayanan Pelanggan;
aciviies, especially to the Parent Company in order to improve quality services;
e. Angkasa Pura Retail is a subsidiary that was set up to engage retail business in the Company’s airports
and outside the airports.
In the future, the Company plans to establish a new subsidiary, namely, the Angkasa Pura Parking that
focuses in managing parking services across all business areas of Angkasa Pura Airports.
3. Work Programs for Business Development The development work programs include business
diversiicaion and other development programs. The Company engages in diversiicaion of business through
capital investment, either by holding minority shares
or majority shares of other companies associated with airport operaions. The companies that have
received capital investment are Gapura Angkasa, Bali Toll Road Company, Jasa Marga Toll-Bali and Garuda
Indonesia. In the future, Angkasa Pura Airports will coninue to opimize the revenue from the companies
that have received capital investment and will observe the potenial of capital investment in other promising
companies.
Meanwhile for the other business development programs which are based on the business growth
iniiaives, Angkasa Pura Airports has developed various work programs for business development in 2015. The
Company’s business development program can be explained as follow:
a. Revenue Deepening; b. Revenue Safeguarding;
c. Appropriate Pricing; d. Competence Building;
e. Efecive Partnership; f. Customer Service Management;
Tinjauan Operasional
Review On The Company’s Operaions
Annual R eport 2014
163
g. Penyederhanaan dan Perbaikan Proses Pengelolaan. Terkait dengan pengembangan usaha, pada 2014
Perseroan telah melaksanakan program kerja pengembangan usaha yang dijabarkan sebagai berikut.
a. Opimalisasi Pendapatan • Seleksi Komersial Pola Baru
Business Development Group telah melaksanakan kegiatan seleksi komersial
dengan menggunakan pola baru untuk Terminal 1 Bandar Udara Internasional Juanda
– Surabaya, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin – Makassar, Terminal B Bandar
Udara Internasional Adisutjipto – Yogyakarta dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan tahap kedua.
Pola baru tersebut mengadopsi pola seleksi yang digunakan oleh Ngurah Rai Strategic
Business Unit SBU dalam memilih mitra
usaha di Terminal Internasional dan Terminal Domesik Bandar Udara Internasional I Gusi
Ngurah Rai – Bali. Pola baru tersebut telah berhasil diterapkan dalam memilih mitra usaha
di Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda – Surabaya dan Bandar Udara Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan.
Peningkatan pendapatan dari penerapan seleksi komersial pola baru tercermin dari
pertumbuhan pendapatan non aeronauika untuk rata-rata 3 bandara yaitu Bandar Udara
Internasional I Gusi Ngurah Rai – Bali, Bandar Udara Internasional Juanda – Surabaya
dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan.
Pada 2014, rata-rata pertumbuhan pendapatan 3 bandara tersebut sebesar 62 sedangkan
rata-rata pertumbuhan pendapatan 10 bandara lainnya yang dikelola oleh Perusahaan adalah
13 g. Simpliied and Well Governed Process.
In developing its business in 2014, the Company has implemented arious work programs as described as
follows:
a. Revenue Deepening
• The New Approach of Commercial Selecion
The Business Development Group implemented a new commercial selecion method by
applying the new approach for Terminal 1 of Juanda Internaional Airport-Surabaya, Sultan
Hasanuddin Internaional Airport-Makassar, Terminal B of Adisucipto Internaional
Airport-Yogyakarta and phase 2 of Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan.
The new approach that was adopted is the selecion method used by Ngurah Rai Airport
Strategic Business Unit SBU in selecing the business partners in the Internaional and
Domesic Terminal of Ngurah Rai Internaional Airport - Bali. The new approach has been
successfully applied in selecing business partners at Terminal 2 Internaional Airport
Juanda - Surabaya and Sultan Aji Muhammad Sulaiman Airport Sepinggan - Balikpapan.
The increased revenue by applying the new approach in commercial selecion is
relected from the average growth in the non- aeronauical revenues from the 3 airports
which are Ngurah Rai internaional airport - Bali, Juanda Internaional Airport - Surabaya
and Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan. In 2014, the average revenue
growth of these 3 airports reached 62 while the average revenue growth of the 10 other
airports managed by the Company was 13.
164
Lapor an T
ahunan 2014
• Pola Baru Seleksi Adverising Ngurah Rai Strategic Business Unit SBU
menyiapkan konsep pola baru untuk pemilihan mitra
adverising yang akan dijalankan di bandar udara I Gusi Ngurah Rai – Bali dan disusul oleh
bandar udara Perusahaan yang lain.
• Kegiatan Route Development And Markeing Strategi opimalisasi pendapatan juga dilakukan
dengan melakukan kegiatan Route Development and Markeing. Beberapa Routes yang diikui
Perusahaan pada 2014 adalah Routes Asia ke XII- di Kuching-Sarawak Malaysia pada tanggal
9-11 Maret 2014, World Routes ke XX – di Chicago, pada tanggal 21-24 September 2014,
TFWA Asia Pasiic Exhibiion and Conference yang diadakan oleh Tax Free Worlds Associaion
TFWA – di Singapura pada tanggal 11-15 Mei 2014 dan Bangalore dan Mumbay
Inspiraion Trip serta Sharing Knowledge tanggal 10-23
Desember 2014. Perusahaan juga melakukan gathering dengan mitra kerja seperi Barindo,
INACA dan YLKI serta Regulator yang diadakan di Jakarta pada tanggal 18 Juli 2014.
b. Pengamanan Pendapatan Dalam rangka pengamanan pendapatan,
Perusahaan mengembangkan sistem baru berbasis teknologi informasi. Sistem tersebut adalah sebagai
berikut: • Pengembangan
Sistem Real Estate
Management REM berbasiskan SAP yang Go
Live di tahun 2015.
• Pengembangan Sistem Point of Sales POS
untuk seluruh konsesioner di bandar udara.
• Pengembangan Sistem Parkir Simpark untuk
seluruh parkir di bandar udara. c. Penyesuaian Harga
Penyesuaian harga dilakukan melalui penyesuaian tarif aeronauika untuk beberapa bandara dan
penyesuaian tarif sewa ruang.
• The New Approach in Adverising Selecion
Ngurah Rai Strategic Business Unit SBU introduced a new concept for selecing
adverising partnersfor Ngurah Rai Airport - Bali and this was followed by the other airports.
• Route Development and Markeing Aciviies
The strategy to opimize revenue also included paricipaion in Route Development and
Markeing Events.The Company paricipated in several Routes in 2014 that included the 12
th
Routes Asiain Kuching Sarawak Malaysia on 9-11 March 2014; the 20
th
World Routes in Chicago on 21-24 September 2014; TFWA Asia Paciic
Exhibiion and Conference held by the Tax Free World Associaion TFWA – in Singapore on
11-15 May 2014; Bangalore and Mumbay Trip Inspiraion and Sharing Knowledge on 10-23
December, 2014; Gathering with partners such as Barindo, INACA and YLKI and Regulators, held
in Jakarta on 18 July 2014.
b. Revenue Safeguarding To safeguard revenue, the Company developed a
new IT based system that consisted of:
• The Real Estate Management REM based on
the SAP Go Live in 2015.
• The Point of Sales POS for all concessionaires
at the airport.
• The Parking System Simpark for all parking lots
of the airport. c. Appropriate Pricing
The pricing for the aeronauics business for several airports and rent was adjusted:
Tinjauan Operasional
Review On The Company’s Operaions
Annual R eport 2014
165
• Penyesuaian tarif-tarif aeronauika Penyesuaian Tarif PJP2U untuk terminal baru
yaitu Bandar Udara Internasional I Gusi Ngurah Rai – Bali, Bandar Udara Internasional Juanda –
Surabaya, Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan,
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin – Makassar dan Bandar Udara Internasional
Lombok – Praya.
• Penyesuaian tarif sewa Tarif sewa ruang disesuaikan seiap tahun sesuai
dengan inlasi ditambah 2 untuk menjaga stabilisasi nilai aset dari bandar udara.
d. Pengembangan Kompetensi Pengembangan kompetensi dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan sebagai berikut: • Pembinaan ke Kantor Cabang
• Pelaihandiklat dalam negeri dan luar negeri
Manajemen Kargo, Airport Route Development
and Markeing, Regulasi Pax Manifest, Airport User Charges
• Workshop, seminar dan benchmarking yang bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi
Human Capital antara lain terkait dengan Customer Saisfacion Training, Benchmarking
Pengelolaan bandara di luar negeri, sistem teknologi informasi dan lainnya.
e. Kemitraan yang Efekif melalui gathering dengan maskapai penerbangan internasional danatau
domesik, mitra kerja Barindo, INACA, YLKI dan Regulator serta mitra usaha di bandar udara.
f. Upaya peningkatan Manajemen Pelayanan Pelanggan dengan melakukan Survei CSI oleh ASQ
ACI untuk Bandar Udara Internasional I Gusi Ngurah Rai–Bali, Bandar Udara Internasional
Juanda–Surabaya, Bandar Udara Internasional
• Adjustment for Aeronauical Tarif
Tarif adjustment for the PJP2U passenger service at the new terminals that include
Ngurah Rai Internaional Airport – Bali, Juanda Internaional Airport – Surabaya, Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Internaional Airport Sepinggan-Balikpapan, Sultan Hasanuddin
Internaional Airport - Makassar and Lombok Internaional Airport - Praya.
• Adjustment of Leasing Rates
Leasing rates were adjusted annually based on the inlaion plus 2 to maintain a stable
value of the assets of the airport.
d. Competence Building Competency development is provided through the
following aciviies: • Coaching at branch oices
• Provide Training educaion in home country
and overseas Freight Management, Airport Route Development and Markeing, Regulatory
Pax Manifest, Airport User Charges
• Workshops, seminars and benchmarking to
enhance the competence of the Human Capital, related to Customer Saisfacion Training,
Airports Management Benchmarking abroad, informaion technology systems and others.
e. Efecive Partnership through gathering events with internaional andor domesic airlines, partners
Barindo, INACA, YLKI and regulators as well as business partners of the airport.
f. Customer Service Management by conducing CSI survey by ASQ ACI for the Ngurah Rai Internaional
Airport–Bali, Juanda Internaional Airport-Surabaya, Sultan Aji Muhammad Sulaiman–Sepinggan,
Balikpapan and Sultan Hasanuddin Internaional
166
Lapor an T
ahunan 2014
Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan dan Bandar Udara Internasional Sultan
Hasanuddin – Makassar serta CSI oleh INACA untuk seluruh bandar udara yang dikelola oleh
Perusahaan.
g. Penyederhanaan dan Perbaikan Proses Pengelolaan Simpliied and Well Governed Process yang
dilakukan melalui penyempurnaan SOP untuk kegiatan Non Aeronauika dengan penyusunan
peraturan komersial baru. Airport-Makassar and CSI by INACA for all airports
managed by the Company.
g. Simpliied and Well Governed Process, among others, is implemented by improving the SOPs for
non-aeronauical aciviies with drating of new commercial regulaions.
Tinjauan Operasional
Review On The Company’s Operaions
Annual R eport 2014
167
Tinjauan keuangan yang akan diuraikan dalam bagian ini mengacu pada Laporan Keuangan Konsolidasian untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang disajikan dalam buku Laporan Tahunan
ini. Laporan Keuangan Konsolidasian telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto dan Rekan dan
mendapat opini wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Angkasa Pura I Persero
dan enitas anak tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, serta hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas konsolidasian
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
Tinjauan Keuangan
Financial Review
3.063.906.390 Pendapatan Operasional
Operaing Income
Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan Proit Before Income Tax
Laba Operasional Operaing Proit
Laba Bersih Tahun Berjalan Net Proit of The Year
Laba Komprehensif Tahun Berjalan Comprehensive Proit for The Year
Beban Operasional Operaing Expense
Pajak Penghasilan Total Income Tax
Pendapatan dan Beban Non Operaional Non-Operaing Income Expenses
Pendapatan Komprehensif Lain Other Comprehensive Income
Laba Bersih Per Saham Dasar Net Proit Per Basic Share
693.098.222 2.370.808.168
126.445.186
185 645.168.767
174.374.641 819.543.408
590.745.121 54.423.646
4.583.535.770
1.177.439.715 3.406.096.055
1.968.148
291 38.073.951
928.908.516 250.499.347
1.179.407.863
966.982.467
Graik Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi
Chart of Consolidated of Comprehensive Income
dalam ribuan Rupiah | in thousand Rupiahs
2013 2014
The inancial review explained in this secion refers to the Consolidated Financial Statements for the year ending
31 December 2014 and 2013 which are presented in this Annual Report. The Consolidated Financial Statements have
been audited by Hadori Sugiarto Adi Partners, Ceriied Public Accountants and received a fair opinion, in all material
aspects, the consolidated inancial posiion of PT Angkasa Pura I Persero and its subsidiaries dated 31 December
2014 and 2013, as well as the results of operaions, changes in equity and cash lows for the years ended in those dates,
are presented in compliance with Financial Accouning Standards in Indonesia.
Consolidated Statements of Comprehensive Income
168
Lapor an T
ahunan 2014
Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
dalam ribuan Rupiah
Consolidated Statements of Comprehensive Income
in thousand Rupiah
Uraia
n | Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=43
Pendapatan Operasional Operaing Income
4.583.535.770 3.063.906.390
1.519.629.380 49,60
Beban Operasional Operaing Expenses
3.406.096.055 2.370.808.168
1.035.287.887 43,67
Laba Operasional Operaing Proit
1.177.439.715 693.098.222
484.341.493 69,88
Pendapatan dan Beban Non Operasional Non-Operaing Income Expenses
1.968.148 126.445.186
124.477.038 98,44
Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan Proit Before Income Tax
1.179.407.863 819.543.408
359.864.455 43,91
Total Pajak Penghasilan Total Income Tax
250.499.347 174.374.641
76.124.706 43,66
Laba Bersih Tahun Berjalan Net Proit of the year
928.908.516 645.168.767
283.739.749 43,98
Laba Diatribusikan Kepada: Proit Atributed to
Pemilik Enitas Induk Parent Enity
Kepeningan Non Pengendali Non-Controlling
928.601.520 306.996
644.789.405 379.362
283.812.115 72.366
44,02 19,08
Pendapatan Komprehensif Lain Other Comprehensive Income
38.073.951 54.423.646
92.497.597 169,96
Laba Komprehensif Tahun Berjalan Comprehensive Proit for The Year
966.982.467 590.745.121
376.237.346 63,69
Laba Bersih Per Saham Dasar Net Proit Per Basic Share
291 185
106 57,30
Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional Perseroan mengalami kenaikan Rp15,93 miliar atau sebesar 49,60, dari Rp3.063,90
miliar di 2013 menjadi Rp4.583,5 miliar di 2014. Kenaikan ini berasal dari kenaikan pendapatan aeronauika dan
pendapatan non aeronauika.
Pendapatan Operasional
dalam ribuan Rupiah in thousand Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth
1 2
3 4=2-3
5=43
Pendapatan Aeronauika Aeronauical Income
2.781.704.247 2.065.468.959
716.235.288 34,68
Pendapatan Non Aeronauika Non- Aeronauical Income
1 .801.831.524 998.437.431
803.394.093 80,47
Jumlah Total
4.583.535.770 3.063.906.390
1.519.629.380 49,60
Operaing Income
The Company experienced an increase in operaing income, amouning to Rp15.93 billion or 49.60, of Rp3,063.90
billion in 2013 to Rp4,583.5 billion in 2014. This rise in revenue was derived from the increase in aeronauical and
non-aeronauical revenues.
Operaing Income
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
169
Pendapatan Aeronauika
Pendapatan aeronauika
Perusahaan mengalami
pertumbuhan Rp716,23 miliar atau sebesar 34,68, dari Rp2.065,47 miliar di 2013 menjadi Rp2.781,70 miliar di
2014. Pertumbuhan pendapatan tersebut didominasi oleh ingginya kenaikan pendapatan pada bidang Pelayanan
Jasa Penumpang Pesawat Udara PJP2U. Kenaikan PJP2U ditahun 2014 mencapai Rp588,55 miliar atau 38,29
bila dibandingkan dengan tahun 2013. Hal ini disebabkan adanya kenaikan tarif PJP2U di 5 bandara Internasional yang
dikelola oleh Angkasa Pura Airports. Kenaikan tarif mulai berlaku April 2015, berdasarkan dengan surat edaran nomor
AP-I.1370KB.02.022014PD-B. Disamping itu, kenaikan jumlah penumpang pesawat udara juga mempengaruhi
kenaikan pendapatan PJP2U. Selain itu, pendapatan yang berasal dari sektor Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan
dan Penyimpanan Pesawat Udara PJP4U juga mengalami kenaikan yang cukup signiikan, yaitu sebesar Rp58,75 miliar
atau sebesar 17,39 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Hal tersebut lebih disebabkan kenaikan tarif.
Pendapatan Aeronauika dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth
1 2
3 4=2-3
5=43
Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara PJP4U
Aircrat Landing, Placing, and Hangar Services PJP4U
396.610.201 337.862.508
58.747.693 17,39
Domesik | Domesic
152.602.617 149.064.614
3.538.003 2,37
Internasional | Internaional
244.007.584 188.797.894
55.209.690 29,24
Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara PJP2U
Aircrat Passenger Handling Services PJP2U
2.125.483.603 1.536.928.634
588.554.969 38,29
Domesik | Domesic
1.210.312.702 900.092.100
310.220.602 34,47
Internasional | Internaional
915.170.902 636.836.535
278.334.367 43,71
Pelayanan Jasa Penerbangan PJP Air Navigaion Services PJP
- 9.825.386
9.825.386 100,00
Domesik | Domesic
- 1.070.307
1.070.307 100,00
Internasional | Internaional
- 8.755.079
8.755.079 100,00
Pemakaian Aviobridge Aviobridge Services
96.406.327 79.081.439
17.324.888 21,91
Domesik | Domesic
50.507.898 35.475.846
15.032.052 42,37
Internasional | Internaional
45.898.430 43.605.593
2.292.837 5,26
Pemakaian Counter Counter Services
109.531.510 101.770.992
7.760.518 7,63
Domesik | Domesic
75.612.511 70.582.235
5.030.276 7,13
Income From Aeronauical Services
The Company experienced growth in aeronauical revenuesamouning to Rp716.23 billion or 34.68, from
Rp2,065.47 billion in 2013 to Rp2,781.70 billion in 2014. The revenue growth was dominated by the high rise in
earnings in the Passenger Airplane Services PJP2U.PJP2U rise in 2014 reached Rp588.55 billion or 38.29 compared
to the earnings in 2013. This was due to an increase of the service tarif at 5 internaional airports managed by Angkasa
Pura Airports. The increase in the tarifs was efecive April 2015, as sipulated in the circular leter number AP-I.1370
KB.02.022014PD-B.In addiion, a rise in the number ofairplane passengers also afected the PJP2U service
income. Moreover, revenues from Aircrat Landing, Parking and Hangar Services PJP4U also experienced a signiicant
increase that amounted to Rp58.75 billion or increasing by 17.39 compared to that of 2013. This was mostly due to
the increase in the tarifs.
Income from Aeronauical Services
Expressed in thousands Rupiah
Tinjauan Keuangan
170
Lapor an T
ahunan 2014
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth
1 2
3 4=2-3
5=43
Internasional | Internaional
33.918.999 31.188.756
2.730.243 8,75
Pendapatan Baggage Handling System BHSHBS
Baggage Handling System BHSHBS Services
53.672.606 -
53.672.606 NA
Domesik | Domesic
21.912.040 -
21.912.040 NA
Internasional | Internaional
31.760.566 -
31.760.566 NA
Jumlah | Total 2.781.704.247
2.065.468.959 716.235.288
34,68
Selain itu, komponen aeronauika yang juga menyumbang pendapatan cukup besar adalah pendapatan Baggage
Handling System BHSHBS. BHSHBS menyumbangkan
pendapatan Rp53,67 miliar di 2014. Pendapatan komponen aeronauika lain seperi pemakaian Aviobridge juga
mengalami kenaikan sebesar Rp17,32 miliar atau 7,63
dibandingkan 2013 serta pemakaian Counter sebesar Rp5,03 miliar atau 7,63 dibandingkan dengan tahun 2013.
Pendapatan Non Aeronauika
Pendapatan non aeronauika mengalami pertumbuhan Rp803,39 miliar atau sebesar 80,47 dari Rp998,44 miliar
di 2013 menjadi Rp1.801,83 miliar di 2014. Pertumbuhan pendapatan non aeronauika khususnya berasal dari
pendapatan sewa yang tumbuh Rp161,41 miliar, pendapatan konsesi yang tumbuh Rp499,23 miliar, pendapatan
pergudangan yang tumbuh Rp45,43 miliar, pendapatan anak perusahaan yang tumbuh Rp67,03 dan pendapatan jasa
lain yang tumbuh Rp44,97 miliar. Pertumbuhan pendapatan tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan produksinya.
Pendapatan Non Aeronauika
dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=43
Pemakaian Telepon, Listrik, Air, Parkir, Anjungan dan Pas Pelabuhan
Electricity, Telephone, Water, Parking, Galleries and Airport Entrance Pass
229.893.421 206.171.547
23.721.874 11,51
Listrik | Electricity
63.664.826 54.366.810
9.298.016 17,10
Telepon | Telephone
11.679.133 10.969.279
709.854 6,47
Air | Water
4.832.415 4.826.891
5.524 0,11
Reklame | Adverising
35.808.735 32.828.590
2.980.145 9,08
Parkir Kendaraan | Parking
108.346.283 97.290.217
11.056.066 11,36
In addiion, the aeronauical component that also contributed a quite signiicant revenue is the Baggage
Handling System BHS HBS. BHS HBS contributed Rp53.67 billion revenue in 2014. Revenue from other aeronauical
components, such as the use of Aviobridge also increased by Rp17.32 billion or 7.63 compared to 2013 and the use
of counters reached Rp5.03 billion or 7.63 compared with the year 2013.
Income From Non-Aeronauical Services
Non-aeronauical revenues experienced a growth amouning to Rp803.39 billion or 80.47 of Rp998,44 billion on 2013
to Rp1,801.83 billion on 2014. Growth in non-aeronauical revenues, especially derived from rental income which grew
to Rp161.41 billion, from concessions revenue which grew to Rp499,23 billion, revenue from warehousing amouning
to Rp45.43 billion, revenue from subsidiary amouning to Rp67.03 billion and from other services revenue which grew
to Rp44.97 billion. The revenue growth was also in line with the growth of producion.
