Rasio Leverage Solvabilitas Rasio Likuiditas

= 125,05 = 85,64 = 84,45

2. Rasio Leverage Solvabilitas

a. Primary Ratio = 2,72 = 2,34 = 2,17 b. Capital Adequancy Ratio CAR = 19,33 = 17,35 = 15,32

3. Rasio Rentabilitas

a. Gross Profit Margin Margin Laba Kotor = 83,43 = 95,91 = 347,81 b. Net Profit Margin Margin Laba Bersih = 83,45 = 97 = 107,37 c. Return On Asset Pengembalian Atas Selutuh aset = 2,11 = 2,34 = 2,34 d. Return On Equity Pengembalian Atas Ekuitas = 16,19 = 19,21 = 17,75 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. Faisal. 2003. Manajemen Perbankan : Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank . Cetakan Pertama. UMM Press. Malang. Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi 8. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty Yogyakarta. Rivai, Veithzal, Andria Pratama Veithzal, dan Ferry N. Idroes. 2007. Bank Financial Instituon Management. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Rivai, Veithzal, Sofyan Basir, Sarwono Sudarto, Arifiandy Permata Veithzal. 2012. Commercial Bank Management : Manajemen Perbankan Dari Teori Ke Praktik . Raja Grafindo Persada. Jakarta. Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan I. USU Press. Medan. WEBSITE Laporan tahunan Bank Negara Indonesia. http:www. bni .co. id http:bni.co.idididtentangkamicorporatesocialresponsibilityprogramkemitraan. aspx Laporan tahunan PT Bank Mandiri Tbk.http:www. bankmandiri .co. id Logo BNI. https:id.wikipedia.orgwikiBankNegara_Indonesia. 46

BAB III PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan

Menurut Veithzal el al. 2007:616, “Laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis”. Menurut Kasmir 2008:253, ”Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi keuangan, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut”. Menurut Munawir 2004:2, “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia 2004:7, “Laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas laporan arus dana, Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.” Kasmir 2008:7 secara umum, pengertian laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Harahap 2008:105 menyatakan laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. 21 Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan arus kas. Tujuan laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK per 1 Oktober 2004, yang dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI adalah “Menyediakan inforrmasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan putusan ekonomi” Perumusan oleh IAI tersebut adalah tujuan dari dibuatnya laporan keuangan dimaksudkan untuk sejumlah besar pemakai, yang berarti bukan untuk suatu kelompok tertentu saja. Laporan keuangan dapat dipahami sebagai bentuk pencatatan keuangan secara sistematis dan metodologis tentang posisi keuangan maupun hasil operasi keuangan pada suatu periode waktu tertentu. Dalam laporan keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki. Keuntungan dengan membaca laporan keuangan ini adalah, pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.

B. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK terdiri dari 3 tiga laporan keuangan utama, yaitu: 1. Neraca Neraca adalah suatu laporan keuangan yang diterbitkan setiap hari kerja oleh satuan akunting. Laporan tersebut menunjukkan posisi saldo serta mutasi-mutasi dari rekening-rekening subgrup yang dikelola oleh satuan kerja akunting yang bersangkutan. Aktiva bank pada umumnya terdiri atas alat-alat likuid, aktiva produktif, dan aktiva tidak produktif. Sisi pasiva menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro, deposito berjangka tabungan, dan instrumen kewajiban lainnya, serta ekuitas yang menggambarkan nilai buku pemilik saham bank. Dengan demikian, neraca memberikan gambaran harta kekayaan, utang, dan modal bank, serta memperlihatkan gambaran tentang posisi keuangan suatu bank pada suatu saat tertentu. 2. Laporan Laba-Rugi Laporan perhitungan laba rugi bank profit and loss statement atau lebih dikenal dengan income statement dari suatu bank umum adalah suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan nonoperasional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu. Laporan laba rugi harus disusun berdasarkan ketentuan tentang bentuk yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia, serta harus dilaporkan dan diumumkan melalui media cetak yang memiliki peredaran yang luas. Laporan bulanan harus dilaporkan setiap bulan, laporan triwulanan dilakukan untuk masing-masing posisi akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember tahun yang bersangkutan. Keterlambatan penyampaian serta bentuk laporan yang tidak mengikuti standar Bank Indonesia akan dikenakan sanksi. 3. Laporan Arus Kas Analisa laporan arus kas memperlihatkan kemampuan manajemen mengatur kas perusahaan yang menunjukkan sumber daya kas dan penggunaan dana kas dalam suau periode tertentu. Laporan arus kas menghubungkan antara dua neraca dengan laporan laba-rugi periode terakhir yang dapat mengevaluasi berapa banyak uang kas yang dihasilkan perusahaan dan untuk apa saja uang kas tersebut telah dipergunakan. Menurut munawir 2004;37 analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari dua laporan tersebut.

