Rumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metabolisme Bilirubin

Di RSU Dr. Soetomo Surabaya insiden ikterus patologis sekitar 9,8 tahun 2002 dan 15,66 tahun 2003 sementara RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan tranfusi tukar 14 kali perbulan tahun 2002. Rumah Sakit Bersalin Kuala Lumpur dengan menggunakan tiga fototerapi tahun 2004 serta di Belanda dengan fototerapi ganda tahun 2003 tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi tukar. 11

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan: - Bagaimana perbandingan kecepatan penurunan kadar bilirubin pada neonatus dengan hiperbilirubinemia indirek setelah mendapat fototerapi ganda dan fototerapi tungal ? - Bagaimana perbandingan intensitas sinar pada fototerapi ganda dibanding fototerapi tunggal pada neonatus dengan hiperbilirubinemia ?

1.3. Hipotesis

- Terdapat perbedaan kecepatan penurunan kadar bilirubin antara fototerapi ganda dibandingkan fototerapi tunggal pada neonatus hiperbilirubinemia. - Terdapat perbedaan intensitas sinar pada fototerapi ganda dibandingkan fototerapi tunggal. Universitas Sumatera Utara

1.4. Tujuan Penelitian

- Untuk membandingkan kecepatan penurunan kadar bilirubin pada neonatus setelah mendapat fototerapi ganda dan fototerapi tunggal. - Untuk membandingkan intensitas sinar pada fototerapi ganda dibanding fototerapi tunggal.

1.5. Manfaat Penelitian

- Di bidang akademikilmiah:meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang perinatologi, khususnya dalam tatalaksana fototerapi. - Di bidang pelayanan masyarakat:memberikan alternatif pengobatan yang lebih murah dan efektif. - Di bidang pengembangan peneliti:memberikan masukan terhadap bidang perinatologi, khususnya dalam tatalaksana fototerapi. Universitas Sumatera Utara BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan oleh tubuh. Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses eritropoesis yang tidak efektif. Pembentukan bilirubin dimulai dengan proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain. Biliverdin mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas. Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam lemak, karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak. 3,9,10,12 Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan dibawa ke hati. Mekanisme pengambilan terjadi di dalam hati, sehingga bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hati dan masuk ke dalam hati. Segera setelah ada dalam sel hati terjadi persenyawaan ligandin protein Y, protein Z dan glutation hati lain yang membawanya ke retikulum endoplasma hati, tempat terjadinya konjugasi. Proses ini timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian menghasilkan bentuk bilirubin direk. Jenis bilirubin ini dapat larut dalam air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal. Sebagian besar bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urobilinogen dan keluar dengan tinja sebagai sterkobilin. Pada saat di dalam usus, sebagian Universitas Sumatera Utara diabsorbsi kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi enterohepatik. 3,10,12. 13 Pada bayi prematur kenaikan bilirubin serum cenderung sama atau sedikit lebih lambat daripada kenaikan bilirubin pada bayi cukup bulan, tetapi jangka waktunya lebih lama yang biasanya mengakibatkan kadar yang lebih tinggi. Puncaknya dicapai antara hari ke-4 dan ke-7, gambarannya bergantung pada waktu yang diperlukan bayi kurang bulan untuk mencapai mekanisme matur dalam metabolisme dan eksresi bilirubin. 6 Salah satu hipotesis menyatakan warna kuning pada kulit merupakan prediktor penilaian yang baik untuk menilai kerusakan otak dibandingkan konsentrasi bilirubin. Penilaian warna kuning pada kulit ini , masih kontroversi. 14 2.2. Pengaruh Sinar Fototerapi terhadap Bilirubin Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperkenalkan oleh Cremer, sejak tahun 1958. 2-6 Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi, dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin. Bentuk bilirubin 4Z, 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z,15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan. Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli, lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya. Bentuk isomer ini Universitas Sumatera Utara mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum. Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin. Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat. Produk fotooksidasi ini lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan pembentukan isomer konfigurasi 4Z,15E. Fototerapi juga menghasilkan lumirubin, dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum. Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urin. 4,5,9,10 Gambar 2.1 Gambar 2.1. Mekanisme fototerapi 4 Universitas Sumatera Utara Penelitian di Turki mendapatkan 10,5 bayi cukup bulan dan 25,3 bayi hampir cukup bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan memerlukan terapi sinar. 12 Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus prematur sesuai dengan American Academy of Pediatrics . 15 Rekomendasi ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Tabel 2.1. Rekomendasi “American Academy of Pediatrics ” AAP untuk penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan 1,15 Total serum bilirubin mgdL Usia Pertimbangan Fototerapi Transfusi tukar Transfusi tukar fototerapi jika fototerapi dan intensif intensif gagal fototerapi ≤ 24 jam - - - - 25-48 ≥ 12 ≥ 15 ≥ 20 ≥ 25 49-72 ≥ 15 ≥ 18 ≥ 25 ≥ 30 72 ≥ 17 ≥ 20 ≥ 25 ≥ 30 Tabel 2.2. Rekomendasi “ American Academy of Pediatrcs ” AAP untuk penanganan hiperbilirubinemi pada neonatus prematur sehat dan sakit 1,15 Total serum bilirubin mgdL Neonatus sehat Neonatus sakit Berat badan Fototerapi Transfusi tukar Fototerapi Transfusi tukar 1500 g 5-8 13-16 4-7 10-14 1500-2000 g 8-12 16-18 7-10 14-16 2000-2500 g 12-15 18-20 10-12 16-18 2500 g Tabel 2.1 Tabel 2.1 13-15 17-22 Universitas Sumatera Utara Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice. 12 Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi, semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serum. Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi. 3,10,14 Penelitian di San Francisco dengan intensitas sinar 8-10 µWcm 2 nm untuk standar fototerapi sementara untuk intensif fototerapi digunakan intensitas ≥ 30 µWcm 2 nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin. 16 Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menyerap bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nm nanometer. 3,15,16 AAP menganjurkan jarak fototerapi dengan bayi yang akan dilakukan fototerapi adalah 10 cm, kecuali dengan menggunakan sumber sinar halogen. Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi, harus diposisikan di pusat sinar, tempat di mana irradiansi paling tinggi. 12,16,17

2.3. Penggunaan Fototerapi Ganda