Klasifikasi Sindroma Koroner Akut Definisi STEMI Etiologi STEMI Patofisiologi

Universitas Sumater a Utara

2.4 Klasifikasi Sindroma Koroner Akut

Sindroma koroner akut SKA lebih lanjut dapat di klasifikasikan menjadi ST - segment Elevation Myocardial Infract STEMI dan Non ST - segment Elevation Myocardial Infract NSTEMI;Unstable Angina UA. 8

2.5 Definisi STEMI

STEMI adalah sindroma yang didefinisikan oleh gejala karateristik dari Iskemik miokard dimana pemeriksaan Elektrokardiografi EKG menunjukkan elevasi segmen ST dan keluarnya biomarker yang merupakan hasil dari nekrosis miokard. 5

2.6 Etiologi STEMI

Beberapa faktor yang dapat menimbulkan ST Elevation STEMI : 5 1. penyempitan arteri koroner non sklerotik 2. penyempitan aterosklerotik 3. trombus 4. plak aterosklerotik 5. lambatnya aliran darah di daerah plak atau viserasi plak 6. peningkatan kebutuhab oksigen miokardium 7. penyempitan arteri oleh karena perlambatan jantung selama tidur

2.7 Faktor Risiko

Menurut American Heart Association’s factor resiko Sindroma Koroner Akut SKA dibagi menjadi 2. Faktor risiko yang tidak dapat diubah nonmodifiable risk factorseperti ; Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah modifiable risk factor seperti ; riwayat merokok, kolestrol, hipertensi, obesitas. 5 Universitas Sumater a Utara

2.7.1 Non modifiable risk factor

1. Usia Risiko terjadinya penyakit arteri koroner meningkat dengan bertambahnya umur, diatas 45 tahun pada pria dan diatas 55 tahun pada wanita. Dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung juga merupakan faktor risiko, termasuk penyakit jantung pada ayah dan saudara pria yang didiagnosa sebelum umur 55 tahun, dan pada ibu atau saudara perempuan yang didiagnosa sebelum umur 65 tahun. 9 2. Jenis kelamin Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dari pada perempuan.Walaupun setelah menopause, tingkat kematian perempuan akibat penyakit jantung meningkat, tapi tetap tidak sebanyak tingkat kematian laki- laki akibat penyakit jantung. 5 3. RasSuku Insidensi kematian pada PJK pada orang Asia yang tinggal di inggris lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk lokal, sedangkan angka yang rendah terdapat pada ras Apro-Karibia.

2.7.2 Modifiable risk factor

1. Merokok Peran rokok dalam PJK, antara lain menimbulkan aterosklerosis, peningkatan trombogenesis dan vasokontriksi, peningkatan tekanan darah, pemicu aritmia jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen jantung, dan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Merokok 20 Universitas Sumater a Utara batang rokok atau lebih dalam sehari bisa meningkatkan resiko 2-3 kali dibandingkan individu yang tidak merokok.Hal tersebut dapat terjadi karena rokok mengandung nikotin dan karbon monoksida yang dapat mengurangi HDL dalam darah dan meningkatkan LDL dalam darah sehingga merusak dinding arteri. 11 2. Hipertensi Hipertensi menyebabkan peningkatan afterload yang secara tidak langsung akan meningkatkan beban kerja jantung. Kondisi seperti ini akan memicu hipertropi ventrikel kiri sebagai kompensasi dari meningkatnya afterload yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan jantung. 12 3. Kolestrol LDL Kolestrol merupakan prasyarat terjadi penyakit koroner pada jantung. Kolestrol akan berakumulasi di lapisan intima dan media pembuluh arteri koroner. Jika hal tersebut terus berlangsung, maka akan terbentuk plak sehingga pembuluh arteri koroner yang mengalami inflamasi atau terjadi penumpukan lemak akan mengalami aterosklerosis. 13 4. Obesitas Pada umumnya, obesitas cenderung meningkatkan kadar kolestrol total dan trigliserida dan menurunkan kadar HDL. Perubahan- perubahan ini meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis. 13 Universitas Sumater a Utara