C. Bentuk Penyajian Laporan Keuangan PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk

Laporan keuangan disajikan untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu. a. Laporan Neraca PT Bank Indonesia Persero Tbk per 31 Desember 2012- 2014. Berikut ini Tabel laporan neraca PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk per 31 Desember 2012- 2014. TABEL 3.1 PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk NERACA Per 31 Desember 2012, 2013, 2014 Dalam Jutaan Rupiah KETERANGAN TAHUN 2012 2013 2014 KAS 7.969.378 10.089.927 11.435.686 PIUTANG DAGANG 28.266.458 27.233.897 29.094.967 ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO ATMR 202.799.246 251.141.940 310.485.402 TOTAL ASET LANCAR 183.337.896 222.897.543 228.975.056 TOTAL ASET TETAP 9.687.746 11.181.236 12.509.791 TOTAL ASET 333.303.506 386.654.815 416.573.708 UTANG LANCAR 278.222.674 323.790.511 336.275.659 TOTAL LIABILITAS LANCAR 9.289.223 12.774.571 13.246.060 TOTAL LIABILITAS TIDAK LANCAR 268.133..451 278.196.739 227.902.594 TOTAL LIABILITAS 289.778.215 338.971.310 341.148.654 JUMLAH EKUITAS 43.525.291 47.683.505 61.021.308 KREDIT 250.638.000 201.245.199 216.097.327 DANA PIHAK KETIGA 200.430.941 234.999.576 255.873.858 MODAL SENDIRI 9.054.807 9.054.807 9.054.807 MODAL 39.198.859 43.563.420 47.568.468 JUMLAH INVESTASI 81.802 199.269 349.270 PENDAPATAN OPERASIONAL 8.445.813 9.440.904 10.085.353 JUMLAH INVESTASI 43.377.056 52.007.331 65.732,.92 MODAL KERJA BERSIH 96,179,313 128,371,691 136.460.707 Sumber : PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Data Diolah b. Laporan Laba Rugi PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk per 31 Desember 2012- 2014. Berikut ini Tabel laporan laba rugi PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk per 31 Desember 2012- 2014. TABEL 3.2 PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2012, 2013, dan 2014 Dalam JutaanRupiah KETERANGAN TAHUN 2012 2013 2014 TOTAL PENDAPATAN 31.150.328 28.499.185 33.091.658 LABA KOTOR 7.046.145 9.054.345 35.078.000 TOTAL BEBAN USAHA 12.739.104 14.572.688 16.103.374 LABA USAHA 24.910.000 68.058.000 53.094.000 LABA RUGI SEBELUM PAJAK 8,.99.562 7.461.308 13.524,310 LABA RUGI BERSIH 7.048.000 9.158.000 10.829.000 LABA RUGI BERSIH PER SAHAM rupiah 378.000 486.000 578.000 Sumber : PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Data Diolah

D. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Menurut Wild et al. 2005:36 “Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”. Dari definisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan- penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurut Kasmir 2008:104 rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Menurut Harahap 2008:297-298, rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti. Analisis rasio keuangan pada industri perbankan dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui bagaimana kecendrungan yang terjadi. Rasio Keuangan adalah salah satu metode analisis untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dengan menggunakan perhitungan-perhitungan rasio atas dasar kuantitatif, yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan.Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau kombinasi antara keduanya. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Ada beberapa keunggulan analisis rasio menurut Harahap 2008 : 298, yaitu : 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industry lain 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score 5. Menstadarisir size perusahaan 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau “time series” 7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Syahyunan 2004: 92 adalah: 1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dan perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha 2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan 3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi 4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

E. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir 2008:110 “ Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio Likuiditas untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan likuiditas badan usaha maupun di dalam perusahaan likuiditas perusahaan. Menurut Kasmir 2008:268, ”Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih”. Untuk melakukan pengukuran rasio ini, memiliki beberapa jenis rasio yang masing-masing memilki maksud dan tujuan tersendiri. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas sebagai berikut : a. Current Ratio Rasio Lancar Menurut Kasmir 2008:268 “Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank”. Rumus untuk mencari Current Ratio sebagai berikut : b. Cash Ratio Menurut Kasmir 2008:271, “Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank”. Rumus untuk mencari cash ratio sebagai berikut : c. Loan to Deposit Ratio LDR Menurut Kasmir 2008:272, “Loan to Deposit Ratio LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya”. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu- waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80. Rumus untuk mencari LDR adalah:

2. Rasio Leverage Solvabilitas