Universitas Sumatera Utara
ketonuria yang jelas juga dapat mengakibatkan dieresis osmotik dengan hasil akhir dehidrasi dan kehilangan elektrolit.Pasien dapat menjadi
hipotensi dan mengalami syok. Akhirnya, akibat penurunan penggunaan oksigen otak, pasien akan mengalami koma dan meninggal.
2. Komplikasi Kronik
Komplikasi vaskular jangka panjang dari diabetes melibatkan pembuluh- pembuluh kecil mikroangiopati dan pembuluh-pembuluh sedang dan
besar makroangiopati.Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina retinopati diabetik,
glomerulus ginjal nefropati diabetik dan saraf-saraf perifer neuropati diabetik, dan otot-otot serta kulit.Makroangiopati diabetik mempunyai
gambaran histopatologis berupa aterosklerosis.Gabungan dari gangguan biokimia yang disebabkan oleh insufisiensi insulin dapat menjadi
penyebab jenis penyakit vaskular ini. Gangguan-gangguan ini berupa : 1 penimbunan sorbitol dalam intima vaskular, 2 hiperlipoproteinemia, dan
3 kelainan pembekuan darah. Pada akhirnya, makroangiopati diabetik ini akan mengakibatkan penyumbatan vaskular.
2.2. Trombosit
2.2.1. Produksi Trombosit Trombosit dihasilkan dalam sumsum tulang melalui fragmentasi
sitoplasma megakariosit. Prekursor megakariosit- megakarioblast muncul melalui proses
diferensiasi dari
sel induk
hemopoetik. Megakariosit
mengalamipematangan dengan replikasi inti endomitotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dnegan penambahan lobus inti menjadi
kelipatan duanya.Pada berbagai stadium dalam perkembangannya paling banyak pada stadium inti delapan, sitoplasma menjadi granular dan trombosit
dilepaskan.Interval waktu semenjak diferensiasi sel induk manusia sampai produksi trombosit berkisar 10 hari. Trombopoetin adalah pengatur utama
produksi trombosit dan dihasilkan di hati dan ginjal Price dan Wilson, 2002.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Struktur Trombosit Glikoprotein permukaan sangat penting dalam reaksi adhesi dan agregasi
trombosit yang merupakan kejadian awal yang mengarah pada pembentukan sumbat trombosit selama hemostasis. Adhesi pada kolagen difasilitasi oleh
glikoprotein Ia GPIa. Glikoprotein Ib dan IIbIIIa penting dalam perlekatan trombosit pada factor Von Willebrand VWf dan karenanya juga perlekatan pada
subendotel vaskular. Tempat pengikatan untuk IIbIIIa juga merupakan reseptor untuk fibrinogen yang penting dalam agregasi trombosit-trombosit.Price dan
Wilson, 2002. 2.2.3. Fungsi Trombosit
Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respons hemostasis normal terhadap cedera vaskular.Tanpa, trombosit, dapat
terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil.Reaksi trimbosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas prokoagulannya sangat
penting untuk fungsinya. Price dan Wilson, 2002 2.2.4. Mean Platelet Volume MPV
Mean Platelet Volume MPV atau ukuran trombosit merupakan marker dari fungsi trombosit dimana trombosit yang lebih besar secara potensial lebih
reaktif karena memiliki granul yang lebih padat, respon agregasi terhadap ADP dan kolagen yang lebih besar, dapat melepaskan serotonin dan β-tromboglobulin,
dan dapat memproduksi tromboxane A2 TXA2 yang lebih banyak dibandingkan dengan ukuran trombosit yang lebih kecil. Ini semua dapat memproduksi efek
pro-koagulan dan dapat menyebabkan komplikasi vaskular trombotik. Kodiatte et al, 2012.
Nilai normal MPV adalah berdiameter 8-10 fL SI Unit.Mean Platelet Volume MPV akan meningkat pada beberapa penyakit, seperti Diabetes
Mellitus, leukemia, SLE, penyakit katup jantung, hipertiroid, rheumatic heart disease. Sedangkan, MPV akan menurun pada penyakit anemia aplastik,
hypersplenism, inflammatory bowel disease, dan anemia megaloblastik. Wilson,2008.
Universitas Sumatera Utara 2.3.
Kaskade Koagulasi
Pembekuan darah melibatkan suatu sistem amplifikasi biologik; pada sistem ini zat-zat pencetus yang relatif sedikit secara berurutan mengaktifkan
suatu kaskade protein prekursor yang bersirkulasi enzim-enzim faktor koagulasi melalui proteolisis, yang memuncak pada pembentukan thrombin; trombin, dan
pada gilirannya, merubah fibrinogen plasma yang terlarut menjadi fibrin.Fibrin merangkap agregat trombosit pada tempat-tempat cedera vaskular dan merubah
sumbat hemostatik akhir yang padat dan stabil Price dan Wilson, 2002. Koagulasi diperkirakan dicetuskan secara in vivo oleh faktor jaringan,
yang ditemukan pada permukaan jaringan perivaskular, terikat pada koagulasi VII. Hal ini mengaktifkan faktor VII yang kemudian mengaktifkan faktor IX dan
X. Aktivasi faktor X menyebabkan dihasilkannya sejumlah kecil thrombin yang mengamplifikasi proses koagulasi dengan mengaktifkan kofaktor V dan VIII.
Jalur amplifikasi yang melibatkan faktor VIII dan IX ini mempertahankan peran dominan untuk memperkuat pembentukan faktor X aktif.Thrombin juga
mengaktifkan faktor XI, yang meningkatkan produksi faktor IX aktif Price dan Wilson, 2002.
Dalam jalur “klasik” yang diformulasikan untuk menjelaskan hasil pengujian koagulasi secara in vitro, pencetusan jalur tersebut memerlukan reaksi
kontak antara faktor XII, kalikrein, dan kininogen yang menyebabkan aktivasi faktor XI. Walaupun demikian, tidak adanya perdarahan abnormal pada individu-
individu dengan defisiensi herediter faktor-faktor kontak tersebut menunjukkan bahwa reaksi ini tidak diperlukan untk koagulasi fisiologis in vivo Price dan
Wilson, 2002. Faktor XI tampaknya tidak berperan dalam pencetusan koagulasi
fisiologis.Faktor X aktif bersama dengan kofaktor V pada permukaan fosfolipid dan kalsium mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin menghidrolisis
fibrinogen, melepaskan fibrinopeptida A dan B untuk membentuk fibrinogen monomer. Fibrinogen monomer berikatan secara spontan melalui ikatan hydrogen
untuk membentuk suatu fibrin polimer yang longgar dan tidak larut.Faktor XIII juga diaktifkan oleh trombin bersama dengan kalsium.Faktor XIII aktif
Universitas Sumatera Utara
menstabilkan polimer fibrin dengan pembentukan ikatan silang yang terikat secara kovalen Price dan Wilson, 2002.
2.4. Patofisiologi Trombosis