Non-Aeronauical Income
in thousands Rupiah
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
171
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=43
Anjungan | Galleries
821.687 819.514
2.173 0,27
Layanan Data | Data Service
235.000 -
235.000 NA
Pas Bandara | Airport Entrance Pass
4.505.342 5.070.246
564.904 11,14
Sewa-sewa | Rentals
353.588.982 192.174.888
161.414.094 83,99
Sewa Ruang | Room Rental
272.938.521 142.471.967
130.466.554 91,57
Sewa Tanah | Land Rental
32.410.654 25.752.682
6.657.972 25,85
Sewa Tempat | Locaion Rental
33.876.319 21.098.967
12.777.352 60,56
Sewa Gedung | Building Rental
469.614 723.666
254.052 35,11
Sewa Kendaraan | Transportaion Rental
6.841.403 689.000
6.152.403 892,95
Sewa Antena | Antenna Rental
4.141.904 -
4.141.904 NA
Sewa peralatan kantor | Office Equipments Rental
629.623 -
629.623 NA
Sewa lainnya | Other Rentals
2.280.944 1.438.606
842.338 58,55
Pemakaian Ruang Tunggu CIP Lounge
61.171.081 54.605.947
6.565.134 12,02
Konsesi | Concession 852.460.862
353.227.938 499.232.924
141,33
Domesik | Domesic
501.969.637 295.986.254
205.983.383 69,59
Internasional | Internaional
350.491.225 57.241.684
293.249.541 512,30
Pergudangan Warehousing
212.513.592 167.083.625
45.429.967 27,19
Pendapatan Anak Perusahaan Income from Subsidiary Companies
92.203.586 25.173.484
67.030.102 266,27
Jasa Agen | Services
20.755.975 11.650.168
9.105.807 78,16
Perdagangan | Trading
779.270 3.378.209
2.598.939 76,93
Jasa Perencanaan dan Pelaksanaan | Planning and Execuing Services
12.650.800 1.249.968
11.400.832 912,09
Kamar dan Layanan Hotel | Hotel Sevices
13.045.201 8.895.139
4.150.062 46,66
Jasa Lain | Other Services
44.972.339 -
44.972.339 NA
Jumlah Total
1.801.831.524 998.437.429
803.394.095 80,47
Komponen non aeronauika yang menyumbang angka kenaikan pendapatan teringgi adalah pendapatan konsesi
yang mengalami kenaikan Rp499,46 miliar atau sebesar 141,33. Hal ini disebabkan oleh mulai berkembangnya
mekanisme konsesi di bagian-bagian komersial di bandara yang dikelola oleh Perusahaan.
Pada komponen lain, jasa sewa ruangan juga menunjukkan peningkatan yang signiikan yaitu sebesar Rp130,46 miliar
atau 91,57 dibandingkan dengan tahun 2013.
Beban Operasional
Beban operasional mengalami pertumbuhan Rp1.035,29 miliar atau sebesar 43,67 dari Rp2.370,81 miliar di 2013
menjadi Rp2.406,10 miliar di 2014. Pertumbuhan beban Non-aeronauical component that contributed the highest
revenue increase is from the concession revenue that increased by Rp499.46 billion or 141.33. This was due to the
development of concessions mechanism on the commercial secions in the airports managed by the Company.
In other components, leasing services also showed a signiicant increase in the amount of Rp130.46 billion or
91.57 compared to the increase in 2013.
Operaion Expenses
Operaing expenses experienced a growth of Rp1,035.29 billion or approximately 43.67 from Rp2,370.81 billion in
2013 to Rp2,406.10 billion in 2014. This was derived from the
Tinjauan Keuangan
172
Lapor an T
ahunan 2014
operasional terutama berasal dari beban penyusutan aset tetap dan amorisasi, pertumbuhan beban langsung lainnya,
serta beban umum dan administrasi. Beban penyusutan aset dan amorisasi mengalami pertumbuhan Rp217,87, untuk
beban langsung lainnya mengalami pertumbuhan Rp124,95
miliar yang secara khusus disebabkan peningkatan beban services
yang cukup signiikan di 2014. Sedangkan, beban umum dan administrasi mengalami pertumbuhan Rp165,45
miliar. Hal ini khususnya disebabkan peningkatan beban pemasaran, beban rapat, dan beban keperluan operasional.
Beban Operasional
dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=43
Beban Pegawai Employee Expenses
847.557.486 696.148.442
151.409.044 21,75
Pemeliharaan Maintenance
170.763.313 113.198.764
57.564.549 50,85
Beban Pemakaian Persediaan Inventory Usage
53.687.940 40.762.288
12.925.652 31,71
Uilitas Uiliies
280.488.534 194.484.470
86.004.064 44,22
Sewa Leases
39.865.526 33.738.574
6.126.952 18,16
Umum dan Administrasi General and Administraion Expenses
528.511.874 363.066.379
165.445.495 45,57
Pajak Taxes Expenses
179.119.982 116.163.150
62.956.832 54,20
Asuransi Insurance
9.381.561 7.719.298
1.662.263 21,53
Low value aset Low value assets
9.112.519 3.962.832
5.149.687 129,95
Penyusutan Aset Tetap dan Amorisasi Depreciaion of Fixed Assets and
Amorisaion 593.927.853
376.061.212 217.866.641
57,93 Imbalan Pasca Kerja
Employee Beneit 227.463.409
154.298.124 73.165.285
47,42 Beban Pelayanan Penumpang
Passanger Services Expenses 119.695.735
140.993.738 21.298.003
15,11 Beban Langsung Lainnya
Other Direct Expenses 346.520.323
130.210.897 216.309.426
166,12
Jumlah Total
3.406.096.055 2.370.808.168
1.035.287.887 43,67
Beban penyusutan aset tetap dan amorisasi merupakan komponen beban operasional yang menyumbangkan
kenaikan paling inggi yaitu sebesar Rp217,86 miliar atau meningkat 57,93 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal
ini disebabkan oleh penambahan aset perusahan berupa
gedung senilai Rp1,9 triliun, peralatan sebesar Rp1,3 triliun, depreciaion of ixed assets and amorizaion, other direct
expenses growth, also general and administraion expenses. The depreciaion of assets and amorizaion amounted
to Rp217.87 billion, other direct expenses amounted to Rp124.95 billion which was speciically due to the signiicant
increase in expenses in 2014. General and administraion expenses increased by Rp165.45 billion which was due to
an increase in markeing expenses, meeing costs, and other operaional purposes.
Operaion Expenses
in thousands Rupiah Depreciaion of ixed assets and amorizaion, which is
the main component of operaing expenses, contributed the highest increase by Rp217.86 billion or 57.93 higher
compared to the expenses in the previous year. This was due to the addiional company assets, such as buildings worth
Rp1.9 trillion, equipments worth Rp1.3 trillion, building
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
173
bangunanlapangan sebesar Rp800 miliar dan instralsi sebesar Rp448 miliar sehingga mengakibatkan kenaikan
biaya penyusutan aset tetap di tahun 2014.
Selain itu, penyumbang peningkatan terbesar selanjutnya adalah biaya umum dan administrasi yaitu meningkat
sebesar Rp165,95 miliar atau sebesar 45,57 dibanding tahun sebelumnya, biaya ini mencakup peningkatan beban
pemasaran, beban konsultan, dan beban pejabat non pegawai. Penyumbang peningkatan komponen terbesar
selanjutnya adalah beban pegawai yang meningkat Rp151,41 miliar atau 21,75 dibandingkan dengan tahun
2013, hal ini lebih disebabkan peningkatan gaji pegawai pada tahun 2014 dan juga peningkatan jumlah karyawan
Angkasa Pura Airports yang secara langsung menyebabkan peningkatan beban pegawai pada tahun 2014.
Laba Operasional
Laba operasional di 2014 mencapai Rp1.177,44 miliar, mengalami pertumbuhan Rp484,34 miliar atau sebesar
69,88 dari 2013 yang mencapai Rp693,10 miliar. Hal ini disebabkan peningkatan pendapatan operasional yang
diperoleh lebih besar dibandinngkan dengan peningkatan beban operasional yang dihasilkan oleh Perusahaan.
Pendapatan dan Beban Non Operasional
Pendapatan non operasional mengalami penurunan Rp124,48 miliar atau sebesar 98,44 dari Rp126,44 miliar di
2013 menjadi Rp1,97 miliar di 2014. Penurunan pendapatan operasional yang paling signiikan terjadi di pendapatan lain-
lain yang berupa pendapatan selisih kurs operasional.
Pendapatan dan Beban Non Operasional dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=43
Pendapatan Non Operasional Non Operaing Income
256.032.223 418.261.425
162.229.202 38,79
Beban Non Operasional Non Operaing Expenses
254.064.075 291.816.239
37.752.164 12,94
Jumlah Total
1.968.148 126.445.186
124.477.038 98,44
ield worth Rp800 billion and installaion worth Rp448 billion thus resuling in the increase of depreciaion of ixed
assets in 2014.
The second biggest contributor is from general and administraion expenses that increased to Rp165.95 billion
or 45.57 compared to the previous year which includes the increment of markeing expenses, consultancy expenses,
and non-employee expenses. The third one is the increment of employees expenses which increased by Rp151.41 billion
or 21.,75 higher than the expenses in 2013. This was due to the increment of employees’ salary, and due to the
increased number of employees that directly afects the total employee expenses in 2014.
Operaion Proit
Operaion proit in 2014 reached Rp1,177.44 billion which increased by Rp484.34 billion or 69.88 from 2013 that
only reached Rp693.10 billion. This was due to the operaing income that was higher than the operaing expenses
generated by the Company.
Non-Operaing Income and Expenses
Non-operaing income declined to Rp124.48 billion or 98.44 from Rp126.44 billion in 2013 to Rp1.97 billion in
2014. The most signiicant decline is in other income which was operaing income from foreign exchange.
Non Operaing Income Expenses
in thousands Rupiah
Tinjauan Keuangan
174
Lapor an T
ahunan 2014
Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan
Laba sebelum taksiran pajak penghasilan di 2014 mencapai Rp1,18 triliun, mengalami kenaikan Rp359,86 miliar atau
sebesar 43,91 dari 2013 yang mencapai Rp819,54 miliar. Kenaikan tersebut berasal dari pertumbuhan pendapatan
non operasional.
Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan mengalami pertumbuhan Rp76,12 miliar atau sebesar 43,66 dari Rp174,37 miliar di 2013 menjadi
Rp250,50 miliar di 2014. Pertumbuhan pajak penghasilan disebabkan meningkatnya beban pajak kini, khususnya yang
berasal dari Perusahaan.
Pajak Penghasilan
dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=43
Pajak Kini | Current Tax 238.228.025
147.608.472 90.619.553
61,39 Pajak Tangguhan | Deferred Tax
12.271.322 26.766.169
14.494.847 54,15
Jumlah | Total 250.499.347
174.374.641 76.124.706
43,66
Laba Bersih Tahun Berjalan
Laba bersih tahun berjalan di 2014 mencapai Rp928,91 miliar, mengalami pertumbuhan Rp283,74 miliar atau
sebesar 43,98 dari 2013 yang mencapai Rp645,17 miliar. Hal ini disebabkan oleh kinerja perusahaan yang semakin
membaik, yang terlihat dalam keberhasilan Angkasa Pura Airports dalam meningkatkan pendapatan operasional
perusahaan dan juga menekan beban operasional perusahaan sehingga peningkatannya idak sebesar
peningkatan pendapatan operasional perusahaan.
Adapun laba bersih tahun berjalan tersebut terdiri dari: •
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik enitas induk Rp928 miliar dan
• Laba yang dapat diatribusikan kepada kepeningan non
pengendali Rp0,31 miliar.
Proit Before Income Tax
In 2014, the income before tax reached Rp1.18 trillion, increasing by Rp359.86 billion or 43.91 from 2013 which
reached Rp819.54 billion that was due to the increase in non-operaing income.
Income Tax
Income tax increased by Rp76.12 billion or 43.66 of Rp174.37 billion in 2013 to reach an amount of Rp250.50
billion in 2014. This was due to an increase in current tax, paricularly tax expenses of the Company.
Income Tax
in thousands of Rupiah
Net Income of Current Year
Net proit in 2014 reached Rp928.91 billion, with an increase of Rp283.74 billion or increasing by 43.98 from
the net income of 2013 which reached Rp645.17 billion. This is due to the improved performance of the company,
which is visible in the success of Angkasa Pura Airports in improving the company’s operaing revenues and curbing
the operaing expenses so that the increase of expenses is not as signiicant as the increase in the company’s operaing
income.
The net proit of the year consisted of: •
Proit atributable to owners of parent enity Rp928 billion and
• Proit atributable to non-controlling interests Rp0.31
billion.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
175
Pendapatan Komprehensif Lain
Pendapatan komprehensif lain mengalami kenaikan Rp92,49 miliar atau sebesar 169,96 . Pendapatan komprehensif
lain yang di 2013 terjadi deisit Rp54,42 miliar menjadi memperoleh Rp38,07 miliar di 2014. Hal ini disebabkan
adanya keuntungan atas investasi efek.
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Laba komprehensif tahun berjalan mengalami peningkatan Rp376,24 miliar atau sebesar 63,69 dari Rp590,74 miliar di
2013 menjadi Rp966,98 miliar di 2014. Kenaikan pendapatan komprehensif tahun berjalan disebabkan oleh semakin
membaiknya kinerja Perusahaan yang berhasil membukukan kenaikan pendapatan operasional sebesar 49,60 atau
sebesar Rp1,52 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2013. Adapun pendapatan komprehensif tahun berjalan tersebut
sepenuhnya merupakan pendapatan komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik enitas induk.
Laba Bersih Per Saham Dasar
Laba bersih per saham dasar di 2014 mencapai Rp291 ribu, mengalami kenaikan sebesar Rp106 ribu atau 57,30 dari
2013 yang mencapai Rp185 ribu. Hal ini disebabkan kenaikan laba bersih yang didapatkan oleh Angkasa Pura Airports.
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
12.981.809.434
Aset Assets
Liabilitas Liabiliies
Ekuitas Equiies
3.512.145.616 9.469.663.818
15.830.826.042
5.430.051.287 10.400.774.756
2013 2014
Graik Posisi Keuangan Konsolidasi |
Chart of Consolidated Financial Posiion
dalam ribuan Rupiah | in thousand Rupiahs
Other Comprehensive Income
Other comprehensive income increased by Rp92.49 billion or 169.96. In 2013, other comprehensive incomes
experienced a decline of Rp54.42 billionto reach a level of Rp38.07 billion in 2014. This was due to the gain from
investment securiies.
Comprehensive Proit For The Year
Comprehensive income for the year increased by Rp376.24 billion or 63.69 of Rp590.74 billion in 2013 to Rp966.98
billion in 2014. The increase in comprehensive income of the current year due to the improving performance of the
Company which successfully managed to increase operaing income by 49.60 or Rp1.52 trillion compared to that of
2013. This whole comprehensive income is fully atributable to owners of parent enity.
Net Proit Per Basic Share
In 2014, net proit per basic share reached Rp291 thousand, an increase of Rp106 thousand or 57.30 from 2013 which
reached Rp185 thousand. This is a result of an increase in net proit earned by Angkasa Pura Airports.
Consolidated Financial Statement
Tinjauan Keuangan
176
Lapor an T
ahunan 2014
Posisi Keuangan Konsolidasian
dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth
1 2
3 4=2-3
5=43
Aset | Assets
15.830.826.042 12.981.809.434
2.849.016.608 21,95
Aset Lancar | Current Assets
2.636.161.302 1.749.277.372
886.883.930 50,70
Aset Tidak Lancar | Non-current Assets
13.194.664.741 11.232.532.062
1.962.132.679 17,47
Liabilitas |
Liabiliies
5.430.051.287 3.512.145.616
1.917.905.671 54,61
Liabilitas Jangka Pendek | Short-term Liabiliies
2.841.758.681 2.211.948.375
629.810.306 28,47
Liabilitas Jangka Panjang | Long-term Liabiliies
2.588.292.605 1.300.197.241
1.288.095.364 99,07
Ekuitas | Equiies 10.400.774.756
9.469.663.818 931.110.938
9,83
Aset
Pada 2014, aset mencapai Rp15.830,83 miliar. Mengalami pertumbuhan Rp2.849,02 miliar atau sebesar 21,95
dibandingkan 2013 yang mencapai Rp12.981,81 miliar. Pertumbuhan tersebut berasal dari pertumbuhan aset
lancar dan aset idak lancar.
Aset Lancar Current Assets
Aset Tidak Lancar Non-current Assets
1.749.277.372 11.232.532.062
2.636.151.302 13.194.664.741
2013 2014
Graik Aset |
Chart of Assets
dalam ribuan Rupiah |in thousands Rupiah
Aset Lancar
Aset lancar mengalami peningkatan Rp886,83 miliar atau sebesar 50,70 dari Rp1.749,28 miliar di 2013 menjadi
Rp2.636,16 miliar di 2014. Peningkatan aset lancar terutama berasal dari peningkatan kas dan setara kas, piutang usaha
serta piutang lain-lain. Kas dan setara kas mengalami peningkatan Rp772,43 miliar yang utamanya didominasi
oleh peningkatan deposito, baik dari pihak yang berelasi ataupun pihak keiga dan juga deposito dalam mata uang
asing yang pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp676,89 miliar jika dibandingkan dengan tahun 2013.
Financial Consolidated Posiions
in thousands Rupiah
Assets
In 2014, the Company’s assets reached Rp15,830.83 billion. The assets increased by Rp2,849.02 billion or 21.95
compared to the assets of 2013 which reached Rp12,981.81 billion. The increment was derived from the growth in
current assets and non-current assets.
Current Assets
The current assets increased by Rp886.83 billion or 50.70 of Rp 1,749.28 billion in 2013 to Rp2,636.16 billion in 2014.
The increase in current assets was mainly derived from an increase in cash and cash equivalents, trade receivables
and other receivables. Cash and cash equivalents increased by Rp772.43 billion, which was mainly dominated by the
increase in deposits, either from related paries or third paries as well as deposits in foreign currency in 2014 which
increased by Rp676.89 billion when compared to that of 2013.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
177
Aset Lancar
dalam ribuan Rupiah
Uraian|
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth
1 2
3 4=2-3
5=43
Kas dan Setara Kas Cash and Cash Equivalents
1.352.260.123 579.828.116
772.432.007 133,22
Investasi Efek Investment in Securiies
370.094.305 329.433.688
40.660.617 12,34
Piutang Usaha Trade Receivables
518.164.565 357.662.536
160.502.029 44,88
Piutang Lain-lain Other Receivables
71.310.660 910.075
70.400.585 7735,69
Persediaan Inventories
15.102.571 8.465.902
6.636.669 78,39
Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka Prepaid Expenses
16.961.096 10.286.285
6.674.811 64,89
Pendapatan yang Masih Harus Diterima Accrued Income
50.738.906 103.969.850
53.230.944 51,20
Pajak Dibayar Dimuka Prepaid Taxes
236.848.497 354.284.121
117.435.624 33,15
Aset Lancar Lainnya Other Current Assets
4.680.579 4.436.799
243.780 5,49
Jumlah Total
2.636.161.302 1.749.277.372
886.883.930 50,70
Aset Tidak Lancar
Aset idak lancar mengalami pertumbuhan Rp1.962,13 miliar atau sebesar 17,47 dari Rp11.232,53 miliar di 2013
menjadi Rp13.194,66 miliar di 2014. Pertumbuhan aset idak lancar terutama berasal dari pertumbuhan aset tetap.
Aset tetap mengalami pertumbuhan Rp3.758,16 miliar yang mencakup adanya penambahan aset tetap gedung sebesar
Rp1.931,92 miliar, aset tetap peralatan sebesar Rp1.462, 93 miliar, aset tetap bangunan lapangan sebesar Rp900,97
miliar dan aset tetap dengan klasiikasi lain. Penambahan aset tetap tersebut tersebar di beberapa bandara seperi
I Gusi Ngurah Rai Bali, Sultan Aji Muhamad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan bandara Juanda Surabaya. Seiring
dengan penambahan aset tetap tersebut, maka terjadi pengurangan aset dalam penyelesaian yang tereklasiikasi
menjadi aset tetap di 2014.
Current Assets
in thousands Rupiah
Non-Current Assets
Non-current assets increased by Rp1,962.13 billion or 17.47 of Rp11,232.53 billion in 2013 to Rp13,194.66 billion
in 2014. The growth in non-current assets was mainly derived from the growth in ixed assets. Fixed assets increased by
Rp3,758.16 billion, which includes the added ixed assets amouning to Rp1,931.92 billion in buildings, Rp1,462. 93
billion in equipments, Rp900.97 billion in buildingsields and ixed assets with another classiicaion. The addiional ixed
assets are spread across several airports such as in I Gusi Ngurah Rai Bali, in Sultan Aji Muhamad Sulaiman Sepinggan
Balikapapan and in Juanda airport Surabaya. Along with the adding of ixed assets, there was adecline in assets due to
the re-classiicaion of assets into ixed assets in 2014.
Tinjauan Keuangan
178
Lapor an T
ahunan 2014
Aset Tidak Lancar
dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth
1 2
3 4=2-3
5=43
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets
3.933.286 4.151.450
218.164 5,26
Piutang Jangka Panjang Long Term Receivables
45.270.604 70.677.575
25.406.971 35,95
Investasi Jangka Panjang Long Term Investments
135.758.230 286.257.711
150.499.481 52,57
Properi Investasi Investment Properies
160.595.003 162.002.620
1.407.617 0,87
Aset Tetap Fixed Assets
11.208.184.825 7.450.025.929
3.758.158.896 50,44
Aset Dalam Penyelesaian Construcion in progress
1.622.207.733 3.245.283.496
1.623.075.763 50,01
Aset Tidak Berwujud Intangible Assets
18.595.060 13.558.281
5.036.779 37,15
Aset Tidak Lancar Lain Other Assets
120.000 575.000
455.000 79,13
Jumlah Total
13.194.664.741 11.232.532.062
1.962.132.679 17,47
Liabilitas
Liabilitas di 2014 mencapai Rp5.430,05 miliar, mengalami pertumbuhan Rp1.917,91 miliar atau sebesar 54,61
dibandingkan 2013 yang mencapai Rp3.512,15 miliar.
