Variabel Penelitian Definisi Operasional

Kriteria inklusi sampel, yaitu: a. Terdaftar sebagai anggota UKM dalam salah satu cabang olahraga b. Mengikuti latihan minimal 5 jamminggu Kriteria ini berdasarkan penelitian Frese, dkk. yang mana sampel atlet yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah atlet yang menjalankan latihan minimal selama 5 jamminggu. 47 c. Telah mengikuti latihan minimal selama 1 tahun d. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan dan kooperatif

3.4 Besar Sampel

Besar sampel penelitian ini diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan rumus: 48 n = Dimana: n = besar sampel Z α = nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang mana pada penelitian ini 95 1,96 S = simpangan baku variabel yang diteliti d = presisi mutlak ditetapkan sebesar 0,8 n = = 101 Dari perhitungan, diperoleh besar sampel sebesar 101 orang. Untuk menghindari adanya drop out maka sampel dilebihkan 10 menjadi 112 orang.

3.5 Variabel Penelitian

1. Jenis kelamin 2. Cabang olahraga Universitas Sumatera Utara 3. Lama menjadi atlet 4. Durasi latihan perminggu 5. Jenis sport drink yang dikonsumsi 6. Frekuensi mengonsumsi sport drink 7. Pengalaman karies 8. Keparahan erosi gigi 9. Tipe trauma dental 10. Skor indeks gingiva

3.6 Definisi Operasional

1. Jenis kelamin adalah laki-laki atau perempuan. 2. Cabang olahraga adalah olahraga dimana responden terdaftar sebagai atlet yaitu cabang basket, bela diri, bulu tangkis, futsal, sepak bola, tenis meja, tenis lapangan, atau bola voli. 3. Lama menjadi atlet adalah lamanya responden terdaftar didalam salah satu cabang olahraga minimal selama 1 tahun. 4. Durasi latihan perminggu adalah lamanya jam responden berolahraga sesuai cabang olahraga yang ditekuni dari hari senin sampai dengan hari minggu minimal selama ± 5 jam. 5. Jenis sport drink yang dikonsumsi adalah minuman berkarbonasi atau minuman tidak berkarbonasi. 6. Frekuensi mengonsumsi sport drink adalah seberapa sering atlet mengonsumsi sport drink. a. 1x sehari b. 2x sehari c. 3x sehari d. Tidak tentu 7. Pengalaman karies adalah pengalaman terhadap karies gigi berdasarkan hasil pemeriksaan klinis yang dilakukan dengan menggunakan indeks DMFT dari Klein: Universitas Sumatera Utara a. D decay, yaitu gigi tetap dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal. b. M missing terdiri dari Mi missing indicated, yaitu gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat ditambal lagi dan harus dicabut dan Me missing extracted, yaitu gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat ditambal lagi dan sudah dicabut. c. F filled, yaitu gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna. Bila pada gigi tidak terdapat kelainan, dimasukkan dalam kategori sehat dan diberi nilai 0, sedangkan apabila gigi terdapat kelainan, dimasukkan dalam kategori D, M, atau F dan diberi nilai 1. - 1 gigi mempunyai 3 buah tambalan sempurna, gigi tersebut diberi nilai F= 1. - 1 gigi dengan beberapa lubang tetap diberi nilai D = 1. jumlah seluruh nilai DMF jumlah orang yang diperiksa. 8. Keparahan erosi gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang terlihat licin dan mengkilat, terjadi pada enamel dengan atau tanpa melibatkan dentin yang diukur menggunakan indeks Eccles. Tingkat keparahan erosi gigi menurut Eccles: a. Nilai 0: Tidak ada erosi gigi b. Nilai 1: Lesi superfisial, hanya pada permukaan enamel. Terlihat enamel tipis dan berkilat. c. Nilai 2: Lesi terlokalisasi, 13 permukaan dentin. Terdapat lesi yang berbentuk cawan dan lekukan yang dalam pada enamel dan dentin. d. Nilai 3: Lesi general, 13 permukaan dentin, kehilangan banyak jaringan dentin. Pemeriksaan dilakukan pada semua gigi yang masih ada untuk mendapatkan nilai akhir indeks erosi gigi ringan apabila ada minimal 1 gigi yang mendapat nilai 1 dan erosi gigi sedangberat apabila ada minimal 1 gigi yang mendapat nilai 2 atau 3. 9. Tipe trauma dental adalah kerusakan atau luka yang mengenai jaringan keras gigi, jaringan periodontal, dan atau jaringan lunak yang dilihat dengan pemeriksaan klinis. Yang termasuk trauma dental yang diperiksa: DMFT rata-rata = Universitas Sumatera Utara a. Retak mahkota: fraktur yang tidak sempurna retak pada enamel tanpa kehilangan struktur gigi dalam arah horizontal maupun arah vertikal. b. Fraktur enamel yang tidak kompleks: fraktur pada mahkota gigi yang hanya mengenai lapisan enamel saja. c. Fraktur enamel-dentin: fraktur mahkota gigi yang mengenai lapisan enamel dan dentin saja tanpa melibatkan pulpa. d. Fraktur mahkota yang kompleks: fraktur yang mengenai lapisan enamel, dentin, dan pulpa. e. Subluksasi: kegoyangan gigi tanpa disertai perubahan posisi. f. Luksasi: perubahan letak gigi ke arah labial, palatal maupun lateral. g. Luksasi ekstrusi: pelepasan sebagian gigi keluar dari soketnya sehingga mahkota gigi terlihat lebih panjang. h. Luksasi instrusi: pergerakan gigi ke dalam tulang alveolar sehingga mahkota gigi terlihat lebih pendek. i. Avulsi: pergerakan seluruh gigi keluar dari soketnya. j. Laserasi: luka terbuka pada jaringan lunak rongga mulut. k. Abrasi: luka gesekan pada daerah superfisial pada jaringan lunak rongga mulut. l. Tanpa keterangan: trauma dental yang tidak dapat diidentifikasi lagi contoh: fraktur gigi akibat trauma yang telah dilakukan penambalan. 10. Skor indeks gingiva adalah keparahan inflamasi gingiva yang dinilai dari tanda-tanda klinis meliputi perdarahan saat probing, perubahan warna, dan perubahan tekstur permukaan. Skor indeks gingiva diukur menggunakan indeks gingiva Löe dan Silness: a. 0 = Gingiva normal b. 1 = Peradangan ringan, terlihat perubahan sedikit pada warna gingiva, pembengkakan sedikit, dan tidak ada pendarahan sewaktu probing c. 2 = Peradangan sedang, terlihat gingiva memerah, mebengkak dan mengilat, terjadi pendarahan sewaktu probing Universitas Sumatera Utara d. 3 = Peradangan berat, terlihat merah yang jelas, membengkak, adanya ulser, dan kecenderungan terjadi pendarahan spontan Pengukuran dilakukan pada 4 permukaan gingiva vestibular, mesio- vestibular, disto-vestibular, dan oral dari 6 gigi yang diperiksa yaitu: 16, 12, 24, 36, 32, 44. Cara menghitung skor indeks gingiva: jumlah skor gingiva masing-masing permukaan 4 jumlah skor gingiva gigi indeks jumlah gigi indeks yang diperiksa Setelah mendapatkan skor gingiva individual, maka skor tersebut dikategorikan sebagai berikut: a. Ringan: 0,1-1,0 b. Sedang: 1,1-2,0 c. Berat: 2,1-3,0 jumlah skor gingiva individual jumlah orang yang diperiksa

3.7 Cara Pengumpulan Data