Hipotesis Pertama H1 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

55 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 2.28483 1.884 Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwanilai Durbin-Watsondalam penelitianini sebesar 1,884.NilaiD-Wtersebutberada diantara 1,5sampai2,5berartitidakterjadi autokorelasi padamodelregresiyangdigunakan.

4.4 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhkecakapan manajerial DEA terhadap manajemen laba DA dengan proporsi komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepimilikan manajerial sebagi variabel moderasi.

4.4.1 Hipotesis Pertama H1

Hipotesis pertama yang diajukan adalah Kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba . Artinya, semakin tinggi kecakapan manajer maka semakin meningkatkan praktik manajemen laba. Berikut adalah hasil analisis regresi untuk hipotesis pertama : Tabel 4.6 Hasil Uji T Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 8.243 .742 11.106 .000 kecaka M 2.854 .892 .282 3.199 .002 Universitas Sumatera Utara 56 Tabel 4.6 Hasil Uji T Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 8.243 .742 11.106 .000 kecaka M 2.854 .892 .282 3.199 .002 a. Dependent Variable: Manajemen laba Persamaan : DA= a+ b 1 KM+ e Da = 8,243 + 2,854KM Dari Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung dalam hipotesis satu H1 ini adalah 3,199. Sedangkan nilai t tabel adalah 1,9801 yang dilihat dari nilai df dan derajat kepercayaan sebesar 5. Koefisien regresi untuk jalur Kecakapan Manajerial terhadap Manajemen laba adalah 2,854 dengan nilai signifikansi 0,002. Koefisien tersebut bernilai positif, berarti terdapat pengaruh positif signifikan hubungan searah antara kecakapan manajerial dan manajemen laba sehinggahipotesis satu H1 untuk Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014 dinyatakan terdukung. Besarnya pengaruh variabel kecakapan manajerial terhadap Manajemen Laba dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis Satu H1 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .282 a .080 .072 2.28483 a. Predictors: Constant, kecaka M Universitas Sumatera Utara 57 Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa nilai R Square adalah 0,080 artinya kemampuan variabel Kecakapan manajerial dalam menjelaskan variabel manajemen laba hanya 8 dan sisanya 92 dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel bebas yang digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnugrahadi dan Kusuma 2009 yang menyatakan bahwa kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hasil yang sama juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Utami 2013 dan Wicaksono 2013. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin cakap seorang manajer semakin tinggi intensitas manajemen laba yang dilakukannya. Hal ini dapat terjadi diantaranya karena ada beberapa kondisi dalam lingkungan operasional perusahaan yang tidak mendukung manajemen untuk bertindak jujur dalam melaporkan laba yang mencerminkan keadaan sebenarnya. Menurut sugiri 2005 ada dua prasyaarat yang harus ada agar manajemen selalu jujur dalam melaksanakan tugasnya. Pertama, kultur organisasi harus mendukung pengambilan keputusan yang etis. Kedua manajer harus memiliki pemotivator untuk selalu bertindak jujur. Apabila dua prasayarat itu tidak ada dalam prusahaan maka perusahaan akan menjadi tempat yang ideal bagi manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba. Isnugrahadi dan Kusuma 2009 menyebutkan bahwa kenyataan bahwa adanya asimetri informasi antara pihak manajer sebagai pengelola perusahaan dengan para pemegang saha sebagai pemilik perusahaan juga menjadi salah satu faktor yang mendukung manajemen untuk melakukan manajemen laba. Pada kondisi ini manajer memiliki informasi tersembunyi yang bisa di eksploitasi demi kepentingan pribadi manjer. Manajer yang cakap akan lebih leluasa memainkan komponen komponen akrual yang ada untuk melakukan manjemen laba. Universitas Sumatera Utara 58

4.4.2 Hipotesis Kedua H2

Dokumen yang terkait

PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

2 19 58

PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 5 76

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 0 15

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei) Tahun 2008-2010.

0 0 14

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 13

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 2

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

1 3 7

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 23

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 3

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 11