Liabilitas Jangka Pendek Short-term Liabiliies
Liabilitas Jangka Panjang Long-term Liabiliies
2.211.948.375 1.300.197.241
2.841.758.681 2.588.292.605
2013 2014
Graik Liabilitas |
Chart of Liabiliies
dalam ribuan Rupiah | in thousands Rupiah
Kenaikan liabilitas tersebut lebih didominasi oleh kenaikan liabilitas jangka panjang yang meningkat sebesar Rp1.288,09
miliar atau 99,07 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Sementara itu untuk liabilitas jangka pendek terjadi
peningkatan Rp629,81 miliar atau 28,47 jika dibandingkan dengan tahun 2013.
Non-current Assets
in thousands Rupiah
Liabiliies
In 2014, total liabiliies reached Rp5,430.05 billion, which had increased by Rp1,917.91 billion or by 54.61 compared
to that of 2013 which reached Rp3,512.15 billion.
The increase in liabiliies is mostly dominated by the increase of long-term liabiliies which went up to Rp1,288.09 billion,
or 99.07 compared to that of 2013. Meanwhile, short-term liabiliies increased to Rp629.81 billion, or 28.47 compared
to the short term liabiliies of 2013.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
179
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas jangka pendek mengalami pertumbuhan Rp629,81 miliar atau sebesar 28,47 dari Rp2.211,95 miliar di 2013
menjadi Rp2.841,76 miliar di 2014. Pertumbuhan liabilitas jangka pendek terutama berasal dari pertumbuhan utang
usaha dan beban yang masih harus dibayar. Utang usaha mengalami pertumbuhan Rp416,89 miliar.
Liabilitas Jangka Pendek dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=43
Beban yang Masih Harus Dibayar Accrued Expenses
425.495.243 284.554.120
140.941.123 49,53
Utang Usaha Trade Payables
1.469.530.501 1.052.641.799
416.888.702 39,60
Pendapatan Diterima Dimuka Accrued Revenue
253.934.433 227.696.331
26.238.102 11,52
Utang Pajak Ta
x Payab les
222.044.836 195.356.311
26.688.525 13,66
Bagian lancar dari utang bank jatuh tempo Current Loans Due
50.167.930 13.152.020
37.015.910 281,45
Utang Lancar Lain-lain Other Current Liabiliies
420.585.738 438.547.794
17.962.056 4,10
Jumlah Total
2.841.758.681 2.211.948.375
629.810.306 28,47
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang mengalami pertumbuhan Rp1.288,09 miliar atau sebesar 99,07 dari Rp1.300,20
miliar di 2013 menjadi Rp2.588,29 miliar di 2014. Pertumbuhan liabilitas jangka panjang terutama berasal dari
pertumbuhan utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun. Utang bank jangka
panjang tersebut mengalami pertumbuhan Rp1.257,46 miliar atau sebesar 142,41 jika dibandingkan dengan
tahun 2013.
Short Term Liabiliies
Short-term liabiliies grew by Rp629.81 billion or 28.47 of Rp2,21.95 billion in 2013 to Rp2,841.76 billion in 2014. The
growth of short-term liabiliies was mainly from the increase in accounts payable and accrued expenses. Accounts
payable increased by Rp416.89 billion.
Short Term Liabiliies
in thousands Rupiah
Long Term Liabiliies
Long-term liabiliies increased by Rp1,288.09 billion or 99.07 of Rp1.,300.20 billion in 2013 to Rp2,588.29 billion in
2014. The growth of long-term liabiliies mainly was derived from the growth of long-term bank loans ater deducing
the porion due within one year. The long-term bank loan increased by Rp1.257.46 billion or 142.41 when compared
to the long-term liabiliies of 2013.
Tinjauan Keuangan
180
Lapor an T
ahunan 2014
Liabilitas Jangka Panjang dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth
1 2
3 4=2-3
5=43
Utang Bank Jangka Panjang-setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun
Long Term bank Loan net of current porions 2.140.455.425
882.993.115 1.257.462.310
142,41 Utang Jaminan
Warranty Payable 51.489.710
26.573.304 24.916.406
93,76 Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Employee Beneits Liabiliies 382.784.867
389.121.377 6.336.510
1,63 Liabilitas Pajak Tangguhan
Defered Tax Liabiliies 13.562.603
1.509.445 12.053.158
798,52
Jumlah Total
2.588.292.605 1.300.197.241
1.288.095.364 99,07
Ekuitas
Pada 2014, ekuitas mencapai Rp10.400,77 miliar, mengalami pertumbuhan Rp931,11 miliar atau sebesar
9,83 dibandingkan 2013 yang mencapai Rp9.469,66 miliar. Pertumbuhan ekuitas terutama berasal dari penyertaan
modal negara yang idak terdapat pada tahun 2013. Penyertaan negara tersebut merupakan Bantuan Pemerintah
yang belum ditetapkan statusnya BPYBDS, yang dicatat sebagai penyertaan modal pemerintah melalui peraturan
pemerintah nomor 8 tahun 2014 tanggal 12 Februari 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik
Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan sebesar Rp2.926,16 miliar.
Tetapi disisi lain, hal tersebut mengakibatkan adanya pengurangan pada saldo BPYBDS sebesar Rp2.705,70 miliar
akibat dari perpindahan saldo BPYBDS menjadi penyertaan modal negara dan adanya penerimaan selama tahun
berjalan sebesar Rp220,17 miliar. Selain itu peningkatan ekuitas juga disebabkan oleh kenaikan laba tahun berjalan
sebesar Rp283,81 miliar atau 44,02 dibanding tahun 2013, dan juga adanya kenaikan saldo laba cadangan sebesar
Rp386,87 miliar atau 17,35 dibanding tahun 2013.
Long Term Liabiliies
in thousands Rupiah
Equiies
In 2014, equiies reached Rp 10,400.77 billion, growth Rp 931.11 billion or 9.83 compared to 2013 to reach
Rp9,469.66 billion. Equity growth comes primarily from Government capital investment which is not present in
2013. It is actually the government contribuion pending determinaion in status BPYBDS, which is recorded as
government capital investment through government regulaion No. 8 of 2014 on February 12, 2014, on the
Increase in Investments capital of the Republic of Indonesia to the Company’s share capital amounted to Rp2,926.16
billion.
However on the other hand, this has resulted in a reducion in the BPYBDS’ balance of Rp2,705.70 billion as a result of the
BPYBD’ balance displacement into state capital paricipaion and acceptance during the year amounted to Rp 220.17
billion. Besides that the increase in equity was also caused by the increase in income for the year amounted to Rp
283.81 billion or 44.02 compared to the year 2013, and also an increase in retained earnings reserve of Rp 386.87
billion or 17.35 compared to the year 2013.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
181
Ekuitas
dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth
1 2
3 4=2-3
5=43
Modal Saham Share Capital
3.488.245.000 3.488.245.000
0,00 Penyertaan Modal Negara
Government Capital Investment 2.926.166.059
- 2.926.166.059
NA Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan
Statusnya Government Contribuion Pending Determinaion
In Status 255.096.706
2.960.795.675 2.705.698.969
91,38 Laba yang Belum Direalisasi Atas Efek
Unrealized Gain on Securiies 44.831.597
6.757.646 38.073.951
563,42 Pengaruh Pengalihan Aset Tetap-Kenavigasian
Efect of Navigaion Fixed Assets Transfer Nilai Buku Aset Tetap Kenavigasian
Book Value of Fixed Assets 269.138.292
270.831.524 1.693.232
0,63 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap-Kenavigasian
Accumulated Depreciaion of Navigaion Assets 408.393.524
408.393.524 0,00
Saldo Laba Retained Earnings
Cadangan Appropriated
2.617.123.262 2.230.249.678
386.873.584 17,35
Laba Tahun Berjalan Un Appropriated
928.601.520 644.789.405
283.812.115 44,02
Kepeningan Non Pengendali Non Controlling Interest
1.455.379 1.264.416
190.963 15,10
Jumlah | Total 10.400.774.756
9.469.663.818 931.110.938
9,83
Laporan Arus Kas
777.909.362
Kas Dari Akivitas Operasi
Cash from Operaing Aciviies
Kas Dari Akivitas Investasi
Cash from Invesing Aciviies
Kas Dari Akivitas Pendanaan
Cash from Financing Aciviies
3.488.077.678 638.713.689
897.789.705 1.114.847.086
993.423.170 2013
2014
Graik Arus Kas Konsolidasian|
Chart of Consolidated Cash Flows
dalam ribuan Rupiah | in thousand Rupiahs
Equiies
in thousands Rupiah
Cash Flow Statement
Tinjauan Keuangan
182
Lapor an T
ahunan 2014
Arus Kas dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth
1 2
3 4=2-3
5=43
Arus Kas Dari Akivitas Operasi Cash Flows from Operaing Aciviies
897.789.705 777.909.362
119.880.343 15,41
Arus Kas Dari Akivitas Investasi Cash Flows from Invesing Aciviies
1.114.847.086 3.488.077.678
2.373.230.592 68,04
Arus Kas Dari Akivitas Pendanaan Cash Flows from Financing Aciviies
993.423.170 638.713.689
354.709.481 55,53
Kenaikan penurunan Kas dan Setara Kas Increase decrease of Cash and Cash
Equivalent 776.365.789
2.071.454.627 2.847.820.416
137,48 Pengaruh Selisih Kurs
Efect of Foreign Exchange Rate 3.933.782
1 79.619.478 183.553.260
102,19 Kas dan Setara Kas Awal Tahun
Cash and Cash Equivalent at the beginning of the year
579.828.116 2.471.663.265
1.891.835.149 76,54
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun Cash and Cash Equivalent at the end of the
year 1 .352.260.123
579.828.116 772.432.007
133,22
Kas dan setara kas akhir tahun 2014 mencapai Rp1.352,60 miliar, mengalami peningkatan Rp772,43 miliar atau
sebesar 133,22 dari kas dan setara kas akhir tahun 2013 yang mencapai Rp579,83 miliar. kenaikan ini disebabkan
peningkatan kas untuk akivitas pendanaan dan penurunan kas dari akivitas investasi.
Arus Kas Dari Akivitas Operasi
Kas dari akivitas operasi mengalami peningkatan Rp119,88 miliar atau sebesar 15,41 dari Rp777,91 miliar di 2013
menjadi Rp897,79 miliar di 2014. Peningkatan kas dari akivitas operasi khususnya disebabkan peningkatan
penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari penjualan kredit.
Arus Kas Untuk Akivitas Investasi
Kas untuk akivitas investasi mengalami penurunan Rp2.373,23 miliar atau sebesar 68,04 dari Rp3.488,08 miliar
di 2013 menjadi Rp1.114,85 miliar di 2014. Peningkatan kas untuk akivitas investasi khususnya digunakan untuk
melakukan penambahan aset tetap dan aset lain-lain.
Cash Flows
in thousands Rupiah
Cash and cash equivalents at the end of 2014 reached Rp1,352.60 billion, an increase Rp 772.43 billion or 133.22
of the cash and cash equivalents at the end of 2013, which reached Rp579.83 billion. This rise is caused by an increase
in cash lows in inancing aciviies and the decrease in cash lows from invesing aciviies.
Cash Flow From Operaing Aciviies
Cash from operaing aciviies increased by Rp119.88 billion or 15.41 of Rp777.91 billion in 2013 to Rp897.79 billion
in 2014. The increase in cash from operaing aciviies in paricular was due to the increase in cash receipts from cash
sales and cash receipts from the credit sales.
Cash Flow For Invesing Aciviies
Cash for invesing aciviies declined by Rp2,373.23 billion or 68.04 of Rp3,488.08 billion in 2013 to Rp1,114.85
billion in 2014. The decline of cash is due to the investment paricularly for procurement of ixed assets and other assets.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
183
Arus Kas Dari Akivitas Pendanaan
Kas dari akivitas pendanaan mengalami peningkatan Rp354,71 miliar atau sebesar 55,53. Pada 2014, kas dari
akivitas pendanaan mencapai Rp993,42 miliar. Sedangkan pada 2013, kas untuk akivitas pendanaan mencapai
Rp638,71 miliar. Hal tersebut khususnya disebabkan peningkatan penerimaan pinjaman jangka panjang.
Informasi Segmen Usaha
Segmen operasi merupakan komponen dari enitas yang terlibat dalam akivitas bisnis yang menghasilkan pendapatan
dan menimbulkan beban, termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain enitas
dengan hasil operasi yang dikaji ulang secara berkala oleh pengambil keputusan operasional. Informasi segmen
usaha Perusahaan berdasarkan segmen operasinya terdiri dari Kebandarudaraan dan Non Bandara. Segmen operasi
tersebut dijabarkan sebagai berikut.
Informasi Segmen Operasi
dalam ribuan Rupiah in thousands Rupiah
Uraian
Descripion
2014 Kebandar-
udaraan
Airport
Non Bandara
Non Airport
Jumlah
Total
Eliminasi
Eliminaion
Konsolidasian
Consolidated
Pendapatan Revenue
Pendapatan Usaha Income
4.389.793.623 641.870.308
5.031.663.931 448.128.161
4 .583.535.770 Kepada pihak keiga dan pihak
berelasi Third paries and related paries
4.315.564.441 267.971.329
4.583.535.770 -
4 .583.535.770 Antar Segmen
Inter Segment 74.229.182
373.898.979 448.128.161
448.128.161 -
Laba Usaha Operaing Income
ult 1.143.448.843
34.296.471 1.177.745.314
305.600 1 .177.439.714
Pendapatan Keuangan Financial Income
253.039.999 8 .952.208
261.992.207 5.959.984
256.032.223 Beban Keuangan
Financial Expense 237.131.380
16.338.787 253.470.167
636.722 252.833.444
Laba Rugi Asosiasi Income from Associates
1.230.630 -
1.230.630 1.230.630
Laba Sebelum Pajak Net Proit ater tax
1.158.126.832 26.909.892
1.185.036.724 6.902.306
1 .179.407.862 Beban Pajak Penghasilan
Income Tax 245.161.742
5.337.605 250.499.347
- 250.499.347
Cash Flow From Financing Aciviies
Cash from inancing aciviies increased Rp354.71 billion or 55.53. In 2014, cash from inancing aciviies reached
Rp993.42 billion. Where as in 2013, cash used in inancing aciviies reached Rp638.71 billion. This is paricularly due to
the increase ofash derived from long-term loans.
Informaion on Business Segment
An operaion segment is a component of an enity that engages in business aciviies that generate revenues and
incur expenses, including income and expenses relaing to transacions with other components of the enity which are
reviewed regularly by the chief operaing decision maker. The informaion on the Company’s business by segment
consists of Airport Afairs and Non-Airport Afairs. The operaion segments are described as follows:
Informaion on Operaion Segment
Tinjauan Keuangan
184
Lapor an T
ahunan 2014
dalam ribuan Rupiah in thousands Rupiah
Uraian
Descripion
2014 Kebandar-
udaraan
Airport
Non Bandara
Non Airport
Jumlah
Total
Eliminasi
Eliminaion
Konsolidasian
Consolidated
Laba Bersih Setelah Pajak Net Proit ater tax
912.965.089 21.572.287
934.537.376 6.902.306
928.908.515 Laba Yang Dapat Diatribusikan
Atributable Proit 912.965.089
21.572.287 934.537.376
5.628.862 928.908.515
Pemilik Enitas Induk Equity of Parent Enity
912.965.089 21.572.287
934.537.376 5.935.858
928.601.518 Kepeningan Non Pengendali
Non-controlling Interest -
- -
306.996 306.996
Laporan Posisi Keuangan Statement of Financial Posiions
Aset Segmen Segment Assets
15.289.927.737 714.100.201
16.004.027.938 259.149.894
15.744.878.044 Investasi Pada Asosiasi
Investment in Associates 440.207.787
1 .250.000 441.457.787
355.509.789 85.947.998
15.730.135.523 715.350.201
16.445.485.724 614.659.682
15.830.826.042 Liabilitas Segmen
Segment Liabiliies 5.344.736.550
344.521.377 5.689.257.927
259.206.640 5.430.051.287
dalam ribuan Rupiah in thousands Rupiah
Uraian
Descripion
2013 Kebandar-
udaraan
Airport
Non Bandara
Non Airport
Jumlah
Total
Eliminasi
Eliminaion
Konsolidasian
Consolidated
Pendapatan Revenue
Pendapatan Usaha Income
2.963.212.510 271.028.786
3.234.241.296 170.334.908
3 .063.906.388 Kepada pihak keiga dan pihak
berelasi Third paries and related paries
2.941.255.415 122.650.973
3.063.906.388 -
3 .063.906.388 Antar Segmen
Inter Segment 21.957.095
148.377.813 170.334.908
170.334.908 -
Laba Usaha Operaing Income
ult 687.956.507
5 .141.714 693.098.220
2 693.098.222
Pendapatan Keuangan Financial Income
402.500.639 11.476.052
413.976.691 5.630.860
408.345.831 Beban Keuangan
Financial Expense 265.128.759
3 .068.619 268.197.378
268.197.378 Laba Rugi Asosiasi
Income from Associates 9.633.723
281.871 9.915.594
- 9 .915.594
Laba Sebelum Pajak Net Proit ater tax
23.618.861 -
23.618.861 -
23.618.861
Beban Pajak Penghasilan Income Tax
811.343.249 13.831.018
848.793.127 5.630.858
819.543.408 Laba Bersih Setelah Pajak
Net Proit ater tax 167.134.719
7 .239.922 174.374.641
- 174.374.641
Laba Yang Dapat Diatribusikan Atributable Proit
978.477.968 21.070.940
999.548.908 5.630.858
645.168.767
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
185
dalam ribuan Rupiah in thousands Rupiah
Uraian
Descripion
2013 Kebandar-
udaraan
Airport
Non Bandara
Non Airport
Jumlah
Total
Eliminasi
Eliminaion
Konsolidasian
Consolidated Pemilik Enitas Induk
Equity of Parent Enity
978.477.968 21.070.940
999.548.908 354.380.141
645.168.767
Kepeningan Non Pengendali Non-controlling Interest
978.477.968 21.070.940
999.548.908 354.759.503
644.789.405
Laporan Posisi Keuangan Statement of Financial Posiions
- -
-
379.362 379.362
Aset Segmen Segment Assets
Investasi Pada Asosiasi Investment in Associates
12.740.215.172 414.386.682
13.154.601.854 369.658.548
12.784.943.306 502.375.917
- 502.375.917
305.509.789 196.866.128
Liabilitas Segmen Segment Liabiliies
13.242.591.089 414.386.682
13.656.977.771 675.168.337
12.981.809.434 Liabilitas Segmen
3.772.475.658 109.328.505
3.881.804.163 369.658.547
3.512.145.616
Pada 2014, kinerja dari kedua segmen operasi Angkasa Pura Airports dijelaskan sebagai berikut. Pendapatan Usaha
untuk segmen operasi Kebandarudaraan meningkat sebesar Rp1.426,58 miliar atau 48,14, sedangkan Pendapatan
Usaha untuk segmen Non Bandara meningkat sebesar Rp102,87 miliar atau sebesar 37,96 dibanding tahun
sebelumnya.
Kolekibilitas Piutang
Untuk mengetahui periode waktu perputaran piutang Angkasa Pura Airports, dilakukan pengukuran ingkat
kolekibilitas piutang. Berdasarkan hasil pengukuran, ingkat kolekibilitas piutang Perseroan menunjukkan penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya. Kolekibilitas piutang di 2014 mencapai 37 hari, sedangkan di 2013 mencapai 35
hari. Penurunan tersebut dikarenakan adanya piutang atas jasa BHSHBS dan beberapa maskapai penerbangan yang
berheni beroperasi sehingga meninggalkan hutang.
Kemampuan Membayar Utang
Pengukuran kemampuan membayar utang dilakukan dengan mengukur rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Rasio
likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan melunasi In 2014, the performance of the operaing segments Angkasa
Pura Airports are described as follows. Revenue for the operaing Airport Afairs segment increased by Rp1,426.58
billion, or 48.14, while revenues for Non-Airport Afairs segment increased by Rp 102.87 billion or 37.96 over the
previous year.
Collectability of Receivables
To determine the receivable turnover period of Angkasa Pura Airports, measurement is conducted to observe the
collectability level of receivables. Based on measurement results, the Company’s receivable collecion showed a
decline compared to the positon of the previous year. Collectability of receivables in 2014 was 37 days, whereas
the collectability rate in 2013 was 35 days. The decline was due to the receivables from BHSHBS services and the
receivables from airlines that ceased operaions and let outstanding debts.
Capacity To Pay Debt
Assessment of the ability to pay the debt is done by calculaing the liquidity raios and solvency raios. The
liquidity raio is used to assess the ability to setle the short-
Tinjauan Keuangan
186
Lapor an T
ahunan 2014
kewajiban jangka pendek, sedangkan rasio solvabilitas digunakan untuk digunakan untuk mengukur kemampuan
memenuhi seluruh kewajiban.
Pengukuran rasio likuiditas terdiri dari rasio kas, rasio uji cair, dan rasio lancar. Berdasarkan hasil pengukuran,
kemampuan Perseroan dalam melunasi kewajiban jangka pendek mengalami peningkatan dibandingkan 2013. Hal ini
disebabkan peningkatan aset lancar yang lebih besar dari peningkatan liabilitas jangka pendek. Dengan demikian,
kemampuan aset lancar Perusahaan dalam menjamin liabilitas jangka pendek masih relaif baik.
Rasio Likuiditas Uraian | Descripion
2014 2013
1 2
3
Rasio Kas | Cash Raio
60,61 41,11
Rasio Uji Cair | Test Acid Raio
92,23 78,70
Rasio Lancar | Current Raio
92,77 79,08
Pengukuran rasio solvabilitas terdiri dari rasio liabilitas terhadap total aset, rasio liabilitas terhadap ekuitas, dan rasio
liabilitas terhadap aset tetap. Berdasarkan hasil pengukuran, kemampuan Perseroan dalam memenuhi seluruh kewajiban
mengalami sedikit peningkatan. Hal ini disebabkan peningkatan liabilitas lebih kecil dari peningkatan aset dan
ekuitas terkait adanya penambahan aset tetap yang tersebar di beberapa bandara serta adanya penyertaan modal negara
yang idak terdapat pada tahun 2013.
Rasio Solvabilitas Uraian |
Descripion
2014 2013
1 2
3
Rasio Liabilitas Terhadap Total Aset Liability Raio to Total Assets
34,30 27,05
Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas Liability Raio to Equity
52,21 37,09
Rasio Liabilitas Terhadap Aset Tetap Liability Raio to Fixed Assets
48,45 47,14
Struktur Modal
Kebijakan struktur permodalan yang diterapkan Angkasa Pura Airports senaniasa melibatkan trade of yang
term obligaions, while the solvency raio is used to assess the ability to meet all obligaions.
Calculaion of the liquidity raio consists of cash raio, the raio of liquid test, and a current raio. Based on the
assessment, the Company’s ability to payback short-term liabiliies have increased compared to the posiion in 2013.
This was due to an increase in current assets that washigher than the increase in short-term liabiliies. Therefore, the
ability of current assets to guarantee short-term liabiliies is sill relaively good
Liquidity Raio
The solvency raio consists of the raio of liabiliies against total assets, the raio of liabiliiesto equity, and liabiliies to
assets raio. Based on this assessment, the Company’s ability to meet all liabiliies has slightly increased. This is due to the
increase in liabiliies that waslesss than the increase in assets and equity. This was related to the addiional ixed assets
which were spread across several airports, as well as the placement of government capital which was not available
in 2013.
Solvency Raio
Capital Structure
The capital structure policy applied in Angkasa Pura Airports always applies trade-ofs between the risk and return. The
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
187
terjadi antara risiko dan ingkat pengembalian return. Penambahan utang akan menambah risiko Perseroan,
namun akan menambah ingkat pengembalian yang diharapkan expected return
. Dengan demikian, risiko yang dihadapi Perseroan merupakan faktor yang mempengaruhi
keputusan tentang struktur modal.
Beberapa upaya yang dilakukan Perusahaan untuk mengopimalkan struktur modal pada 2014 adalah dengan
melakukan penambahan modal saham dan menambah
pinjaman baik dalam bentuk jangka pendek maupun jangka panjang untuk membiayai pembangunan proyek
pengembangan dan investasi lainnya. Hal ini menyebabkan persentase liabilitas terhadap total modal mengalami
peningkatan di 2014 menjadi 34,30 dari 27,05 di 2013. Dengan demikian, komposisi struktur modal di 2014 menjadi
34,30 liabilitas dan 65,70 ekuitas.
Struktur Modal
dalam ribuan Rupiah
Uraian
Descripion
2014 Persentase Total
Modal
Total Capital Percentage
2013 Persentase Total
Modal
Total Capital Percentage
1 2
3 4
5
Liabilitas | Liability
5.430.051.287 34,30
3.512.145.616 27,05
Liabilitas Jangka Pendek | Short-term
2.841.758.681 17,95
2.211.948.375 17,04
Liabilitas Jangka Panjang | Long-term
2.588.292.605 16,35
1.300.197.241 10,02
Ekuitas | Equity
10.400.774.756 65,70
9.469.663.818 72,95
Total Modal | Total Capital
15.830.826.043 100,00
12.981.809.434 100,00
Investasi Barang Modal
Pada 2014, Perseroan melakukan beberapa investasi barang modal sebagai berikut.
1. Program Investasi
pendukung Keselamatan
Penerbangan Keamanan a. Pembuatan Struktur Taxiway N-5 di Bandar Udara
Ngurah Rai - Bali termasuk Jasa Konsultan Pengawas senilai Rp7,6 miliar;
b. Pengadaan Crash Car untuk T2 di bandara Juanda senilai Rp13,4 miliar;
increase in loans will increase the risk of the Company’s debt, but will increase the level of expected return. Therefore, the
risks faced by the Company are the factors that inluence decisions about capital structure.
Several atempts that were made by the Company to opimize the capital structure in 2014 wereto increase share
capital and add borrowings short-term and long-term to fund the construcion of development projects and other
investments. This has raised the percentage of the liabiliies towards total capital from 27.05 in 2013 to 34.30 in
2014. Therefore, the composiion of capital structure in 2014 consisted of 34.30 liabiliies and 65.70 equity.
Capital Structure
in thousands Rupiah
Capital Goods Investment
In 2014, the Company made several capital investments as follows:
1. Investment Program supporing Flight SafetySecurity a. Building a Taxiway N-5 Structure in Ngurah Rai
Airport - Bali including Supervisor Consuling Services worth Rp7.6 billion;
b. Procurement Crash Car for Terminal 2of Juanda airport worth Rp13.4 billion;
Tinjauan Keuangan
188
Lapor an T
ahunan 2014
c. Pengganian dan Pemasangan Approach Light serta SQFL pada runway 13 di Bandara Hasanuddin
dengan nilai Rp8,44 miliar; d. Overlay Taxiway Delta, Golf, Hotel, dan West Paralel
termasuk Jasa Konsultan di Bandara Hasanuddin dengan nilai Rp22,8 miliar;
e. Pengganian Taxiway Light dan Apron Light di Bandara Sepinggan dengan nilai Rp7,75 miliar
prestasi isik 100; f. Pengadaan dan Pemasangan 1 unit Generator
set baru di Power Staion 1000 KVA di Bandara
Sepinggan dengan nilai Rp3,34 miliar; g. Pengganian Instalasi Approach Light dan Squence
Flashing Light di Runway 25 dan Pengganian Instalasi Runway Light dan
Threshold Light di Bandara Sepinggan dengan nilai Rp10,3 miliar;
h. Rekonstruksi paved shoulder Taxiway C dan D menjadi selebar 7,5 m di seiap sisi di bandara
Syamsudin Noor Banjarmasin senilai Rp3,2 miliar; i. Pengadaan dan pemasangan 6 unit Pompa
Submersible di Bandara Ahmad Yani senilai Rp3,3 miliar;
j. Pembuatan dan pemasangan pagar Pengamanan Security Fence di Bandara Internasional Lombok
senilai Rp6,7 miliar. 2. Program Pelayanan
a. Renovasi Terminal Penumpang Internasional Eksising menjadi Terminal Penumpang Domesik
Baru di Bandara Ngurah Rai dengan nilai Rp320,5 miliar;
b. Pekerjaan Pembuatan Sub Staion Pembagi Area Terminal Selatan Tanpa Ukiran di Bandara Ngurah
Rai dengan nilai Rp4,16 miliar; c. Replacement and Installaion of Approach Light
and SQFL on runway 13 at Hasanuddin Airport with a value of Rp 8.44 billion;
d. Overlay Taxiway Delta, Golf, Hotel, and West Parallel including Consuling Services at
Hasanuddin Airport with a value of Rp 22.8 billion;
e. Replacement Light Taxiway and Apron Light at Sepinggan Airport with Rp 7.75 billion worth of
physical achievement of 100; f.
Procurement and Installaion of 1 new Generator set unit in Power Staion in 1000 KVA at Sepinggan
Airport with a value of Rp 3.34 billion;
g. Replacement Installaion of Approach Light and Sequence Flashing Light on Runway 25 and
Runway Light and Light Threshold Replacement Installaion at Sepinggan Airport worth Rp10.3
billion;
h. Reconstrucion of paved shoulder Taxiway C and D, as wide as 7.5 m on each side of Syamsudin
Noor Airport Banjarmasin worth Rp3.2 billion; i.
Procurement and installaion of 6 units Submersible Pumps in Ahmad Yani Airport worth
Rp3.3 billion;
j. Installaion of Security Fence at Lombok
Internaional Airport worth Rp6.7 billion.
2. Services Program a. Renovaion of the exising Internaional
Passenger Terminal to serve as the new Domesic Passenger Terminal at Ngurah Rai Airport with a
value of Rp 320.5 billion;
b. Builidng a Sub Staion South Divider of Terminal Area Dividers with no carving work at Ngurah Rai
Airport worth Rp 4.16 billion;
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
189
c. Design and Build renovasi gedung terminal selatan beserta fasilitas penunjangnya termasuk biaya
konsultan pengawas di Bandara Juanda Surabaya senilai Rp947 miliar;
d. Pembuatan Rapid Exit Taxiway 14.552,40 m2 termasuk Biaya Studi Desain Rapid Exit Taxiway dan
Konsultan Pengawasan di Bandara Juanda dengan nilai Rp20,1 miliar;
e. Pengadaan dan Pemasangan back up supply daya listrik ke gedung terminal di Bandara Sultan
Hasanuddin dengan nilai Rp3.65 miliar;
f. Pengembangan Terminal berikut sarana penunjangnya termasuk Biaya Konsultan RTT
dan Konsultan MK di Bandara Adisutjipto senilai Rp23,2 miliar.
g. Pembangunan Fixed Bridge di Sisi Timur Apron di Bandara Adi Soemarmo Solo senilai Rp4,2 miliar;
h. Rekondisi Lahan Parkir dan Pembuatan Akses Parkir di Bandara Internasional Lombok senilai
Rp7,15 miliar.
3. Program Peningkatan Pendapatan a. Pengadaan peralatan Dispenser Parking System
Manless di Bandara Ngurah Rai DPS senilai Rp1,7
miliar; b. Pekerjaan sistem parkir di Bandara Juanda-
Surabaya dengan nilai Rp3,2 miliar; c. Pembuatan pelataran Ground Service Equipment
di Bandara Sepinggan dengan nilai Rp4,5 miliar; d. Pembangunan Gedung Line Maintenance,
Pembangunan area Meeing Point di area parkir
kendaraan, dan Pembuatan ruang ickeing
di area lobby dan kantor operaion Airlines di
makeup area di Bandara Internasional Lombok senilai Rp8 miliar.
c. Design and Build the renovaion of the south terminal building with its supporing faciliies
including the supervisor consuling fees at Juanda Airport Surabaya worth Rp947 billion;
d. Installing Rapid Exit Taxiway 14,552.40 m2 including Rapid Exit Taxiway Design Study Fee
and Supervision Consultant at Juanda Airport with a value of Rp20.1 billion;
e. Procurement and installaion of electrical power supply back-up for the terminal building at Sultan
Hasanuddin Airport with a value of Rp3.65 billion;
f. Terminal development with its supporing
faciliies including the cost of RTT and MK Consultant at Adisucipto Airport worth Rp23.2
billion.
g. Development of Fixed Bridge at East Side Apron at Adi Soemarmo Airport Solo worth Rp4.2
billion; h. Rebuild Parking Lots and Parking Access at
Lombok Internaional Airport worth Rp7.15 billion.
3. Revenue Enhancement Program a. Procurement of Dispenser Parking System
Manless equipment at Ngurah Rai Airport DPS worth Rp1.7 billion;
b. Parking system work at Juanda Airport, Surabaya with a value of Rp3.2 billion;
c. Installing Ground Service Equipment at Sepinggan Airport with a value of Rp4.5 billion;
d. Construcion of Building Line Maintenance and Meeing Point area in the parking area, and
installing ickeing space in the lobby and in the operaion oices of airlines arranged in the
makeup area in Lombok Internaional Airport worth Rp 8 billion.
Tinjauan Keuangan
190
Lapor an T
ahunan 2014
4. Program Produkiitas Kerja a. Implementasi Enterprise Resource Planning ERP
kantor pusat dan seluruh kantor cabang tahap II telah selesai dilaksanakan.
b. Pembuatan Rumah Dinas di Bandara Internasional Lombok senilai Rp18,5 miliar.
5. Program Citra Perusahaan a. Pembentukan Anak Perusahaan PT Angkasa
Pura Retail dengan penyertaan Rp48,7 miliar dengan nilai RKAP Rp476 miliar;
b. Perluasan pelataran parkir Masjid Bandara Baru di Bandara Hasanuddin senilai Rp1,5 miliar.
Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal
Angkasa Pura Airports telah mendapatkan fasilitas kredit dari Bank Mandiri sesuai Perjanjian Transaksi Khusus
Nomor: CRO.KP233PTK13, Akta Nomor 1341 tanggal 26 Juli 2013 oleh NotarisJulius Purnawan, SH, MSi sebesar
Rp4.400.000.000. Pihak Perusahaan, sesuai dengan Surat Nomor: AP.I.4757KU.242013PD-B tanggal 23 Juli 2013,
telah meminta kepada Bank Mandiri untuk melakukan
pengalihan sebagian porsi pembiayaan sell down atas Fasilitas Kredit kepada BNI dan BRI.
Berdasarkan Akta Nomor: 370 dan 371 oleh Notaris Julius Purnawan, SH,MSi tanggal 18 September 2013, maka Bank
Mandiri, BNI, BRI dan Perusahaan telah menandatangani Akta Pengalihan Porsi Pembiayaan yang menyatakan bahwa
berdasarkan akta tersebut, Bank Mandiri mengalihkan sebagian porsi pembiayaannya kepada BNI senilai
Rp1.000.000.000 dan BRI senilai Rp1.000.000.000.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Bank Mandiri, BNI, BRI, dan Perusahaan sepakat dan setuju membuat
Perjanjian Pembiayaan Bersama berdasarkan Akta Nomor: 372 oleh Notaris Julius Purnawan, SH, MSi dengan syarat
dan ketentuan limit kredit sebesar Rp4.400.000.000. 4. Work Producivity Program
a. Implementaion of Enterprise Resource Planning ERP headquarters and all branch oices Phase II
has been completed. b. Building company housing in Lombok
Internaional Airport worth Rp18.5 billion. 5. Corporate Image Program
a. Establishment of Subsidiary PT Angkasa Pura Retail with inclusion of Rp 48.7 billion with a
budget RKAP worth Rp476 billion; b, Expansion of the parking space of the airport
mosque at Hasanuddin Airport worth Rp1.5 billion.
Material Bonding for Capital Goods Investment
Angkasa Pura Airports was granted a loan facility from Bank Mandiri as agreed in the Special Transacion Agreement
Number: CRO.KP233PTK13, Deed No. 1341 dated 26 July 2013 by Notary Julius Purnawan, SH, MSi for
Rp4,400,000,000. The Company, in their Leter Number: AP.I.4757KU.242013PD-B dated July 23, 2013, has
propsed to the Bank to transfer of a porion of the inancing sell down othe Loan to BNI and BRI.
Based on Deed No. 370 and 371 by Notary Julius Purnawan, SH, MSi on September 18, 2013, Bank Mandiri, BNI, BRI and
the Company have signed the Act for Transferring a Porion of the Financing that states based on the deed, Bank Mandiri
shall transfer a porion of the inancing to BNI valuing Rp1,000,000,000 and BRI valuing Rp1,000,000,000.
Therefore, Bank Mandiri, BNI, BRI, and the Company have agreed to create a Joint Financing Agreement by virtue of
Deed No. 372 by Notary Julius Purnawan, SH, MSi with the terms and condiions of the loan ceiling of Rp4,400,000,000.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
191
Sifat dan Tujuan
Fasilitas kredit bersifat non revolving dan digunakan sebagai
corporate inancing untuk pembiayaan danatau pembiayaan kembali proyek pengembangan bandara dan
atau investasi.
Jangka Waktu Jangka waktu fasilitas terhitung 7 tahun sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian Kredit Bank Mandiri, yaitu
tanggal 26Juli 2013 sampai dengan tanggal 25 Juli 2020, termasuk masa grace period dan masa penarikan kredit
selama 2 tahun sejak tanggal penandatanganan kredit tanggal 26 Juli 2013 sampai dengan 25 Juli 2015.
Bunga Bunga dihitung hari demi hari secara efekif berdasarkan
Deposit Insurance Rate dalam Rupiah untuk bank komersial
yang ditetapkan 2 hari kerja sebelum periode suku bunga bulan berikutnya dari Lembaga Penjamin Simpanan dan
ditambah margin sebesar 2,45.
Provisi dan Withdrawal Fee
Bank membebani provisi kredit sebesar 0,25 yang diperhitungkan dari limit kredit yang dibayar ada saat
pengefekifan perjanjian. Selain itu Perusahaan juga diwajibkan membayar withdrawal fee sebesar 0,25 dari
penarikan kredit yang dibayar pada seiap penarikan kredit.
Agunan Kredit Fasilitas kredit dijamin dengan seluruh asetharta kekayaan
Perusahaan, baik berupa barang bergerak maupun barang idak bergerak, baik yang telah ada maupun yang
dikemudian hari akan ada.
Selama seluruh hutang yang imbul dan wajib dibayar oleh Perusahaan berdasarkan perjanjian tersebut belum
dinyatakan lunas, maka Perusahaan idak boleh melakukan hal-hal sebagai berikut.
•
Menjadi penjamin terhadap pihak keiga, kecuali dalam transaksi usaha Perusahaan sehari-hari.
• Memperoleh kredit barupinjaman dari lembaga
keuangan atau pihak keiga lainnya, kecuali pinjaman dari Pemegang Saham, utang usaha dalam kaitannya
Nature and Purpose Non-revolving loan facility and is used as corporate
inancing to inanceor reinance the airport development projects andor investments.
Tenor
A period of seven years commencing from the date of signing of the loan agreement with Bank Mandiri, which was
signed on 26 July 2013 unil 25 July 2020, including the grace period and loan withdrawal for 2 years from the date of the
loan signing on 26 July 2013 unil 25 July 2015.
Interest The efecive interest rate is calculated daily based on
Deposit Insurance Rate in Rupiah for commercial banks that is determined two working days before the period of interest
rate for the following month set by the Deposit Insurance Insituion and with a margin of 2.45.
Provision dan Withdrawal Fee The Bank charges a provision fee of 0.25 which is calculated
based on the exising loanceiling that is payable on the efecive date of the agreement. In addiion, the Company
is also required to pay a withdrawal fee of 0.25 for every loan withdrawal.
Loan Collateral The loan facility is guaranteed by all assets of the Company,
either in the form of movable or immovable assets, either exising or future assets.
If the debtand all due obligaion payments by the Company under the agreement have not been repaid in full, then the
Company shall not engage in the following:
• Act as guarantor for any third party, except for daily
transacions in the Company’s daily business. •
Obtain new loan from a inancial insituion or other third paries, except loans from shareholders, payable
in relaion with operaing project or daily business
Tinjauan Keuangan
192
Lapor an T
ahunan 2014
dengan operasional proyek atau kegiatan usaha sehar- hari, pinjaman dalam bentuk obligasi atau bentuk surat
hutang lainnya.
• Menjaminkan harta kekayaanaset yang telah ada
maupun yang akan ada di kemudian hari kepada pihak keiga.
• Mengalihkan atau menyerahkan kepada pihak lain
sebagian atau seluruhnya atas hak dan kewajiban yang imbul berkaitan dengan fasilitas kredit.
• Memberikan kredit kepada pihak manapun, termasuk
tetapi idak terbatas kepada pemegang Saham, kecuali pemberian pinjaman kepada pegawai danatau untuk
kegiatan usaha yang normal, termasuk kepada enitas anak.
Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi,
Restrukturisasi Utang dan Modal
Investasi
Pada tahun 2014 Perusahaan melakukan investasi jangka panjang dalam bentuk sebagai berikut:
1. Pendirian anak perusahaan dengan nama Angkasa Pura
Retail dengan Modal Dasar Perusahaan berdasarkan akta pendirian sebesar Rp200 miliar yang terbagi
atas 200.000 saham, masing-masing saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000.000. Dari Modal Dasar
tersebut telah ditempatkan dan disetor yaitu sebesar Rp50 miliar yang terbagi atas 50.000 saham masing-
masing oleh pendiri yaitu PT Angkasa Pura I Persero sebesar Rp.48,75 miliar atau sebanyak 48.750 saham
dan PT Angkasa Pura Hotel sebesar Rp1,25 miliar atau sebanyak 1.250 saham.
2. Penambahan modal Angkasa Pura Properi Rp31,5 miliar. Modal disetor yang semula Rp10,5 miliar menjadi
Rp42 miliar dengan komposisi kepemilikan saham yaitu PT Angkasa Pura l Persero sebesar Rp41,940 miliar
dan Koperasi Karyawan Angkasa Pura I PUSKOKAPURA sebesar Rp60.000.000.
aciviies, loans in the form of bonds or other forms of debt.
• Pledge collateralassets that already exist or will exist in
the future to a third party.
• Transfer or delegate other paries to parially or fully
assume the loan obligaion of the Company.
• Provide loans to any party, including but not limited
to the Shares holders, except for graning loans to employees andor for normal business aciviies,
including to subsidiaries.
Material Informaion on Investment, Expansion,
Divestment, Debt and Capital Restructuring
Investment
In 2014 the Company placed long-term investments in the following forms:
1. Establish a subsidiary by the name of Angkasa Pura
Retail with the authorized capital from the Company amouning to Rp200 billion consising of 200,000
shares, each share with a nominal value of Rp 1,000,000. The Authorized Capital of Rp50 billion has
been subscribed and paid which consists of 50,000 shares for each of the founder, PT Angkasa Pura I
Persero amouning to Rp 48.75 billion or 48,750 shares and PT Angkasa Pura Hotel Rp1.25 billion or
1,250 shares.
2. Addiional capital for Angkasa Pura Property valuing Rp31.5 billion. Paid-up capital which was iniially
Rp10.5 billion was increased to Rp42 billion with a composiion of shares held by PT Angkasa Pura
I Persero amouning to Rp41.940 billion and by the Cooperaives of Employees of Angkasa Pura I
PUSKOKAPURA valuing Rp60,000,000.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
193
Ekspansi
Pada tahun 2014, Perusahaan melakukan beberapa ekspansi usaha diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Groundbreaking pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani – Semarang, yang dilakukan pada 17 Juni
2014. Tujuan dari pengembangan bandara antara lain untuk meningkatkan layanan kepada para penumpang,
mengatasi permasalahan lack of capacity, serta memacu perkembangan perekonomian, akivitas
bisnis dan pariwisata di Jawa Tengah. Nilai investasi pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani
sebesar Rp2 triliun, dengan dana yang bersumber dari laba bersih yang dicadangkan dan fasilitas kredit
pinjaman jangka panjang.
2. Pengembangan beberapa Bandar Udara yang dikelola Angkasa Pura Airports.
• Pengembangan Bandara Internasional Sepinggan- Balikpapan yang telah diresmikan pada 15
September 2014. Terminal baru Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan-Balikpapan,
mengusung konsep modern eco-airport yang mampu menampung 15 juta penumpang. Terminal
baru tersebut dilengkapi dengan fasilitas 11 unit
garbarata, 76 buah konter check-in dan 8 unit
conveyor . Pengembangan Bandara Sepinggan -
Balikpapan bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada para penumpang, mengatasi permasalahan
lack of capacity, serta memacu perkembangan perekonomian, akivitas bisnis dan pariwisata di
Balikpapan. Nilai investasi pengembangan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan-
Balikpapan sebesar Rp2,05 triliun dengan dana yang
bersumber dari laba bersih yang dicadangkan dan fasilitas kreditpinjaman jangka panjang.
• Pengembangan Bandara Internasional Juanda- Surabaya yang telah diresmikan pada 15 September
2014. Pengembangan Terminal 2 Bandara Internasional Juanda-Surabaya bertujuan untuk
mengurai kepadatan traik penumpang di Terminal 1. Nilai investasi pengembangan Terminal 2 T2
Expansion
In 2014, the Company implemented several business expansions as follows:
1. Groundbreaking development of Ahmad Yani
Internaional Airport-Semarang, conducted on June 17, 2014. The purpose is to improve services to the
passengers, to address the issue of capacity gap, and spur economic development, business acivity and
tourism in Central Java. The value of the investment for the development of Ahmad Yani Internaional Airport
is Rp2 trillion, with funds coming from the reserved net proit and from the loan faciliieslong-term loans.
2. Development of several Airports managed by Angkasa Pura Airports.
• Development of Sepinggan Internaional Airport- Balikpapan which was inaugurated on 15
September 2014. The new terminal Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan-Balikpapan,
introduced the concept of the eco-modern airport that can accommodate 15 million passengers. The
new terminal is equipped with 11 garbarata units, 76 check-in counters and 8 conveyor units. The
development of Sepinggan Airport-Balikpapan is aimed to improve services to the passengers,
to address the capacity gap, and spur economic development, tourism and business aciviiesin
Balikpapan. The investment is worth Rp2.05 trillion, with funds coming from reserved net proit and
loan faciliieslong-term loans.
• Development of Juanda Internaional Airport in Surabaya which was oicially opened on 15
September 2014. The development of Terminal 2 Juanda Internaional Airport in Surabaya aims to
disperse the passenger traic in Terminal 1. The investment value of Terminal 2 of Juanda Airport is
Tinjauan Keuangan
194
Lapor an T
ahunan 2014
Juanda sebesar Rp1,1 triliun dengan dana yang bersumber dari laba bersih yang dicadangkan dan
fasilitas kreditpinjaman jangka panjang. • Pengembangan Bandara Internasional I Gusi Ngurah
Rai- Bali yang telah diresmikan pada 19 Desember 2014. Pengembangan Bandara Internasional I Gusi
Ngurah Rai-Bali bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada para penumpang dan mengatasi
permasalahan lack of capacity. Nilai investasi
pengembangan Bandara Internasional I Gusi Ngurah Rai-Bali sebesar Rp3,1 triliun dengan dana
yang bersumber dari laba bersih yang dicadangkan dan fasilitas kreditpinjaman jangka panjang.
Divestasi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara
Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia LPPNPI, maka jasa pelayanan penerbangan idak dikelola oleh Perseroan
sejak tanggal 16 Januari 2013 pukul 22.00 WIB. Sehubungan dengan PP tersebut, maka Perusahaan melepaskan Makassar
Air Traic Service Centre MATSC yang merupakan Kantor Cabang Pusat Pengendali Lalu Lintas Penerbangan Makassar
dan melakukan pengalihan aset tetap kenavigasian kepada Perum LPPNPI sebagai berikut.
•
Aset tetap kenavigasian yang telah dijadikan PMN pada Perusahaan diserahkan kembali sebesar nilai bukunya,
yaitu Rp270,83 miliar, sesuai dengan surat Perseroan Nomor: AP.1.6724PL.072013PD-B tanggal 28
November 2013 perihal Revisi Usulan Pengalihan Aset Tetap Kenavigasian Kepada Perum LPPNPI dan
berdasarkan Berita Acara Perubahan Nilai Aset yang Diserahterimakan Nomor: BA. 656KU.212013PD-B
tanggal 30 Desember 2013.
• BPYBDS berupa aset tetap kenavigasian yang
diserahkan kembali kepada Pemerintah adalah sebesar nilai perolehan Rp731,28 miliar dengan akumulasi
penyusutan sebesar Rp408,39 miliar, yang terdiri dari Bandara Juanda Surabaya sebesar Rp69,31 miliar
sesuai Berita Acara Nomor: 75OP.01.062013PD, Rp1.1 trillion with funding from reserved net proit
and loan faciliieslong-term loans.
• The development of I Gusi Ngurah Rai Internaional Airport-Bali which was oicially opened on 19
December 2014 was aimed to improve the services to passengers and to address the capacity gap in the
airport. The investment value at I Gusi Ngurah Rai, Bali is Rp 3.1 trillion, with funding from the reserved
net proit and loan faciliieslong-term loans.
Divestment
Based on Government Regulaion No. 77, 2012 on Public Company as Operators for Air Navigaion Services in
Indonesia LPPNPI, the services are no longer managed by the Company since 16 January 2013 at 22:00 pm. Based on
this regulaion, the Company divested Makassar Air Traic Service Centre MATSC which is a Branch Oice of the Air
Traic Control of Makassar and transferred the ixed assets to LPPNPI as follows.
• The navigaion ixed assets that were iniially capital
investment of the Company, were returned to the Company at its book value Rp270.83 billion, based on the
leter of the Company, Number: AP.1.6724PL.072013 PD-B dated 28 November 2013 regarding the Revised
Proposed Transfer of Navigaion Fixed Assets To Perum LPPNPI and based on the Minutes of the Changes on
Asset Value that was handed over under Number: BA. 656KU.212013PD-B dated 30 December 2013.
• The BPYBDS in the form of navigaional ixed assets
were retruned to the Government with a value of Rp731.28 billion, and accumulated depreciaion of
Rp408.39 billion, consising of Juanda Airport Surabaya worth Rp69.31 billion according to the Minutes No. 75
OP. 01:062013PD, Hasanuddin Airport Makassar
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
195
Bandara Hasanuddin Makassar sebesar Rp26,01 miliar sesuai Berita Acara Nomor: 76OP.01.062013
PD, Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta sebesar Rp0,02 miliar berdasarkan hasil Reviu BPKP LR-126
PW0942013, dan MATSC Makassar sebesar Rp635,95 miliar berdasarkan Berita Acara Nomor: 166
PL.072013PD.
Perusahaan juga telah melepaskan seluruh kepemilikan saham PT Garuda Indonesia Airlines Tbk sejumlah
248.496.000 lembar saham pada harga penjualan Rp525 per lembar. Hal tersebut dinyatakan dalam Laporan Hasil
Penjualan melalui surat Nomor: 079NLBS-IB112013 dari PT Bahana Securiies selaku placement agent atas
penjualan saham tersebut.
Restrukturisasi Utang
Pada 2014, Angkasa Pura Airports idak melakukan restrukturisasi utang, sehingga idak terdapat informasi yang
bersifat material mengenai restrukturisasi utang.
Restrukturisasi Modal
Pada 2014, Angkasa Pura Airports idak melakukan restrukturisasi modal, sehingga idak terdapat informasi
yang bersifat material mengenai restrukturisasi modal.
Perbandingan RKAP 2014 dan Realisasi 2014
Kinerja Angkasa Pura Airports pada 2014 menunjukkan variasi pencapaian. Hal tersebut dapat dilihat dari
pencapaian target yang telah ditetapkan sebagai berikut.
• Dari sisi neraca, pencapaian total aset dan total likuiditas
berada di bawah target. Hal ini disebabkan tertundanya penyelesaian proyek pengembangan bandara dari
waktu yang telah ditetapkan, sedangkan untuk total ekuitas berada diatas target.
of Rp26.01 billion according to Minutes No. 76 OP.01.062013PD, Adisucipto Airport Yogyakarta
of Rp0.02 billion based on the review of BPKP LR-126 PW0942013, and MATSC Makassar of Rp635.95
billion based on ile No. 166PL.072013PD.
The Company also has released the enire sharesin PT Garuda Indonesia Airlines Tbk total 248,496,000 shares
at Rp525 per share sale price. This was stated in the Sales Results Report through leter No. 079NLBS-IB112013 of
PT Bahana Securiies as the placement agent.
Debt Restructuring
In 2014, no debt restrucing occurred, so there is no material informaion on the debt restructuring of Angkasa Pura
Airports.
Capital Restructuring
In 2014, no capital restructuring occurred, therefore there is no material informaion on capital restructuring of Angkasa
Pura Airports.
Comparison of The 2014 Work Plan and Budget RKAP and
Actual Results
The performance of Angkasa Pura Airports in 2014 shows a variaion of achievements. This can be observed from the
actual achievements against the targets that have been set as follows:
• From a balance sheet perspecive, the total assets and
total liquidity were below the target. This is due to the delayed compleion of the airport construcion project
at the predetermined ime, while the total equity exceed the target.
Tinjauan Keuangan
196
Lapor an T
ahunan 2014
• Dari sisi laba rugi, pendapatan operasional berada
dibawah target yang juga secara khusus disebabkan penyelesaian proyek pengembangan bandara yang
idak tepat waktu. Namun demikian, Perseroan berhasil menekan beban operasional di bawah target dan
meningkatkan pendapatan non operasional sehingga
menghasilkan pencapaian laba operasional, laba bersih tahun berjalan di atas target.
Pencapaian Target 2014
dalam ribuan Rupiah
Uraian
Descripion
2014 RKAP 2014
Pencapaian
Achievement
1 2
3 4=23
Pendapatan Operasional Operaing Income
4.583.535.770 4.770.384.624
96,08 Beban Operasional
Operaing Expense 3.406.096.055
3.853.875.834 88,38
Laba Operasional Operaing Proit
1.177.439.715 916.508.789
128,47 Pendapatan dan Beban Non Operasional
Non-operaing Income Expenses 1.968.148
155.584.509 1,27
Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan Income BeforeTax
126.445.186 760.924.280
16,62 Pajak Penghasilan
Tax 250.499.347
197.588.305 126,78
Laba Bersih Tahun Berjalan Net Income
928.908.516 563.335.975
164,89
Aset | Assets
15.830.826.042 17.053.511.054
92,83
Aset Lancar | Current Assets 2.636.161.302
1.723.534.899 152,95
Aset Tidak Lancar | Non-current Assets 13.194.664.741
15.329.976.155 86,07
Liabilitas | Liabiliies
5.430.051.287 6.632.929.433
81,87
Liabilitas Jangka Pendek | Short-term Liabiliies
2.841.758.681 1.620.344.303
175,38 Liabilitas Jangka Panjang | Long-term
Liabiliies 2.588.292.605
5.012.585.130 51,64
Ekuitas | Equity 10.400.774.756
10.420.581.621 99,81
Proyeksi Tahun 2015
Untuk mendukung pencapaian Rencana Jangka Panjang Perusahaan, maka ditetapkan target usaha tahun
selanjutnya dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP 2015 berdasarkan arahan Pemegang Saham melalui
surat Nomor: S-441MBUWK082014 tanggal 25 Agustus 2014 perihal
Shareholder Aspiraion Untuk Penyusunan RKAP Tahun 2015 yang dijabarkan sebagai berikut.
• In terms of income, operaing income was below the
target speciically due to the afect from the delayed compleion of the airport construcion. However, the
Company successfully reduced operaing expenses below the target and increased non-operaing income
which resulted in increasing operaing income and net income for the year that exceeded the target.
2014 Target Achievement
in thousands Rupiah
Projecion Of 2015
To support the achievement of the Company’s Long-Term Plan, the business targets for next year has been set in Work
Plan and Budget RKAP year 2015 under the direcion of Shareholders through leter No. S-441MBUWK082014
dated August 25, 2014 regarding the Shareholder Aspiraion for the preparaion of Budget Plan RKAP for 2015 described
as follows.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
197
The 2015 Budget RKAPwas complied by considering some basic macroeconomic assumpions as follows:
• Economic growth of 5.6;
• The inlaion rate of 4.4;
• The value of Rupiah against the US dollar is Rp11,900
USD; •
The interest rate of Treasury Bills SPN of 3-month is 6.2.
Aeronauics Service Projecions for 2015
Penyusunan RKAP 2015 dilakukan dengan memperimbangkan beberapa asumsi dasar makro
ekonomi sebagai berikut: •
Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 ; •
Tingkat inlasi sebesar 4,4; •
Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar Rp11.900,-USD;
• Tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara
SPN 3 bulanan sebesar 6,2.
Proyeksi Produksi Aeronauika 2015
Uraian
Descripion
Satuan
Unit
RKAP 2015 Realisasi 2014
Realizaion 2014
1 2
3 4
Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara PJP4U
Aircrat, Landing, Parking and Hangar Services PJP4U Ton
22.182.607 22.737.236
Domesik | Domesic
Ton 17.509.689
17.965.881 Internasional |
Internaional Ton
4.672.918 4.771.355
Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara PJP2U Aircrat Passenger Handling Services PJP2U
Pax 31.553.264
32.778.877
Domesik | Domesic
Pax 25.784.720
27.177.686 Internasional |
Internaional Pax
5.768.544 5.601.191
Pemakaian Aviobridge Aviobridge Services
Ton 21.719.558
21.407.355
Domesik | Domesic
Ton 14.547.640
14.801.688 Internasional |
Internaional Ton
7.171.918 6.605.667
Proyeksi Produksi Non Aeronauika 2015 Non Aeronauics Service Projecions for 2015
Uraian
Descripion
Satuan
Unit
RKAP 2015 Realisasi 2014
Realizaion 2014
1 2
3 4
Pemakaian Counter | Counter
Pax 31.476.816
33.177.155
Domesik | Domesic
Pax 25.784.720
27.670.837 Internasional |
Internaional Pax
5.692.096 5.506.318
Baggage Handling System Pax
7.433.466 5.411.902
Domesik | Domesic
Pax 3.079.730
2.190.031 Internasional |
Internaional Pax
4.353.736 3.221.871
Sewa-sewa | Rentals
Sewa Ruang | Lounge
M
2
x Bulan M
2
x Month 1.508.187
1.267.013 Sewa Tanah |
Ground M
2
x Bulan M
2
x Month 5.813.063
6.344.569 Sewa Tempat |
Rent M
2
x Bulan M
2
x Month 91.699
- Penyerahan Penggunaan Tanah |
Land Use Handover M
2
x Bulan M
2
x Month 1.550.592
-
Tinjauan Keuangan
198
Lapor an T
ahunan 2014
Proyeksi Produksi Non Aeronauika 2015 Non Aeronauics Service Projecions for 2015
Uraian
Descripion
Satuan
Unit
RKAP 2015 Realisasi 2014
Realizaion 2014
1 2
3 4
Pemakaian Telepon, Listrik, Air, Parkir, Anjungan dan Pas Bandara Usage of Telephone, electricity, Water, Parking
Listrik | Electricity
KWh 29.322.773
32.494.185 Telepon |
Telephone Pesawat Telepon x Bulan
Telephone x Month 21.243
20.699 Air |
Water M
3
319.377 444.493
Reklame | Adverisement
M
2
x Bulan M
2
x Month 183.664
124.109 Parkir Mobil |
Car Parking Lembar
25.233.173 21.693.865
Parkir Motor | Motor Parking
Lembar 8.002.586
7.509.994 Anjungan Peron |
Gallery Lembar
357.088 347.939
Pas Bandara | Entrance Pass
Lembar 126.147
-
CIP Lounge Pax
898.037 1.368.587
Konsesi | Concessions Omzet
Ribuan Rp Turnover
In Thousands Rp 5.338.806.587
5.100.595.342 PergudanganWarehousing
Masuk | Entrance
Kg 28.815.781
87.486.242
Domesik | Domesic
Kg 7.223.794
62.636.253 Internasional |
Internaional Kg
21.591.988 24.849.989
Keluar | Exit
Kg 47.236.712
76.283.558
Domesik | Domesic
Kg 3.884.642
31.569.472 Internasional |
Internaional Kg
43.352.070 44.714.086
VIP Service Fee GAT Pax
3.105 -
Proyeksi Keuangan 2015
dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion RKAP 2015
Realisasi 2014 |
Realizaion 2014
1 2
3
Pendapatan Usaha | Operaing Revenues
5.420.198.555 4.583.535.770
Beban Usaha | Comprehensive Income
4.325.409.261 3.406.096.055
Laba Rugi Usaha | Operaing Expenses
1.094.789.294 1.177.439.715
Pendapatan dan Beban Non Operasional | Non-operaing Income Expenses
174.292.583 1.968.148
Laba Sebelum Taksiran Pajak Penghasilan | Income Before tax
920.496.711 1.179.407.863
Aset | Assets
18.337.260.964 15.830.826.042
Aset Lancar | Current Assets
2.240.614.549 2.636.161.302
Aset Tidak Lancar | Non-current Assets
16.096.646.415 13.194.664.741
Liabilitas | Liabiliies
7.528.864.731 5.430.051.287
Liabilitas Jangka Pendek | Short-term
2.307.098.963 2.841.758.681
Liabilitas Jangka Panjang | Long-term
5.221.765.768 2.588.292.605
Ekuitas | Assets
10.808.396.232 10.400.774.756
Financing Projecion 2015
in thousands Rupiah
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
199
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal
Laporan Akuntan
Di 2014, idak terdapat informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.
Kebijakan Dividen
Perusahaan senaniasa melakukan pembayaran dividen seiap tahun berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham RUPS. Pembayaran dividen dilakukan paling lambat 1 bulan setelah RUPS dalam Rapat Pertanggungjawaban
Manajemen tahun berjalan.
Pada 2015, Angkasa Pura Airports melakukan pembayaran dividen untuk periode tahun buku 2014
sebesar Rp257.915.821.000 berdasarkan risalah RUPS Nomor:AP.I.2608TU.03.012015PD-B. Sedangkan, pada
2014 dilakukan pembayaran dividen untuk periode tahun buku 2013 sebesar Rp251.785.070.000 berdasarkan risalah
Nomor:AP.I.1348KU.01.042014.
Jumlah Dividen kas per saham untuk tahun buku 2014 sebesar Rp73,94, sedangkan untuk tahun buku 2013 adalah
sebesar Rp72,18. Dividen Payout Raio untuk tahun buku 2014 sebesar 25,41 sedangkan untuk tahun buku 2013
sebesar 39,02
Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan danatau
Manajemen ESOPMSOP
Angkasa Pura Airports merupakan badan usaha non listed sehingga Angkasa Pura Airports idak memiliki program
kepemilikan saham oleh karyawan danatau manajemen ESOPMSOP.
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Angkasa Pura Airports merupakan badan usaha non listed yang belum melakukan penawaran umum sehingga idak
memiliki realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.
Informaion and Material Fact That Occured Ater The Date of
Accountant Report
In 2014, there was no material fact or informaion that occurred ater the date of the accountant’s report.
Dividend Policy
The Company coninues paying dividends annually based on the decision of the General Meeing of Shareholders RUPS.
Dividend payments are made no later than one month ater the RUPS in the Management Accountability Meeing of the
current year.
In 2015, Angkasa Pura Airports pays dividends for a period of 2014 amouning to Rp257,915,821,000 based on the
RUPS No. AP.I.2608TU.03.012015PD-B. Meanwhile, in 2014 payment of dividends have been made for the year
2013 by Rp251,785,070,000 based on Number: AP.I.1348 KU.01.042014.
Total Cash dividends per share for the inancial year 2014 amounted to Rp73.94, whereas for the inancial year
2013 the cash dividend was Rp72.18. The Dividend Payout Raio for the inancial year 2014 was 25.41, while for the
inancial year of 2013, the raio was 39.02.
Employee Stock Ownership Program andor Management
ESOPMSOP
Angkasa Pura Airports is a non-listed enity, therefore the Company has no employee stock ownership program and
or management ESOP MSOP.
Actual Use of Proceeds From Public Ofering
Angkasa Pura Airports is a non-listed enity that has not made any public ofering therefore the Company has not
used any proceeds from the public ofering.
Tinjauan Keuangan
200
Lapor an T
ahunan 2014
I nformasi Transaksi Material
yang Mengandung Benturan Kepeningan danatau Transaksi
Dengan Pihak Berelasi
Sifat Hubungan Berelasi •
Pemerintah Republik Indonesia adalah pemegang saham utama Perseroan.
• Seluruh enitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, serta enitas dimana Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh
signiikan.
• Komisaris dan Direksi merupakan manajemen kunci.
Transaksi dengan Pihak Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perseroan dan Enitas
Anakmelakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi. Adapun rincian akun signiikan dengan pihak-pihak berelasi
Pemerintah,enitas Pemerintah atau dinyatakan lain sebagai berikut.
Transaksi Pihak Berelasi
ribuan Rupiah
Uraian 2014
2013 1
2 3
ASET Kas dan Setara Kas
735.777 344.564
Investasi Dalam Efek Jangka Pendek 61.878
115.745 Piutang Usaha
192.770 125.088
Piutang Lain-lain 69.550
359 Piutang Jangka Panjang
45.271 70.678
Investasi Jangka Panjang 135.684
286.258
LIABILITAS Utang Lancar Lain-lain
282.855 196.866
EKUITAS Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya
255.097 2.960.796
Perubahan Peraturan Perundang-Undangan yang
Berpengaruh Signiikan
Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-13MBU092014 tentang pedoman pendayagunaan aset tetap BUMN.
Informaion on Material Transacion That Have Conlict
of Interest andor Related Party Transacions
Nature of Relaionship •
The Government of Republic of Indonesia is the major shareholder of the Company.
• All eniies owned and controlled by the Government
of the Republic of Indonesia, as well as eniies in which the Government of the Republic has a signiicant
inluence.
• Commissioners and Directors are key managements.
Transacions with Related Paries In its business aciviies, the Company and subsidiaries enter
into certain transacions with related paries. The details of the signiicant accounts with related paries Government,
Government’s enity or otherwise indicated are presented as follows:
Transacions with Related Paries
in thousands Rupiah
Amendment of Laws and Regulaions with Signiicant
Efect
The Regulaion of the Minister of State-Owned Enterprises No. Per-13MBU092014 on guidelines for the uilizaion of
BUMN ixed assets.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
201
1. Pihak Manajemen PT Angkasa Pura I Persero perlu menyusun datar Aset Tetap di Kantor Pusat dan
Kantor Cabang Bandara dibawah pengelolaannya yang kurang danatau idak opimal pemanfaatannya
disertai dengan penjelasan mengenai lokasi , kondisi, status kepemilikan, rencana awal pemanfaatan oleh
perusahaan dan khusus terhadap aset tetap berupa tanah danatau bangunan disertai penjelasan mengenai
Rencana Umum Tata Ruang RUTRdimana Aset tetap tersebut berada.
2. Sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-13 MBU092014 tentang Pedoman pendayagunaan Aset
Tetap Badan Usaha Milik Negara, bentuk kerjasama yang dapat dilakukan sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk pendayagunaan Aset Tetap yang idak opimal tersebut dapat dilakukan dengan cara :
a. Bangun Guna SerahBGS; b. Bangun Serah GunaBSG;
c. Kerjasama OperasiKSO; d. Kerjasama UsahaKSU;
e. Sewa; f. Pinjam Pakai.
