Slip Frekuensi Rotor Motor Induksi Sebagai Generator Induksi

2.3 Motor Induksi Sebagai Generator Induksi

Secara umum konstruksi motor induksi sama dengan generator induksi, hanya saja generator induksi memerlukan adanya prime mover sebagai penggerak. Oleh karena itu motor induksi tiga fasa dapat dioperasikan sebagai generator dengan cara memutar rotor pada kecepatan di atas kecepatan medan putar stator, sehingga menghasilkan slip S negatif. Untuk menjadikan motor induksi sebagai generator maka mesin ini membutuhkan daya reaktif untuk membangkitkan arus eksitasi. Oleh karena itu mesin induksi dapat beroperasi sebagai generator induksi satu fasa maupun tiga fasa. Gambar 2.7 Rangkaian ekivalen mesin induksi

2.3.1 Slip

Slip adalah nilai suatu dari perbedaan antara frekuensi listrik rotasi dari medan magnet internal dengan frekuensi gerak rotasi dari rotor pada mesin listrik. Selisih antara kecepatan rotor dengan kecepatan sinkron disebut slip S. Slip dapat dinyatakan dalam putaran setiap menit, tetapi lebih umum dinyatakan sebagai persen dari kecepatan sinkron. ���� � = � � −� � � � × 100.........................................................2.3 17 Universitas Sumatera Utara n r = kecepatan rotor n s = kecepatan sinkron Apabila n r n s , 0 s 1, kecepatan dibawah sinkron akan menghasilkan kopel, rotor dijalankan dengan mempercepat rotasi medan magnet, tenaga listrik diubah ke tenaga gerak putaran. Bilan r = n s , s = 0, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan rotor, sehingga tidak akan dihasilkan kopel. Bila n r n s , s 0, kecepatan di atas sinkron, rotor dipaksa berputar lebih cepat daripada medan magnet. Tenaga gerak diubah ke tenaga listrik daerah generator. Dan bila s = 1, rotor ditahan, tidak ada transfer tenaga. Sedangkan s 1, kecepatan terbalik, rotor dipaksa bekerja melawan medan magnet daerah pengereman.

2.3.2 Frekuensi Rotor

Ketika rotor masih dalam keadaan diam, dimana frekuensi arus pada rotor sama seperti frekuensi masukan sumber. Tetapi ketika rotor akan berputar, maka frekuensi rotor akan bergantung kepada kecepatan relatif atau bergantung tergantung besarnya slip. Untuk besar slip tertentu, maka frekuensi rotor sebesar f’ yaitu : � � − � � = 120 �′ � , diketahui bahwa � � = 120 � � Dengan membagikan dengan salah satu, maka didapatkan : �′ � = � � −� � � � = � Maka f’ = sf Hz.................................................................................2.5 18 Universitas Sumatera Utara Telah diketahui bahwa arus rotor bergantung terhadap frekuensi rotor f’ = sf dan ketika arus ini mengalir pada masing -masing fasa di belitan rotor, akan memberikan reaksi medan magnet. Biasanya medan magnet pada rotor akan menghasilkan medan magnet yang berputar yang besarnya bergantung atau relatif terhadap putaran rotor sebesar sn s . Pada keadaan tertentu, arus rotor dan arus stator menghasilkan distribusi medan magnet yang sinusoidal dimana magnet ini memilik magnitud yang konstan dan kecepatan medan putar n s yang konstan. Kedua hal ini merupakan medan magnetik yang berputar secara sinkron. Kenyataannya tidak seperti ini karena pada stator akan ada arus magnetisasi pada kumparannya.

2.3.3 Syarat – Syarat Motor Induksi Sebagai Generator