11
3.7 Standart Pengeringan Intip
1. Intip Kecil Wm = massa air = 0,07 kg pcs Wd = massa kering = 0,03 kg pcs
berat basah bb = x 100 =
x 100 = 0,7 berat kering bk =
x 100 = x 100 = 1,1
Wf = berat kandungan air intip akhir kg Wf = bk x Wd Wf = 1,1 x 0,03 kg = 0,00033 kg Jadi, standar pengeringan didapatkan persentase kadar air dalam intip kecil basah yaitu 0,7,
sedangkan untuk intip kering yaitu 1,1, sehingga kandungan akhir intip yaitu 0,00033 kg. 2.
Intip Besar Wm = massa air = 0,25 kg pcs Wd = massa kering = 0.16 kg pcs berat basah bb =
x 100 = x 100 = 0,6
berat kering bk = x 100 =
x 100 = 0,7 Wf = berat kandungan air intip akhir kg Wf = bk x Wd Wf = 0,7 x 0,16 kg = 0,00112
Jadi, standar pengeringan didapatkan persentase kadar air intip besar basah yaitu sebesar 0,6, sedangkan intip kering yaitu sebesar 0,7, sehingga kandungan akhir intip yaitu 0,00112 kg.
3.8 Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi per unit produk dan harga jual produk dapat dilihat dalam tabel 5. Tabel 5. Perhitungan harga pokok produksi
No Biaya Tetap
Total
1 Biaya bahan baku per produk
3991450 2
Biaya overhead 700000
3 Biaya depresiasi 1 minggu
1451.39
Total Biaya Tetap 4692901.39
HPP 4692901.39
Keuntungan 15
703935.21
Harga Jual 5396836.60
Jadi, di dapatkan harga pokok produksi yaitu sebesar Rp 4.692.901 dengan keuntungan sebanyak 15, maka pengering dapat diperjual belikan dengan harga Rp 5.396.836,00.
3.9 Depresiasi Alat Pengering
Perhitungan nilai depresiasi alat pengering untuk mengasumsikan nilai alat berdasarkan harga alat beberapa tahun kedepan. Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengetahui nilai
depresiasi yaitu metode garis lurus straight line method tanpa bunga modal.
D = Biaya penyusutan per tahun Rp tahun P = Harga awal mesin = Rp 5.396.837,00 S = Harga akhir mesin = Rp 4.000.000,00 N = Perkiraan umur ekonomis = 5 tahun
= Rp 279.367,00 Jadi, biaya depresiasi pengering yaitu Rp 279.367,00 tahun.
12
3.10 Perhitungan Break Event Point BEP