3. Barang – Barang yang Dikecualikan Dalam Proses Penyitaan
Menurut ketentuan pasal 15 ayat 1 Undang – Undang Nomor 19 tahun
2000, adalah sebagai berikut :
a. Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang dilakukan oleh penanggung pajak dan keluarga yang menjadi tanggungan.
b. Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta peralatan memasak yang berada dirumah.
c. Perlengkapan penanggung pajak yang bersifat dinas. d. Buku
– buku yang berhubungan dengan jabatan atau pekerjaan penanggung pajak dan alat
– alat yang digunakan untuk pendidikan,kebudayaan dan keilmuan.
e. Peralatan dalam keadaan jalan yang memiliki kegunaan untuk melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari
– hari dengan jumlah seluruhnya tidak melebihi Rp 10.000.000 Sepuluh juta rupiah.
f. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh penanggung pajak dan keluarga.
C. Prosedur Pelaksanaan Penyitaan
Prosedur pelaksanaan penagihan hingga penyitaan tunggakan pajak terhadap wajib pajak orangpribadi OP dikantor pelayanan pajak pratama
Medan Kota.
Universitas Sumatera Utara
Adapun kegiatan tindakan pelaksanaan penagihan pajak hingga penyitaan dikantor pelayananpajak pratama Medan Kota, yaitu :
1. Pengeluaran Surat Teguran
Tindakan pelaksanaan penagihan pajak diawali dengan penerbitan suratteguran oleh pejabat yang berwenang atau kuasa yang ditunjuk oleh
pejabat tersebut. Formulir terguran dibuat dan dikirimkan kepada wajib pajak yang melunasi hutang pajaknya sesudah tanggal hari pelunasan terakhir
tanggal jatuh tempo pembayaran yang telah ditentukan dalam tindakan STP SKPKB SKPKBT SK Pembetulan SK Keberatan Putusan Banding setelah
tujuh hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. Tanggal dan nomor surat teguran serta pelaksanaan pengirimannya harus dicatat padabuku registrasi surat
teguran, buku registrasi tindakan penagihan dan pada tindakan STP SKPKB SK Pembetulan SK Keberatan Putusan Banding. Surat teguran dibuat rangkap
dua, lembar ke-1 asli dikirimkan kepada wajib pajak dan lembar ke-2 yang diterima dari petugas pemegang buku registrasi pengawasan penagihan
disimpan dalam berkas penagihan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.
Surat teguran diterbitkan terhadap penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya, Karena
penanggung pajak tersebut akan menanggung beban tambahan berupa bunga sesuai dengan ketentuan yang berlaku terhadap keterlambatan pembayaran
Universitas Sumatera Utara
tersebut yang tentunya keterlemabtan tersebut atas sepengetahuan dan persetujuan fiskus.
2. Pengeluaran Surat Paksa
Surat paksa kepala daerah “demi keadilan berdasarkan KeTuhanan Yang
Maha Esa”, mempunyai kekuatan dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Penerbitan surat paksa secara sah oleh pejabat berwenang merupakan modal utama bagi pelaksanaan penagihan pajak yang efektif, Karena dengan terbitnya
surat paksa memberikan kewenangan pada petugas penagihan pajak untuk melaksanakan eksekusi langsung parate executie dalam penyitaan atas barang
milik wajib pajak penanggung pajak dan melakukan penjualan langsung atau melalui lelang atas barang
– barang tersebut untuk pelunasan pajak terutang tanpa melalui prosedur di pengadilan terlebih dahulu.
Surat paksa diterbitkan apabila hutang pajak yang masi harus dibayar tidak dilunasi setelah lewat waktu 21 hari sejak diterbitkannya surat teguran,
terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan pajak seketika dan sekaligus dan terhadap penanggung pajak yang tidak memenuhi ketentuan
dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Setelah diteliti dibuku registrasi tindakan penagihan dan buku
pengawasan penagihan, juru sita pajak membuat formulir surat paksa melalui kepala seksi penagihan kasie dan verifikasi meneruskannya kepada kepala
Universitas Sumatera Utara
Kantor Pelayanan Pajak Pratama untuk ditanda tangangi, setelah ditanda tangani, surat paksa dicatat pada buku registrasi pengawasan penagihan dan
pada tindakan STP SKPKB SK Pembetulan SK Keberatan Putusan Banding yang bersangkutan.
