3 dapat mengurangi waktu proses dari pembuatan intip, sehingga meningkatkan efisiensi kerja dari
proses pengeringan.
2. METODE
Observasi yang telah dilakukan di 23 industri intip di wilayah kota Surakarta dapat diketahui bahwa 2 pengusaha pengusaha intip tersebut masih menggunakan teknik pengeringan konvesional dengan
terik matahari, sehingga proses pengeringan membutuhkan waktu yang lama selain itu pengeringan juga dilakukan dalam rak pengering yang diletakan di atas tungku kompor yang digunakan sebagai
pemanggangan kendil dengan cara kerja memindahkan intip satu persatu dari rak ke rak, kondisi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan dan kurangnya standart keselamatan. Evaluasi lebih lanjut
dilakukan dengan mengarah pada perbaikan fasilitas kerja pada proses pengeringan intip dengan meningkatkan efisiensi kerja yaitu memangkas waktu pengeringan menggunakan sistem pedal yang
mempertimbangkan aspek ergonomi berdasarkan anthropometri pekerja. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka metode yang akan digunakan meliputi Reverse
Engineering yang digunakan untuk mengidentifakasi alat pengering lama seperti material, ukuran, konstruksi, fungsi, spesifikasi serta performansi dengan tujuan dapat memproduksi atau membuat
ulang produk yang sudah ada mengarah pada perbaikan seperti yang dinyatakan oleh Bagci 2009 bahwa Reverse Engineering dapat digunakan untuk mengevaluasi sistematis dari sebuah produk
dengan tujuan replikasi atau pembuatan model baru. Tahap breakdown structure pada tahap Reverse Engineering menggunakan pengering dari UMKM PIEMIRSA. Perancangan alat
menggunakan konsep Manufacturability and Value Engineering seperti yang dinyatakan oleh Yuliarti dkk. 2015 yaitu untuk mengurangi kompleksitas produk, standarisasi tambahan
komponen, perbaikan fungsi, perbaikan kemudahan perawatan dan desain tangguh. Penentuan ukuran rak pengering menggunakan prinsip ergonomi yaitu sebagai disiplin ilmu
yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan Wingnjosoebroto, 2008. Berdasarkan ukuran anthropometri pekerja yang meliputi tinggi badan tegak TBT, jangkauan
tangan atas JTA, tinggi siku berdiri TSB, panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus PSJ, jangkauan tangan ke depan JTD, genggaman
tangan GGT menggunakan pengukuran statis. Perbaikan dilakukan dengan menerapkan perhitungan kadar air dalam bahan untuk
meningkatkan kualitas produk seperti Astuti dkk. 2010 mengemukakan pengeringan yaitu proses pengambilan air relatif kecil dari zat padat atau campuran gas yang operasinya terjadi karena panas.
Analisis finansial akan diperhitungkan dalam rancangan pengering yang dibuat dengan menghitung harga pokok produksi HPP, biaya depresiasi, serta Break Event Point BEP.
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN