Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .1 Variabel Dependen t t t Jenis dan Sumber Data

31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Kausal-Asosiatif yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan sebab akibat antar variabel.Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Kecakapan Manajerial sebagai variabel independen. Variabel dependen penelitian ini adalah manajemen laba. Sedangkan variabel moderasi yaitu Coorporate Governance .

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Birsa Efek Indonesia BEI periode 2012-2014. Data diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia BEI www.idx.co.id . 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.3.1 Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Manajemen laba diproksikan dengan discretionary accruals. Penelitian ini menggunakan modified Jones model untuk pengukuran discretionary accrual. Model ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Dalampenelitian ini discretionary accrual digunakan sebagai proksi karena merupakan komponen yang dapat dimanipulasi oleh manajersepertipenjualan kredit.Untukmengukur DA,terlebihdahuluakan mengukurtotalakrual.Totalakrual diklasifikasikanmenjadikomponen discretionary dan nondiscretionary. Universitas Sumatera Utara 32 Untuk mengukur discretionary accrualsSulistyanto, 2008, perlu dilakukan tahapan- tahapan : 1. Menghitung Total Akrual TAC

i,t

= NI

i,t

– CF

i,t

Dimana : TAC

i,t

: total akrual NI : net income

i,t

: perusahaan i pada periode t 2. Menghitung Current Accrual CurAcc

i,t

= CL – CM t – {CL – CM t –[CL – CM t-1 ]} Dimana : CurAcc : current accrual perusahaan i pada periode t CL : current liability CM : current maturity t-1 : periode 1 tahun sebelum tahun t 3. Menghitung nilai nondiscretionary current accruals terlebih dahulu melakukan regresi linear sederhana terhadap ������ �,� �� �,�−1 sebagai variabel dependen serta 1 �� �,�−1 dan Δ����� �,� �� �,�−1 sebagai variabel independennya. Universitas Sumatera Utara 33 ������ �,� �� �,�−� = � � � � �� �,�−� � + � � � ������ �,� �� �,�−� � + ∑ Dimana : TA : total aset ΔSales

