Para Pihak dan HakKewajiban Perusahaan Angkutan Barang dan Pengirim

1. Pihak Pengangkut CV. Isma Karya Medan merupakan sebuah perusahaan yang beregerak dibidang pengiriman dan pengangkutan barang yang dimana CV. Isma Karya Medan ini mendapatkan ijin pengangkutan atau ekspedisi pengiriman barang dari dinas perhubungan kota medan. CV. Isma Karaya ini menyediakan jasa pengiriman barang baik pengiriman dari dalam daerah maupun luar daerah. Dalam melaksanakan pengangkutan CV. Isma Karya Medan menggunakan alat transportasi berupa kendaraan truck untuk menyampaikan barang yang diangkut kealamat yang dituju oleh pengirim dan kemudian diserahkan kepada penerima barang. 2. Pengirim, yakni orang perseorangan atau badan hukum yang melakukan perjanjian dengan CV. Isma Karya Medan dalam hal menyelenggarakan pengangkutan barang menuju tempat tujuan yang dialamatkan oleh pengirim barang.

C. Para Pihak dan HakKewajiban Perusahaan Angkutan Barang dan Pengirim

Pelaksanaan atau penyelenggaraan perjanjian pengangkutan sudah tentu terdapat hak dan kewajiban antara pengangkut barang dan pengirim barang.Hak dan kewajiban lahir karena suatu akibat dari adanya kesepatan antara satu pihak dengan pihak lainnya.Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari Universitas Sumatera Utara teori deontologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban. 40 Menurut perumusan termasyur dari Immanuel Kant yang sudah kita kenal sebagai orang yang meletakkan dasar filosofis untuk deontologi, manusia merupakan suatu tujuan pada dirinya an end in itself. Karena itu manusia selalu harus dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh diperlakukan semata-mata sebagai sarana demi tercapainya suatu tujuan lain. Malah bisa dikatakan, hak dan kewajiban bagaikan dua sisi dari uang logam yang sama. Dalam teori etika dulu diberi tekanan terbesar pada kewajiban, tapi sekarang kita mengalami keadaan sebaliknya, karena sekarang segi hak paling banyak ditonjolkan. Biarpun teori hak ini sebetulnya berakar dalam deontologi, namun sekarang ia mendapat suatu identitas tersendiri dan karena itu pantas dibahas tersendiri pula. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu teori hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Teori hak sekarang begitu populer, karena dinilai cocok dengan penghargaan terhadap individu yang memiliki harkat tersendiri. Karena itu manusia individual siapapun tidak pernah boleh dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan yang lain. 41 Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb, kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk 40 Pengertian Contoh dari Etika Teleologi, Deontologi, Teori Hak, Teori Keutamaan,http:r4hm190.wordpress.com20111011pengertian-contoh-dari-etika- teleologi-deontologi-teori-hak-teori-keutamaan, terakhir diakses tanggal 22 maret 2014. 41 Hak, http:id.wikipedia.orgwikiHak, terakhir diakses tanggal 22 Maret 2014. Universitas Sumatera Utara menuntut sesuatu, derajat atau martabat. 42 Terkadang kita sering mendengar kata hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari. hak seorang manusia merupakan fitrah yang ada sejak mereka lahir.Ketika lahir, manusia secara hakiki telah mempunyai hak dan kewajiban. Tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda, tergantung pada misalnya, jabatan atau kedudukan dalam masyarakat.Artinya adalah hak dilihat sebagai keseluruhan undang-undang, aturan-aturan dan lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan masyarakat demi kepentingan umum.Pada akhir abad pertengahan ius dalam arti subjektif, bukan benda yang dimiliki seseorang, yaitu kesanggupan seseorang untuk sesuka hati menguasai sesuatu atau melakukan sesuatu.Akhirnya hak pada saat itu merupakan hak yang subjektif merupakan pantulan dari hukum dalam arti objektif.Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang sangat. Kewajiban dibagi atas dua macam, yaitu kewajiban sempurna yang selalu berkaitan dengan hak orang lain dan kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait dengan hak orang lain. Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan, sedangkan kewajiban tidak sempurna berdasarkan Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan sesuatu hal yang harus dilaksanakan. Dalam perjalanan sejarah, tema hak relatif lebih muda usianya dibandingkan dengan tema kewajiban, walaupun sebelumnya telah lahir. Tema hak baru lahir secara formal pada tahun 1948 melalui Deklarasi HAM PBB, sedangkan tema kewajiban bersifat umum telah lebih dahulu lahir melalui ajaran agama di mana manusia berkewajiban menyembah Tuhan, dan berbuat baik terhadap sesama. 42 Pusat Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008 hlm.502 Universitas Sumatera Utara moral.hak merupakan sesuatu yang urgen dalam kehidupan ini.setiap orang berhak mendapatkan hak setelah memenuhi kewajiban. 43 Masalah angkutan selalu berkaitan dengan politik, sosial dan ekonomi.Oleh sebab itu perlu adanya pengaturan tentang kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab seorang pengangkut baik dalam menyelenggarakan pengangkutan orang maupun barang. Mengenai pengangkutan ini ada yang diatur dalam KUHD maupun KUHPerdata, yang diatur dalam KUHD yaitu hanya pengangkutan dengan kapal laut, sedangkan mengenai pengangkutan dengan kereta api, kendaraan bermotor, maupun pengangkutan udara diatur dalam pengaturan tersendiri, kalau dilihat dalam KUHD hanya dijumpai ketentuan mengenai angkutan dilaut, dimana hal ini diatur dalam Buku II nya sebagai bagian dari hukum laut. 44 Pengusaha pengangkutan menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1994 adalah pengusaha kendaraan umum yang berupa pengusaha bis umum untuk pengangkutan orang berdasarkan izin yang diberikan oleh yang berwenang menurut undang-undang tersebut. Dalam Undang- Undang Nomor 26 Tahun 1994 terdapat ketentuan bahwa: 45 1. Pengusaha kendaraan umum bertanggung jawab terhadap kerugian- kerugian yang diderita oleh penumpang serta kerusakan-kerusakan barang yang berada didalam kendaraan tersebut, kecuali jika ia dapat membuktikan, bahwa kerugian itu terjadi diluar kesalahannya atau kesalahan pegawainya. 43 Hak, http:id.wikipedia.orgwikiHak, terakhir diakses tanggal 22 Maret 2014. 44 Ridwan Sarwedy Girsang, Tanggung Jawab Ekspeditur Pengangkutan Barang Melalui Darat Dari Segi Keperdataan, Skripsi, Pematangsiantar: Fakultas Hukum Universitas Simalungun, 2012, hlm. 18. 45 Pasal 24 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1994 Universitas Sumatera Utara 2. Ketentuan dalam ayat 1 tidak berlaku, jika kerugian dan kerusakan tersebut terjadi karena tidak sempurna pembungkusan barang yang diangkut, dengan ketentuan bahwa hal tersebut telah diberitahukan kepada si pengirim sebelum pengangkutan dimulai. Menurut penjelasan Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1994, ketentuan tersebut berlaku bagi semua pengusaha kendaraan umum baik kendaraan bermotor maupun tidak seperti gerobak, kereta dan becak. Selanjutnya dijelaskan bahwa pengertian pembungkusan termasuk cara mengikat, menutup, cara membungkus dan sebagainya. Jika dilihat ketentuan Pasal 24 Undang- Undang ini jelaslah bahwa seorang pengangkut bertanggung jawab atas para penumpang serta barang-barang yang diserahkan padanya sejak barang itu diterima sampai barang itu diserahkan ditempat tujuan tertentu kepada si penerimanya.Segala kerusakan atas barang atau kerugian itu terjadi diluar kesalahannya atau kesalahan para karyawan yang bekerja padanya. Akan tetapi, kerugian-kerugian ataupun kerusakan-kerusakan yang terjadi karena tidak sempurnanya pembungkusan barang yang diangkut atau kurang baiknya cara mengikat barang, cara menutup botol atau cara membungkus yang tidak baik dan sebagainya tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada pengangkut asal saja hal ini telah diberitahukan terlebih dahulu kepada si pengirim barang. Kewajiban si pengangkut diatur dalam Pasal 25 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1994 yang menetapkan bahwa pengusaha kendaraan umum dan pegawainya harus mengangkut orang dan barang setelah dinyatakan keinginan untuk diangkut dengan pembayaran biaya menurut tarif yang telah ditetapkan Universitas Sumatera Utara menurut undang-undang. Mengenai kewajiban-kewajiban dari pengusaha pengangkutan serta kewajiban penumpangnya dan juga cara mengangkut orang dan barang dengan kendaraan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1994. Kewajiban pengangkut menurut Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1995 dalam Pasal 3 disebutkan: 1. Iuran wajib harus dibayar bersama dengan pembayaran biaya pengangkutan penumpang kepada pengusaha alat angkutan penumpang umum yang bersangkutan. 2. Pengusaha pemilik alat angkutan penumpang umum yang bersangkutan wajib memberi pertanggungjawaban seluruh hasil pungutan iuran wajib para penumpangnya dan menyetorkan nya kepada perusahaan, setiap bulan selambat-lambatnya pada tanggal 27 secara langsung atau melalui bank atau pun badan asuransi lain yang ditunjuk oleh Menteri menurut cara yang ditentukan oleh Direksi Perusahaan. Dalam Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1994 ditetapkan bahwa pengusaha kendaraan umum bertanggung jawab terhadap kerugian- kerugian yang diderita oleh penumpang serta kerusakan-kerusakan barang yang berada didalam kendaraan tersebut, kecuali jika pengusaha kendaraan umum pengangkut dapat membuktikan bahwa kerugian itu terjadi diluar kesalahannya atau pegawainya. Kejadian-kejadian yang dapat dibuktikan disini adalah kejadian- kejadian atau peristiwa-peristiwa yang merupakan kesalahan dari pihak Universitas Sumatera Utara lainmisalnya kesalahan expeditur, cacat pada barang itu sendiri maupun keadaan memaksa overmacht. Jika kesalahan kelalaian yang terjadi karena kesalahan expeditur atupun pegawai dari expeditur, maka expeditur kiranya sendiri yang harus bertanggung jawab atas segala kerusakan dan kerugian.Sedangkan mengenai cacat ini dimaksudkan disini adalah sifat pembawaan eigenschap dari barang itu sendiri, yang menyebabkan rusak, terbakarnya barang dalam perjalanan maupun busuk sebelum sampai ditempat tujuan. Unsur ketiga yang dapat dipakai sebagai alasan bagi pengusaha kendaraan umum untuk menolak tuntutan pemilikpengirim barang adalah keadaan memaksa overmacht, force majeure. Mengenai pengertian overmacht tidak duraikan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1994, maka untuk itu kita dapat lihat dalam Pasal 91 dan 92 KUH Dagang dan juga dalam rumusan Pasal 1244 KUH Perdata yang menggunakan istilah “sebab yang tidak diduga semula” vreemde oorzaak. Bila sebab yang tidak dapat diduga semula itu berhasil dibuktikan, maka pengusaha kendaraan umum atau pengangkut dibebaskan dari tanggungjawabnya. Melihat banyaknya resiko dalam melaksanakan pengangkutan, seringkali pengangkut mengasuransikan barang muatannya, ataupun dapat diadakan pembatasan-pembatasan sehubungan dengan tanggung jawab pengangkut yang begitu besar. Tetapi bila dilihat dari Pasal 470 KUH Dagang, yang menyatakan bahwa pengangkut dilarang memperjanjikan bahwa dia sama sekali tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang terjadi. Adanya pembatasan ini Universitas Sumatera Utara menurut undang-undang tidak dilarang karena ketentuan ini bukan ketentuan yang bersifat memaksa dwingendrecht. Oleh sebab lahirnya hak dan kewajiban sebagai akibat adanya orang yang mengikatkan diri dalam perjanjian pengangkutan antara pengangkut barang dan pengirim, maka adapun hak dan kewajiban masing-masing pihak yakni: 1. Hak pengangkut barang 46 a. Menerima pembayaran dari pengirim atas penyelenggaraan pengangkutan barang ke alamat yang dituju. b. Menerima informasi yang jelas dan disertai dokumen pendukung mengenai jenis, berat, barang yang akan dimuat dan dikirim ke alamat yang dituju. c. Pengangkut barang berhak memeriksa kelebihan muatan dan meminta biaya tambahan apabila terdapat kelebihan muatan tonase. d. Pengangkut barang berhak menolak pengiriman barang apabila barang yang akan dikirim melanggar ketentuan undang-undang, misalkan terdapat dokumen pendukung yang tidak lengkap yang patut diduga merupakan hasil kejahatan. 2. Kewajiban pengangkut barang 47 a. Perusahaan pengangkut barang wajib memberikan surat angkutan kepada pengirim yang dilengkapi dengan hari, tanggal, bulan, tahun, jumlah muatan, jenis muatan, rincian biaya yang ditandatangani oleh 46 Hasil Wawancara Pada CV. Isma Karya Medan, tanggal 25 Februari 2014. 47 Hasil Wawancara Pada CV. Isma Karya Medan, tanggal 25 Februari 2014. Universitas Sumatera Utara pengirim dan diberikan cap atau stempel, sebagai bukti telah disetujuinya pelaksanaan pengangkutan barang. b. Pengangkut barang berkewajiban memeriksa kelengkapan dokumen pendukung dari barang yang akan dikirim pada saat memuat barang kedalam kendaraan dan memeriksa ulang barang yang dikirim ketika sudah sampai ketempat tujuan atau pada saat bongkar barang. c. Pengangkut barang berkewajiban memeriksa kondisi kendaraan pengangkut dalam keadaan baik atau tidak. Ketika dijumpai kendaraan tidak layak jalan maka pengangkut barang wajib memperbaiki kendaraan baik dari segi keadaan mesin, bahan bakar, pelumas, dan alat-alat penggerak lainnya sehingga kendaraan pengangkut tersebut dalam keadaan layak jalan. d. Perusahaan pengangkut diwajibkan memeriksa keadaan dan kondisi pengemudi baik secara jasmani maupun rohani. Dalam arti lain perusahaan pengangkut diwajibkan memantau pengemudinya apakah pengemudi tersebut mabuk, mengantuk, keletihan, atau dalam pengaruh obat-obatan terlarang. e. Pengangkut barang dalam perjalanan berkewajiban menjaga barang yang akan dikirim dalam keadaan baik, tidak ada yang hilang atau rusak, dan sampai dengan selamat pada alamat yang ditujukan. f. Perusahaan pengangkut wajib memberikan ganti rugi jika dalam perjalanan pengiriman barang terdapat kerusakan, kehilangan, Universitas Sumatera Utara musnahnya barang baik dari akibat kelalaian pengemudi maupun karena hal-hal diluar dugaan. 3. Hak pengirim barang 48 a. Menerima tanda bukti pengiriman barang yang dilengkapi dengan hari, tanggal, bulan, tahun, jumlah muatan, jenis muatan, rincian biaya yang ditandatangani oleh pengirim dan diberikan cap atau stempel, sebagai bukti telah disetujuinya pelaksanaan pengangkutan barang. b. Pengirim berhak menerima informasi mengenai berapa lama barang yang dikirim akan sampai, jenis kendaraan yang digunakan dalam pengiriman barang, dan berapa rincian biaya yang dikenakan. c. Pengirim barang berhak mendapati barang yang akan dikirimnya tetap dalam keadaan baik, tidak ada yang hilang atau rusak dan barang yang dikirim selama dalam perjalanan dan barang tersebut selamat sampai kepada alamat yang dituju oleh pengirim. d. Pengirim barang berhak menuntut ganti rugi atas kehilangan, kerusakan, atau musnahnya barang yang dikirim selama dalam perjalanan yang disebabkan oleh kelalaian pengemudi atau sebab- sebab lain. 4. Kewajiban pengirim 49 a. Memberikan uang kepada perusahaan pengangkut dengan segala rincian biayanya sebesar Rp. 2.500.000, sebagai biaya pengangkutan barang ke alamat yang dituju oleh pengirim. 48 Hasil Wawancara Pada CV. Isma Karya Medan, tanggal 25 Februari 2014. 49 Hasil Wawancara Pada CV. Isma Karya Medan, tanggal 25 Februari 2014. Universitas Sumatera Utara b. Memberikan dokumen pendukung dari barang-barang yang akan dikirim ke alamat tujuan. c. Memberikan informasi yang jelas mengenai jenis barang, berat barang yang akan dikirim d. Pengirim juga berkewajiban memeriksa ulang apakah keadaan barang masih dalam keadaan baik, utuh tidak ada yang hilang ketika proses pemuatan barang yang akan dikirim ketempat tujuan. Hak dan kewajiban diatas merupakan implementasi dari sebab akibat adanya persetujuan pelaksanaan pengangkutan barang antara pengangkut barang dengan pengirim barang.Dalam melaksanakan hak dan kewajibannya para pihak diharuskan lebih memperhatikan bagian atau porsinya masing-masing, agar dalam pelaksanaannya nanti terciptalah rasa keadilan dan keseimbangan antara para pihak yang mengikatkan dirinya dalam perjanjian pengangkutan tersebut. Universitas Sumatera Utara 61