Pihak Manajemen PT Angkasa Pura I Persero perlu membuat standar operasi yang mengacu pada
peraturan pemerintah dan peraturan perusahaan dengan berpegang pada penerapan Good Corporate
Governance untuk pelaksanaan bentuk kerjasama untuk pendayagunaan Aset Tetap idak opimal.
3. Pihak Manajemen PT Angkasa Pura I Persero perlu menetapkan target pencapaian pelaksanaan
pengopimalan pendayagunaan Aset Tetap dalam kontrak Manajemen, dan dilakukan evaluasi secara
berkala, dan memonitor perkembangannya.
Perubahan Kebijakan
Akuntansi
Penerapan standar dan interpretasi yang baru dan direvisi berikut ini, idak menyebabkan perubahan signiikan
terhadap kebijakan akuntansi Perseroan dan idak berdampak material terhadap jumlah yang dilaporkan
dalam Laporan Keuangan. 1. The management of PT Angkasa Pura I Persero needs
to compile a list of ixed assets of the Head Oice and Branch Oice under its management which are not
opimally used and should atachthe descripion of the locaion, condiion, status of ownership, the iniial
plan uilizaion by companies and speciically toward ixed assets such as land andor buildings with an
explanaion on General Spaial Plan RUTR where the ixed assets are located.
2. Based on the Regulaion of the Minister of SOE No. PER-13MBU092014 on the Guidelines for uilizaion
of Fixed Assets of State Owned Enterprises, the types of cooperaion which can be established according to
applicable regulaions for the uilizaion of ixed assets that are not opimal can be done by:
a. Build, Operate, TransferBOT b. Build,Transfer, Operate BTO;
c. Joint OperaionJO; d. Business Cooperaion;
e. RentLease; f. Borrow for Usage
The management of PT Angkasa Pura I Persero should develop a standard operaion procedure that complies
with government regulaions and company regulaions and uphold Good Corporate Governancein establishing
cooperaion for the opimal uilizaion of ixed assets.
3. The management of PT Angkasa Pura I Persero needs to set a target of achieving the implementaion of
Fixed Asset uilizaion opimizaion in the management contract, and be evaluated regularly, and monitor its
progress.
Changes In Accouning Policies
The applicaions of new and revised standards and interpretaions, did not cause signiicant changes to the
accouning policies of the Company and no material impact on the amounts reported in the inancial statements.
Tinjauan Keuangan
202
Lapor an T
ahunan 2014
Standar Keuangan yang telah diterbitkan yang akan berlaku 1 Januari 2015 adalah :
PSAK 65 “Laporan keuangan konsolidasian” PSAK 66 “Pengaturan bersama
PSAK 67 “Pengungkapan kepeningan dalam enitas PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar”
PSAK 1 revisi 2013 “Penyajian laporan keuangan” PSAK 4 revisi 2013 “Laporan keuangan tersendiri”
PSAK 15 revisi 2013 “Investasi pada enitasasosiasi dan ventura bersama”
PSAK 24 revisi 2013 “Imbalan kerja” PSAK 46 revisi 2013 “Pajak penghasilan”
PSAK 48 revisi 2013 “Penurunan nilai” PSAK 50 revisi 2013 “Instrumen keuangan”
PSAK 60”revisi 2013 “Instrumen keuangan” ISAK 26 revisi 2013 “Penilaian ulang derivaif melekat
Pencabutan ISAK 12 “Pengendalian bersama enitas: Kontribusi non moneter oleh venturer”
Pencabutan ISAK 7 “Konsolidasi enitas bertujuan khusus”
Kinerja Anak Perusahaan
PT Angkasa Pura Hotel
Angkasa Pura Hotels merupakan anak perusahaan Angkasa Pura Airports yang menjalankan usaha penyediaan akomodasi
pariwisata. Beberapa produkjasa yang disediakan Angkasa Pura Hotels yaitu perusahaan melaksanakan kegiatan
perhotelan dengan menyelenggarakan penyediaan kamar tempat menginap, penyediaan ruangantempat konvensi,
kongres dan pameran, termasuk pelayanan makan dan
minum, pelayanan cucian dan kegiatan lain yang terkait dengan usaha perhotelan. Angkasa Pura Hotels juga memiliki
anak perusahaan bernama Kulinair yang dibentuk sejak 25 Oktober 2013. Kulinair bergerak di bidang pelayanan jasa
katering penerbangan
inlight catering services. Pada tahun 2014, kinerja Angkasa Pura Hotels menunjukkan
hasil yang bervariasi. Laporan Posisi Keuangan Angkasa Pura Hotels menunjukkan kinerja yang baik. Aset meningkat
Rp125,32 miliar atau sebesar 95,89, liabilitas meningkat Financial standards that have been issued and will take
efect January 1, 2015 are: PSAK 65 “Consolidated inancial statements”
PSAK 66 “Seing together” PSAK 67 “Disclosure of interests in eniies”
PSAK 68 “Fair value measurement” PSAK 1 revised 2013 “Presentaion of inancial
statements” PSAK 4 revised 2013 “Separate inancial statements”
PSAK 15 revised 2013 “Investments in eniies, associaion and joint ventures”
PSAK 24 revised 2013 “Employee beneits” PSAK 46 revised 2013 “Tax income”
PSAK 48 revised 2013 “Depreciaion of value” PSAK 60”revised 2013 “Financial instruments”
ISAK 26 revised 2013 “Reassessment of embedded derivaives”
Revocaion ISAK 12 “Joint control eniies: non-monetary contribuions by ventures”
Revocaion ISAK 7 “Consolidaion of special purpose eniies”
Performance of Subsidiaries
PT Angkasa Pura Hotel
Angkasa Pura Hotels is a subsidiary of Angkasa Pura Airports engaging in tourism accommodaion. The productsservices
provided by Angkasa Pura Hotels are hospitality services, accommodaions, meeing roomsconvenion rooms,
congresses and exhibiions, including food and beverages services, laundry services and other aciviies associated
with the hotel business. Angkasa Pura Hotels also established a subsidiary, names as Kulinair on 25 October2013. Kulinair
handles inlight catering services.
In 2014, the performance of Angkasa Pura Hotels showed varying results. Statement of Financial Posiion of Angkasa
Pura Hotels showed a good performance. Assets increased Rp125.32 billion or 95.89, liabiliies increased Rp137.41
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
203
Rp137,41 miliar atau sebesar 424,46, dan ekuitas menurun Rp12,09 miliar atau 12,30.
Sedangkan, Laporan Laba Rugi Angkasa Pura Hotels menunjukkan pertumbuhan pada penjualan sebesar
Rp42,63 miliar atau meningkat sebesar 682,81 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal serupa juga terjadi
pada beban pokok penjualan dan beban usaha yang masing- masing meningkat sebesar Rp21,88 miliar 9.613,56 dan
Rp14,72 miliar 59,49.
Kinerja Keuangan Utama Angkasa Pura Hotels
dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=2-33
Aset | Assets
256.024.260 130.699.671
125.324.589 95,89
Liabilitas | Liabiliies
169.788.437 32.373.891
137.414.546 424,46
Ekuitas | Equity
86.235.823 98.325.780
12.089.957 12,30
Penjualan | Sales
48.868.952 6.242.763
42.626.189 682,81
Beban Pokok Penjualan | Cost Of Goods Sold
22.103.074 227.549
21.875.525 9613,54
Laba Kotor | Gross Proit
26.765.878 6.015.214
20.750.664 344,97
Beban Usaha | Operaing Expenses
39.475.194 24.751.167
14.724.027 59,49
Pendapatan Beban Di Luar Usaha | Non-operaing Income Expense
954.225 3.295.519
2.341.294 71,04
Rugi Bersih Komprehensif | Comprehensive Loss
12.089.957 15.551.321
3.461.364 22,26
Sumber: Laporan Keuangan Audited Angkasa Pura Hotels S
ource: Audited Financial Statement of Angkasa Pura Hotels
Berdasarkan rasio keuangan yaitu cash raio, current
raio, dan test acid raio, hasil pengukuran kemampuan Perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek
mengalami penurunan dibandingkan 2013. Hal ini disebabkan peningkatan liabilitas jangka pendek yang
lebih besar dari peningkatan aset lancar. Meski demikian, perusahaan masih memiliki kemampuan aset lancar dalam
menjamin liabilitas jangka pendek. Sedangkan untuk return on asset dan return on equity perusahaan masih
menunjukkan nilai negaif seperi tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena laba perusahaan dalam kondisi
negaif rugi pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan akiva belum
mampu menghasilkan laba. billion or 424.46, and equiies declined Rp12.09 billion, or
12.30.
Meanwhile, the Income Statement of Angkasa Pura Hotels showed growth in sales of Rp42.63 billion, an increase of
682.81 over the previous year. Similarly, the cost of goods sold and operaing expenses increased by Rp21.88 billion
9,613.56 and Rp14.72 billion 59.49 respecively.
Financial Performance of Angkasa Pura Hotels
in thousands Rupiah
Based on the inancial raios, cash raio, current raio, and the acid test raio, the assessment of the Company’s ability
to pay back the short-term liabiliies has declined compared to their ability in 2013. This was due to an increase in short-
term liabiliies that are greater than the increase in current assets. Nonetheless, the company sill has the ability to
guarantee the current assets in short-term liabiliies. As for the return on assets and return on equity, companies are sill
showing a negaive value as the year before that is caused by the negaive condiion loss on company’s income. This
demonstrates the ability of the capital invested in all assets have not been able to generate proits yet.
Tinjauan Keuangan
204
Lapor an T
ahunan 2014
Rasio Keuangan Utama Angkasa Pura Hotels Uraian
2014 2013
1 2
3
Cash Raio 12,95
78,34 Current Raio
26,61 85,12
Test Acid Raio 25,70
83,40 Return On Asset
4,72 11,90
Return On Equity 14,02
15,82
PT Angkasa Pura Logisik
Angkasa Pura Logisics merupakan anak perusahaan Angkasa Pura Airports yang menjalankan usaha jasa pengurusan
transportasi freight forwarding . Beberapa produkjasa
yang disediakan Angkasa Pura Logisics sebagai berikut. 1. Menjalankan usaha dalam bidang jasa pengurusan
transportasi freight forwarding yang ditujukan mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui trasportasi darat, laut dan udara yang mencakup
kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi termasuk pemeriksaan kwalitas dan kwanitas barangkargo,
pengepakan, pengukuran, penimbangan, pengurusan
penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi dan
lainnya yang berhubungan dengan pengiriman barang- barang tersebut sampai diterimanya oleh yang berhak
menerimanya.
2. Menjalankan pemeriksaan keamanan dan keselamatan kargo dan pos yang diangkut pesawat udara.
3. Selaku Agen Penjualan Umum General Sales Agent Perusahaan Angkutan Udara Asing.
Pada tahun 2014, kinerja Angkasa Pura Logisics menunjukkan hasil yang bervariasi. Laporan Posisi Keuangan
Angkasa Pura Logisics menunjukkan kinerja yang baik. Aset meningkat Rp13,92 miliar atau sebesar 18,47, liabilitas
meningkat Rp9,17 miliar atau sebesar 26,67, dan ekuitas meningkat Rp4,76 miliar atau 11,60.
Sedangkan, Laporan Laba Rugi Angkasa Pura Logisics menunjukkan pertumbuhan pada pendapatan operasional
Financial Raios of Angkasa Pura Hotels
PT Angkasa Pura Logisik
Angkasa Pura Logisics is a subsidiary of Angkasa Pura Airports that operates freight forwarding services. Some of
the productsservices provided by Angkasa Pura Logisics are.
1. Working in freight forwarding services that is aimed
at serving aciviies necessary for to of the delivery and receipt of goods through transportaion by land,
sea and air which includes the aciviies of receiving, storing, soring, including examinaion of the quality
and quanity of goodscargo, packing, measuring, weighing, handling the setlement documents, the
issuance of transport documents, calculaing the cost of transport, insurance and other claims relaing to the
delivery of these items unil things are being accepted by the intended party.
2. Run the security and safety checks of cargo and mail transported by airplane.
3. As General Sales Agent for Foreign Air Transport Company.
In 2014, the performance of Angkasa Pura Logisics showed varying results. The Statement of Financial Posiion of
Angkasa Pura Logisics showed a good performance. Assets increased Rp13.92 billion or 18.47, liabiliies increased
Rp9.17 billion or 26.67, and equity increased Rp4.76 billion, or 11.60.
Meanwhile, the Income Statement of Angkasa Pura Logisics showed growth in operaing income Rp84.98 billion, an
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
205
Rp84,98 miliar atau meningkat sebesar 78,96 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada beban
operasional yang meningkat sebesar Rp94,60 miliar atau 105,95 dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja Keuangan Utama Angkasa Pura Logisics dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=2-33
Aset | Assets
89.305.495 75.381.845
13.923.650 18,47
Liabilitas | Liabiliies
43.548.501 34.380.206
9.168.295 26,67
Ekuitas | Equity
45.756.993 41.001.640
4.755.353 11,60
Pendapatan Operasional | Operaing Income
192.603.061 107.622.270
84.980.791 78,96
Beban Operasional | Operaing Expenses
183.888.857 89.287.688
94.601.169 105,95
Laba Operasional | Operaing Income
8.714.203 18.334.582
9.620.379 52,47
Laba Komprehensif Tahun Berjalan | Comprehensive Income of the Current
Year 10.556.993
17.901.640 7.344.647
41,03 Laba Rugi Per Saham |
Proit Loss per Share 503
852 349
40,96
Sumber: Laporan Keuangan Audited Angkasa Pura Logisics Source: Audited Financial Statement of Angkasa Pura Logisics
Berdasarkan rasio keuangan yaitu cash raio, current
raio, dan test acid raio, hasil pengukuran kemampuan Angkasa Pura Logisic dalam melunasi kewajiban jangka
pendek mengalami penurunan dibandingkan 2013. Hal ini disebabkan peningkatan liabilitas jangka pendek yang
lebih besar dari peningkatan aset lancar. Meski demikian, perusahaan masih memiliki kemampuan aset lancar dalam
menjamin liabilitas jangka pendek. Sedangkan untuk return on asset dan return on equity perusahaan mengalami
penurunan dibanding tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena menurunnya laba yang diperoleh perusahaan. Meski
demikian, perusahaan masih kemampuan menghasilkan laba dari akiva dan modal yang diinvestasikan.
Rasio Keuangan Utama Angkasa Pura Logisics Uraian
2014 2013
1 2
3
Cash Raio 98,92
127,17 Current Raio
154,84 170,70
Test Acid Raio 153,66
170,31 Return On Asset
11,82 23,75
Return On Equity 23,07
43,66 increase of 78.96 over the previous year. Operaing
expenses also increased by Rp94.60 billion or 105.95 compared to that of the previous year.
Financial Performance of Angkasa Pura Logisics
in thousands Rupiah
Based on the inancial raios cash raio, current raio, and the acid test raio, the assessment on Angkasa Pura
Logisics in its ability to repay short-term liabiliies has decreased compared to that of 2013. This was due to an
increase in short-term liabiliies that are greater than the increase in current assets. Nevertheless, the company sill
has the ability to guarantee the current assets in short-term liabiliies. As for the return on assets and return on equity
the company has decreased over the previous year which was due to a decline proits from the company. However, the
company is sill proitable from assets and invested capital.
Financial Raios of Angkasa Pura Logisics
Tinjauan Keuangan
206
Lapor an T
ahunan 2014
PT Angkasa Pura Properi
Angkasa Pura Property merupakan anak perusahaan Angkasa Pura Airports yang bergerak di Bidang usaha
pembangunan, perdagangan dan jasa. Beberapa produk jasa yang Angkasa Pura Property sebagai berikut.
1. Menjalankan usaha-usaha pembangunan, berindak
sebagai pengembang, pemborongan pada umumnya, pembangunan konstruksi gedung, jembatan, jalan,
bandara, dermaga dan lainnya. 2. Bidang Perdagangan antara lain: Distributor, agen dan
sebagai perwakilan dari badan-badan Perusahaan, perdagangan yang berhubungan dengan usaha real
estate dan properi, eksport-import dan lainnya.
2. Bidang Jasa antara lain: konsultasi bidang teknik engineering, jasa pengelolaan dan penyewaan gedung,
perkantoran, taman hiburanrekreasi dan kawasan berikat, konsultasi bidang study perencanaan, jasa agen
properi dan lainnya.
Pada tahun 2014, kinerja Angkasa Pura Property menunjukkan hasil yang bervariasi. Laporan Posisi Keuangan
Angkasa Pura Property menunjukkan aset meningkat
Rp12,50 miliar atau sebesar 29,74, liabilitas meningkat Rp14,46 miliar atau sebesar 209,25, dan ekuitas menurun
Rp1,96 miliar atau 5,58. Sedangkan, Laporan Laba Rugi Angkasa Pura property
menunjukkan pertumbuhan pada pendapatan operasional Rp14,20 miliar atau meningkat sebesar 397,95
dibandingkan tahun sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada beban operasional yang meningkat sebesar Rp3,50
miliar atau 54,40 dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja Keuangan Utama Angkasa Pura Property dalam ribuan Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=2-33
Aset | Assets
54.528.215 42.028.817
12.499.398 29,74
Liabilitas | Liabiliies
21.368.127 6.909.560
14.458.567 209,25
Ekuitas | Equity
33.160.088 35.119.256
1.959.168 5,58
Pendapatan Operasional | Operaing Income
17.773.303 3.569.271
14.204.032 397,95
Beban Operasional | Operaing Expense
9.932.196 6.432.809
3.499.387 54,40
PT Angkasa Pura Properi
Angkasa Pura Property is a subsidiary of Angkasa Pura Airports operaing in business development, trade and
services. Some of the productsservices are listed as follows: 1. Conducing business development, acing as developer,
general contracing, construcion of buildings, bridges, roads, airports, docks and more.
2. Trading, such as: Distributors, agents and representaive of Company eniies, trading related to the business of
real estate and property, export-import and others.
3. Services, including: engineering consultaion, management and rental buildings service, oices,
amusement parksrecreaion and bonded zones, study planning consultaion, estate agency services and
other services.
In 2014, the performance of Angkasa Pura Property showed various results. The Statement of Financial Posiion shows
the assets increased by Rp12.50 billion or 29.74, while the liabiliies increased to Rp1.46 billion or 209.25, and
equiies declined to Rp1.96 billion, or 5.58.
Meanwhile, the Proit and Loss Statement of Angkasa Pura Property showed a growth in operaing income by Rp14.20
billion or increase by 397.95 compared to the income in the previous year. It is also happens in operaing expenses,
which increased by Rp3.50 billion or 54.40 compared to that of the previous year.
Financial Performance of Angkasa Pura Property
in thousands Rupiah
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
207
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=2-33
Rugi Operasional | Operaing Loss
6.316.018 5.861.112
454.906 7,76
PendapatanBeban Non Operasional | Non-Operaing Income Expense
620.824 1.767.396
1.146.572 64,87
Rugi Komprehensif Selama Tahun Berjalan | Comprehensive Loss During the Current Year
1.959.168 4.093.716
2.134.548 52,14
Sumber: Laporan Keuangan Audited Angkasa Pura Property Source: Audited Financial Statement of Angkasa Pura Property
Berdasarkan rasio keuangan yaitu cash raio, current
raio, dan test acid raio, hasil pengukuran kemampuan Angkasa Pura Property dalam melunasi kewajiban jangka
pendek mengalami penurunan dibandingkan 2013. Hal ini disebabkan peningkatan liabilitas jangka pendek yang
lebih besar dari peningkatan aset lancar. Meski demikian, perusahaan masih memiliki kemampuan aset lancar dalam
menjamin liabilitas jangka pendek. Sedangkan untuk return on asset dan return on equity perusahaan masih
menunjukkan nilai negaif seperi tahun sebelumnya disebabkan karena laba perusahaan dalam kondisi negaif
rugi pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan akiva belum
mampu menghasilkan laba.
Rasio Keuangan Utama Angkasa Pura Property Uraian
2014 2013
1 2
3
Cash Raio 35,45
410,05 Current Raio
111,11 493,96
Test Acid Raio 111,11
493,96 Return On Asset
3,59 9,74
Return On Equity 5,91
11,66
PT Angkasa Pura Suport
Angkasa Pura Supports merupakan anak perusahaan Angkasa Pura Airports yang bergerak dalam bidang jasa,
pembangunan, pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan, dan perdagangan.
Pada tahun 2014, kinerja Angkasa Pura Supports menunjukkan hasil yang bervariasi. Laporan Posisi Keuangan
Angkasa Pura Supports menunjukkan kinerja yang baik. Aset Based on the inancial raios, which are cash raio, current
raio, and the acid test raio, the assessment on Angkasa Pura Property’s ability to pay back the short-term liabiliies
shows adecline compared to the their ability in 2013. This was due to an increase in short-term liabiliies which were
greater than the increase in current assets. Nevertheless, the company sill has the ability to guarantee the current
assets in short-term liabiliies. As for the return on assets and return on equity, the company is sill showing a negaive
value as the previous year which was caused by the negaive condiion loss in the company’s proit. This indicates that
the overall invested capital has not been able to generate proits.
Financial Raios of Angkasa Pura Property
PT Angkasa Pura Suport
Angkasa Pura Supports is a subsidiary of Angkasa Pura Airports that is engaged in services, construcion, land
transportaion, workshop, prining, and trade goods.
In 2014, the performance of Angkasa Pura Supports showed varying results. Statement of Financial Posiion Angkasa Pura
Supports showed a good performance. Assets increased
Tinjauan Keuangan
208
Lapor an T
ahunan 2014
meningkat Rp99,05 miliar atau sebesar 59,36, liabilitas meningkat Rp72,61 miliar atau sebesar 200,26, dan begitu
pula dengan ekuitas yang meningkat Rp26,44 miliar atau 20,25.