2.8 Patofisiologi

STEMI umumnya disebabkan penurunan atau berhentinya aliran darah secara tiba-tiba akibat oklusi trombus pada arteri koroner yang sudah mengalami arterosklerosis. Pada kebanyakan kasus, proses akut dimulai dengan ruptur atau pecahnya plak aterotoma pembuluh darah koroner, dimana trombus mulai timbul pada lokasi ruptur dan menyebabkan oklusi arteri koroner, baik secara total atau parsial. Hal ini berkaitan dengan perubahan komposisi plak atau penipisan fibrous cap yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Faktor-faktor seperti usia, genetik, diet, merokok, diabetes mellitus tipe II, hipertensi, dan inflamasi menyebabkan disfungsi dan aktivasi endotelial. Pemaparan terhadap faktor-faktor di atas menyebabkan injury bagi sel endotelial.Akibat disfungsi endotel, sel-sel tidak dapat lagi memproduksi molekul vasoaktif seperti nitric oxide.Pasokan oksigen yang berhenti selama kira-kira 20 menit dapat menyebabkan nekrosis pada miokardium. 14 Menurut American Heart Association, tipe plak atherosclerosis diklasifikasikan dengan tampilan klinis dan histologi. 1. Tipe I lesi awal Terdiri dari makrofag dan sel busa, berlaku pada dekade pertama dan asimptomatik. 2. Tipe II fatty streak Terdiri dari akumulasi lipid, berlaku pada dekade pertama, dan asimptomatik. 3. Tipe III Sedikit berbeda dari tipe II.Terdiri dari kumpulan lipid ekstraseluler, berlaku pada dekade tiga dan asimptomatik. Universitas Sumater a Utara 4. Tipe IV atheroma Intinya terdiri dari lipid ekstraseluler dan berlaku pada dekade ketiga.Pada awalnya asimptomatik dan menjadi simptomatik. 5. Tipe V fibroatheroma Berinti lipid dan terdapat lapisan fibrosis, atau beinti lipid multiple dan lapisan fibrosis atau terdiri dari kalsifikasi terutama atau fibrosis.Terdapat pertumbuhan otot polos dan kolagen.Biasanya berlaku pada dekade keempat dan bisa simptomatik atau asimptomatik. 6. Tipe VI complicate lesion Adanya defek permukaan,hematoma-hemorrhage, dan trombus. Biasanya berlaku pada dekade keempat dan bisa simptomatik atau asimptomatik. 12 Klasifikasi Universal Miokard Infark : 1. Tipe 1 Infark miokard yang spontan Miokard Infark yang spontan dengan ruptur nya plak ateroskelrosis, ulserasi, erosi attua pembedahan yang menghasilkan intraluminal trombus salam satu atau lebih pembuluh darah koroner yang mengarah ke penurunan aliran darah mikardial atau terjadinya emboli trombus di distal. 2. Tipe 2 Penyakit sekunder dari miokard infra yang menyebabkan iskemik Dalam kasus infart miokard dyngan nekrosis dimana kondisi selain penyakit jantung koroner berkontribusi ke tidak seimbangan antara supla dan kebutuhan.Contoh : Disfungsi endothelium koroner, emboli koroner, aritmia, anemia, gala nafas, dll. 3. Tipe 3 Miokard Infark yang menyebabkan kematian ketika ke tidak adanya nilai biomarker 4. Tipe 4a Miokard Infark yang berkaitan dengan percutaneous coronary intervention PCI 5. Tipe 4b Miokard Infark yang berkaitan dengan stent thrombosis 6. Tipe 5 Miokard Infark yang berkaitan dengan coronary artery bypass Universitas Sumater a Utara grafting CABG. 20 2.9 Diagnosa 2.9.1 Anamnesis