Manfaat Teoritis Manfaat Praktis

26

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi penyebab belum dapat diimplementasikannya sepenuhnya Bebas Peredaran Uang BPU sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pemasyarakatan No E.PR.06.10-70 di Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Wilayah Departemen Hukum Dan HAM Jawa Tengah. b. Untuk mengetahui substansi apa saja yang diperlukan dan dipergunakan dalam pelaksanaan kebijakan Bebas Peredaran Uang di Lapas dan Rutan dalam wilayah Departemen Hukum dan HAM Jawa Tengah.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pemahaman penulis terhadap penerapan teori-teori yang telah penulis terima selama menempuh pendidikan untuk mengatasi masalah hukum yang terjadi di masyarakat. b. Untuk memperoleh data yang lengkap guna penulisan tesis sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Hukum pada Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya. 27 b. Dapat menambah khasanah bahan ajar hukum pidana. c. Dapat memperkaya koleksi kepustakaan Ilmu Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan dan masukan guna mengembangkan ilmu hukum khususnya hukum pidana. b. Memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang berwenang dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan Pelaksanaan Bebas Peredaran Uang BPU . 28

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teori

Dalam pengertian kejahatan dikaitkan pula sanksi pidana. Maka disini perlu dikemukakan sedikit tentang pidana itu.secara tradisional pidana didefinisikan sebagai nestapa yang dikenakan oleh Negara kepada seseorang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang, sengaja agar dirasakan sebagai nestapa. Pidana adalah sebagai suatu sanksi atau ganjaran yang bersifat negatif. Pidana dapat menimbulkan derita atau nestapa. Tujuan daripada pemberian sanksi tersebut adalah agar pelaku jera, dengan begitu seseorang akan ngeri jika melakukan perbutan seperti ini lagi. Andi Hamzah dan Siti Rahayu, 1983 : 21 . Soedarto mengatakan bahwa hukum pidana merupakan sistem sanksi yang negatif. Ia diterapkan jika sarana lain sudah tidak memadai, maka hukum pidana dikatakan mempunyai fungsi yang subsider. Martiman Prodjohamodjoyo, 1996 : 57 . Roeslan Saleh mengatakan bahwa pidana adalah reaksi atas delik, dan ini berujut suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan Negara pada pembuat delik tersebut. Martiman Prodjohamidjoyo, 1996 : 57 . Simons mengatakan pidana adalah suatu penderitaan yang oleh undang-undang telah diakibatkan dengan pelanggaran terhadap suatu norma, yang dengan suatu putusan hakim telah dijatuhkan bagi seseorang yang bersalah Martiman Prodjohamidjoyo, 1996 : 57 . Pemberian nestapa atau penderitan yang sengaja dikenakan pada seorang pelanggar undang-undang tidak lain dimaksudkan agar orang itu menjadi jera. Jika penjara sengaja mengenakan penderitan dalam mempertahankan norma-norma yang diakui dalam hukum. Sanksi dalam