BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2015 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2. Prosedur Penelitian 3.2.1. Pemeriksaan dan Persiapan Kultur BAL PG 7
Bakteri asam laktat isolat PG 7 merupakan hasil isolasi dari saluran pencernaan ikan nila Sitinjak, 2015terlebih dahulu disubkultur dalam 10 ml
MRSB dan diinkubasi pada suhu 37 °C selama 24 jam. Pemeriksaan kemurnian kultur dilakukan melalui pemeriksaan morfologi secara mikroskopik dengan
metode pewarnaan Gram dan uji katalase. BAL adalah kelompok bakteri Gram positif dan katalase negatif. Pemanenan kultur dilakukan dengan menumbuhkan
kembali BAL PG 7dalam 10 ml MRSB selama 24 jam pada suhu 37 °C. Satu ml dari kultur diinokulasikan pada 100 ml MRSB, yang digunakan sebagai kultur
antara. Sebanyak 10 ml kultur antara ditumbuhkan pada 1000 ml MRSB 1:100 yang digunakan untuk produksi biomassa
Harmayani et al. 2001
dengan modifikasi pada media. Selanjutnya biomasa dipanen pada akhir fase logaritmik
kultur berumur 18 jam Sitinjak, 2015. Sel dipanen dengan cara sentrifugasi pada kecepatan 5000 xg selama 10 menit pada 4 °C, dan dicuci dengan PBS
Phospate Buffered Saline sebanyak 3 kali
Li et al. 2009
dengan modifikasi.
3.2.2 Enkapsulasi Sinbiotik dengan Teknik Ekstrusi
Pelet bakteri yang diperoleh dilarutkan ke dalam 100 ml campuran susu skim 2 bv, gliserol 5 vv, inulin 2 bv dan CaCO
3
0,1 bv, diperangkap selama 45 menit di dalam 100 ml larutan alginat steril dengan
konsentrasi 3 bv. Campuran tersebut diteteskan pada CaCl
2
0,1 M steril
Universitas Sumatera Utara
menggunakan syringe23G x 1¼ 0,60 x 32 mm dengan jarak tetes ±10 cm dan dilakukan pengadukan 150-200 rpm menggunakan magnetic stirrer. Pengerasan
mikrokapsul dilakukan selama satu jam Li et al. 2009. Mikrokapsulyang dihasilkan kemudian disaring dan dibilas dengan NaCl 0,85 steril untuk
mendapatkan struktur yang kompak. Mikrokapsulbasah dimasukkan ke dalam wadah steril. Penghitungan jumlah sel yang terenkapsulasi dalam
mikrokapsulmengacu pada metode Sheu dan Marshal 1993. Sebanyak 1 gram mikrokapsul basah disuspensikan ke dalam PBS 0,1 M; pH 7,1 dan dicukupkan
volumenya hingga 10 ml, lalu dihomogenkan dengan vorteks selama 30 menit dan diencerkan berseri menggunakan garam fisiologis. Sebanyak 1 ml dari
pengenceran diinokulasikan pada MRS agar dengan metode tuang, diinkubasi pada suhu 37 °C selama 48 jam dan dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ukuran dan bentuk mikrokapsul. Penghitungan efisiensi enkapsulasi adalah sebagai berikut:
EE = Xt
Xi ×100
EE = Efisiensi Enkapsulasi
Xt = Jumlah sel bakteri terenkapsulasi log CFU g
-1
Xi = Jumlah sel bakteri inisial yang akan dienkapsulasi log CFU g
-1
3.2.3. Pengeringan Mikrokapsul
Pengeringan dilakukan dengan metode hot air oven pada suhu 40 °C. Waktu pengeringan dilakukan hingga dicapai jumlah sel bakteri yang cenderung stabil
sebelum akhirnya mengalami penurunan. Mikrokapsul disebarkan ke dalam cawan petri steril kemudian dimasukkan ke dalam oven bersuhu 40 °C. Setiap 30
menit dilakukan penghitungan jumlah sel dan penimbangan mikrokapsul. Penimbangan mikrokapsul dilakukan untuk mengetahui kadar air setelah proses
pengeringan. Penghitungan kadar air mikrokapsul adalah sebagai berikut:
Kat= MBt-MBK
MBt ×100
Universitas Sumatera Utara
Kat = Kadar air mikrokapsul pada jam ke-t
MBt = Massa mikrokapsul pada jam ke-t gram MBK = Massa kering dry matter mikrokapsul 105 °C gram
t = Waktu lama pengeringan menit
Sebelum dan setelah proses pengeringan dilakukan penghitungan jumlah sel terenkapsulasi untuk menguji pengaruh enkapsulasi terhadap ketahanan atau
viabilitas sel selama proses pengeringan. Penghitungan jumlah sel yang bertahan setelah proses pengeringan dilakukan dengan mensuspensikan 1 gram
mikrokapsul kering ke dalam PBS 0,1 M, pH 7,1 dan dicukupkan volumenya hingga 10 ml lalu dihomogenkan dengan vorteks selama 30 menit hingga
mikrokapsul hancur dan diencerkan berseri menggunakan garam fisiologis. Sebanyak 1 ml dari pengenceran diinokulasikan pada MRS agar dengan metode
tuang dinkubasi pada suhu 37 °C selama 48 jam dan dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh Sheu dan Marshal, 1993.
3.2.4 Uji Viabilitas Sinbiotik Terenkapsulasi pada Suhu dan Masa Simpan