Trombosit Gambaran Mean Platelet Volume Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Rawat Inap Di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2014

Universitas Sumatera Utara ketonuria yang jelas juga dapat mengakibatkan dieresis osmotik dengan hasil akhir dehidrasi dan kehilangan elektrolit.Pasien dapat menjadi hipotensi dan mengalami syok. Akhirnya, akibat penurunan penggunaan oksigen otak, pasien akan mengalami koma dan meninggal. 2. Komplikasi Kronik Komplikasi vaskular jangka panjang dari diabetes melibatkan pembuluh- pembuluh kecil mikroangiopati dan pembuluh-pembuluh sedang dan besar makroangiopati.Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina retinopati diabetik, glomerulus ginjal nefropati diabetik dan saraf-saraf perifer neuropati diabetik, dan otot-otot serta kulit.Makroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatologis berupa aterosklerosis.Gabungan dari gangguan biokimia yang disebabkan oleh insufisiensi insulin dapat menjadi penyebab jenis penyakit vaskular ini. Gangguan-gangguan ini berupa : 1 penimbunan sorbitol dalam intima vaskular, 2 hiperlipoproteinemia, dan 3 kelainan pembekuan darah. Pada akhirnya, makroangiopati diabetik ini akan mengakibatkan penyumbatan vaskular.

2.2. Trombosit

2.2.1. Produksi Trombosit Trombosit dihasilkan dalam sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit. Prekursor megakariosit- megakarioblast muncul melalui proses diferensiasi dari sel induk hemopoetik. Megakariosit mengalamipematangan dengan replikasi inti endomitotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dnegan penambahan lobus inti menjadi kelipatan duanya.Pada berbagai stadium dalam perkembangannya paling banyak pada stadium inti delapan, sitoplasma menjadi granular dan trombosit dilepaskan.Interval waktu semenjak diferensiasi sel induk manusia sampai produksi trombosit berkisar 10 hari. Trombopoetin adalah pengatur utama produksi trombosit dan dihasilkan di hati dan ginjal Price dan Wilson, 2002. Universitas Sumatera Utara 2.2.2. Struktur Trombosit Glikoprotein permukaan sangat penting dalam reaksi adhesi dan agregasi trombosit yang merupakan kejadian awal yang mengarah pada pembentukan sumbat trombosit selama hemostasis. Adhesi pada kolagen difasilitasi oleh glikoprotein Ia GPIa. Glikoprotein Ib dan IIbIIIa penting dalam perlekatan trombosit pada factor Von Willebrand VWf dan karenanya juga perlekatan pada subendotel vaskular. Tempat pengikatan untuk IIbIIIa juga merupakan reseptor untuk fibrinogen yang penting dalam agregasi trombosit-trombosit.Price dan Wilson, 2002. 2.2.3. Fungsi Trombosit Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respons hemostasis normal terhadap cedera vaskular.Tanpa, trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil.Reaksi trimbosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas prokoagulannya sangat penting untuk fungsinya. Price dan Wilson, 2002 2.2.4. Mean Platelet Volume MPV Mean Platelet Volume MPV atau ukuran trombosit merupakan marker dari fungsi trombosit dimana trombosit yang lebih besar secara potensial lebih reaktif karena memiliki granul yang lebih padat, respon agregasi terhadap ADP dan kolagen yang lebih besar, dapat melepaskan serotonin dan β-tromboglobulin, dan dapat memproduksi tromboxane A2 TXA2 yang lebih banyak dibandingkan dengan ukuran trombosit yang lebih kecil. Ini semua dapat memproduksi efek pro-koagulan dan dapat menyebabkan komplikasi vaskular trombotik. Kodiatte et al, 2012. Nilai normal MPV adalah berdiameter 8-10 fL SI Unit.Mean Platelet Volume MPV akan meningkat pada beberapa penyakit, seperti Diabetes Mellitus, leukemia, SLE, penyakit katup jantung, hipertiroid, rheumatic heart disease. Sedangkan, MPV akan menurun pada penyakit anemia aplastik, hypersplenism, inflammatory bowel disease, dan anemia megaloblastik. Wilson,2008. Universitas Sumatera Utara 2.3. Kaskade Koagulasi Pembekuan darah melibatkan suatu sistem amplifikasi biologik; pada sistem ini zat-zat pencetus yang relatif sedikit secara berurutan mengaktifkan suatu kaskade protein prekursor yang bersirkulasi enzim-enzim faktor koagulasi melalui proteolisis, yang memuncak pada pembentukan thrombin; trombin, dan pada gilirannya, merubah fibrinogen plasma yang terlarut menjadi fibrin.Fibrin merangkap agregat trombosit pada tempat-tempat cedera vaskular dan merubah sumbat hemostatik akhir yang padat dan stabil Price dan Wilson, 2002. Koagulasi diperkirakan dicetuskan secara in vivo oleh faktor jaringan, yang ditemukan pada permukaan jaringan perivaskular, terikat pada koagulasi VII. Hal ini mengaktifkan faktor VII yang kemudian mengaktifkan faktor IX dan X. Aktivasi faktor X menyebabkan dihasilkannya sejumlah kecil thrombin yang mengamplifikasi proses koagulasi dengan mengaktifkan kofaktor V dan VIII. Jalur amplifikasi yang melibatkan faktor VIII dan IX ini mempertahankan peran dominan untuk memperkuat pembentukan faktor X aktif.Thrombin juga mengaktifkan faktor XI, yang meningkatkan produksi faktor IX aktif Price dan Wilson, 2002. Dalam jalur “klasik” yang diformulasikan untuk menjelaskan hasil pengujian koagulasi secara in vitro, pencetusan jalur tersebut memerlukan reaksi kontak antara faktor XII, kalikrein, dan kininogen yang menyebabkan aktivasi faktor XI. Walaupun demikian, tidak adanya perdarahan abnormal pada individu- individu dengan defisiensi herediter faktor-faktor kontak tersebut menunjukkan bahwa reaksi ini tidak diperlukan untk koagulasi fisiologis in vivo Price dan Wilson, 2002. Faktor XI tampaknya tidak berperan dalam pencetusan koagulasi fisiologis.Faktor X aktif bersama dengan kofaktor V pada permukaan fosfolipid dan kalsium mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin menghidrolisis fibrinogen, melepaskan fibrinopeptida A dan B untuk membentuk fibrinogen monomer. Fibrinogen monomer berikatan secara spontan melalui ikatan hydrogen untuk membentuk suatu fibrin polimer yang longgar dan tidak larut.Faktor XIII juga diaktifkan oleh trombin bersama dengan kalsium.Faktor XIII aktif Universitas Sumatera Utara menstabilkan polimer fibrin dengan pembentukan ikatan silang yang terikat secara kovalen Price dan Wilson, 2002.

2.4. Patofisiologi Trombosis