Partisipasi dalam Sosialisasi Pilkada
5
Tabel 3.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sosialisasi Pilkada Kabupaten Sleman
No Jawaban
Jumlah Presentase
1 Tidak mengikuti
31 33
2 Kadang-kadang mengikuti
33 36
3 Mengikuti
23 25
4 Selalu mengikuti
7 6
Jumlah 94
100 Sumber : Data primer yang diolah 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 33 31 responden menjawab tidak mengikuti kegiatan sosialisasi Pilkada yang dilakukan oleh KPU.
Sebanyak 36 33 responden mengaku kadang-kadang mengikuti sosialisasi Pilkada. Dan 25 23 responden mengikuti kegiatan sosialisasi dan yang terakhir
sebanyak 7 responden atau sekitar 6 menjawab selalu mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh KPU Sleman.
Angka tersebut menunjukkan fakta bahwa keikutsertaan masyarakat penyandang disabilitas dalam sosialisasi Pilkada silam tergolong rendah dan
belum maksimal. Beberapa kendala yang membuat keikutsertaan rendah salah satunya adalah karena aksesibilitas ke tempat sosialisasi dan juga informasi yang
tidak merata. Beberapa responden bahkan mengaku tidak pernah mengikuti sosialisasi.
Selama ini KPU memang telah gencar melakukan sosialisasi khususnya bagi Penyandang disabilitas di wilayah Sleman. Hal ini dikonfirmasi oleh Indah
Sri Wulandari S.E M.Sc selaku ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Humas KPU Kabupaten Sleman.
“kita sosialisasikan pilkada melalui berbagai LSM yang concern menaungi disabilitas Sleman. Diantaranya PPDI, Pertuni, ITMI, Gerkatin dan Sekolah
6
Semangat Tuli sebulan sekali. Sebelumnya kami juga melakukan audiensi bertepatan dengan Konvensi Masyarakat Sipil Jogja yang mempertemukan tokoh-
tokoh LSM disabilitas” wawancara Komisioner KPU Indah Sri Wulandari S.E M.Sc tanggal 8 Maret 2016
Selain itu sosialisasiuntuk pemilih penyandang disabilitas dibantu oleh 20 dua
puluh orangRelawan Demokrasi yang 6 enam diantaranya merupakan penyandang disabilitas. Hal ini dilakukan dengan harapan agar hak-hak politik
penyandang disabilitas dapatterpenuhi dan terus diperjuangkan karena dinilai mengetahui apayang sesungguhnya dibutuhkan penyandang disabilitas. Akan
tetapi sosialisasi tersebut dirasa kurang maksimal dan tidak representatif mewakili seluruh penyandang disabilitas karena selama ini dari aras lokal pendataan terkait
DPT penyandang disabilitas tidak valid. Hal ini mengakibatkan masih banyak masyarakat penyandang disabilitas tidak menerima sosialisasi dikarenakan
informasi yang minim dan keterjangkauan pihak KPU yang belum merata khususnya target sosialisasi masyarakat difabel diluar organisasi.
Persiapan pemilih dilakukan oleh PanitiaPemilihan Kecamatan PPK dan Panitia Pemungutan Suara PPSyang merupakan panitia pelaksana pemilu yang
dibentuk oleh
KPUKabupatenKota. Selanjutnya data
yang diperoleh
dilaporkankepada KPU Kabupaten untuk ditetapkan sebagai pemilih. “masalahnya ada di pendataan DPT yang dilakukan oleh masing-masing petugas
PPDP ,kadang dalam suatu daerah masih banyak penyandang disabilitas tapi tidak didata mas. Dari Dukcapil, dinsos maupun LSM datanya juga beda-beda,
kita susah menjangkau target untuk melakukan sosialisasi
” wawancara Komisioner KPU Indah Sri Wulandari S.E M.Sc tanggal 8 Maret 2016
7
KPU menyatakan bahwasanya melalui skema sosialisasi lewat organisasi dapat terjadi efek viral dari sesama kalangan disabilitas untuk menyebarluaskan
informasi terkait dengan Pilkada. Akan tetapi pihak PPDI menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan efektif menjangkau masyarakat diluar organisasi. Untuk
mengetahui partisipasi penyandang disabilitas terhadap sosialisasi pilkada dapat dilihat dari tabel berikut.
Grafik 3.1 Jawaban Responden Terhadap Sosialisasi
Pertanyaan: apakah anda mengikuti sosialisasi Pilkada yang dilakukan KPU?