Surat paksa sekurang – kurangnya harus memuat nomor dan tanggal
surat paksa, nama dan alamat wajib pajak penanggung pajak, NPWP, NPPKP nomor pengukuhan pengusaha kena pajak, dasar penagihan besarnya utang
pajak dan perintah untuk membayar. Surat diberitahukan oleh juru sita pajak dengan pernyataan dan penyerahan salinan surat paksa kepada wajib pajak
secara langsung. Surat paksa dibebani biaya penagihan sebesar Rp 50.000,00 sesusai dengan peraturan pemerintah nomor 135 tentang tata cara penyitaan
dalam rangka penagihan pajak dengan surat paksa. Surat paksa yang telah dilaksanakan diserahkan kepada kasubsi
penagihan disertai laporan pelaksanaan surat paksa dan diteruskan korlap kepada kasie penagihan dan verifikasi untuk ditanda tangani dan selanjutnya
dimasukkan dalam berkas penagihan wajib pajak penanggung pajak yang bersangkutan dengan terlebih dahulu dicatat tanggal pelaksanaan surat paksa
dalam buku registrasi pengawasan penagihan. Buku registrasi tindakan penagihan, kantor pengawasan tunggkan pajak dan tindakan STP SKPKB
SKPKBT SK Pembetulan SK Keberatan Putusan Banding yang
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan. Utang pajak harus dilunasi dalam jangka waktu 2x24 jam setelah surat diberitahukan oleh juru sita pajak.
3. Pengeluaran Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP
Sebelum surat perintah melakukan penyitaan SPMP dibuat, terlebih dahulu wajib pajak diberitahukan bahwa akan dilakukan penyitaan dengan
menyampaikan surat pemberitahuan akan dilakukan penyitaan. Surat pemberitahuan ini dibuat dan diteruskan kepada kasie penagihan dan verifikasi
untuk diteliti dan diparaf kemudian diteruskan ke kepala KPP untuk ditanda tangani dan dibuat rangkap 2 dua, lembar ke-1 untuk wajib pajak dan lembar
ke-2 untuk arsip berkas penagihan. 3.1 Prosedur pengeluaran SPMP
Apabila setelah 2x24 jam setelah tanggal pemberitahuan surat paksa, wajib pajak masih belum melunasi utang pajaknya, maka dapat dilakukan
penyitaan terhadap harta kekayaan wajib pajak yang bersangkutan segera dilakukan penagihan dengan mengeluarkan SPMP.
Tanggal dan nomor SPMP yang sudah ditanda tangani oleh kepala KPP dicatat dalam buku registrasi pengawasan penagihan, buku registrasi SPMP,
buku registrasi penagihan dan pada tindakan STP SKPKB SKPKBT SK Pembetulan SK Keberatan Putusan banding yang bersangkutan. Asli SPMP
diserahkan pada juru sita hendaknya mengumpulkan dan mempelajari data mengenai kekayaan wajib pajak yang akan disita tersebut. Datanya dapat
Universitas Sumatera Utara
diperoleh antara lain SPT, laporan pemeriksaan pajak dan laporan pelaksanaan surat paksa.
2. Pelaksanaan penyitaan Dalam melaksanakan penyitaan diikuti ketentuan
– ketentuan, antara lain : sita harus diikuti oleh 2 orang saksi warga Negara Indonesia berumur 21
tahun yang dikenal juru sita pajak dan dapat dipercaya. Pertama – tama
menyita barang bergerak, apabila belum mencukupi untuk melunasi utang pajaknya maka disita barang yang tidak bergerak serta biaya pelaksanaannya
sebesar Rp 100.000,00. Untuk barang bergerak juru sita membuat berita acara penyitaan secara
lengkap dan jelas mencantumkan taksiran harga barang, sebab – sebab jika
penyitaan tidak bisa dilakukan serta mencantumkan nama saksi, pekerjaan, dan alamatnya sertaikut menandatanangi berita acara penyitaan serta salinannya.
Berita acara pelaksanaan sita yang sudah dibuat harus disampaikan kepada kasie penagihan korlap paling lama 31 hari sesudah pelaksaanan sita. Barang
– barang yang bergerak yang disita dititipkan pada wajib pajak dan diberitahukan
kepada polisi untuk menjaga barang tersebut. Untuk barang yang tidak bergerak, juru sita juga membuat berita acara
penyitaan yang ditanda tangani oleh juru sita 2 orang saksi serta wajib pajak atau wakilnya. Disamping itu penyitaan barang tak bergerak ini harus
didaftarkan padabadan pertahanan nasional BPN syahbandar kantor
Universitas Sumatera Utara
pengadilan setempat, apabila tanah dan bangunan yang disita belum didaftarkan pada BPN maka pemberitahuan penyitaan dimaksudkan ditunjukan
kepada kantor pengadilan negeri setempat. Hal tersebut dilakukan dengan maksud agar instansi yang bersangkutan mengetahui bahwa barang tersebut
menjadi sitaan atas nama pajak dari pemiliknya. Kemudian berita acara sitaan dibuat dalam rangkap 3, lembar ke-1 asli
diserahkan kepada kasie penagihan dan korlak penagihan untuk digabungkan dalam berkas penagihan wajib pajak yang bersangkutan. Pelaksanaan penyitaan
dicatat pada kartu pengawasan tunggakan pajak.Pada lembar ke-2 salinan untuk ditempatkan ditempat umum atau ditempat
– tempat bergerak dan tidak bergerak kepunyaan wajib pajak disita dan pada lembar ke-3 untuk arsip juru
sita yang bersangkutan. 3. Pencabutan sita
Apabila setelah dilaksanakan penyitaan tetapi belum dilaksanakan lelang. Wajib pajak telah melunasi pajaknya serta biaya pelaksanaannya maka
penyitaan dicabut dengan mengirimkan surat pencabutan sita oleh kepala KPP kepada wajib pajak yang dibuat dalam rangkap 2, lembar ke-1 untuk wajib
pajak dan lembar ke-2untuk arsip seksi penagihan dan verifikasi dan dimasukkan kedalam berkas penagihan wajib pajak yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
4. Lelang
Jika setelah lampau 14 hari sejak tanggal SPMP, wajib pajak belum juga melunasi utang pajaknya maka kepala KPP mengajukan permintaan
tanggal dan tempat pelelangan kepada kantor lelang Negara setempat. 4.1 Pengumuman Lelang
Setelah mendapat kepastian tentang tanggal dan tempat pelelangan akan dilaksanakan, maka juru sita memberitahukan hal tersebut kepada wajib pajak
dengan segera dan secara tertulis dengan menyampaikan surat pemberitahuan akan dilakukan pelelangan kepada wajib pajak.
Apabila surat pemberitahuan akan dilakukan pelelangan setelah diberikan kepada wajib pajak ternyata utang pajak belum dilunasi maka dapat
dilakukan pelelangan atas barang – barang milik wajib pajak yang telah disita.
Juru sita harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk pelelangan tersebut seperti berkas
– berkas penagihan. Setelah hari, jam dan tanggal pelelangan ditentukan maka segera diadakan pengumuman lelang. Tanggal dan
nomor pengumumaman pelelangan dicatat pada buku registrasi yang disediakan, untuk itu jurusita membuat konsep pengumuman lelang dan
meneruskan konsep pengumuman kepada kepala seksi penagihan untuk diiklankan dalam surat kabar media cetak media elektronik dan sebagaiannya.
Apabila wajib pajak melunasi utang pajak serta biaya pelaksanaan setelah pengumuman lelang dimuat seperti: surat kabar media cetak media
Universitas Sumatera Utara
elektronik tetapi sebelum pelaksanaan lelang, maka pengumuman dibatalkan degan memuat iklan pembatalan lelang dalam surat kabar media cetak media
elektronik yang bersangkutan. Pembatalan pengumuman lelang baru dapat dilakukan apabila wajib pajak menunjukan bukti pembayaran utang pajak serta
biaya pelaksanaan serta telah mengganti biaya iklan pengumuman lelang dan pembatalan pengumuman lelang. Tanggal dan nomor dicatat pada buku register
yang disediakan untuk itu. Kemudian pembatalan pengumuman lelang diikalankan dalam surat kabar.
4.2 Pelaksanaan lelang Pada saat melakukan pelelangan, juru sita datang ketempat dimana
barang barang sitaan itu akan dilelang untuk mendampingi juru lelang. Sesaat sebelum pelelangan dimulai sebaiknya jurusita menanyakan kepada wajib
pajak apakah hutang pajaknya akan dilunasi. Seandainya wajib pajak dapat dan melunasi hutang pajaknya serta biaya yang terutang pada pelaksanaan lelang
maka pelelangan dibatalkan danapabila tidak maka pelelangan segera dilakukan.
Wajib pajak berhak untuk menentukan urutan menurut mana barang- barangyang disita akan dilelang. Jika hasil penjumlahan barang telah mencapai
penjumlahan hutang pajak ditambah dengan biaya pelaksanaan maka penjualan tersebut dihentikandan sisa barang dikembalikan dengan segera kepada wajib
pajak. Setelah selesai pelelangan, maka kantor lelang, jurusita atau orang yang
Universitas Sumatera Utara
diserahi untuk menjual barang – barang sitaan melaporkan kepada kelapa KPP
dengan membuat laporan hasil pelaksanaan pelelangan. Laporan juru sita tersebut harus diserahkan kepada kepala KPP Pratama, kepala seksi penagihan,
segera setelah lelang dilaksanakan. Berita acara mengenai pelaksanaan lelang sendiri harus dibuat oleh kantor lelang Negara pada
“risalah lelang” yang merupakan bukti otentik sebagai dasar pendafdataran dan penagihan hak serta
memberikan perlindungan hukum bagi pembeli lelang karena berfungsi sebagai akte jual beli. Setiap tahun Seksi Penagihan membuat laporan penagihan yang
dilakukan oleh petugas penagihan. Laporan ini dibuat triwulan sekali atau 4 kali dalam setahun.
Adapun salah satu faktor penting yang menjadi tolak ukur tingkat kepatuhan wajib pajak adalah masih banyaknya wajib yang tidak memenuhi
kewajiban membayar pajak berdasarkan ketentuan perundang – udangan yang
berlaku. Makin banyak jumlah penunggakan pajak berarti semakin rendah tingkat kepatuhan wajib pajak. Bagaimanapun setiap tahun sektor pajak
semakin meningkat, maka semakin meningkat pula jumlah wajib yang menunggak.
Universitas Sumatera Utara
66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan