51
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. Kendala – Kendala Yang Terjadi Dalam Proses Penyitaan
Dalam peroses penyitaan ada kendala – kendala yang dapat terjadi.
Adapun kendala – kendala yang dapat terjadi yaitu sebagai berikut :
1. Wajib pajak tidak kooperatif Kendala ini dapat dijumpai hamper disetiap level atau tahapan
penyitaan pajak. Wajib pajak yang tidak kooperatif umumnya dijumpai dalam berbagai bentuk, diantaranya adalah:
1.1 alamat wajib pajak yang tidak jelas, sehingga pada saat akan disampaikan surat teguran, surat paksa, dan tindakan lainnya, tidak ditemukan dimana
alamat wajib pajak yang jelas. 1.2 wajib pajak melarang juru sita untuk memasuki tempat wajib, sehingga
perlu meminta bantuan kepolisian. Hal ini tentu menghambat tindakan penyitaan yang akan dilakukan.
1.3 wajib pajak tidak jujur dalam menunjukkan harta kekayaan yang dapat dijadikan asset
2. terbatasnya jumlah tenaga DJP dibandingkan dengan kasus penyitaan yang harus dilakukan
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana diatur bahwa petugas pajak yang dapat melaksanakan penyitaan adala Juru Sita. Juru Sita pajak dalam ketentuan perpajakan adalah
pelaksana tindakan penagihan pajak, pemberitahuan surat paksa, penyitaan, serta penyanderaan. Untuk menjadi Juru Sita diperlukan pelatihan dan
pendidikan khusus, sehingga jumlah Juru Sita tidak sebanding dengan kasus yang memerlukan tindakan penyitaan.
3. Rumitnya masalah perpajakan wajib pajak dapat saja melakukan tindakan antisipasi dan berusaha
untuk menghindar. Tampaknya kejelian, ketelitian, dan kehati – hatian harus
dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam proses penyitaan. 4. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman petugas pajak
Sebagai pihak yang harus menjai pengawas, maka petugas pajak dituntut lebih mahir dibandingkan pihak yang diawasi, yaitu wajib pajak.
Namun kegiatan bisnis dapat berkembang dengan sangat cepat dengan beranekan ragam bentuk dan karakter transaksi. Jika petugas pajak tidak
mengikuti perkembangan yang ada sering kali tiak memahami kejadian substansinya sehingga dapat dikelabuhi oleh wajib pajak yang berniat kurang
baik. Untuk mengatasi masalah yang timbul telah dilakukan upaya antisipasi
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada petugas pajak agar mampu mengalami permasalahan dan dapat terus mengikuti perkembangan dunia
bisnis. Selain itu pelatihan khusus untuk Juru Sita dilakukan secara terus menerus agar jumlah juru sita memenuhi kebutuhan organisasi.
2. System pelatihan secara langsung, misalnya mengikutkan petugas yang junior dalam tim petugas yang lebih pengalaman. Hal ini berguna dalam
mengantisipasi kurangnya pengetahuan dan pengalaman, apalagi selalu dijumpai usaha wajib pajak nakal.
3. Kerja sama yang baik juga dijalin dengan instansi terkait, misalnya Kepolisian, Kejaksaan, Departemen yang membidangi Hukum dan Undang
– undang, Pemerintah daerah setempat, Badan Pertanahan Nasional, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pengadilan Negeri, Bank atau pihak
lain. Kerja sama ini diperlukan untuk memenuhi data yang diperlukan, pencekalan, ataupun data
– data lain yang mendukung untuk kepentingan pajak.
Untuk lebih jelasnya bagaimana tingkat kepatuhan WP, pada KPP Medan Kota tentang laporan kegiatan penagihan yang menunjukkan
perkembangan penunggakkan pajak tahun 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
Tindakan penagihan aktif yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota
No Keterangan
2014 2015
1 Teguran yang terbit
1.831 3.434
2 STP SKP yang dibayar setelah
surat teguran terbit 246
949
3 Surat Paksa
785 2.685
4 STP SKP yang telah dibayar
setelah Surat Paksa 143
785
5 Surat Perintah Melakukan Penyitaan
57 188
6 Pengumuman lelang
- 2
7 Lelang
- 2
Sumber Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, 2016
B. Penyitaan Atas Barang – BarangSitaan