Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan Penyakit Kulit pada Pekerja

kesehatannya , sehingga dalam bekerja pekerja yang lebih tua akan memakai APD lengkap dan memiliki personal hygiene yang baik dibandingkan pekerja muda. Selain itu, pekerja usia muda juga memiliki riwayat penyakit kulit.

5.2 Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan Penyakit Kulit pada Pekerja

Pencuci Bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantations Tahun 2016 Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakkukan oleh Mariz terhadap karyawan pencucian mobil di Kelurahan Sukarame Kota Bandar Lampung yang mengatakan bahwa masa kerja memiliki hubungan yang signifikann dengan keluhan penyakit kulit dengan p value 0,046. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fatma dan Hari Suryo Utomo 2007, bahwa pekerja dengan masa kerja yang lebih berpengalaman masa kerja lebih lama cenderung lebih berhati-hati sehingga kemunginan terpajan bahan iritan maupun alergen lebih sedikit. Selain dari faktor kurangnya pengalaman pekerja, pekerja terbiasa bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri yang lengkap, memiliki personal hygiene yang kurang baik dan memliki riwayat penyakit kulit. Hal tersebutlah yang menyebabkan pekerja pencuci bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk dengan masa kerja kurang dari 16 tahun mengalami keluhan penyakit kulit. 5.3 Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Penyakit Kulit pada Pekerja Pencuci Bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantations Tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian Diepgen 2003 bahwa 78 pekerja kontruksi bangunan di Jerman mengalami penyakit kulit akibat kerja, dan 74 diantaranya Universitas Sumatera Utara tidak patuh dalam menggunakan alat pelindung diri. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian antara pemakaian alat pelindung diri dengan keluhan penyakit kulit pada pekerja pencuci bowldisk dimana kedua hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunakan alat pelindung diri memiliki hubungan dengan kejadian keluhan penyakit kulit pada pekerja. Pemakaian alat pelindung diri adalah salah satu cara yang efektif untuk menghindarkan pekerja dari kontak langsung dengan bahan iritan, oleh sebab itu penggunaan alat pelindung diri yang lengkap dan sesuai harus digunakan setiap melakukan pekerjaan untuk melindungi kulit agar tidak kontak langsung dengan bahan iritan. Perkerja yang menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap masih lebih sedikit dibandingkan dengan yang kurang baik dalam memakai APD. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku penggunaan alat pelindung diri oleh pekerja masih kurang baik. Masih banyak pekerja yang melepas alat pelindung diri ketika sedang bekerja. Jika hal ini dilakukan maka kulit menjadi tidak terlindungi dan bahan kimia menjadi lebih mudah kontak dengan kulit. Proses mencuci bowldisk menggunakan bahan kimia asam laurat yang memiliki sifat iritan dimana untuk menghidari pekerja mengalami iritasi pekerja disarankan menggunakan alat pelindung diri seperti : sarung tangan, sepatu boots dan celemek. Para pekerja pencuci bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantations terbiasa bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri yang lengkap tanpa menggunkan sarung tangan. Beberapa pekerja mengatakan bahwa melakukan pencucian dengan menggunakan sarung tangan sangat tidak nyaman. Selain daripada itu pekerja memiliki personal hygiene yang kurang baik serta pekerja Universitas Sumatera Utara memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya. Hal inilah yang juga mempengaruhi adanya keluhan penyakit kulit pada pekerja pencuci bowldisk. 