Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Operasional Populasi dan Sampel

15

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah peran environmental performance mempunyai pengaruh terhadap environmental disclosure ? 2. Apakah peran environmental performance mempunyai pengaruh terhadap economic performance ?

1.3 Tujuan Penelitian

Menurut uraian dari rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk: • Mengetahui apakah ada pengaruh peran environmental performance terhadap environmental disclosure dan • Mengetahui apakah ada pengaruh peran environmental performance terhadap economic performance

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak yang berkepentingan, yaitu: 16 1. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, serta menambah wawasan tentang kinerja lingkungan dan pengelolaan lingkungan perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan perusahaan, serta dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan yang akan mempengaruhi kinerja ekonomi perusahaan tersebut. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan dampak yang positif untuk menerapkan teori-teori yang telah peneliti pelajari selama masa perkuliahan. 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Penilaian Kinerja Lingkungan Perusahaan melalui PROPER

Menurut sudaryanto 2011, Kinerja lingkungan diukur dari prestasi perusahaan mengikuti program PROPER Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. PROPER diumumkan secara rutin kepada masyarakat sehingga perusahaan yang dinilai akan memperoleh insentif maupun disinsentif reputasi tergantung pada tingkat ketaatannya. Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan mulai dikembangkan Kementrian Lingkungan Hidup, sebagai alternatif instrument sejak 1995. Pada awalnya, program ini dikenal dengan nama PROPER PROKASIH. Dengan adanya program ini diharapkan dapat menyikapi dengan aktif informasi tingkat penaatan itu dan mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya. PROPER bukan merupakan pengganti instrumen konvensional yang ada, seperti penegak hukum lingkungan perdata maupun pidana. Program ini bersinergi dengan instrumen lainnya agar kualitas lingkungan dapat dilaksanakan lebih efisien dan efektif. PROPER merupakan bentuk kebijakan pemerintah meningkatkan kinerja 18 pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Peringkat kinerja lingkungan perusahaan dikelompokkan pada lima 5 peringkat warna guna memudahkan komunikasi dengan stakeholder dalam menyikapi hasil kinerja penaatan masing-masing perusahaan. Penggunaaan peringkat warna merupakan bentuk komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat sehingga lebih mudah dipahami dan diingat. Berikut peringkat penilaian program PROPER : Tabel 2. 1 Peringkat PROPER PERINGKAT KETERANGAN Emas, skor 5 Perusahaan yang telah berhasil melaksanakan produksi bersih dan telah melakukan upaya 3 R Reuse, Recycle, Recovery, sehingga dapat mencapai hasil yang sangat memuaskan Hijau, skor 4 Perusahaan yang telah melakukan hasil lebih baik dari persyaratan yang ditentukan sebagaimana telah diatur dalam perundang – undangan yang berlaku, termasuk melakukan upaya 3R Reuse, Recycle, Recovery Biru, skor 3 Perusahaan yang telah melakukan hasil yang sesuai dengan persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana telah diatur dalam perundang – undangan yang berlaku Merah, skor 2 Perusahaan yang belum mencapai persyaratan minimal sebagaimana diatur dalam perundang- undangan yang berlaku Hitam, skor 1 Perusahaan yang belum melaksanakan pengendalian pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang berarti. Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup Penilaian PROPER mengacu pada persyaratan perlindungan lingkungan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah terkait dengan pengendalian pencemaran air, 19 pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, AMDAL, dan pengendalian pencemaran laut. Tingkat penaatan perusahaan dikategorikan tepat, apabila memenuhi atau menaati seluruh persyaratan dan ketentuan yang diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika perusahaan memenuhi atau menaati seluruh persyaratan dan ketentuan tersebut, maka akan memperoleh peringkat tertinggi, tetapi jika tidak maka merah atau hitam tergantung pada aspek ketidaktaatannya.

2.1.2 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah suatu proses studi formal yang dipergunakan untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan memastikan adanya masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada tahap awal perencanaan dan perancangan proyek sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan. Sedangkan menurut PP No. 27 Tahun 1999,pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha danatau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan kegiatan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan mempunyai fungsi adalah sebagai berikut: 1. AMDAL berfungsi untuk menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah beserta pengaruhnya 20 2. AMDAL berfungsi sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan sejak awal, dan 3. AMDAL berfungsi sebagai arahan atau pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan. Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.

2.1.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility CSR adalah tanggung jawab sosial perusahaan. CSR memiliki arti perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap kegiatannya yang mempengaruhi manusia, komunitas, dan lingkungan dimana manusia dan komunitas tersebut berada. Perusahaan tidak hanya bertanggung jawab terhadap pemegang saham pemilik, tetapi juga kepada semua pihak konsumen, pegawai, kreditur, yang memiliki kontribusi penting bagi keberhasilan perusahaan. Sedangkan menurut Sudaryanto, 2011 CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam perkermbangan ekonomi yang 21 berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tanggung jawab sosial perusahaan dibagi dalam tiga level area Cahyonowati dalam Januarti dan Apriyanti, 2006 yaitu : 1. Basic Responsibility merupakan tanggung jawab yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut, misalnya kewajiban membayar pajak, mematuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan dan memuaskan pemegang saham. 2. Organisational Responsibility merupakan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan stakeholder seperti : pekerja, konsumen, pemegang saham dan masyarakat sekitar. 3. Social Responsibility menjelaskan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.

2.1.4 Teori Stakeholder Stakeholder Theory

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan teori stakeholder stakeholder theory, artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk kontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas 22 atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan.Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai value secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha Freeman, 2002. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga harus memberikan manfaat bagi para stakeholder Ghozali dan Chariri, 2007. Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber- sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Kemampuan tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas modal dan tenaga kerja, akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Adanya stakeholder theory ini lebih didasari oleh suatu keadaan yang mengutamakan kepentingan pemegang saham dan sebaliknya, menomorduakan kepentingan pemasok, pelanggan, karyawan, dan masyarakat sekelilingnya. Teori stakeholder telah menjelaskan mengenai apa yang menyebabkan perusahaan melakukan pengungkapan tanggungjawab sosial terhadap masyarakat dimana perusahaan itu menjalankan kegiatannya. Pada dasarnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Dalam hal ini keamanan 23 perusahaan yang pada akhirnya berujung pada kepentingan pemilik perusahaan merupakan motivasi manajer melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial.

2.1.5 Environmental Performance

Environmental performance adalah kinerja perusahaan dalammenciptakan lingkungan yang baik atau green.Environmental performance menurut Ali 2004 adalah mekanisme bagi perusahaan untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Environmental performance diungkapkan ke dalam environmental disclosure. Peningkatan environmental performance adalah sumber informasi penting agar perusahaan dapat mencapai tingkatan produksi yang efisien, perbaikan produktivitas sesuai dengan standar keamanan, penekanan biaya yang disebabkan karena kerusakan lingkungan dan kesempatan memperoleh pasar baru Porter Van der Linde, 1995. Environmental performanceyang burukterkait dengankewajibanlingkunganperusahaan yang tersembunyidan potensituntutan hukumdi masa depan, semua terkait denganpemborosan perusahaandalam proses manufaktur serta kurangnyainovasi terhadapdiferensiasi produk.Oleh karena itu, environmental performanceyang burukdapat meningkatkanketidakpastianarus kasmasa depan perusahaan. Beberapa penelitianmenyelidikidampakrisiko lingkungandankinerja padabiayaekuitasdanbiayautang.Hasilkinerja lingkunganyang burukmerupakan 24 kewajibanpotensialyang terkait dengankepatuhan danbiayapembersihankarena undang-undanglingkungan hidupyang semakinketat danperaturan. Schneider 2010.

2.1.6 Environmental Disclosure

Menurut penelitian Mattews 1997 dalam Emillia Nurdin 2006, mendefinisikan Environmental Disclosureatau biasa disebut pengungkapan lingkungansebagai pengungkapan informasi sukarela, baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang dibuat oleh organisasi untuk menginformasikan aktivitasnya, di mana pengungkapan kuantitaif berupa informasi keuangan maupun non keuangan. Hendriksen 2000 dalam Emillia Nurdin 2006, menyatakan bahwa dalam pengertian luasnya, pengungkapan berarti penyampaian informasi release of information. Para akuntan cenderung menggunakan kata ini dalam pengertian yang agak terbatas, yaitu penyampaian informasi lingkungan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya laporan tahunan. Terkait dengan laporan keuangan, Chariri dan Ghozali 2007 menyatakan bahwa disclosure berarti pemberian informasi mengenai aktivitas suatu perusahaan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan harus bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam membantu pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, informasi tersebut harus relevan, dapat diandalkan dan menggambarkan secara tepat peristiwa ekonomi yang mempengaruhi hasil aktivitas perusahaan. Ada 2 jenis pengungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Yang pertama adalah pengungkapan wajib mandatory disclosure, yaitu informasi yang harus 25 diungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu Negara. Sedangkan yang kedua adalah pengungkapan sukarela voluntary disclosure, yaitupengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.

