BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada tinjauan pustaka membahas mengenai suku Tionghoa, gigi impaksi dan radiografi panoramik.
2.1 Suku Tionghoa
Perbedaan ras berpengaruh terhadap perbedaan hubungan gigi-gigi antar rahang sebab perbedaan ukuran gigi. Setiap ras ada variasi dalam ukuran lebar 4
mesiodistal gigi yaitu insisivus, kaninus, premolar dan molar. Selain faktor ras, waktu migrasi yang berbeda menyebabkan perbedaan pola hidup dan sistem budaya pada
setiap ras. Ciri-ciri fisik yang bervariasi pada suatu ras akan mempengaruhi ukuran lebar mesiodistal gigi. Ras adalah kelompok manusia yang mempunyai ciri-ciri
jasmaniah tertentu, yang diperoleh karena keturunan sesuai hukum genetik, Manusia dibagi menjadi ras-ras yang tersebar luas, seperti Kaukasoid, Negroid, Mongoloid,
Austramelanesoid dan Australoid. Indonesia merupakan bangsa yang multirasial dan multietnik. Proses mikroevolusi dan pengaruh migrasi rasial di Indonesia
menyebabkan timbulnya berbagai kelompok etnik termasuk Tionghoa. Hanya diduga bahwa migrasi ini tidak besar-besaran, dan dilihat lebih sebagai proses aliran gen
gene flow kedalam populasi asli.
9
Suku Tionghoa berasal dari subras primer Mongoloid dengan ciri-ciri seperti celah mata sipit, lipatan pada kelopak mata jelas, jarak antara mata besar, warna mata
coklat sampai coklat tua, warna kulit kuning gading hingga coklat muda, bibir tipis dan sempit, akar hidung datar, batang hidung lebih tinggi, sayap hidung lebar, rambut
kaku berwarna coklat tua sampai hitam, muka lebih sempit, kepala lebih lonjong dan sempit dengan dahi tegak dan sedikit melengkung. Penelitian yang dilakukan Hashim
Yaacob, dkk. 1996 bahwa ras mongoloid mempunyai molar satu dan molar tiga lebih besar dibanding molar dua. Hal ini bisa mengakibat kekurangan spasi untuk
gigi molar tiga erupsi dan merupakan salah satu sebab terjadi impaksi molar tiga.
9
2.2. Gigi Impaksi
Gigi Impaksi adalah gigi yang gagal erupsi ke dalam lengkung pada jangka waktu yang diperkirakan. Suatu gigi mengalami terpendam akibat gigi tertangga,
lapisan tulang yang padat, atau jaringan lunak yang tebal dan menghambat erupsi. Karena gigi impaksi tidak erupsi, maka akan tertahan seumur hidup pasien, kecuali
dilakukan pembedaan untuk mengeluarkannya. Namun, harus diingat bahwa tidak semua gigi yang tidak erupsi dinyatakan mengalami impaksi. Jadi, diagnosis
gigiimpaksi membutuhkan pemahaman tentang kronologi erupsi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi potensi erupsi.
10
Umumnya, suatu gigi mengalami impaksi akibat lebar lengkung rahang yang kurang dan ruangan yang tersedia lebih kecil dibandingkan dengan lebar total
lengkung gigi. Gigi-geligi yang seringkali mengalami terpendam adalah gigi molar tiga rahag bawah dan atas, gigi kaninus rahang atas dan premolar rahang bawah. Gigi
molar tiga paling sering mengalami impaksi karena merupakan gigi yang paling terakhir erupsi, ruangan erupsi, ruangan erupsi yang dibutuhkannya kurang tersedia.
Sejumlah penelitian mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi potensi erupsi gigi molar tiga. Dua faktor yang dinyatakan paling utama adalah angulasi gigi molar
tiga dan ruang yang tersedia untuk erupsi.
10
2.2.1 Etiologi Gigi Impaksi
Pada umumnya gigi susu mempunyai besar dan bentuk yang sesuai dengan lengkung rahang. Tetapi pada saat gigi susu tanggal tidak terjadi celah antar gigi,
maka diperkirakan akan tidak cukup ruang bagi gigi permanen pengganti sehingga bisa terjadi gigi berjejal dan hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya gigi
impaksi.
11
Gigi impaksi dapat disebabkan oleh tulang yang tebal serta padat, tempat untuk gigi tersebut kurang, gigi tertangga menghalangi erupsi gigi tersebut, adanya
gigi desidui yang persistensi, jaringan lunak yang menutupi gigi tersebut kenyal atau liat, letak benih abnormal seperti horizontal, vertikal, kaudal, distal dan lain-lain serta
daya erupsi tersebut kurang.
12
a. Berdasarkan Teori Mendel
Ada beberapa faktor yang menyebabkan gigi mengalami impaksi, antara lain jaringan sekitar gigi yang terlalu padat, persistensi gigi susu, tanggalnya gigi susu
yang terlalu dini, tidak adanya tempat bagi gigi untuk erupsi, rahang terlalu sempit salah satu orang tua mempunyai rahang kecil, dan salah satu orang tua lainnya bergigi
besar, maka kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi besar, Sebagai akibat dari kondisi tersebut, dapat terjadi kekurangan tempat erupsi gigi
permanen sehingga terjadi gigi impaksi.
11
b. Berdasarkan Kausa lokal dan Kausa Umun