Pengertian Budaya Baca Faktor Penyebab Budaya Baca Rendah

rumah tangganya masing-masing. Dengan kata lain perwujudan minat baca murid didorong pula oleh faktor-faktor sosiologis 4. Jumlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluargaa juga berfungsi sebagai salah satu pendorong terhadap minat baca setiap individu murid 5. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna serta kemudahan proses peminjaman nya merupakan faktor besar yang mendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca murid. 6. Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan murid membaca secara periodik di perpustakaan sekolah sangat mendorong perkembangan dan peningkatan minat baca murid. 7. Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya minat baca murid 8. Kegiatan kurikuler merupakan faktor pendorong dalam pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca murid 9. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan buku bacaan dan minat baca murid.

2.7 Pengertian Budaya Baca

Perkembangan budaya baca dalam masyarakat tidak berpedoman pada keinginan masyarakat akan suatu bahan bacaan tetapi mudahnya akses untuk mendapatkan bahan bacaan serta tersedianya bahan-bahan bacaan agar terpenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Siregar 2004:93 menyatakan bahwa Budaya baca atau kebiasaan membaca sudah merupakan suatu keharusan praktis practical necessity dalam dunia modern. Membaca sebagai aktivitas pribadi pada umumnya telah menjadi suatu kebutuhan pada masyarakat di negara-negara maju, tetapi tidak demikian halnya pada masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Menurut Khotijah Kamsul dalam Strategi pengembangan minat dan gemar membaca mendefinisikan bahwa “Budaya baca merupakan merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga negara apabila ingin menjadi bangsa yang maju. Melalui budaya baca, mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia”. Sedangkan menurut Putra 2008:8 menyatakan bahwa budaya bacalah yang mendasari, mengapa budaya baca terus-menerus dikumandangkan baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, tokoh masyarakat, pendidik, agamawan, hingga orang yang peduli pada kemajuan peradaban. Universitas Sumatera Utara Dapat disimpulkan bahwa budaya baca masyarakat masih sangat rendah oleh karena itu penting untuk meningkatkan minat baca dikalangan masyarakat agar budaya baca menjadi tinggi serta masyarakat belajar pun dapat terwujud. Proses terbentuknya minat dan budaya baca dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 2.1 Proses Budaya Baca Sumber : Buku Perpustakaan Dan Masyarakat, 2006

2.8 Faktor Penyebab Budaya Baca Rendah

Memang benar minat dan budaya baca masyarakat masih tergolong rendah namun hal itu tidak penting untuk dipermasalahkan. Yang harus dilakukan adalah mencari tau apa yang menjadi penyebab rendahnya minat dan budaya baca tersebut. Menurut NS Sutarno 2006:257-258 rendahnya minat dan budaya baca masyarakat terjadi pada kelompok masyarakat yang menghadapi beberapa keterbatasan seperti : Selera Minat Baca Kebiasaan Membaca Budaya Baca Koleksi Universitas Sumatera Utara a. Akses informasi dari dan ke perpustakaan. Keterbatasan akses informasi dari perpustakaan disebabkan beberapa hal seperti kurang nya sosialisasi dan permasyarakatan, publikasi melalui brosur, tempat perpustakaan yang kurang strategis, dan terbatasnya kegiatan perpustakaan yang dapat diketahui atau diikuti oleh masyarakat. b. Tingkat pendidikannya masyarakat yang masih berada dibawah standar. Kita paham betul bahwa pemakai perpustakaan adalah mereka yang berkecimpung dengan dunia informasi dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu masyarakat yang tingkat pendidikannya masih relatif terbatas, dan kondisi lingkungannya kurang mendukung, maka tingkat ketertarikan dan kebutuhannya terhadap layanan perpustakaan juga belum optimal. c. Kondisi sosial ekonominya pada umumnya kurang menguntungkan. Untuk sebagian anggota masyarakat yang secara kebetulan kondisi sosial ekonominya belum beruntung, maka perhatian untuk membeli atau memiliki buku kurang. Jadi kebiasaannya membaca dirumah juga terbatas, karena dirumah sedikit atau bahkan jarang membaca, maka minat untuk ke perpustakaan untuk membaca juga berkurang. d. Layanan perpustakaan kepada masyarakat yang belum merata. Layanan yang belum merata juga banyak penyebabnya, sementara untuk memperoleh layanan tersebut masyarakat juga harus aktif, misalnya datang ke perpustakaan. e. Apresiasi dan respon masyarakat masih perlu ditingkatkan Pada dasarnya apresiasi dan respon masyarakat terhadap perpustakaan berkaitan erat dengan kebiasaan membaca, tingkat pendidikan, dan kondisi serta lingkungannya. Manakala semua itu belum menunjang, maka dapat berakibat terhadap apresiasi dan respon masyarakat. Sedangkan pendapat yang dinyatakan oleh NS Sutarno 2006:259-260 bahwa minat dan budaya baca nya sudah baik dan menggembirakan berlangsung pada kelompok masyarakat tertentu, antara lain : 1. Masyarakat Terpelajar. Mereka karena aktivitas kesehariannya harus berhubungan dengan buku dan bahan bacaan lain untuk melengkapi dan mendukung agar tugas-tugas belajarnya berhasil dengan baik. 2. Tingkat kesadaran tentang pentingnya perpustakaan telah meningkat. Dengan demikian maka mereka dengan sendirinya akan aktif berkunjung ke perpustakaan untuk membaca, belajar dan melakukan kegiatan ilmiah lainnya. 3. Masyarakat memiliki akses dan informasi ke perpustakaan mudah. Akses ke perpustakaan yang dapat diperoleh dengan mudah, maka minat dan keinginan untuk ke perpustakaan bertambah, apalagi setelah menyadari bahwa perpustakaan memberikan sesuatu yang berguna baginya, baik dalam belajar, bekerja, mengembangkan ilmu pengetahuan, maupun mencari hiburan. 4. Mereka yang kondisi social ekonominya lebih beruntung. Kebanyakan anggota masyarakat yang makin maju dan kebutuhan dasar hidupnya sudah tidak menjadi masalah maka mereka mencari sesuatu lain. Universitas Sumatera Utara Perpustakaan yang dapat memberikan dan melayani mereka, tentu merupakan salah satu hal yang menarik, sehingga masyarakat akan tertarik serta mendapat respon yang positif. 5. Jangkauan layanan perpustakaan memadai. Sebuah perpustakaan yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan lingkungan yang terbatas dapat dijangkau dengan mudah, tetapi pada sisi yang lain masih ada masyarakat yang relatif jauh atau sulit dijangkau oleh layanan perpustakaan. Maka perlu diupayakan peningkatan layanan, misalnya denga unit perpustakaan keliling atau mengembangkan perpustakaan cabang, layanan paket dan layanan lain sejauh memungkinkan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya baca di masyarakat tidak dapat berkembang secara instan tetapi membutuhkan proses, kesabaran, usaha dan waktu yang tidak singkat serta dilakukan secara terus- menerus sampai budaya bacapun dapat terwujud di masyarakat. Universitas Sumatera Utara

BAB III PROGRAM PENINGKATAN MINAT BACA MASYARAKAT PADA

KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI ACEH SELATAN

3. 1 Gambaran Umum Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan

Perpustakaan umum merupakan suatu unit kerja, badan atau lembaga perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk baik kota maupun desa yang diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat pemukiman penduduk tersebut untuk melayani kebutuhan akan bahan bacaan Perpustakaan Nasional RI 1999 : 4 . Salah satu bagian dari perpustakaaan umum yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam adalah Perpustakaan Umum Kabupaten Aceh Selatan. Perpustakaan Umum Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu lembaga penyelenggara pemerintah daerah di bidang perpustakaan yang di bentuk dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Dalam Undang-Undang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007, disebutkan bahwa perpustakaan umum diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan status sosial ekonomi. Perpustakaan Umum Kabupaten Aceh Selatan pertama kali dibentuk pada tanggal 5 Mei 1983, berdasarkan SK No. 041711983 dengan status Unit Pelaksana Teknis UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Sejak berdirinya, perpustakaan umum tersebut telah dipimpin oleh beberapa orang. Untuk pertama kali dipimpin oleh Ibu Nurlinsyah 1983 sd 1989 , setelah itu digantikan oleh Bapak Zakariya 1989 sd 1995 , Bapak Drs. Fadly 1995 sd 1998 , Bapak Bestari Raden 1998 sd 2000 , Bapak Salimi Oscar menjabat 2000 sd 2001 . Kemudian setelah otonomi daerah terjadi perubahan terhadap kebijakan pemerintah yang pada akhirnya ikut mengalami perubahan terhadap kebijakan pemerintah yang pada akhirnya ikut mengalami perubahan terhadap perangkat pemerintah daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah Universitas Sumatera Utara