5.4 Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Penyakit Kulit pada Pekerja Pencuci Bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantations Tahun 2016 Penelitian Ruhdiat 2006 mengatakan bahwa proporsi pekerja yang mengalami keluhan penyakit kulit dengan personal hygiene yang tidak baik adalah 85. Kemudian hasil penelitian yang dilakkukan oleh Mariz terhadap karyawan pencucian mobil di Kelurahan Sukarame Kota Bandar Lampung dengan p value 0,030 menunjukan bahwa personal hygiene memiliki hubungan yang signifikann dengan keluhan penyakit kulit. Personal hygiene merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya penyakit kulit akibat kerja. Salah satu hal yang menjadi penilaian adalah masalah mencuci tangan. Kesalahan dalam melakukan cuci tangan dapat menjadi salah satu penyebab misalnya kurang bersih dalam mencuci tangan, sehingga masih terdapat sisa bahan kimia yang menempel pada permukaan kulit. Personal hygiene yang diterapkan oleh pekerja pencuci bowldisk masih kurang baik. Pekerja seharusnya memiliki kesadaran untuk menjaga dan merawat kebersihan dirinya. Hal yang menjadi penilaian adalah mencuci tangan, mencuci kaki dan menganti pakaian setelah bekerja. Kurangnya informasi yang dimiliki oleh pekerja mengenai cara mencuci tangan serta mencuci kaki yang baik dan benar mengakibatkan pekerja membersihkan tangan serta kaki mereka dengan Universitas Sumatera Utara cara yang tidak baik dan pekerja juga terbiasa menyatukan pakaian kerja dengan pakaian sehari-hari pada saat membersihkannya. Faktor lain yang mempengaruhi adanya keluhan penyakit kulit pada pekerja pencuci bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantations dengan nilai personal hygiene yang tidak baik adalah pemakaian alat pelindung diri yang tidak lengkap, masa kerja yang kurang dari 16 tahun serta riwayat penyakit kulit yang dimiliki oleh pekerja. 5.5 Hubungan Riwayat Penyakit Kulit dengan Keluhan Penyakit Kulit pada Pekerja Pencuci Bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantations Tahun 2016 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fatma Lestari dan Hari Suryo Utomo tahun 2007 yang menyatakan adanya hubungan antara riwayat penyakit kulit dengan keluhan penyakit kulit. Kulit yang memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya memiliki kerentanan terhadap terjadinya penyakit kulit lain, karena lapisan kulit telah mengalami kerusakan sebelumnya sehingga bahan kimia lebih cepat masuk ke dalam kulit. Riwayat penyakit kulit dalam penelitian ini merupakan pekerja yang sebelumnya pernah mengalami penyakit kulit akibat kerja. Pekerja yang pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya dapat mejadi salah satu faktor yang menyebabkan pekerja menderita penyakit kulit kembali riwayat berulang Lestari dan Utomo, 2007. Pekerja dengan riwayat penyakit kulit sebelumnya Universitas Sumatera Utara perlu di perhatikan agar penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya tidak dapat timbul kembali. Selain itu pekerja pencuci bowldisk juga memiliki personal hygiene yang kurang baik, tidak memakai alat pelindung diri yang lengkap serta masa kerja dibawah 16 tahun. Hal tersebutlah yang menyebabkan pekerja pencuci bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk dengan riwayat pekerjaan sebelumnya beresiko menimbulkan penyakit kulit akibat kerja mengalami keluhan penyakit kulit. 5.6 Hubungan Riwayat Pekerjaan Sebelumnya dengan Keluhan Penyakit Kulit pada Pekerja Pencuci Bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantations Tahun 2016 Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Imma Nur Cahyawati 2007 pada pekerja nelayan yang bekerja di tempat pelelangan ikan Tanjungsari Kecamatan Rembang dimana hasil penelitian Imma Nur Cahyawati menunjukan adanya hubungan riwayat pekerjaan sebelumnya dengan keluhan penyakit kulit. Pada umumnya pekerja dengan riwayat pekerjaan sebelumnya yang memiliki resiko penyakit kulit akibat kerja lebih berpotensi terkena penyakit kulit akibat kerja. Namun pada kenyataannya berdasarkan hasil penelitian ini, tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit kulit dengan keluhan penyakit kulit pada pekerja pencuci bowldisk di PT. Bakrie Sumatera Plantations,Tbk . Salah satu yang dapat menjadi penyebab pada fenomena ini mungkin saja terjadi Universitas Sumatera Utara apabila pekerja yang memiliki riwayat pekerjaan sebelumnya selalu bekerja dengan menggunakan alat pelindungi diri yang lengkap sehingga bahan kimia yang digunakan dalam proses kerja tidak mengalami kontak langsung dengan kulit pekerja sedangkan pekerja yang tidak memiliki riwayat pekerjaan sebelumnya justru memiliki riwayat penyakit kulit, personal hygiene yang tidak baik serta masa kerja yang kurang dari 16 tahun. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan