Hipotesis Kedua H2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

58

4.4.2 Hipotesis Kedua H2

Hipotesis kedua yang diajukan adalahProporsi dewan komisaris independen memoderasi pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen laba . Artinya, dengan semakin tinggi proporsi komisaris independen pada perusahaan dapat memperkuat ataupun memperlemah pengaruh kecakapan manajerial terhadap praktek manajemen laba. Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda dengan Moderated Regression Analysis MRA. Besarnya pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen laba dengan moderasi dari variabel proporsi komisaris independen ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis Dua H2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .339 a .115 .092 2.25979 a. Predictors: Constant, moderate1, kecakapan manajerial, Proporsi kI Tabel 4.9 Hasil Uji F Simultan Hipotesis Dua H2 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 77.046 3 25.682 5.029 .003 a Residual 592.373 116 5.107 Total 669.419 119 a. Predictors: Constant, moderate1, kecakpam manajerial proporsi KI b. Dependent Variable: M_laba Universitas Sumatera Utara 59 Tabel 4.10 Perbandingan Nilai R Square Hipotesis Satu dan Dua Hipotesis Persamaan Nilai R Square Hipotesis 1 DA= a+ b 1 KM+ e 8 Hipotesis 2 DA = a + b 1 KM + b 2 PKI + b 3 KMPKI + e 11,5 Sumber : Data primer yang di olah Hasil analisis regresi dengan variabel moderating proporsi komisaris independen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi Adjusted RSquare adalah 9,2 artinya sebesar 9,2 variabel manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel kecakapan manajerial, variabel proporsi komisaris independen, serta interaksi dari variabel kecakapan manajerial dan proporsi komisaris independen. Sisanya sebesar 90,8 dijelaskan oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA atau F test diperoleh angka 5,029 dengan signifikansi 0,003 0,05 artinya bahwa kecakapan manajerial, proporsi komisaris independen serta interaksi dari variabel kecakapan manajerial dan proporsi komsaris independen secara bersama-sama simultan memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Oleh karena nilai R Square meningkat dari 8 H1 menjadi 11,5 H2 dapat disimpulkan bahwa proporsi komisaris independen sebagai variabel moderasi dapat memperkuat pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen laba. Untuk menilai pengaruh moderasi proporsi komisaris independen signifikan ataukah tidak, dapat dilihat dari hasil uji T dengan level signifikansi 0,05. Pengaruh pada hasil regresi dinyatakan signifikan jika nilai signifikansi ≤0,05. Berikut adalah hasil uji T untuk hipotesis kedua H2: Universitas Sumatera Utara 60 Tabel 4.11 Hasil Uji T Hipotesis Dua H2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13.030 3.279 3.974 .000 kecakapan manjerial -3.603 3.652 -.357 -.986 .326 Proporsi_KI -12.717 8.467 -.568 -1.502 .136 moderate1 17.096 9.409 .945 1.817 .072 a. Dependent Variable: M_laba Persamaan : DA = a + b 1 KM + b 2 PrKI + b 3 KMPrKI + e DA = 13,030 – 3,603KM – 12,717PrKI + 17,096KMPrKI + e Tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung pada variabel proporsi komisaris independen adalah sebesar -1,502 dengan tingkat signifikansi 0,136 serta t hitung interaksi antara variabel kecakapan manajerial dengan proporsi komisaris independen Moderate 1 sebesar 1,817 pada tingkat signifikansi 0,072 5. Hal ini berarti variabel proporsi komisaris independen hanya berperan sebagai variabel prediktor moderasi sehingga dapat diketahui bahwa pada uji hipotesis kedua H2 ini proporsi komisaris independen memperkuat pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen laba namun tidak signifikan . Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Herlina 2014. Proporsi komisaris independen dinyatakan tidak memilik pengaruh yang signifikan sebagai variabel moderator. Hasil ini menarik karena komisaris independen yang salah satu kegunaannya adalah sebagai penyeimbang pengambilan keputusan dewan komisaris ternyata tidak memiliki pengaruh signifikan bagi manajemen untuk tidak melakukan manajemen laba. Salah satu sebabnya adalah Universitas Sumatera Utara 61 keberadaan komisaris independen tidak mampu menghilangkan adanya asimetri informasi antara pihak manajer perusahaan dengan para pemegang saham.

4.4.3 Hipotesis Ketiga H3

Dokumen yang terkait

PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

2 19 58

PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 5 76

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 0 15

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei) Tahun 2008-2010.

0 0 14

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 13

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 2

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

1 3 7

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 23

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 3

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 11