19
bleaching earth, zeolit, sehingga arang aktif dapat digunakan dalam jumlah yang kecil Ketaren, 1986 dan Tini, 1994.
2.7 Sabun Cair
Sabun adalah salah satu karbon yang sangat komersial baik dari sisi penggunaan dalam kehidupan sehari-hari maupun persaingan harga produk yang
memberikan pengembangan yang cukup baik. Sabun merupakan surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan.
Sabun merupakan garam lokal alkali biasanya garam Kalium dari asam lemak, terutama mengandung garam C
16
asam palmitat dan C
18
asam stearat namun juga dapat mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah
Fessenden, 1994 dan Ketaren, 1986. Sabun dihasilkan dari proses saponifikasi, yaitu hirolisis lemak menjadi asam
lemak dan gliserol dalam KOH minyak dipanaskan dengan KOH sampai terhidrolisis sempurna. Asam lemak yang berikatan dengan Kalium ini dinamakan
sabun. Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol, selain C
12
dan C
16,
sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat Ketaren, 1986.
Sifat – sifat sabun yang dihasikan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari komponen asam - asam lemak yang digunakan yang sesuai dalam pembuatan sabun
dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada umumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaannya karena dapat membuat iritasi
pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang sangat sukar larut dan sulit menimbulkan busa.
Universitas Sumatera Utara
20
Sumber lemak dan minyak yang digunakan sebagai bahan dasar sabun dapat berasal dari hewani lemak babi dan lemak sapi maupun dari nabati tumbuhan
kelapa, palem dan minyak zaitun. Alkali yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan KOH yang dapat membuat sabun menjadi cair, sedangkan alkali yang
digunakan untuk membuat sabun padat digunakan larutan NaOH Ketaren, 1986. Sabun cuci piring cair bisa ditambah dengan parfum, dan berbagai jenis filler
yang lain tergantung tujuan. Sabun untuk mencuci merupakan sabun yang sedikit larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak, seperti gasoline, eter dan
benzena Fessenden, 1994 dan Ida, 2005. Terlalu besar bagian asam – asam lemak tidak jenuh menghasilkan sabun yang
mudah teroksidasi bila terkena udara. Alasan – alasan di atas, faktor ekonomis, dan daya jual menyebabkan lemak dan minyak yang dapat dibuat menjadi sabun terbatas
Ketaren,1986 dan Parasuram, 1995. Reaksi saponifikasi dan struktur dasar senyawa sabun yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar.2.1 Fessenden, 1994 Ketaren,
1986.
Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi O
CH
2
- O – C – R CH
2
- OH O
CH - O – C – R
+ 3KOH
3RCOOK + CH – OH
O CH
2
- O – C – R CH
2
– OH
1. Ester 2. Kalium Hidroksida 3. Garam Kalium
4. Alkohol Minyak atau Lemak
alkali asam lemak sabun
gliserol
dipanaskan
Universitas Sumatera Utara
21
2.8 Sabun Cuci Piring Cair Bertindak Membersihkan