Sedangkan, Laporan Laba Rugi Angkasa Pura Support menunjukkan pertumbuhan pada pendapatan Rp228,33
miliar atau meningkat sebesar 148,78 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada beban pokok
pendapatan serta beban umum dan administrasi yang meningkat masing-masing sebesar Rp187,04 miliar atau
147,28 dan Rp13,86 miliar atau 90,92 dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja Keuangan Utama Angkasa Pura Supports dalam ribuan Rupiah
Uraian | Descripion 2014
2013 Pertumbuhan | Growth
1 2
3 4=2-3
5=2-33
Aset | Assets 265.918.113
166.867.841 99.050.272
59,36 Liabilitas | Liabiliies
108.863.257 36.256.340
72.606.917 200,26
Ekuitas | Equity 157.054.856
130.611.501 26.443.355
20,25 Pendapatan | Income
381.804.305 153.470.045
228.334.260 148,78
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Revenue 314.034.013
126.996.033 187.037.980
147,28 Beban Umum dan Administrasi | General
and Administraive Expenses 29.099.556
15.242.135 13.857.421
90,92 Laba Operasional | Operaing Proit
38.670.735 11.231.876
27.438.859 244,29
Pendapatan Beban lain-lain | Other Income Expense
6.838.730.278 1.598.294.184
5.240.436.094 327,88
Laba Komprehensif Selama Tahun Berjalan | Comprehensive Income During the Current
Year 26.443.354
8.334.495 18.108.859
217,28
Sumber: Laporan Keuangan Audited Angkasa Pura Supports Source: Audited Financial Statement of Angkasa Pura Supports
Berdasarkan rasio keuangan, Angkasa Pura Supprort menunjukkan hasil pengukuran kemampuan Perseroan
dalam melunasi kewajiban jangka pendek mengalami penurunan dibandingkan 2013. Hal ini disebabkan
peningkatan liabilitas jangka pendek yang lebih besar dari peningkatan aset lancar. Meski demikian, perusahaan
masih memiliki kemampuan aset lancar dalam menjamin liabilitas jangka pendek. Sedangkan untuk return on asset
dan return on equity perusahaan mengalami penurunan
dibanding tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena menurunnya laba yang diperoleh perusahaan. Meski
demikian, perusahaan masih mempunyai kemampuan untuk menghasilkan laba dari akiva dan modal yang
diinvestasikan. Rp99.05 billion or 59.36, liabiliies increased Rp72.61
billion or 200.26, and as well as increased equity Rp26.44 billion, or 20.25.
Meanwhile, Income Statement of Angkasa Pura Support showed growth in revenue Rp 228.33 billion, an increase
of 148.78 over the previous year. It is also apply in cost of revenue and general and administraive expenses
which were increased respecively by Rp 187.04 billion or 147.28 and Rp 13.86 billion or 90.92 compared to the
previous year.
Financial Performance of Angkasa Pura Supports
in thousands Rupiah
Based on the inancial raios, Angkasa Pura Supprort shows the assessment of the Company’s ability to repay short-term
liabiliies had declined compared to 2013. This was due to an increase in short-term liabiliies that are greater than the
increase in current assets. Nevertheless, the company sill has the ability to guarantee the current assets in short-term
liabiliies. The return on assets and return on equity has declined compared to that of the previous year which was
due to a decline in the proit of the company. However, the company sill has the ability to generate income from assets
and capital investment.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
209
Rasio Keuangan Utama Angkasa Pura Supports Uraian |
Descripion
2014 2013
1 2
3
Cash Raio 28,10
35,96 Current Raio
167,64 379,89
Test Acid Raio 158,82
379,06 Return On Asset
9,94 4,99
Return On Equity 16,84
6,38
PT Angkasa Pura Retail
Angkasa Pura Retail merupakan anak perusahaan Angkasa Pura Airports yang bergerak dalam bidang ritel duty paid and
duty free, Food and Beverage, markeing communicaion
service, dan commercial markeing.
Pada tahun 2014, kinerja Angkasa Pura Retail menunjukkan hasil yang bervariasi. Laporan Posisi Keuangan Angkasa
Pura Supports menunjukkan kinerja yang baik. Aset sebesar Rp49,57 miliar, liabilitas sebesar Rp953 juta, dan ekuitas
sebesar 48,62 miliar.
Sedangkan, Laporan Laba Rugi Angkasa Pura Retail menunjukkan pendapatan Rp829 juta, beban pokok
pendapatan serta beban umum dan administrasi masing- masing sebesar Rp549 juta dan Rp1,94 miliar.
Kinerja Keuangan Utama Angkasa Pura Retail dalam ribuan Rupiah
in thousands Rupiah
Uraian |
Descripion
2014 2013
Pertumbuhan |
Growth 1
2 3
4=2-3 5=2-33
Aset 49.574.118
- 49.574.118
NA Liabilitas
953.054 -
953.054 NA
Ekuitas 48.621.064
- 48.621.064
NA Pendapatan
820.688 -
820.688 NA
Beban Pokok 549.583
- 549.583
NA Beban Umum dan Administrasi
1.944.121 -
1.944.121 NA
Rugi Operasional 1.673.016
- 1.673.016
NA Pendapatan Beban lain-lain
96.819.662 -
96.819.662 NA
Laba Komprehensif Selama Tahun Berjalan 1.378.935
- 1.378.935
NA
Sumber: Laporan Keuangan Audited Angkasa Pura Retail Sourcer: Audited Financial Statement of Angkasa Pura Retail
Financial Raios of Angkasa Pura Supports
PT Angkasa Pura Retail
Angkasa Pura Retail is Angkasa Pura Airports’ subsidiary that is engaged in retail duty paid and duty free, Food
and Beverage, markeing communicaion service, and commercial markeing.
In 2014, the performance of Angkasa Pura Retail showed varying results. The Statement of Financial Posiion of
Angkasa Pura Supports showed a good performance. Assets of Rp49.57 billion, liabiliies of Rp953 million, and equity
amounted to Rp48.62 billion.
Meanwhile, Income Statement of Angkasa Pura Retail showed Rp829 million revenue, cost of revenue and general
and administraive expenses of Rp549 million and Rp 1.94 billion respecively.
Financial Performance of Angkasa Pura Retail
Tinjauan Keuangan
210
Lapor an T
ahunan 2014
Based on the inancial raios in Angkasa Pura Retail, the assessment on the company’s ability to pay back short-term
liabiliies is very strong. As for the return on assets and return on equity, the company shows a negaive value because in
2014 the company experienced losses. This indicates that the overall capital invested in have not been able to generate
proits.
Financial Raios of Angkasa Pura Retail
Berdasarkan rasio keuangan Angkasa Pura Retail, hasil pengukuran kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban jangka pendek sangat baik. Sedangkan untuk return on asset dan return on equity perusahaan
menunjukkan nilai negaif karena pada tahun 2014 perusahaan mengalam kerugian. Hal ini menunjukkan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan akiva belum mampu menghasilkan laba.
Rasio Keuangan Utama Angkasa Pura Retail Uraian |
Descripion
2014 2013
1 2
3
Cash Raio 4.857,47
NA Current Raio
5.162,43 NA
Test Acid Raio 5.157,83
NA Return On Asset
2,78 NA
Return On Equity 2,84
NA
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Annual R eport 2014
211
Tinjauan Keuangan
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance
Angkasa Pura Airports berkomitmen untuk menerapkan GCG secara berkelanjutan dalam proses
perjalanan bisnis sehingga menghasilkan sustainable value bagi Pemegang Saham dan seluruh pemangku kepeningan. Komitmen terhadap
penerapan GCG tersebut antara lain ditandai dengan penandatanganan Pakta Integritas, Komitmen Penerapan GCG di PT Angkasa Pura I Persero,
Surat Pernyataan Insan PT Angkasa Pura I Persero, dan lainnya. Pada tahun 2014, Perusahaan meningkatkan komitmen penerapan GCG melalui
penandatanganan Komitmen Program Pengendalian Graiikasi dan bekerja
sama dengan KPK untuk penerapannya.
of its business process to generate sustainable value for the Shareholders and all the stakeholders. The commitment to implement GCG is marked by the signing of several
binding documents such as the Integrity Pact, the Commitment of Implemening GCG in PT Angkasa Pura I, the Code of Conduct of PT Angkasa Pura I, and
other documents.In 2014, the Company also reinforced its commitment to implement GCG by signing the Program
for Controlling Graiicaion in collaboraion with the Corrupion Eradicaion
Commission KPK.
214
Lapor an T
ahunan 2014
Tuntutan atas terwujudnya lalu lintas udara yang aman dan lancar di sebagian wilayah udara Republik Indonesia
melalui penyelenggaraan kebandarudaraan yang mampu menjadi bandar udara tujuan dan transit pilihan bagi
maskapai penerbangan domesik dan internasional semakin meningkat. Hal tersebut harus diikui dengan pelayanan dan
kerja di bidang pelayanan kebandarudaraan dan pengaturan lalu lintas udara yang aman, teratur, nyaman, ramah, eisien,
cepat, dan efekif yang dijalankan dengan sama baiknya di semua bandar udara yang dikelola Perusahaan.
Angkasa Pura Airports menyadari bahwa penyelenggaraan kinerja operasi kebandarudaraan yang baik akan membawa
pada peningkatan kinerja keuangan bagi Pemegang Saham secara berkesinambungan serta peningkatan
citra Perusahaan di mata masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan Perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance GCG sudah menjadi kewajiban bagi manajemen Perusahaan
dalam meningkatkan kinerja jangka panjang.
GCG menjadi mekanisme yang mengatur hubungan Perusahaan dengan para stakeholders secara transparan,
akuntabel, bertanggung jawab, independen dan adil. Dalam menjalankan asas transparansi, komitmen Perusahaan
ditunjukkan dengan memberikan informasi idak hanya yang diwajibkan oleh regulator akan tetapi juga informasi yang
bersifat sukarela yang diperlukan oleh para stakeholders .
Dengan demikian, gap asimetri informasi antara Perusahaan dengan para stakeholders
menjadi berkurang. Hal ini disebabka para stakeholders dapat secara mudah dan
murah dalam mengakses informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Dalam menerapkan asas akuntabilitas, pencapaian target kinerja di semua level manajemen termasuk individu
merupakan hal yang sangat pening bagi Perusahaan. Oleh karena itu, Perusahaan senaniasa melakukan evaluasi
pengukuran Key Performance Indicator
KPI beserta ketercapaiannya sehingga akan selalu tercipta perbaikan
yang berkelanjutan yang selanjutnya akan meningkatkan daya saing dalam industri kebandarudaraan.
The demand for safe and smooth air transportaion traic in Indonesia supported by the airports as transit and
desinaion airports-that are chosen by internaional and domesic airlines- has been coninually increasing. This
demand must be responded by providing safe, systemized, comfortable, hospitable, eicient, fast, and efecive airport
service in all airports under the management of Angkasa Pura Airports.
Angkasa Pura Airports is aware that good performance of airport operaions shall also promote the inancial
performance of the Company for the sake of the Shareholders as well as for the Company’s image. Therefore,
Good Corporate Governance principles are mandatory for
the Company’s management to implement for long term good performance of the Company.
GCG is the mechanism in managing the Company’s relaion with Stakeholders in a transparent, accountable, responsible,
independent and fair manner. The commitment of the Company in upholding the principles of transparency is
shown not only by providing informaion on the compulsory regulaion necessary for the stakeholders but also voluntary
informaion. Therefore, this would reduce the asymmetry gap between the Company and the stakeholders.
Stakeholders would have easy access to informaion needed for their decision making process.
In implemening the principles of accountability, it is important for the company to achieve the target of the
management as well as the personal target performance of the individuals at all levels. Therefore, the company
coninuously evaluates the performance of the management by applying the Key Performance Indicator KPI as
assessment indicators and evaluate the achievement of the Company to ensure coninuous improvement in facing the
compeiive airport industry.
Moivasi Penerapan GCG
The Reason for Implemening GCG
Annual R eport 2014
215
Terkait dengan asas tanggung jawab responsibilitas, Perusahaan senaniasa memasikan pemenuhan aturan
perundang-undangan dan melakukan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungannya. Perusahaan
memiliki komitmen yang inggi terhadap kedua hal tersebut. Dengan demikian, kesinambungan dalam jangka panjang
akan terpelihara.
Asas independensi sangat ditegakkan oleh Perusahaan dalam pengelolaan usahanya. Perusahaan sangat berupaya
untuk idak adanya saling dominasi dan intervensi dari pihak lain dalam pengambilan keputusan. Perusahaan
sangat menghindari terjadinya konlik kepeningan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Dalam rangka menerapkan asas keadilan, Perusahaan berkomitmen
untuk senaniasa
memperhaikan kepeningan Pemegang Saham dan stakeholders lainnya
berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Semua stakeholders mendapatkan perlakuan yang sama dalam
pemenuhan hak-haknya.
Dengan komitmen dan kepatuhan pada penerapan GCG tersebut, Perusahaan telah merasakan manfaatnya
antara lain melalui adanya peningkatan kepercayaan Pemegang Saham dan stakeholders lainnya, antara lain
karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat dan lainnya sehingga tercipta pertumbuhan jangka panjang yang
berkesinambungan.
Tujuan Penerapan GCG
Penerapan GCG di Angkasa Pura Airports ditujukan untuk: 1. Memaksimalkan Nilai Perusahaan dengan cara
meningkatan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan agar
perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional;
2. Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan eisien, serta memberdayakan fungsi
dan kemandirian pengelola perusahaan;
Moivasi Penerapan GCG
In upholding the principles of responsibility, the Company prioriizes compliance to the law and regulaions and takes
responsibility over the community and the environment. The company has strong commitment towards the two
menioned aspects to ensure sustainable management pracice.
The principle of independency is also strongly enforced by the company in managing the business. The company
endeavors to prevent any dominance or interference from other paries in decision making. The company avoids any
conlict of interest in running the business.
In implemening the principles of fairness and equality, the company is commited to focus on the interest of
Shareholders and Stakeholders on fair and equal grounds so that all stakeholders are treated equally in exercising their
rights.
Having commitment in implemening GCG, the Company has gained beneits from the growing trust of shareholders
and stakeholders, including employees, customers, suppliers, community and so forth that simulates long term
business growth.
GCG Objecives
The objecives of GCG implemented at Angkasa Pura Airports, are:
1. Maximizing company’s value by strengthening the
principles of transparency, accountability, responsibility, independency, and equality so the company can have
a strong compeiive efort, in the domesic as well as internaional market
2. Oriening the Company to manage in a professional, transparent, eicient manner and strengthen the
funcion and autonomy of the company’s management.
216
Lapor an T
ahunan 2014
3. Mendorong agar pengelola Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan indakan dilandasi dengan
moral yang inggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran
akan adanya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan
di sekitar perusahaan; 4. Meningkatkan
kontribusi perusahaan
dalam perekonomian nasional;
5. Meningkatkan iklim investasi nasional.
Dasar Penerapan GCG
Penerapan GCG di Angkasa Pura Airports mengacu kepada beberapa ketentuan yang belaku, yaitu:
1. Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN;
2. Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2001 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero;
4. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01 MBU2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan
Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN dan perubahannya Peraturan Menteri Negara BUMN
Nomor: PER-09MBU2012 tanggal 6 Juli 2012;
5. Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-16S.MBU2012 tanggal 6 Juni 2012
tentang IndikatorParameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good
Corporate Governance
pada BUMN; serta 6. Pedoman GCG Indonesia yang dikembangkan oleh
Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG. Selain itu, untuk lebih mengefekikan implementasi GCG,
Perusahaan juga melakukan penelaahan terhadap prakik- prakik bisnis terbaik yang melipui antara lain:
3. Ensuring the company’s management to uphold high moral values in decision making and taking acion and
conformity to the prevailing laws and regulaions as well as awareness of company’s social responsibiliies to both
stakeholders and the environment for sustainability.
4. Enhancing the Company’s contribuion to the naional economy
5. Creaing a conducive naional investment climate
Legal Basis for Implemening GCG
The implementaion of GCG in Angkasa Pura Airports is based on the prevailing provisions, as follows:
1. Law `of the Republic of Indonesia Number 19 of 2003
Indonesia State-Owned Enterprise BUMN 2. Law of the Republic of Indonesia Number 40 of 2007 on
Limited Liability Companies 3. Government Regulaion of the Republic of Indonesia
Number 45 of 2001 on the Amendment of Government Regulaion in lieu of Law No. 12 of 1998 relaing to
Public Companies Persero
4. Regulaion of the Minister of State-Owned Enterprises No. PER-01MBU2011, dated 2 August 2011,
and PER-09 MBU2012 dated 6 July 2012, on the Implementaion of Good Corporate Governance in SOE
State-Owned Enterprises
5. Decree of the Secretary of the Ministry of State-Owned Enterprises No. SK-16S.MBU2012 dated June 6,
2012 on the IndicatorParameter for Assessment and Evaluaion of Good Corporate Governancein State-
owned Enterprises.
6. GCG Codes issued by Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG
In addiion, to enhance the efeciveness of implemening GCG, the company also reviews the best pracices in
business that comprise of:
Annual R eport 2014
217
1. Prinsip-prinsip Corporate Governance untuk Stated Owned Company
yang dikembangkan oleh Organizaion for Economic Co-operaion and Development OECD;
dan 2. ASEAN Corporate Governance Scorecard.
Internalisasi dari berbagai peraturan perundang-undangan dan pedoman tersebut ke dalam kebijakan internal
Perusahaan merupakan komitmen dari Dewan Komisaris dan Direksi beserta seluruh human capital Perusahaan.
Komitmen terhadap penerapan GCG tersebut ditunjukkan sebagai berikut.
Infrastructure Sotstructure
GOOD CORPORATE
SUSTAINBILITY
GCG PRINCIPLE GCG COMMITMENT
Transparency Accountability
Independency Responsibility
Misi Mission
Fairness Nilai Budaya Perusahaan
Culture Values Visi
Vision
GCG STRUCTURE
Komitmen terhadap penerapan tata kelola Perusahaan yang baik secara berkelanjutan
Pemegang Saham dan RUPSPemilik Modal Dewan Komisaris
Direksi Pengungkapan informasi dan transparansi
• RUPS General Meeing of
Shareholders • Dewan Komisaris
Board of Commis- sioners
• Direksi Board of Directors
• Organ Pendukung Supporing Organs
• Pedoman CoCG
Code of Corporate Governance
• Board Manual
Board Manual
• Pedoman Eika Perusahaan
Code of Ethics
• SOP
• Commitment on implemening coninuous GCG
• Shareholders and General Meeing of ShareholdersInvestors
• Board of Commissioners • Board of Directors
• Disclosure of informaion and transparency
GCG MECHANISM
1. Principles of Corporate Governance for Stated Owned Company designed by Organizaion for Economic Co-
operaion and Development OECD; and
2. ASEAN Corporate Governance Scorecard. Internalizaion of the various laws and regulaions
incorporated into the company’s internal policy is also a commitment of the Board of Commissioners and Board
of Directors and all of the company’s human capital. The commitment towards the GCG implementaion is presented
as follows:
218
Lapor an T
ahunan 2014
Komitmen Angkasa Pura Airports dalam menerapkan GCG ditunjukkan dari Visi, Misi dan Nilai Budaya Perusahaan.
Visi Perusahaan untuk menjadi salah satu dari sepuluh
perusahaan pengelola bandar udara terbaik di Asia diwujudkan dalam Misi Perusahaan dengan didasarkan
pada nilai Budaya Perusahaan. Dalam mewujudkan Visi dan menjalankan Misi, Perusahaan senaniasa berpegang
pada asas-asas GCG, yaitu transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi dan fairness .
Berdasarkan asas-asas GCG, Perusahaan mengembangkan struktur GCG yang melipui GCG infrastructure dan GCG
sotstructure guna menjalankan mekanisme GCG sesuai peraturan perundang-undangan serta
best pracices yang ada. Dengan mendasarkan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip-prinsip GCG, diharapkan akan tercipta kesinambungan usaha dalam jangka panjang.
Pelaksanaan Implementasi GCG
Pada prinsipnya pelaksanaan penerapan GCG di Angkasa Pura Airports berjalan dengan baik dan dilaksanakan oleh
Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh human capital pada seiap kegiatan dengan tujuan untuk melindungi
kepeningan Perusahaan, Shareholders dan stakeholders.
Mekanisme pelaksanaan implementasi GCG digambarkan dalam siklus implementasi berikut.
The commitment of Angkasa Pura in implemening GCG is shown in the company’s vision, mission and values.
The vision of the company to be one of the top ten Best Airports Management Company in Asia is incorporated
in the company’s mission based on the corporate culture values. In maintaining the values and execuing the mission,
the company coninuously upholds the GCG principles that include the priniciples of transparency, accountability,
responsibility, independency and fairness.
Based on these GCG principles, the company has developed the GCG structures that consist of infrastructure and sot
structure to execute the GCG in compliance with the law and regulaions and the current best pracices. By applying
business aciviies based on the GCG principles, then it is expected that a long-term sustainable business would be
achieved.
Implementaion of GCG
In principle, the implementaion of GCG at Angkasa Pura Airports has been running well and fully supported by
the Board of Commissioners, Board of Directors and all personnel in every acivity to protect the interests of the
company, shareholders, and stakeholders.
The cycle of GCG Implementaion is presented as follows:
Standar
Standard
Pelak sanaan
Implemen ing
Pemantauan
Monitoring
Evaluasi Diri
Self Assessment
Evaluasi Ek
sternal
Ext ernal
Evalua ion
Tindakan Koreksi
Correcional Acion
Peningk atan
kualit as
termasuk benchmarking
Quality Impr ovemen
t
Including benchmarking
Annual R eport 2014
219
Penetapan Standar Kualitas Implementasi GCG
Standar implementasi GCG dibutuhkan sebagai acuan dasar dalam rangka mewujudkan Visi dan menjalankan
Misi Perusahaan. Acuan dasar tersebut melipui kriteria yang akan dicapai dari berbagai aspek yang terkait dengan
implementasi GCG. Standar implementasi juga dimaksudkan untuk memacu Perusahaan untuk meningkatkan kualitas
implementasi GCG. Standar tersebut dirumuskan berdasarkan peraturan terkait, masukan dari stakeholders,
hasil assessment dan benchmarking.
Standar implementasi GCG di Perusahaan khususnya mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor:
PER-09MBU2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN dan Keputusan
Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-16S.MBU2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator
Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada
BUMN.
Pelaksanaan dan Pemantauan Implementasi GCG
Pelaksanaan dan pemonitoran implementasi GCG memerlukan pembentukan dan penguatan GCG
infrastructure dan sotstructure. GCG infrastructure dapat dideinisikan sebagai suatu cara bagaimana
akivitas organisasi Perusahaan dibagi, diorganisir dan dikoordinasikan. Melalui pembentukan dan penguatan
GCG infrastructure, maka peran dan fungsi masing-masing organ akan menjadi jelas dan tegas. Sedangkan, GCG
sotstructure adalah seperangkat aturan dan kebijakan yang dimiliki Perusahaan dalam menjalankan akivitas usaha.
Untuk menjamin bahwa standar yang telah ditetapkan dilaksanakan, dipenuhi, dievaluasi, dan diingkatkan,
maka Perusahaan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan implementasi GCG.
Standardizaion of GCG Quality
In implemening GCG, it is necessary to set a standard as a basic reference in order to achieve the Vision and
execute the Mission of the Company. The basic reference covers the criteria to be achieved in implemening GCG.
The implementaion standard is also aimed to moivate the company to improve the GCG quality. The standard
is formulated based on related regulaions, inputs from stakeholders, assessment outcomes, and benchmarking.
The GCG standard paricularly refers to the Regulaion of the Minister of State-Owned Enterprise No.PER-09 MBU2012
dated 6 July 2012, regarding the Implementaion of Good Corporate Governance in SOE State-Owned Enterprises and
the Decree of the Secretary of the Ministry of State-Owned Enterprises No. SK-16S.MBU2012 dated June 6, 2012
concerning the IndicatorParameter for Assessment and Evaluaion of Good Corporate Governance Implementaion
in State-owned Enterprise.
Implementaion and Monitoring of GCG
The implementaion and monitoring of GCG requires strong infrastructure and sot-structure. The GCG infrastructure
can be deined as the method of how the acivity of the organizaion is divided, organized and coordinated. By
shaping and strengthening the infrastructure, the role and funcion of each unit would beclear and deinite whereas
the sot-structure is a set of regulaions and policy of the company in conducing the business aciviies. To assure that
a standard is established, implemented, fulilled, evaluated and improved, the company must monitor and evaluate the
execuion of GCG implementaion
220
Lapor an T
ahunan 2014
Assessment GCG Self Assessment dan Evaluasi Eksternal
Assessment GCG merupakan upaya sistemaik untuk
menghimpun dan mengolah data fakta dan informasi yang handal dan sahih sehingga dapat disimpulkan
kenyataan yang dapat digunakan sebagai landasan indakan manajemen agar pelaksanaan GCG dapat dilakukan secara
efekif. Assessment menjadi bagian dari mekanisme check and balances. Dengan assessment, maka capaian kegiatan
dapat diketahui dengan pasi dan indakan lebih lanjut untuk memperbaiki kinerja suatu kegiatan dapat ditetapkan.
Angkasa Pura Airports secara berkala melakukan pengukuran implementasi GCG assessment GCG di Perusahaan sejak
tahun 2007. Hal ini dilakukan untuk memperoleh penilaian yang objekif mengenai implementasi GCG di perusahaan.
Assessment GCG di Perusahaan dapat dilakukan secara mandiri oleh internal Perusahaan self assessment ataupun
dengan menggunakan jasa pihak independen evaluasi eksternal.
Angkasa Pura Airports melaksanakan evaluasi eksternal yang dimaksudkan untuk mendapatkan second opinion terhadap
kualitas implementasi GCG dalam rangka perbaikan kualitas implementasi GCG di Perusahaan secara berkelanjutan.
Evaluasi eksternal yang dilakukan Perusahaan melalui pihak independen, khususnya Badan Pemeriksa Keuangan BPK,
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP, serta pihak lainnya yang ditunjuk Perusahaan.
Adapun pencapaian hasil assessment GCG Angkasa Pura Airports dalam 5 lima tahun terakhir sebagai berikut.
GCG Assessment Self Assessment And External Evaluaion
GCG Assessment is a systemaic efort to collect and process reliable and valid data facts and informaion
that is used as management tool to draw conclusions and take acionsand ensure that the GCG implementaion is
efecively implemented. The assessment process is part of the check and balances mechanism, thus the achievement
can be ascertained and a further acion to improve the performance of an acivity can be determined.
Angkasa Pura Airports has conducted regular GCG assessments since 2007, which is aimed to obtain objecive
assessment on GCG implementaion independently as a self-assessment or conducted by an independent party
external evaluaion.
Angkasa Pura Airports conducted further external evaluaion to seek a second opinion on the quality of GCG
implementaion.The external evaluaion was carried out by an independent party, namely by the Audit Board BPK, the
Financial and Development Supervisory Agency BPKP and other appointed party.
The results from the GCG assessment in the past 5 years, are presented as follows:
Annual R eport 2014
221
Tahun Pelaksanaan Assessment
GCG The year of GCG
Assessment Skor Assessment
GCG GCG Assessment
score Kategori
Category Pelaksana
Assessor 2014
84,05 Baik
Good Self assessment dengan didampingi Pusat Pengembangan Akuntansi dan
Keuangan Self-Assessment jointly with the Center for Development of Accountancy and
Finance
2013
74,24 Cukup
Baik Fair
BPKP DKI Jakarta The Financial and Development Supervisory
Agency BPKP Jakarta
2012 -
- -
2011
81,16 Baik
Good BPKP DKI Jakarta
Financial and Development Supervisory Agency BPKP Jakarta
2010
80,53 Baik
Good BPKP DKI Jakarta
Financial and Development Supervisory Agency BPKP Jakarta
Review hasil assessment GCG tahun sebelumnya berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01MBU2011 dengan melakukan penyempurnaan dokumen terkait GCG dengan bantuan BPKP DKI Jakarta.
Review of GCG assessment from previous year based on Regulaion of the Minister of State-Owned Enterprise No. PER-01MBU2011 by amendment of the GCG related documents assisted by BPKP DKI Jakarta
Pada tahun 2014, Angkasa Pura Airports telah melakukan self assessment GCG dengan didampingi oleh Pusat
Pengembangan Akuntansi dan Keuangan. Pelaksanaan assessment GCG tersebut berdasarkan Keputusan
Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-16S.MBU2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator
Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada
BUMN. Indikator yang digunakan dalam assessment GCG tersebut melipui:
1. Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan
yang baik secara berkelanjutan; 2. Pemegang Saham dan RUPSPemilik Modal;
3. Dewan KomisarisDewan Pengawas; 4 Direksi;
5. Pengungkapan informasi dan transparansi; serta 6. Aspek lainnya.
Hasil assessment GCG Angkasa Pura Airports pada 2014 sebagai berikut.
In 2014, Angkasa Pura Airports conducted the GCG self assessment in collaboraion with PPAK. The GCG assessment
was based on the Decree of the Secretary of the Ministry of State-Owned Enterprises No. SK-16S.MBU2012
dated June 6, 2012 regarding the IndicatorParameter for Assessment and Evaluaion of Good Corporate Governance
in State-owned Enterprises. The indicators that were applied in assessing the GCG comprised of:
1. Commitment on implementaion of GCG 2. Shareholders and stockholders
3. Board of Commissioners Board of Supervisors 4. Board of Directors
5. Informaion disclosure and transparency; and 6. Other aspects
The results of the GCG assessment in Angkasa Pura Airports in 2014 are presented as follows
222
Lapor an T
ahunan 2014
No. Kriteria
Criteria
Bobot
Weighted
Skor
Score
Capaian
Achievement
1. Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan
yang Baik Secara Berkelanjutan Commitment in implemening sustainable GCG
7,00 3,57
51,00 2.
Pemegang Saham dan RUPSPemilik Modal Shareholders and investors
9,00 8,35
92,70 3.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
35,00 31,84
91,00 4.
Direksi Board of Directors
35,00 32,54
93,00 5.
Pengungkapan Informasi dan Transparansi Informaion disclosure and transparency
9,00 7,74
86,00 6.
Aspek Lainnya Other aspects
5,00 -
-
Skor Keseluruhan Total score
100,00 84,05
84,05 Kualitas Penerapan GCG
The quality of GCG implementaion BAIK
GOOD
Dari hasil assessment GCG tersebut, terdapat 32 rekomendasi yang perlu diindaklanjui. Jumlah rekomendasi yang
dihasilkan tersebut lebih sedikit dari jumlah rekomendasi yang dihasilkan pada tahun 2013, yaitu sebanyak 75
rekomendasi. Hal ini menunjukkan peningkatan kualitas implementasi GCG Angkasa Pura Airports di tahun 2014.
Peningkatan Kualitas dan Benchmarking
Hasil dari evaluasi internal maupun eksternal serta ditambah dengan masukan dari seluruh stakeholders digunakan
sebagai perimbangan dalam melakukan peningkatan kualitas implementasi GCG. Ada 2 dua macam peningkatan
kualitas, yaitu peningkatan kualitas untuk mencapai standar
kualitas yang ditetapkan dan peningkatan kualitas dalam konteks peningkatan standar kualitas yang telah dicapai
melalui benchmarking. From these results, there were 32 recommendaions
that needed to be addressed. However, the number of recommendaions was fewer than the total number of
recommendaions from the previous year in 2013 which totaled 75 recommendaions. This is an indicaion that the
GCG implementaion in Angkasa Pura Airports in 2014 has improved.
Quality Improvement and Benchmarking
Both results from internal as well as external evaluaions along with inputs from all stakeholders were reviewed to
improve the quality of GCG implementaion. There are two types of quality improvements: quality improvement to
achieve a pre-set standard quality and quality improvement by benchmarking.
Annual R eport 2014
223
Penerapan Program Pengendalian Graiikasi
Pada tahun 2014, Angkasa Pura Airports telah meningkatkan kualitas implementasi GCG, antara lain dengan menerapkan
Program Pengendalian Graiikasi. Penerapan tersebut dimulai sejak penandatanganan Komitmen Program
Pengendalian Graiikasi PPG pada tanggal 11 April 2014, antara Komisaris Utama dengan President Director
Angkasa Pura Airports, serta dengan Direktur Graiikasi KPK. Penandatanganan Komitmen PPG tersebut disaksikan
langsung oleh Sekretaris Direktorat Jendral Perhubungan Udara, seluruh Dewan Komisaris dan Direksi Angkasa Pura
Airports, seluruh Direksi Anak Perusahaan Angkasa Pura Airports AP Hotel, AP Supports, AP Logisik, AP Property,
serta pejabat di lingkungan Angkasa Pura Airports. Penandatanganan komitmen tersebut diikui dengan
penyerahan drop box
Pelaporan Graiikasi yang berfungsi sebagai kotak pengaduan tempat penyampaian masyarakat
terhadap kinerja insan Perusahaan. Menindaklanjui penandatanganan komitmen tersebut,
Perusahaan telah melaksanakan beberapa program pengendalian graiikasi sebagai berikut.
a. Workshop Penyusunan Aturan Pengendalian Graiikasi
dan Mekanisme Pemrosesan Pelaporan Graiikasi Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 28-30
April 2014 di Bandung tersebut, telah menghasilkan Keputusan Direksi Nomor: KEP.85PG.012014 tentang
Pedoman Pengendalian Graiikasi PT Angkasa Pura I Persero pada tanggal 3 Juli 2014.
b. Training of Trainers Pengendalian Graiikasi Pelaihan tersebut terdiri dari 2 dua angkatan, yaitu:
• Angkatan I diselenggarakan di Bali pada tanggal 12-
14 Mei 2014, •
Angkatan II diselenggarakan di Balikpapan, pada tanggal 4-6 Juni 2014.
Peserta pada Training of Trainers tersebut diharapkan menjadi agent of change
Tunas Integritas pelaksanaan Pengendalian Graiikasi di Perusahaan.
c. Workshop Program Pengendalian Graiikasi di seluruh kantor cabang
Pada kegiatan sosialisasiworkshop tersebut, telah dilakukan penandatanganan Komitmen Pelaksanaan
Gratuity Control Program
In 2014, as part of GCG quality enhancement, Angkasa Pura launchedthe Gratuity Control Program that was signed
under the Commitment of Gratuity Control Program PPG on April 11, 2014, between President Commissioner and
the President Director of Angkasa Pura Airports as well as by the Director for Gratuity of the Corrupion Eradicaion
Commission KPK. The signing of the Commitment on PPG was witnessed by the Secretary of the Director General of
Civil Aviaion, all subsidiary companies of Angkasa Pura Airports,all of the Board of Directors of subsidiaries AP
Hotel, AP Supports, AP Logisic, and AP Property, as well as Angkasa Pura Airports oicials. The signing ceremony
was followed by the symbolic handing over of the Gratuity Reporing Drop Box which funcions as a complaint box
for the public to report the performance of Angkasa Pura employees.
As a follow up of signing of this commitment, the company conducted and paricipated in several gratuity control
programs asfollows: a. Workshop on developing the Regulaion for Gratuity
Control and the SOP for Gratuity Reporing held on 28- 30 April2014 in Bandung and resulted in producing the
Decree of the Board of Directors No: KEP.85PG.012014 on Gratuity Control Code of PT Angkasa Pura IPersero
dated 3 July 2014.
b. Training of Trainers on Gratuity Control. The training consists of 2 two batches:
• First batch was held in Bali on12-14 May 2014
• Second Batch was held in Balikpapan on 4-6 June 2014
The trainers are expected to be Agents of Change in implemening Gratuity Control in the company.
c. Gratuity Control Program Workshops held at all branches oice.
In this disseminaionworkshop program, the General Managers of all branches signed the Commitment on
224
Lapor an T
ahunan 2014
Gratuity Control Program with work partners vendors, concessioners, custodian banks, airlines and ground
handling services and all branch employees.
d. Paricipated in Integrity Expo Inthis Expo event, Angkasa Pura Airports was awarded by
KPK as “the Best Indonesian State-Owned Enterprise with the Best Gratuity Control Unit in 2014”
Reporing Gratuity
Under the Gratuity Control Code, the Compliance Department as the Gratuity Control Unit UPG of Angkasa
Pura Airports, receives and processes reports on gratuity transacions to KPK. The mechanism in handling gratuity
reports and the control mechanism in Angkasa Pura Airports
are arranged as follows:
Mechanism of Gratuity Controling and Reporing
Program Pengendalian Graiikasi oleh General Manager seluruh Kantor Cabang, mitra kerja vendor, konsesioner,
bank kustodian, airlines, ground handling , serta seluruh
karyawan kantor cabang. d. Ikut serta dalam Integrity Expo
Pada Integrity Expo tersebut, Angkasa Pura Airports
mendapatkan penghargaan dari KPK sebagai “BUMN Dengan Unit Pengendali Graiikasi UPG Terbaik Tahun
2014”.
Pelaporan Graiikasi
Sesuai dengan Pedoman Pengendalian Graiikasi, Compliance Department sebagai Unit Pengendalian
Graiikasi UPG Angkasa Pura Airports, menerima dan meneruskan pelaporan penerimaan dan pemberian
graiikasi kepada KPK. Adapun mekanisme penanganan pelaporan dan pengendalian graiikasi Angkasa Pura
Airports sebagai berikut.
Mekanisme Penanganan Pelaporan dan Pengendalian Graiikasi
Mekanisme Penanganan Pelaporan dan Pengendalian Graiikasi
Whistleblowing Mechanism and Gratuity Control
HadiahFasilitas GitFacility
Pelopor Declarer
Review oleh Unit Pengendali Graiikasi
UPG Reviewed by Gratuity
Control Unit UPG
Analisa oleh UPG Analyzed by UPG
Milik Pelapor Declarer’s Possesion
Analisa oleh KPK Analyzed by KPK
Milik Negara State Possesion
Milik Instansi Insituion’s
Possesion
Milik Pelapor Declarer’s Possesion
Rekapitulasi Laporan Graiikasi
Recapitulaion of Gratuity Report
Data Base KPK KPK Data Base
Analisa oleh Penetapan Status
Analysis on the Status of Git
Penetapan Kepemilikan
Declarer Possesion
Terkait Kedinasan
Work Related
Terkait Jabatan
Posiion Related
Annual R eport 2014
225
Sampai dengan 31 Desember 2014, terdapat 37 iga puluh tujuh laporan penerimaan graiikasi, dengan nilai setara
uang sebesar Rp135.521.000.
Struktur dan Mekanisme GCG
Struktur GCG Angkasa Pura Airports terdiri dari GCG infrastructure dan GCG
sot structure. Berdasarkan Undang- undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, GCG infrastructure yang selanjutnya disebut Organ Perusahaan terdiri dari Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi.
Organ Perusahaan memainkan peran kunci dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Organ Perusahaan
menjalankan fungsinya masing-masing sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan, Anggaran
Dasar Perusahaan, dan ketentuan lainnya atas dasar prinsip bahwa
masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk
memelihara kesinambungan usaha Perusahaan. Organ Perusahaan memiliki struktur dan mekanisme tata
kelola perusahaan yang baik untuk menjalankan akivitas operasionalnya. Struktur Organ Perusahaan Angkasa Pura
Airports sebagai berikut.
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeing of Shareholders
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Organ Pendukung Supporing Organs
Direksi Board of Directors
Jajaran Manajemen Management
Unil 31 December 2014, there were 37 gratuity reports, with a value of Rp 135,521,000.
Structure and Mechanism of GCG
The GCG structure of Angkasa Pura Airports consists of GCG infrastructure and GCG sot structure. Based on Law No. 40
of 2007 concerning Limited Liability Companies, the GCG infrastructure herein ater referred to as the Company’s
Organs comprises of the General Meeing of Shareholders, the Board of Commissioners and the Board of Directors.
The Company’s organs play an important role in the successful implementaion. Company Organs carry out each
funcions in line with the law, Aricles of Associaion of the company, and other sipulaion based on the principle of
each organs has independency in carry out tasks, funcions and responsibiliies to maintain the Company’s business
sustainability.
Company Organs has a good GCG structure and mechanism to run its operasional aciviies. Angkasa Pura Airports
Company organs structure as follow.
226
Lapor an T
ahunan 2014
Untuk menjamin terlaksananya prakik-prakik GCG terbaik di Angkasa Pura Airports, Perusahaan telah membangun GCG
sotstructure, antara lain berupa pedoman dan kebijakan terkait GCG. Tujuan membangun GCG sotstructure antara lain:
• Melengkapi kebijakan pendukung dalam penerapan GCG;
• Menjadi pedoman bagi Perusahaan dalam menjalankan
akivitas sehari-hari sesuai dengan budaya corporate culture yang diharapkan;
• Merupakan bentuk komitmen tertulis bagi seluruh
jajaran dan ingkatan organisasi Perusahaan dalam rangka meningkatkan disiplin dan tanggung jawab
Organ Perusahaan untuk menjaga kepeningan stakeholders sesuai dengan tanggung jawab masing-
masing.
Beberapa pedoman dan kebijakan terkait GCG yang dimiliki Perusahaan adalah:
a. Pedoman Corporate Governance; b. Pedoman Eika Perusahaan;
c. Board Manual; d. Piagam Komite Audit;
e. Piagam Internal Audit; f. Perjanjian Kerja Bersama 2014-2016;
g. Pedoman Pengendalian Graiikasi; serta h. Kebijakan dan Standard Operaing Procedure SOP.
Pedoman dan kebijakan tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh Dewan Komisaris, Direksi dan human
capital Perusahaan, serta telah menjadi landasan kegiatan operasional Perusahaan. Perusahaan senaniasa melakukan
pemantauan dan
evaluasi penerapannya secara koninyu.
Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS adalah Organ Perusahaan yang mempunyai wewenang yang idak
diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-undang danatau
Anggaran Dasar. RUPS memiliki wewenang mengangkat dan memberhenikan Dewan Komisaris dan Direksi,
mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan
persetujuan atas Laporan Tahunan, menetapkan alokasi To ensure GCG best pracice at Angkasa Pura Airports, the
company has developed the GCG sot structure that includes policies and guidelines related to GCG. The objecives of
establishing the GCG sot structure, are among others:
• Complemening support policies in GCG implementaion;
• Become guidelines for companies in running business
daily it with the expected corporate culture; •
As a form of commitment to all oicial ranks and level in order to enhance Company Organs responsibility
and discipline to keep the stakeholders interest in line with each responsibiliies.
The guidelines and policies on GCG include the following: a. Code of Corporate Governance;
b. Code of Conduct; c. Board Manual;
d. Decree of Audit Commitee; e. Decree of Internal Commitee;
f.
MOU 2014-2015 g. Gratuity Control Charter; and
h. Policies and Standard Operaing Procedures SOP
These codes and policies have been disseminated to all the Board of Commissioners, Board of Directors and the human
capital division, and is the foundaion of the company’s operaion aciviies. The company coninously monitors and
evaluates the implementaion of GCG.
General Shareholders Meeing
General Shareholders Meeing GSM is one of the Company’s organs that assumes the authority that is
not conferred to Board of Directors nor to the Board of Commissioners within a speciied limitas sipulated in
the law andor in the Aricles of Associaion. The GSM is authorized to appoint and dismiss Board of Directors and
Board of Commissioners, evaluate the performance of the Board of Directors and Board of Commissioners, raify any
amendment of the Aricles of Associaion, approve the
Annual R eport 2014
227
penggunaan laba, menunjuk akuntan publik, serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi dan fasilitas
Dewan Komisaris dan Direksi.
RUPS terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. Pelaksanaan RUPS melalui proses pengumuman dan
pemanggilan RUPS yang dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Bahan informasi yang diperlukan terkait
pelaksanaan RUPS disampaikan bersamaan dengan pemanggilan RUPS. Namun jika hal tersebut belum tersedia
pada saat pemanggilan RUPS, maka bahan informasi tersebut akan disampaikan pada saat RUPS diselenggarakan.
Pada tahun 2014, Angkasa Pura Airports telah melaksanakan 1 satu kali RUPS Tahunan dan 1 satu kali RUPS Luar Biasa.
Uraian penyelenggaraan RUPS tersebut sebagai berikut.
Pelaksanaan RUPS Tahun 2014
1.
RUPS Tahunan tanggal 24 Maret 2014 Pelaksanaan RUPS
Waktu : 10.00 – 11.00 WIB Tempat : Ruang Rapat Lantai 12A Kantor Kementerian
BUMN Jalan Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat
Agenda RUPS • Persetujuan Laporan Tahunan Perusahaan termasuk
Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2013.
• Pengesahan Laporan Keuangan Perusahaan dan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan PKBL Tahun Buku 2013 sekaligus pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung
jawab sepenuhnya volledig acquit et decharge kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan
atas indakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2013.
• Penetapan penggunaan laba bersih Perusahaan tahun buku 2013.
Annual Report, sipulate the allocaion of proit uilizaion, appoint public accountants, and determine the the amount
and type of compensaion and faciliies for Board of Directors and Board of Commissioners.
The GSM consists of the Annual General Shareholders Meeing and the Extraordinary General Shareholders
Meeing. The GSM is announced and the noice is issued to all shareholders in compliance with the prevailing
provisions. All informaion material related to the GSM shall be delivered along with the GSM noice. However, if the
materials are not yet available upon the issuance of GSM noiicaion then the material will be provided at the ime
of the GSM. In 2014, Angkasa Pura Airports had conducted one 1
Annual GSM and one 1 Extraordinary GMS. The descripion of GSM convenion is as follows.
General Shareholders Meeing in 2014
1. Annual GSM held on 24 March 2014 GMS held at: