BAB II KEDUDUKAN LEMBAGA PEGADAIAN SEBAGAI LEMBAGA
KEUANGAN
A. Lembaga Pegadaian Sebagai Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, karena kegiatan kredit sudah sangat biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam setiap
sendi kehidupan masyarakat. Defenisi secara umum dari lembaga keuangan tersebut adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana,
menyalurkan dana atau kedua-duanya.
16
Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang berbentuk bank yaitu bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan pemberi
kredit, mempermudah pembayaran dan penagihan, stabilisator moneter dan dinamisator pertumbuhan ekonomi.
Lembaga keuangan dilihat dari jenisnya, terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.
17
16
Kasmir, Op.Cit, hlm. 2.
17
Malayu Hasibuan, Manajemen Perbankan, Jakarta: CV. Haji Magum, 1994, hlm. 9.
Lembaga keuangan bukan bank tidak memiliki cara-cara penghimpunan dana yang selengkap bank, namun pada pokoknya lembaga keuangan bukan bank
mempunyai kegiatan utama yang tidak jauh berbeda dengan Bank. Secara umum kegiatan utama lembaga keuangan bukan bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali pada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Lembaga Keuangan Bukan Bank selanjutnya disebut sebagai LKBB berdasarkan Surat Keputusan Menteri RI No. KEP-38MKIV1972 adalah semua
lembaga badan yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang keuangan yang secara langsung maupun tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-
surat berharga, kemudian menyalurkan dana kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan-perusahaan.
18
1. Sewa Guna Usaha Leasing
Adapun lembaga keuangan bukan bank yang berkembang dalam kegiatan keuangan di Indonesia adalah sebagai berikut :
Sewa guna usaha merupakan Kegiatan pembiayaan kepada badan hukum atau perseorangan dalam bentuk pembiayaan modal. Pembayaran dilakukan dalam
jangka waktu tertentu. 2.
Modal Ventura Modal ventura merupakan suatu bentuk pembiayaan oleh perusahaaan modal
kepada perusahaan kecil yang berupa penyertaan modal untuk jangka waktu sementara. Balas jasa yang didapat adalah bagi hasil jika perusahaan yang
dibiayai mendapat keuntungan dan berbagi kerugian apabila perusahaan tersebut merugi.
3. Anjak Piutang
Anjak Piutang merupakan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan hutang atau tagihan jangka pendek perusahaan
Debitur dan transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.
18
C.S.T. Kansil Dan Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Cet-4, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hlm. 432.
Universitas Sumatera Utara
4. Asuransi
Asuransi merupakan perjanjian dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung meningkatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugiank kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. 5.
Dana Pensiun Dana pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya. 6.
Pegadaian Pegadaian merupakan bentuk lembaga pembiayaan yang melakukan kegiatan
usaha gadai yang diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan rendah yang membutuhkan dana dalam waktu segera.
19
Pegadaian sebagai salah satu lembaga keuangan bukan bank memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Dalam hal ini PT. Pegadaian diharapkan mampu menopang kebutuhan likuiditas dalam usaha kecil dan
menengah UKM.
20
a. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan.
b. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan.
19
http:www.restikajuhasmi.blogspot.com diakses pada tanggal 10 Maret 2016
20
http:kitahebat1.blogspot.co.id201402maklah-lembaga-keuangan-bukan- bank-lkbb. html
diakses pada tanggal 10 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
c. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.
Adapun jenis-jenis pegadaian yang berkembang di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Pegadaian Konvensional
Pegadaian konvensional merupakan suatu lembaga pemerintah yang memberikan uang pinjaman kepada nasabah atas dasar hukum gadai. Pegadaian
konvensional ini sudah tersebar ke seluruh pedesaan. Namun pada jenis pegadaian ini masih menggunakan sistem pencatatan manual, menggunakan
sistem bunga dan tarif jasa simpannya yang cukup besar. b.
Pegadaian Syariah Pegadaian syariah yakni lembaga keuangandevisi dari bentuk pegadaian
dengan memberikan uang pinjaman sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Banyak sekali keuntungan pegadaian syariah ini, antara lain : menggunakan sistem
bagi hasil yang sesuai syariat dan prinsip-prinsip islam, tarif jasa simpan uang tidak terlalu besar, dan biaya administrasinya sangat kecil. Namun, pegadaian syariah ini
masih menggunakan pencatatan yang manual. Perseroan Terbatas Pegadaian dalam menjalankan kegiatan jasa keuangan
dalam memenuhi kebutuhan likuiditas masyarakat umumnya kegiatan jasa keuangan yang dijalankan meliputi 2 hal, yaitu menghimpun dana dan penggunaan dana,
yaitu:
21
a. Penghimpunan dana Funding Product
21
http:restikajuhasmi.blogspot.co.id201301makalah-bank-dan-lembaga- keuangan .html
diakses pada tanggal 12 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya: giro, deposito dan
tabungan sebagaimana perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya untuk melakukan kegiatan usahanya, maka pegadaian memiliki sumber-sumber dana,
sebagai berikut :
22
1 Modal sendiri, terdiri dari:
a Modal awal, yaitu kekayaan Negara diluar APBN.
b Penyertaan modal pemerintah.
c Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak
perusahaan perum pegadaian berdiri. 2
Pinjaman jangka pendek dari perbankan. 3
Bekerjasama dengan pihak ke-3 dalam memanfaatkan aset perusahaan dalam bidang bisnis properti, seperti dalam pembangunan gedung kantor
dan pertokoan dengan sistem BOT, build, operate, dan transfer. 4
Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi. 5
Mengadakan kerjasama dengan lembaga keuangan lainnya, baik perbankan maupun non perbankan
b. Pengguna Dana
Dana yang berhasil dihimpun digunakan untuk mendanai kegiatan PT. Pegadaian antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:
1 Uang kas dan dana likuid lain.
2 Pendanaan kegiatan operasional.
22
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
3 Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan
investaris. 4
Penyaluran dana. 5
Investasi lain. 6
Pinjaman pegawai, kredit yang diberikan kepada pegawai yang berpenghasilan tetap.
Adanya kegiatan gadai yang dilakukan oleh PT. Pegadaian menimbulkan suatu hubungan hukum perikatan yang lahir karena perjanjian antara penerima gadai yang
disini adalah PT. Pegadaian itu sendiri dan juga pemberi gadai yang disini merupakan nasabah dari PT. Pegadaian. Hukum yang mengatur tentang Perjanjian di Indonesia
hingga saat ini masih mengacu pada Burgelijke Wetboek BW atau yang disebut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata.
23
Aturan khusus yang mengatur mengenai perjanjian belum ada ditemukan secara khusus sehingga pengaturan mengenai perjanjian saat ini diatur dalam Buku III
Bab II tentang Perjanjian sesuai dengan Pasal 1313 KUHPerdata merupakan suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih. Beberapa ahli juga memberikan definisi mengenai perjanjian. Sudikno Mertokusumo berpendapat bahwa perjanjian merupakan hubungan hukum antara dua
pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat atau menimbulkan akibat hukum.
24
1. Pasal 1150 sampai dengan 1160 KUHperdata Buku II
Dasar hukum yang digunakan dalam gadai PT. Pegadaian juga berpedomanan kepada:
23
Hapi Saherodji, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Aksara Baru, 1980, hlm. 90.
24
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 1986, hlm. 76.
Universitas Sumatera Utara
2. Pasal 1977 KUHPerdata
3. Pasal 548 ayat 1 KUHPerdata
4. Pasal 582 KUHPerdata
5. Staatblad Stb Nomor 81 Tahun 1928 Pandhuist Reglement
Perseroan Terbatas Pegadaian sebagai badan hukum yang bertindak sebagai pemegang gadai kreditur memiliki wewenang, yaitu :
25
a. Hak retentie
Hak gadai hanyalah ada bilamana pemberi gadai telah menyerahkan benda yang digadaikan. Di dalam hukum pemegang gadai menguasai
benda tersebut sampai tagihannya itu dilunasi hak retentie adalah suatu upaya yang penting untuk mendorong debitur untuk membayar
hutangnya. b.
Hak executie yang dipermudah Secara normal debitur akan memenuhi kewajiban-kewajibannya dan
benda tersebut akan dikembalikan padanya setelah ia melunasi hutangnya. Hak gadai diciptakan dengan maksud adanya kemungkinan debitur tidak
memenuhi kewajiban-kewajibannya. Dalam kasus demikian setiap kreditur berhak untuk memperoleh gati rugi dari harta debitur, tetapi
kreditur yang minta janji suatu hak gadai memperoleh kemungkinan ganti rugi yang lebih mudah. Di dalam beberapa segi, maka pemegang gadai di
dalam memperoleh ganti kerugian mempunyai suatu posisi yang lebih
25
R. Soetojo Prawirohamidjojo Dan Marthalena Pohan, Bab-Bab Tentang Hukum Benda, Cet-1, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984, hlm. 101.
Universitas Sumatera Utara
menguntungkan daripada kreditur lain yang tagihannya tidak dijamin dengan hak gadai.
c. Hak yang didahulukan dalam memperoleh ganti rugi voorang bij verhaal
Kreditur yang mempunyai tagihan yang diperkuat dengan hak gadai untuk mencapai tidak hanya, bahwa ia tidak harus menunggu-nunggu
pembayarannya, akan tetapi dengan cara sederhana dapat melakukan hak excecutie atas benda gadai itu. Di samping itu, bahwa tagihannya itu akan
memperoleh ganti rugi yang paling didahulukan dari hasil benda gadai itu. Pemegang gadai di dalam pembagian hasil executie haknya tidak hanya di
atas kreditur konkuren saja melainkan juga berada diatas kreditur-kreditur yang diberikan preferentie voorang menurut undang-undang.
B. Kedudukan Lembaga Pegadaian sebagai Lembaga Keuangan