Alat dan Bahan Prosedur Pengumpulan Data

51 pengobatan yang dilakukan. Data demografi ini berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar belakang dari responden yang bisa berpengaruh terhadap penelitian ini. Data demografi ini dapat dilihat pada lampiran 5. 5.2 Kuesioner Tes Ingatan Untuk mengukur daya ingat responden, peneliti memberikan lembar tes ingatan kepada responden. Lembar tes ingatan ini menggunakan instrumen Mini Mental State Examination MMSE. Pengujian ini telah disahihkan di dalam sejumlah populasi. Kuesioner Mini Mental State Examination MMSE menyediakan ukuran orientasi, registrasi ingatan segera, perhatian dan perhitungan, recall, dan bahasa. Skor maksimal untuk tes orientasi 10 poin, untuk tes registrasi 3 poin, tes perhatian dan perhitungan 5 poin, tes recall 3 poin, dan tes kemampuan bahasa 9 poin. Jumlah skor seluruhnya adalah 30 poin. Skor 25 30 termasuk kategori ingatan normal; skor 18 24 mengindikasikan adanya kerusakan ingatan ringan sampai kerusakan ingatan sedang; skor 17 atau di bawahnya mengindikasikan kerusakan ingatan berat. Kuesioner Mini Mental State Examination MMSE dapat dilihat pada lampiran 6.

6. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pemutar CD atau melalui laptop, CD yang berisi lagu instrumen untuk mendukung pelaksanaan senam otak, lembar protokol panduan senam otak. 52

7. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan pertama-tama menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan data pada calon responden. Kemudian peneliti memberikan informed consent kepada wakil responden. Peneliti kemudian menjelaskan jadwal kontrak kegiatan pada responden. Responden kemudian diminta mengisi kuesioner data demografi. Dengan pertimbangan usia responden yang sudah tua maka untuk memudahkan responden mengisi kuesioner ini peneliti akan mewawancarai responden. Kemudian kepada responden akan dilakukan tes ingatan dengan memberikan kuesioner Mini-Mental State Examination MMSE. Pengisian kuesioner ini dilakukan pada pertemuan pertama. Setelah itu, dilakukan senam otak selama 15-30 menit dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 2 bulan. Responden mengikuti kegiatan hingga akhir penelitian. Tiap responden harus terpenuhi jadwal senamnya dari awal hingga akhir yaitu sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 2 bulan, maka kegiatan senam otak dilakukan sebanyak 24 kali selama 8 minggu 2 bulan. Dan bila tidak hadir pada jadwal senam yang telah ditentukan, maka responden tersebut menggantinya pada hari yang lain di luar jadwal senam wajib. Namun, pada saat pelaksanaan kegiatan senam, terdapat kendala yang dihadapi oleh peneliti karena pada saat memasuki bulan kedua, responden yang mengikuti kegiatan senam otak semakin berkurang jumlahnya diakibatkan timbulnya rasa kebosanan mengikuti kegiatan senam jumlah minimal pada saat dilakukan senam otak adalah 3 orang. Oleh karena jumlah yang semakin berkurang ini, kegiatan senam sempat tertunda 53 selama 1 minggu karena peneliti memerlukan waktu untuk melakukan pendekatan kembali dengan responden. Setelah dilakukan pendekatan kembali dengan responden, akhirnya responden yang mengikuti kegiatan senam bertambah kembali jumlahnya menjadi 9 orang. Dan oleh karena adanya kesepakatan kepada pihak panti untuk melaksanakan pada pagi hari dan adanya ketidaksesuaian teknis pelaksanaan dengan waktu yang telah ditentukan, maka akhirnya ketika memasuki bulan kedua kegiatan senam otak hanya dilakukan selama 2 kali dalam seminggu. Oleh sebab itu, untuk mencapai jumlah sebanyak 24 kali senam, maka diperlukan penambahan waktu dimana seharusnya kegiatan senam otak hanya dilakukan selama 2 bulan akhirnya kegiatan ini berlangsung selama 3 bulan. Kegiatan senam otak ini dilakukan di salah satu ruangan yang ada di Panti Werdha Karya Kasih. Di hari terakhir penelitian yaitu pada minggu yang terakhir, peneliti memberikan kembali kuesioner Mini-Mental State Examination MMSE. Melalui kuesioner yang kedua ini dilihat pengaruh senam otak yang telah dilakukan selama 3 bulan terhadap peningkatan daya ingat lansia.

8. Analisa Data