Lensa Kontak Bedah Keratorefraktif Lensa Intraokular Ekstraksi Lensa Jernih Untuk Miopia

kelainan Miopia Lensa - Refraktif Aksial Hipermetropia Lensa + Bias kuat Bola mata panjang Bias lemah Bola mata pendek Astigmat regular Kacamata silinder Kurvatur 2 meridian tegak lurus Astigmat irregular Lensa kontak Kurvatur kornea iregular

2.4.2 Lensa Kontak

Lensa kontak pertama merupakan lensa sklera kaca berisi cairan. Lensa ini sulit dipakai untuk jangka panjang serta menyebabkan edema kornea dan rasa tidak enak pada mata. Lensa kornea keras, yang terbuat dari polimetil metakrilat, merupakan lensa kontak pertama yang benar-benar berhasil dan diterima secara luas sebagai pengganti kacamata. Pengembangan selanjutnya antara lain adalah lensa kaku yang permeabel-udara, yang terbuat dari asetat butirat selulosa, silikon, atau berbagai polimer plastik dan silikon; dan lensa kontak lunak, yang terbuat dari beragam plastik hidrogel; semuanya memberikan kenyamanan yang lebih baik, tetapi risiko terjadinya komplikasi serius lebih besar Vanghan Asbury, 2012.

2.3.3 Bedah Keratorefraktif

Bedah keratorefraktif mencakup serangkaian metode untuk mengubah kelengkungan permukaan anterior mata. Efek refraktif yang diinginkan secara umum diperoleh dari hasil empiris tindakan-tindakan serupa pada pasien lain dan bukan didasarkan pada perhitungan optis matematis Vanghan Asbury, 2012.

2.4.4 Lensa Intraokular

Penanaman lensa intraokular IOL telah menjadi metode pilihan untuk koreksi kelainan refraksi pada afakia. Tersedia sejumlah rancangan, termasuk lensa lipat, yang terbuat dari plastik hidrogel, yang dapat disisipkan ke dalam Universitas Sumatera Utara mata melalui suatu insisi kecil; dan lensa kaku, yang paling sering terdiri atas suatu optic: terbuat dari polimetilmetakrilat dan lengkungan haptik, terbuat dari bahan yang sama atau polipropilen. Posisi paling aman bagi lensa intraokular adalah di dalam kantung kapsul yang utuh setelah pembedahan ekstrakapsular Vanghan Asbury, 2012.

2.4.5 Ekstraksi Lensa Jernih Untuk Miopia

Ekstraksi lensa non-katarak telah dianjurkan untuk koreksi refraktif miopia sedang sampai tinggi; hasil tindakan ini tidak kalah memuaskan dengan yang dicapai oleh bedah keratorefraktif menggunakan laser. Namun, perlu dipikirkan komplikasi operasi dan pascaoperasi bedah intraokular, khususnya pada miopia tinggi Vanghan Asbury, 2012. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang