Hasil Wawancara. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Surat Edaran Nomor EPR.06.10-70 Tentang Bebas

ix No. Jawaban Jumlah 1 Tidak perlu dilanjutkan Narapidana Tahanan 24 28 40 46.6 2 Dilanjutkan tetapi dirubah polanya mekanisme Narapidana Tahanan 5 1 8.3 1.6 3 Tidak menjawab Narapidana Tahanan 1 1 1.6 1.6 JUMLAH 60 100 Dari tabel terlihat bahwa yang tidak ingin program BPU dilanjutkan sebanyak 24 orang narapidan 40 dan 28 Tahanan 46.6 , sedangkan yang menyatakan dilanjutkan tetapi dirubah pola mekanisme pelaksanaannya sebanak 5 orang narapidana 1.6 dan 1 orang tahanan 1.6 .

3. Hasil Wawancara.

Berikut hasil wawancara dengan responden kunci key not yang terpilih dan yang berkaitan langsung dengan kebijakan implementasi bebas peredaran uang di unit kerja masing-masing sebagai berikut : 1 Sumanto Kepala LP Semarang , bahwa pelaksanaan Bebas Peredaran Uang pada umumnya berrjalan dengan lancar, dengan menggunakan sistem kupon yang dibatasi penggunaannya terhadap masing-masing narapidana. Adapun kendala yang ada antara lain terkadang belum adanya persediaan bahan yang dibutuhkan oleh narapidana di koperasi unit usaha di LP, sehingga mau tidak mau kupon tersebut harus ditukar dengan uang untuk membeli di luar lembaga. Disamping itu belum adanya peraturan yang menjadi pedoman untuk pelaksanaan BPU menjadi hambatan tersendiri, karena selama ini pelaksanaan BPU sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kepala LP Rutan. Demikian juga tidak relevannya perbandingan antara jumlah petugas dengan jumlah narapidana yang ada. 2 Makmum Kepala LP x Sragen pelaksanaan BPU dengan sistem kupon memang dapat mengendalikan peredaran uang di lembaga, disisi lain kupon jadi tidak efektif apabila adanya kebutuhan narapidana yang tidak dapat dilayani di unit-unit lembaga. Disisi lain tidak jarang terjadi penyalahgunaan kupon dengan cara memalsu kupon atau memakai kupon untuk taruhan judi dalam lembaga. 3 Suwarno Kepala LP Klaten , BPU bermanfaat untuk mengendalikan peredaran uang tunai di lembaga, mudah dipantau jumlah peredaran uang setiap harinya disatu sisi. Tetapi di sisi lain belum adanya uang intensif bagi karyawan petugas sering menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaannya misalnya terjadi pemerasan terhadap napi, pemalsuan kupon BPU dan sebagainya. 4 Slamet Wibowo Kepala RUTAN Surakarta , memang pelaksanaan BPU menjadi beban tambahan tugas bagi petugas LP Rutan, akan tetapi BPU bermanfaat bagi pengendalian peredaran uang di lembaga. Yang menjadi kendala waktu batas penahanan masing-masing tahanan sehingga terkadang kupon yang dimilikinya sudah habis atau belum habis dipakai sudah dibebaskan dilepaskan. 5 Sarju Wibowo Kepala Rutan Jepara , pelaksanaan BPU sebenarnya cukup efektif dan efisien dalam membatasi dan mengendalikan peredaran uang di lembaga. Yang menjadi hambatan adalah masing-masing tahanan narapidana tidaklah sama satu dengan lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama di lembaga. Masih lemahnya kontrol terhadap adanya penyimpangan baik yang dilakukan oleh narapidana, keluarganya maupun petugas LP Rutan. 6 Joko Supeno Kepala Rutan Pekalongan , pelaksanaan BPU bertujuan dan bermanfaat untuk mengurangi resiko yang diakibatkan adanya peredaran uang di lembaga misalnya pembelian barang-barang yang dilarang, melakukan penyuapan pada petugas dan sebagainya. BPU sebenarnya sudah cukup efektif dan efisien selama ini baik dari segi peredarannya maupun keamanan di lembaga, tetapi disisi lain menimbulkan adanya tambahan tugas tersendiri bagi petugas LP Rutan.

B. Pembahasan