Analisa Pemanfaatan Minyak Goreng Jelantah Pada Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair

49

4.5 Analisa

Bilangan Penyabunan Analisa bilangan penyabunan untuk setiap penggorengan diperoleh angka penyabunan yang menunjukkan angka yang berbeda dapat diamati pada Lampiran. Berdasarkan standar SNI yaitu antara 196 – 206, maka yang paling baik untuk menghasilkan sabun cair yang tidak menyebabkan iritasi bagi kulit adalah minyak goreng hasil bleaching dengan konsentrasi KOH 30 dan suhu 45 C – 55 C. Gambar analisa bilangan penyabunan dapat dilihat seperti gambar 4.8. y 204 - 202 - 200- 198- 196- 194- 192 – 190 – 188 – 25 35 45 55 KOH 30 Suhu Perlakuan x Gambar.4.8 Kurva hubungan Suhu Perlakuan Terhadap Angka Penyabunan pada n x Penggorengan n kali Penggorengan KOH 50 dapat mengikat trigliserida dengan sempurna sehingga dapat dikatakan sebagai penyabunan yang baik atau sempurna. Tetapi penyabunan yang Universitas Sumatera Utara baik belum tentu penyabunan yang baik bagi kesehatan, seperti iritasi bagi kulit. Penyabunan antara 196 – 206 sudah dikategorikan sebagai sabun yang dapat bersifat membersihkan walaupun tidak sempurna, tetapi masalah kualitas sabun tersebut juga menjadi faktor utama. Sehingga KOH 30 lebih optimal dibanding KOH 50. Temperatur perlakuan setiap proses penyabunan berbanding lurus terhadap angka penyabunan. Angka penyabunan yang baik adalah ketika suhu 45 – 55 C. Karena dapat menghasilkan sabun yang bersifat cair dan tidak bersifat iritasi bagi kulit. Kebanyakan masyarakat menyukai sabun yang murah dan sifat mekanisme kerjanya tahan lama habis terhadap air walaupun sering digunakan . Sabun seperti ini biasanya sabun yang mengandung asam oleat yang tinggi, tetapi kerugiannya adalah sabun ini dapat menyebabkan iritasi bagi kulit. Sedangkan sabun yang mengandung asam laurat yang tinggi mengandung bahan yang dapat melembutkan kulit meskipun sabun ini terbentuk lembek lunak sehingga mekanisme kerja sabun yang cepat habis terhadap air apabila digunakan, namun kerugiannya adalah sabun ini mahal harganya. 50 Sabun yang mengandung asam miristat C14 dan asam Palmitat C16 menghasilkan sabun yang juga dapat melembutkan kulit dan tidak terlalu cepat habis meskipun sering digunakan Cammarata, Martin, 1993 dan Ketaren, 1986. 4.6 Analisa Banyak Busa Busa yang dihasilkan dari sabun dapat mengelilingi kotoran sehingga bahan yang dicuci dapat menjadi bersih. Seperti pada penelitian ini, hasil yang sesuai dari angka penyabunan antara 196 -206 maka pada analisa banyak busa hanya melakukan Universitas Sumatera Utara 51 analisa terhadap KOH yang paling optimum, yaitu KOH 30 untuk setiap n kali penggorengan hasil bleaching. Gambar Analisa banyak busa dapat dilihat seperti gambar 4.9. y . Menurut Nur Asyiah 2009, minyak goreng hasil bleaching yang digunakan dengan mereaksikan KOH 50 pada temperatur proses 55 C diperoleh angka penyabunan yang optimum. Hal ini terjadi karena pada saat proses penyabunan telah terhidrolsis sempurna dengan minyak goreng hasil pemurnian yang digunakan sehingga menghasilkan sabun cair dan busa yang dihasilkan banyak dan daya cuci pembersih dapat berfungsi dengan baik untuk membersihkan. Namun sabun ini dapat membuat 4 x penggorengan 3 x penggorengan 2 x penggorengan 1 x penggorengan 1,7 – 1,6 – 1,5 – 1,4 – 1,3 – 1,2 – 1,1 – 1 – x Temperatur proses C Gambar 4.9 Kurva hubungan Temperatur Proses Terhadap Kadar Busa KOH 30 25 35 45 55 Universitas Sumatera Utara 52 iritasi pada kulit tangan terasa gatal. Dengan kata lain dalam proses penyabunan dapat menggunakan KOH 50 akan menghasilkan sabun keras dan busa yang banyak. Busa yang dihasilkan merupakan hasil hidrolisis minyak dengan KOH 50 yang mempunyai panjang rantai atom karbon yang lebih dari 18 C18 sehingga fungsinya untuk membersihkan daya cuci lebih efektif namun sebagai pelembab pada kulit tidak dapat digunakan karena gliserin yang terdapat pada minyak goreng hasil pemurnian dikalahkan dengan jumlah KOH yang digunakan sebagai pembentuk sabun sehingga membuat kulit terasa gatal. Oleh sebab itu pada penelitian ini, peneliti hanya menganalisa sabun yang tidak membuat iritasi bagi kulit, yaitu sabun dengan KOH 30. Dari Grafik 4.9 menunjukkan bahwa semakin sering pemakaian minyak hasil penggorengan, maka busa yang diperolehpun akan semakin rendah. Karena bilangan penyabunan akan berhubungan dengan kadar busa. Bila angka penyabunan tinggi maka busa yang dihasilkan dari sabun tersebut akan kuat untuk menurunkan tegangan permukaan dan cepat meresap ke bahan yang akan dicuci. Molekul busa akan mengelilingi kotoran dengan ekornya dan mengikat molekul kotoran tersebut. Sedangkan bagian kepala molekul busa didalam air pada saat pembilasan menarik molekul kotoran keluar dari bahan yang akan dicuci sehingga menjadi bersih.

4.7 Uji Daya Cuci