i,t

: selisih penjualan perusahaan i pada periode t dengan periode 1 tahun sebelum tahun t � 1 , � 2 : koefisien ∑ : sigma Setelah melakukan regresi terhadap ketiga variabel itu akan diperoleh koefisien dari variabel independen yang akan dimasukkan dalam persamaan dibawah ini untuk menghitung nilai nondiscretionary current accruals. NDCA = � � � � �� �,�−� � + � � � ������ �,� −��� �,� �� �,�−� � Dimana : NDCA : nondiscretionary current accruals ΔTR : selisih trade receivable perusahaan i pada periode tahun t dengan periode 1 tahun sebelum tahun t 4. Menghitung nilai discretionary current accruals DCA = ������ �,� �� �,�−� - NDCA Universitas Sumatera Utara 34 Dimana : DCA : discretionary current accruals 5. Menghitung nilai nondiscretionary accruals terlebih dahulumelakukan regresi linear sederhana terhadap ��� �,� �� �,�−1 sebagai variabel dependen serta 1 �� �,�−1 , Δ����� �,� �� �,�−1 dan ��� �,� �� �,�−1 sebagai variabel independennya. ��� �,� �� �,�−� = �� � � � �� �,�−� � + �� � � ������ �,� �� �,�−� � + �� � � ��� �,� �� �,�−� � + ∑ Dimana : �� : estimated intercept perusahaan i periode t �� 1 , �� 2 : slope untuk perusahaan i periode t PPE : property, plant and equipment Setelah melakukan regresi terhadap ketiga variabel itu akan diperoleh koefisien dari variabel independen yang akan dimasukkan dalam persamaan dibawah ini untuk menghitung nilai nondiscretionary accruals. ���� = �� � � � �� �,�−� � + �� � � ������ �,� − ��� �,� �� �,�−� � + �� � � ��� �,� �� �,�−� � Universitas Sumatera Utara 35 6. Menghitung nilai discretionary accruals DA = TAC – NDTA Dimana : DA : discretionary accruals 3.3.2 Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel bebas yang tidak dipengaruhi oleh variabel apapun. Variabel independen merupakan variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecakapan manajerial yang diukur dengan Data Envelopment Analysis DEA. DEA adalah sebuah program optimasi yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan Ekonomi UKE berupa perbandingan antara output atau multi output dengan input atau multi input. Hasil perbandingan anatara UKE yang satu dapat diperbandingkan efisiensi relatifnya dengan UKE yang lain dengan syarat output dan inout yang digunakan sama. Kecakapan manajerial dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tingkat keefisienan relatif sebuah perusahaan dalam mengelola input–input faktor–faktor sumber daya dan operasional untuk meningkatkan output penjualan. Tingkat keefisienan relatif ini kemudian dinisbahkan sebagai hasil dari kecakapan manajer. Semakain efisien sebuah perusahaan dibanding dengan perusahaan lainnya dalam sub sektor industri yang sama, maka semakin cakap manajer yang berada di perusahaan tersebut Isnugrahadi dan Kusuma, 2009.Dalam penelitian ini, untuk mengukur variabel kecakapan manajerial yang menggunakan metode DEA digunakan input dan output sebagai berikut : Input : Universitas Sumatera Utara 36 Item–item yang dijadikan input dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor sumber daya total aset dan jumlah tenaga kerja dan faktor operasional Days COGS in Inventory dan Days Sales Outsatnding 1. Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja adalah faktor sumber daya yang berperan dalam menghasilkan penjualan. Secara umum, untuk nilai penjualan yang tertentu given, semakin kecil jumlah tenaga kerja untuk menghasilkan penjualan tersebut maka semakin efisien perusahaan tersebut. 2. Total Aset Total aset dimasukkan sebagai input karena aset merupakan faktor sumber daya yang sangat penting dalam menghasilkan penjualan output. Seorang manajer yang cakap akan mampu mengelola besaran aset yang diperlukan untuk menghasilkan penjualan yang maksimal. 3. Days COGS in Inventory DCI DCI mengukur besaran kecepatan perputaran sediaan perusahaan dalam satuan hari. Semakin kecil waktu hari yang diperlukan untuk perputaran sediaan maka semakin efisien perusahaantersebut. Manajer yang cakap diharapkan mampu mengambil langkah– langkah yang diperlukan untuk meminimalkan besaran DCI ini. Rumus untuk menghitungbesaran DCI adalah sebagai berikut: DCI = 365 COGSInventory 4. Days Sales Outsatnding DSO Universitas Sumatera Utara 37 DSO mengukur waktu yang diperlukan perusahaan untuk mendapatkan kas setelah melakukan penjualan. Semakin cepat perusahaan melakukan kas semakin baik. Rumus untuk menghitung DSO adalah sebagai berikut : DSO = Receivables Sales 365 Output : 1. Penjualan Penjualan digunakan sebagai output karena penjuala merepresentasikan nilai nominal dari produk perusahaan yang merupakan output mendasar dari perusahaan. Model yang digunakan untuk menghitung efisiensi dengan pendekatanDEA adalah sebagai berikut : MAXθ = ∑ U � Y �� � I −1 ∑ V � � � −1 X �� Keterangan : θ = nilai efisiensi perusahaan k U � = bobot output i yang dihasilkan perusahaan k Y �� = jumlah output i dari perusahaan k dandihitung dari i = 1 hingga s V � = bobot input j yang digunakan perusahaan k X �� = jumlah input j dari perusahaan k dan dihitung j = 1 hingga m Rasio efisiensi θ kemudian didapatkan dengan : ∑ U � Y �� � I −1 ∑ V � � �−1 X �� ≤1 k = 1, ... , n Universitas Sumatera Utara 38 V1, V2, ... , ≥ 0 U1, U2, ... , ≥ 0 Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa nilai efisiensi tidak akan melebihi 1 100 dan input ouput yang dianalisis harus positif.

3.3.3 Variabel Moderating

Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variable dependen Ghozali, 2009. Penelitian ini menggunakan varibel moderating yaitu corporate governance. Corporate governance dalampenelitian ini diproksikan dengan :

3.3.3.1 Komisaris Independen

Komisaris Independen merupakan anggota komisaris yang berasal dari luar perusahaan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan yang dipilih secara transparan dan independen. Mereka harus memilikiintegritas, memiliki kompetensi yang memadai, bebas dari pengaruh pihak–pihak yang berhubungan dengan kepentingan pribadi serta dapat bertindak objektif dan independen dengan berpedoman pada prinsip–prinsip good corporate governance transparancy, accountability, responbility, and fairness . Komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberi nasihat kepada manajemen Ujiyantho dan Pramuka, 2007. Dalam penelitian ini proporsi komisaris independen dihitung dengan cara : Proporsi Dewan Komisaris Independen = ���������������������� ���������� ���������������������������������� Universitas Sumatera Utara 39

3.3.3.2 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak institusi antara lain bank, dana pensiun, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan lainnya Tarjo, 2008. Kepemilikan institusionalmemiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melaui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi menajemen laba. Presentase saham tertentu yang dimiliki institusi dapat memengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen Boediono,2005. Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikaninstitusional adalah persentase jumlah saham yang dimiliki oleh pihakinstitusi dari seluruh jumlah modal saham yang beredar.

3.3.3.3 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer sekaligussebagai pemegang saham perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakanpersentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikutdalam pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi komisaris dandireksi. Dalam penelitian ini jumlah kepemilikan manajerial diukur denganmenghitung persentase kepemilikan saham perusahaan oleh dewan direksidan komisaris manajerial yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 3.1 Defenisi Operasional dan sekala pengukuran Variael Definisi Indikator Skala Manajemen Laba Y Manajemen laba merupakan upaya manajemen memanfaatkan kebijakan akuntansi untuk mencapai pelaporan laba tertentu. Da= TACCi – NDACC Rasio Kecakapan Manajerial X Tingkat keefisienan relatif sebuah perusahaan dalam mengelola input-input faktor-faktor sumber daya dan operasional untuk meningkatkan output penjualan yang diukur dengan DEA Data Envelopment Analysis MAXθ = ∑ U � Y �� � I −1 ∑ V � � � −1 X �� Rasio Proporsi Komisaris indevenden Moderating Anggota komisaris yang berasal dari luar perusahaan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan yang dipilih secara transparan dan independen. Jumlah anggota komisaris independen Jumlah seluruh anggota dewan komisaris Rasio Kepemilikan institusional Moderating Jumlah kepemilikan saham oleh pihak institusi antara lain bank, dana pensiun, dan lembaga keuangan lainnya Persentase jumlah saham yang dimiliki oleh pihak institusi dari seluruh jumlah modal saham yang beredar. Rasio Kepemilikan manajerial Moderating Situasi dimana manajer sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Persentase kepemilikan saham perusahaan oleh dewan direksi dan komisaris manajerial yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Rasio Universitas Sumatera Utara 41 3.4Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufakturyang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2012–2014. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalahpurposive sampling dimana pengambilan perusahaan sampel dilakukanberdasarkan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan sampel menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode 2012 sampai dengan 2014 berturut-turut, komponen penyusun laporan keuangan merupakan hasil dari aktivitas operasional perusahaan selama setahun penuh dan tidak laporan keuangan tahunan secara parsial. 2. Perusahaan sampel memiliki struktur komisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial . 3. Perusahaan sampel memiliki informasi yang lengkap, meliputi komponen kecakapan manajerial, dan manajemen laba. 4. Perusahaan sampel menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit dan dalam mata uang rupiah selama periode 2012-2014. Tabel 3.2 Pemilihan Sampel Keterangan Jumlah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 141 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan annual report secara berturut-turut pada tahun 2011-2013 18 Perusahaan yang tidak memiliki stuktur komisaris , kepemilikan manajerial ,dan kepemilikan institusional secara lengkap 57 Data tidak lengkap. 20 Laporan keuangan dalam mata uang asing 6 Jumlah sampel terpilih 40 Universitas Sumatera Utara 42

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter dan sumberdata yang digunakan adalah data sekunder. Data yang dipergunakan adalahlaporan keuangan semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2012 samapai dengan 2014 dan telah diaudit oleh auditorindependen.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

2 19 58

PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 5 76

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 0 15

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei) Tahun 2008-2010.

0 0 14

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 13

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 2

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

1 3 7

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 23

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 3

Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012–2014)

0 0 11