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERJANJIAN ANGKUTAN ANTARA

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Dalam Penyelenggaraan Angkutan Darat (Studi Pada PT Bintang Rezeki Utama Jakarta)

5 109 87

Pelaksanaan Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Perusahaan Angkutan Darat Di Kota Medan (Studi Di Perusahaan Pengangkutan Barang CV. Asi Murni)

1 37 159

Analisis Yuridis Perjanjian Asuransi Jiwa Melalui Telemarketing Ditinjau Dari Aspek Hukum Perikatan (Studi Pada Asuransi Jiwa BNI Life)

9 94 142

Evaluasi Karakteristik Operasional Angkutan Umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) (Studi Kasus : PO.DATRA dan CV.PAS Trayek Medan-Sidikalang)

4 34 149

Analisis Hukum Terhadap Perjanjian Angkutan Antara Perusahaan Angkutan Barang Dengan Pengirim Melalui Angkutan Darat (Studi Pada CV. Isma Karya Medan)

0 0 9

Analisis Hukum Terhadap Perjanjian Angkutan Antara Perusahaan Angkutan Barang Dengan Pengirim Melalui Angkutan Darat (Studi Pada CV. Isma Karya Medan)

0 0 1

Analisis Hukum Terhadap Perjanjian Angkutan Antara Perusahaan Angkutan Barang Dengan Pengirim Melalui Angkutan Darat (Studi Pada CV. Isma Karya Medan)

0 0 14

Analisis Hukum Terhadap Perjanjian Angkutan Antara Perusahaan Angkutan Barang Dengan Pengirim Melalui Angkutan Darat (Studi Pada CV. Isma Karya Medan)

0 0 28

Analisis Hukum Terhadap Perjanjian Angkutan Antara Perusahaan Angkutan Barang Dengan Pengirim Melalui Angkutan Darat (Studi Pada CV. Isma Karya Medan)

0 0 3

ASPEK HUKUM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG DALAM PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DARAT (

0 2 9