2.1.7 Economic Performance

Economic Performance perusahaan merupakan suatu ukuran tertentu yang digunakan oleh entitas untuk mengukur keberhasilan dalam menghasilkan laba. Atau dapat dikatakan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Economic Performance perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam periode tertentu. Economic Performance perusahaan juga dapat diukur melalui kinerja pasar dan kinerja fundamental perusahaan. Pada era perekonomian pasar yang disertai dengan terwujudnya kondisi good economic performance, tidak saja menuntut terciptanya economic performance efisien yang secara ekonomi membawa keuntungan besar bagi perusahaan tetapi juga perlu disertai adanya perilaku economic performance berkualitas etis, yakni dengan perwujudan secara baik tanggung jawab sosial perusahaan. Selain itu, Informasi keuangan dibutuhkan oleh investor berupa informasi kuantitatif dan kualitatif baik yang bersumber dari pihak internal perusahaan manajemen maupun pihak eksternal perusahaan. Selain informasi keuangan, informasi non keuangan juga dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan, seperti kepuasan pelanggan atas layanan perusahaan Ghozali dan Chariri, 2007. 26

2. 2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai peran environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance sudah banyak dilakukan. Salah satunya adalah Almilia dan Wijayanto 2007, meneliti pengaruh environmental performance dan environmental disclosure terhadap economic performance. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerjalingkungan dengan kinerja ekonomi perusahaan. Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Sudaryanto, 2011 Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Finansial Perusahaan Dengan Corporate Social Resposibility CSR Disclosure Sebagai Variabel Intervening kinerja lingkungan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja finansial perusahaan melalui Corporate Social Responsibility Disclosure. 2 Anggraini 2008 Hubungan Antara Environmental Performance, Environmental Disclosure dan Return Saham. Environmental performance tidak berpengaruh signifikan terhadap environmental disclosure tapi berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, environmental disclosure mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham 27 3 Wibisono, Adi Gunawan 2011 Pengaruh environmental performance dan environmental Disclosure terhadap economic performance pada Perusahaan pertambangan dan pemegang Hphhphti yang terdaftar di bei environmental performance dan environmental disclosure berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap economic performance, sedangkan secara simultan environmental performance dan environmental disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap economic performance 4 Suratno, Darsono, Mutmainah 2007 Pengaruh Environmental Performance Terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance. environmental performance berpengaruh positif signifikan terhadap environmental disclosure dan environmental performance juga berpengaruh secara positif signifikan terhadap economic performance.

2.3 Kerangka Konseptual

Perusahaan dengan environmental performance yang baik akan direspon secara positif oleh investor melalui fluktuasi harga saham perusahaan dan environmental performance yang buruk akan memberikan dampak negatif terhadap environmental disclosure dan economic performance, sehingga calon investor tidak tertarik untuk menanamkan sahammnya terhadap sebuah perusahaan. 28 Sedangkan perusahaan dengan pengungkapan lingkungan yang tinggi dalam laporan keuangannya akan lebih dapat diandalkan. Laporan keuangan yang handaltersebut akan berpengaruh terhadap kinerja finansial, dimana investor akanmerespon secara positif dengan fluktuasi harga pasar saham yang semakin tinggi. Laporan keuangan yang baik akan berpengaruh positif terhadap economic performance, sebaliknya jika kinerja lingkungan yang buruk memberikan dampak negatif terhadap informasi laporan perusahaan mengenai lingkungan dan memberikan dampak negatif terhadap perilaku ekonomi. Melihat adanya hubungan dari environmental terhadap environmental disclosure serta economic performance, maka kerangkapemikiran untuk penelitian ini disusun sebagai berikut : GAMBAR 2.1. KERANGKA KONSEPTUAL Environmental Performance Y Economic Performance X2 Environmental Disclosure X1 29

2.3.1 Pengaruh

Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure Penelitian empiris mengenai hubungan environmental performancedengan environmental disclosure lebih menemukan hubungan yang beragam. Penetapan hubungan antara environmental performance dengan environmental disclosure dilihat dari perspektif tanggung jawab sosial perusahaan masih belum menemukan hubungan yang pasti karena banyak penelitian yang berbeda-beda. Kinerja lingkungan sangat dipengaruhi oleh sejauh mana dorongan terhadap pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh berbagai instansi khususnya instansi pemerintah. Kinerja lingkungan juga akan tercapai pada level yang tinggi jika perusahaan secara proaktif melakukan berbagai tindakan manajemen lingkungan secara terkendali. Dengan adanya tindakan proaktif perusahaan dalam pengelolaan lingkungan serta adanya kinerja yang tinggi, manajemen perusahaan diharapkan akan terdorong untuk mengungkapkan tindakan manajemen lingkungan tersebut dalam bentuk annual report Berry dan Rondinelle, 1998 dalam Ja’far dan Arifah, 2006. Ada pendapat bahwa environmental performance yang baik mengurangi pengungkapan biaya-biaya lingkungan masa depan perusahaan. Pengungkapan informasi biaya-biaya lingkungan ini harus dirasakan sebagai berita gembira oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapankan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan dengan environmental performance yang buruk Verrecia, 1983 dalam Suratno, 2006. 30 Kinerja lingkungan akan berpengaruh terhadap besarnya pengungkapan lingkungan. Semakin besar peran dari perusahaan dalam kegiatan lingkungan hidup, maka semakin besar pula pengungkapan lingkungan yang diungkapkan di dalam laporan keuangan. Dengan meningkatkan kinerja lingkungannya, maka akan menjadi good news tersendiri bagi perusahaan. Oleh sebab itu, kinerja perusahaan terhadap lingkungan yang baik dan kemudian juga diungkapkan didalam laporan tahunan akan semakin menarik minat para investor untuk melakukan investasi terhadap perusahaan.

2.3.2 Pengaruh

Environmental Performance terhadap Economic Performance Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal. Akan tetapi perusahaan kadangkala melupakannya dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungan bersifat non reciprocal yaitu transaksi keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik. Menurut Donovan dan Gibson, 2000 dalam sembiring, 2006 menyatakan bahwa berdasarkan hubungan antara profitabilitas dan tingkat kinerja sosial adalah ketika perusahaan memiliki tingkat laba yng tinggi, perusahaan manajemen menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang suksesnya keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca good news kinerja perusahaan, misalnya dalam dalam ruang lingkup sosial dan dengan demikian investor akan tetap melakukan investasi di perusahaan tersebut. Sehingga kinerja 31 ekonomiprofitabilitas yang diproksi dengan pendapatan per lembar saham menunjukan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja sosial. Semakin besar andil perusahaan didalam lingkungan, maka semakin baik pula image perusahaan di mata stakeholder maupun pengguna laporan keuangan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian konseptual di kemukakan di atas diketahui bahwa adanya hubungan antara environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance. Terdapat pula adanya perbedaan-perbedaan kesimpulan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Maka berdasarkan uraian diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Terdapat pengaruh positif environmental performanceterhadapenvironmental disclosure H2: Terdapat pengaruh positif environmental performance terhadapeconomic performance 32 BAB III METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian ex post facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian tersebut. Apabila dilihat dari hubungan variable, maka hubungan yang terjadi dalam penelitian ini adalah hubungan kausal yaitu hubungan sebab akibat, bila X maka Y. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen X adalah environmental disclosure daneconomic performance sedangkan variabel dependennya Y adalah environmental performance. Hal ini berarti, bila environmental performance suatu perusahaan baik dan environmental disclosure juga baik maka economicperformance perusahaan tersebut juga baik Sugiyono, 2007:7. Berdasarkan data yang diperoleh, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah di mana data yang di peroleh berupa angka-angka score, nilai atau pernyataan-pernyataan yang di nilai, dan dianalisis dengan analisisstatistik.Menurut Sugiyono, 2003:14 penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk membuktikan atau menolak suatu teori. 33

3. 2 Jenis Variabel dan Sifat Data

Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel dependen dan variabel independen. Dalam hal ini untuk variabel dependen adalah environmental performancedan variabel independen environmental disclosure daneconomic performance.Sifat data dalam penelitian ini adalah data time series runtun waktu yakni jenis data yang dikumpulkan menurut urutan waktu dalam suatu rentang waktu tertentu. Runtun waktu yang digunakan dalam penelitian ini ialah 3 tahun yaitu mulai dari tahun 2011 hingga 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan pada masalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan tahunan pada tahun 2011-2013. 2. Perusahaan manufaktur yang telah mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada tahun 2011- 2013.

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Secara garis besar definisi operasional dari variabel- variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 34

3.4.1 Variabel Dependen Y

Environmental performance adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik atau lingkungan hijau. Pengukuran environmental performance dengan melihat prestasi perusahaan mengikuti program PROPER yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup KLH untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan perusahaan dalam lima warna yang akan diberi skor secara berturut-turut dengan nilai tertinggi 5 untuk warna emas, 4 untuk warna hijau, 3 untuk warna biru, 2 untuk warna merah dan nilai terendah 1 untuk warnahitam, di mana setiap perusahaan berbeda-beda skor kinerja lingkungannya sesuai dengan peringkat yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup KLH.

3.4.2 Variabel Independen X

Variabel Independen adalah variabel economic performance danEnvironmental Disclosure.Environmental disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan. Environmental disclosure perusahaan diukur dengan disclose-scoring yang diperoleh dari analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode skor yesno atau sebuah item diberi skor satu apabila diungkapkan dan nol apabila tidak diungkapkan. Environmental disclosure diukurberdasarkan proporsipengungkapan yang dilakukan dengan yang diwajibkan oleh Bapepam. 35 Hal tersebut dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: wibisono, 2011 �����ℎ ���� ���������� ������ℎ��� ���� ��ℎ�� �� − � �����ℎ ���� ����� ���������� ������� ������� � 100 Sedangkan Economicperformance dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kinerja perusahaansecara relatif dalam suatu industri sejenis yang ditandai dengan returntahunan perusahaan tersebut. Menurut Al-Tuwaijri dalam Luciana SpicaAlmilia 2007, economic performance dinyatakan dalam skala hitung: P1 − P0 + Div P0 − Me RI Keterangan: P1 : harga saham akhir tahun Po : harga saham awal tahun Div : pembagian dividen MeRI : median return industri Return industri diukur dari indeks industri yang diperoleh dari laporan Jakarta Stock Exchange JSX. Indeks industri disesuaikan dengan sample dalam penelitian ini, karena penelitian ini menggunakan sample perusahaan manufaktur, maka indeks industri yang digunakan adalah indeks industri manufaktur.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan individu atau proyek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Menurut Sugiyono 2008:115, populasi adalah wilayah generalisasi tediri atas objek subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Berdasarkan ciri atau kualitas tersebut populasi dapat dipahami sebagai kelompok individu atau objek pengamatan yang minimal memilik satu persamaan. 36 Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel dipilih dengan metode Teknik pengambilan sampel dipilih dengan metode purposive sampling, di mana pemilihan sampel perusahaan di dasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sampel adalah perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan tahunan pada tahun 2011-2013. 2. Perusahaan manufaktur yang telah mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada tahun 2011-2013. 3. Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan data deviden pada tahun 2011- 2013. Dari populasi tersebut diperoleh 10 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya diatas. Untuk lebih jelasnya 10 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 3.1. Daftar Sampel Perusahaan No Nama Perusahaan Kode 1 PT Holcim Indonesia Tbk SMCB 2 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR 3 PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 4 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 5 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 6 PT Kimia Farma Tbk KAEF 37 7 PT Kalbe Farma Tbk KLBF 8 PT Gudang Garam Tbk GGRM 9 PT Kabelindo Murni Tbk KBLM 10 PT Charoen Phokpan Tbk CPIN Sumber : BEI, 2014 data diolah

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

CORPORATE GOVERNANCE, ENVIRONMENTAL PERFORMANCE, DAN ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA

1 3 111

PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE, ENVIRONMENTAL DISCLOSURE, FIRM SIZE, DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE.

7 27 37

PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE DAN ECONOMIC PERFORMANCE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012).

0 1 14

PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE DENGAN ENVIRONMENTAL DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Perusahaan Agroindustri dan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010—2012).

0 1 16

PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DAN ECONOMIC PERFORMANCE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010—2012).

0 0 16

AKPM28. PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DAN ECONOMIC PERFORMANCE

0 0 20

ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

0 0 19

PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE DAN ECONOMIC PERFORMANCE

2 1 65

Peran Environmental Performance Terhadap Environmental Disclosure Dan Economic Performance Bagi Perusahaan Yang Ada Di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja Lingkungan Perusahaan melalui PROPER - Peran Environmental Performance Terhadap Environmental Disclosure Dan Economic Performance Bagi Perusahaan Yang Ada Di Bursa Efek Indonesia

1 1 15